77 sebagai subjek penelitian. Tindakan dalam penelitian ini berupa penerapan
model pembelajaran talking stick untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sebagaimana disusun pada tahap perencanaan.
Berdasarkan perumusan masalah dan langkah penelitian maka data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan tindakan kelas serta
peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil pada siswa kelas X Tata Busana A di SMK N 1 Ngawen. Data dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi keaktifan siswa,
dan tes pencapaian prestasi belajar siswa.
1. Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Ngawen yang berlokasi di Jono, Tancep, Ngawen, gunung Kidul. SMK N 1 Ngawen merupakan salah satu
Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai 4 program keahlian, yaitu tata busana, teknik informasi dan jaringan, teknik kendaraan ringan, dan
teknik alat berat. SMK N 1 Ngawen dipimpin oleh kepala sekolah dengan empat orang
wakilnya, masing-masing wakasek mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya masing-masing yaitu satu sama lain saling berkaitan.
Jumlah tenaga pengajar di SMK N 1 Ngawen kurang lebih 85 orang. SMK N 1 Ngawen merupakan Sekolah Menengah Kejuruan dengan hasil belajar
keahlian tata busana, teknik informasi dan jaringan, teknik kendaraan ringan, dan teknik alat berat.
78
2. Keterlaksanaan Pembelajaran Pemeliharaan Bahan Tekstil di SMK N 1
Ngawen
Pembelajaran pemeliharaan bahan tekstil merupakan sub kompetensi dasar dari standar kompetensi mata diklat memilih bahan baku busana. Mata
pelajaran memilih bahan baku busana merupakan pelajaran produktif yang berisi teori. Kegiatan pelaksanaan kelas teori yang dilakukan di SMK N 1
Ngawen khususnya mata pelajaran memilih bahan baku busana dalam satu kali tatap muka adalah 2 x 45 menit. Waktu untuk pelajaran yang hanya 2
jam pelajaran tidaklah menjamin hasil belajar siswa di SMK N 1 Ngawen akan lebih baik. Sebaliknya, jika tidak dapat menggunakan waktu yang telah
disediakan maka akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang kurang baik atau kurang dari KKM yang ditentukan. Seperti pada siswa kelas X Tata
Busana A di SMK N 1 Ngawen masih banyak siswa yang memiliki hasil belajar jauh dari batas KKM yang telah ditentukan yaitu
≥70. Siswa kelas X Tata Busana A di SMK N 1 Ngawen yang mencapai nilai
KKM hanya berjumlah 9 siswa atau 36. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru, siswa merasa bosan dalam
pembelajaran, siswa cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dikarenakan belum adanya variasi penggunaan
model pembelajaran, Guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga kurang menarik perhatian siswa dan kurangnya bahan ajarmateri
dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat terlihat, perhatian siswa
pada saat kegiatan pembelajaran masih kurang, siswa sibuk mengobrol dengan temannya, bahkan ada beberapa siswa yang membaca buku
79 selain buku pembelajaran yang sedang diajarkan. Selama proses
pembelajaran hampir tidak ada siswa yang aktif untuk bertanya pada guru, bahkan ketika diberi pertanyaan oleh guru, siswa hanya diam saja dan
tidak menjawab pertanyaan guru. Ketika diberi tugas kelompokpun masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi kelompok.
Beberapa permasalahan di atas menyebabkan rendahnya ptestasi belajar siswa.
Salah satu cara meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat
serta media yang mendukungnya. Oleh karena itu, peneliti ingin memperbaiki model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dan menarik untuk
menjawab permasalahan di atas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran talking stick.
3. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Tindakan