21
d. Pengukuran Peningkatan Prestasi Belajar
Profil kompetensi lulusan SMK terdiri dari kompetensi umum dan
kompetensi kejuruan. Masing-masing telah mengacu tujuan pendidikan nasional, Sedangkan kompetensi kejuruan mengacu kepada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. SMK terbagi dalam beberapa bidang keahlian, salah satunya adalah bidang keahlian busana
butik. Setiap bidang keahlian mempunyai tujuan menyiapkan peserta didiknya untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan program
keahlian busana butik adalah membekali peserta didik agar berkompeten dalam bidang busana.
Menurut Nana Sudjana 2011:7 acuan penilaian yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar ada dua cara, yaitu penilaian acuan norma
PAN dan penilaian acauan patokan PAP. Penilaian acuan norma PAN adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata kelompoknya. Penilaian
acuan patokan PAP adalah penilaian penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Dengan demikian, derajat
keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Keberhasilan siswa
ditentukan kriteria, biasanya berkisar antara 75-80 persen. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dalam bentuk tulisan tes tulisan, atau dalam bentuk
perbuatan tes tindakan, Nana Sudjana 2005: 35 . Menurut Hamzah B. Uno dan Satria Koni 2012: 111 tes merupakan seperangkat rangsangan
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
22 jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan skor angka.
Sedangkan menurut Wayan Nurkancana P. P. N. Sunartana 1986: 25 tes merupakan suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku
atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.
Menurut Nana Sudjana 2011: 35 jenis tes tertulis dapat dibagi menjadi dua yaitu tes esai dan tes objektif. Tes esai atau tes uraian terdiri
dari tes uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dar beberapa bentuk yaitu pilihan benar salah, pilihan
berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi. Sedangkan menurut hamzah B. Uno dan satria Koni 2012:
112 bentuk tes tertulis terdiri dari tes objektif dan esai. Bentuk tes objektif dapat berupa tes benar-salah true-false, tes pilihan ganda multiple choice
test. Sedangkan bentuk tes esai tes subjektif dapat berupa bentuk uraian bebas, bentuk uraian terstruktur atau terbatas, bentuk jawaban singkat, dan
melengkapi isian. Mengukur pencapaian kompetensi kognitif pada penelitian ini
menggunakan tes pencapaian kompetensi yaitu berupa tes tertulis pilihan ganda. Menurut Nana Sudjana 2011:48 “Soal pilihan ganda adalah bentuk
tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat”. Bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem yaitu pertanyaan atau pernyataan yang
berisi permasalahan yang akan ditanyakan, option yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban, kunci adalah jawaban yang benar atau yang paling
23 tepat, distractor pengecoh adalah jawaban-jawaban lain selain kunci
jawaban. Menurut Djemari Mardapi 2008:72 pedoman utama dalam pembuatan
butir soal bentuk pilihan ganda antara lain pokok soal harus jelas, pilihan jawaban homogen, panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama, tidak ada
petunjuk jawaban benar, hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua salah, semua pilihan jawaban logis, jangan menggunakan
negatif ganda, kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, bahasa Indonesian yang digunakan baku, letak pilihan jawaban
benar ditentukan secara acak. Sedangkan kompetensi afektif yaitu berupa keaktifan siswa dalam
penelitian ini menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. Menurut Zainal Arifin 2012:153 “Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi observasi dalam pembelajaran dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar persta didik, seperti
tingkah laku peserta didik pada saat belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain.
3. Keaktifan Siswa a.