PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI

POKOK DUNIA TUMBUHAN

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Terbanggi Besar

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh AYU AMALIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Desain penelitian adalah pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar yang diperoleh melalui lembar observasi, dan data tanggapan siswa diperoleh melalui angket, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif berupa penguasaan materi oleh siswa diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji-U pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17.


(2)

Ayu Amalia

iii

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata aktivitas belajar yaitu 80,16% dengan berkriteria tinggi. Peningkatan tampak juga pada semua aspek aktivitas belajar siswa yang diamati, yaitu mengemukakan pendapat (76,19%); mengajukan pertanyaan (77,78%); bekerja sama dengan teman (84,13%); dan bertukar

informasi (82,54%). Rata-rata N-gain penguasaan penguasaan materi pada indikator C1 sebesar 92,86±17,93; dan indikator C3 sebesar 32,71±27,79 tidak berbeda signifikan. Sedangkan indikator C2 sebesar 86,54±24,13 berbeda signifikan. Dengan demikian, model pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, namun tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi Dunia Tumbuhan. Kata kunci: Aktivitas belajar, Penguasaan materi, TGT, Kartu bergambar, Dunia

tumbuhan. .


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI

POKOK DUNIA TUMBUHAN

(Kuasi Eksperimetal Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

Ayu Amalia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 15 September 1989, yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak M.Ali Musa dan Ibu Rosmalina, S.Pd.

Penulis menempuh pendidikan formal dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Bandar Jaya yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Terbanggi Besar diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI 1 Terbanggi Besar diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.


(8)

viii

MOTTO

“Innamal A’malu Bin Niyat”

(HR. Bukhari & Muslim)

“Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana dari pada sebelumnya”

(Alexander Pope)

“Kemarin adalah kenangan, besok adalah impian, dan hari ini adalah kenyataan, maka hargailah waktu dan lakukanlah yang terbaik.”


(9)

vii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan,

limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu berharga dalam hidupku:

Kepada Papaku (M. Ali Musa) dan Mamaku (Rosmalina, S.Pd.)

Terimakasih atas segala do’a, air mata, pengorbanan, kesabaran, tetes keringat, cinta

kasih yang tak terhingga untukku dan yang tak pernah terbalaskan walaupun aku berikan bumi dan langit beserta isinya.

Kepada Suami(R000ahmat Zulfikar)

Kepada Kedua anakku (Teguh Kurniawan dan Gofajar Radho) Kepada Bung (Bripka Ari Tama)

serta Titah (Melia Sari Dewi, S.T., M.T.) Kepada Uda (Alvin Wijaya, S.H.)

Atas segala doa, cinta dan kasih sayang, motivasi serta semangat untuk tetap membuatku terus maju dan bertahan dalam menempuh keberhasilan.

Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang engkau berikan padaku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu.


(10)

x

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan Media Kartu

Bergambar terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X SMA PGRI 1 Lampung Tengah”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak DR. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila. 3. Ibu Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembimbing I, yang telah memberikan saran-saran berharga, motivasi, bantuan, kesabaran, dan

bimbingannya hingga terselesainya skiripsi ini.

5. Ibu Rini Rita T. Marpaung, S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah

membimbing, memberikan motivasi, arahan, dan masukan kepada penulis semasa studi.

6. Bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas, atas segala saran dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak M.K. Sinaga, S.Pd. selaku Kepala SMA PGRI 1 Terbanggi Besar dan Ibu Nur Fadillah, S.Pd., selaku guru mitra, serta semua pihak di SMA PGRI 1


(11)

xi

Terbanggi Besar, yang telah membimbing dan memberikan saran-saran untuk keberhasilan penelitian ini.

8. Siswa-siswi SMA PGRI 1 Terbanggi Besar khususnya kelas X1 dan X2, terima kasih atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian.

9. Keluaraga besarku, mama, papa, suamiku, anak-anakku (teguh dan adho), bung, uda, dan titah semuanya terima kasih banyak atas semua dukungan baik berupa moril maupun materil yang telah engkau berikan kepadaku.

10.Sahabat-sahabatku Makcek Mega, S.Pd., Makcek Soit, S.Pd., terima kasih untuk semua keceriaan dan kesabaran serta motivasinya dan untuk persaudaraan yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah kekalkan persaudaraan kita. Amin. 11.Rekan-rekanku Program Studi Pendidikan Biologi, teman se-angkatan, kakak dan

adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) ... 9

B. Media Kartu Bergambar ... 15

C. Aktivitas Belajar Siswa ... 19

D. Penguasaan Materi Pembelajaran Biologi ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1.Jenis Data ... 32


(13)

xiii F. Teknik Analisis data

1.Uji Normalitas Data.. ... 36

2.Uji Homogenitas Data ... 37

3.Pengujian Hipotesis ... 37

G. Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa ... 38

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model TGT dengan Media Kartu Bergambar ... 39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN 1. Silabus ... 59

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

3. Lembar Kerja Siswa ... 76

4. Kisi-kisi ... 83

5. Soal pretes dan postes ... 87

6. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa ... 91

7. Data nilai pretes, postes dan N-Gain siswa ... 94

8. Data nilai pretes, postes dan N-Gain per indikator ... 95

9. Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model TGT dengan media Kartu Bergambar ... 105

10.Data nilai LKS pertemuan I-II ... 106

11.Hasil analisis data pretes, postes dan N-Gain ... 107

12.Foto penelitian ... 123


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 34

2. Item pernyataan Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model TGT dengan media Kartu Bergambar ... 35

3. Kategori persentase aktivitas belajar siswa ... 39

4. Skor per per jawaban angket tanggapan siswa terhadap model TGT ... 39

5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar ... 40

6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar ... 40

7. Persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 41

8. Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes dan N-Gain ... 43

9. Hasil uji normalitas dan homogenitas N-Gain per indikator ... 45


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat ... 7 2. Mekanisme turnamen dalam pembelajaran TGT ... 13 3. Desain penelitian pretest-posttest kelompok tak ekuivalen ... 28 4. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan model TGT

dengan Media Kartu Bergambar (n = 21) ... 42 5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C1 (LKS Pertemuan 2 Kelas

Eksperimen) ... 50 6. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 (LKSPertemuan 2 Kelas

Eksperimen) ... 51 7. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C3 (LKS Pertemuan 2 Kelas


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Standar Isi Biologi SMA, dikatakan bahwa pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains, sehingga siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar (BSNP, 2006: 451).

Untuk dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, dibutuhkan cara pembelajaran yang mengutamakan kepada aktivitas belajar siswa, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman, 2007: 86). Piaget menegaskan bahwa siswa berpikir sepanjang ia berbuat,tanpa perbuatan maka siswa tidak berpikir. Jadi, agar siswa berpikir maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Siswa harus aktif untuk mendapatkan suatu pengetahuan atau nilai (Sardiman, 2007: 96, 97, 100).


(17)

2

Namun, proses pembelajaran yang diharapkan berbasis pada aktivitas siswa (student centered), kenyataannya masih belum sepenuhnya terlaksana di sekolah. Hasil observasi pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran masih kurang relevan dengan kegiatan belajar yang diharapkan. Misalnya, siswa kurang antusias belajar, respon rendah terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, serta minim interaksi antar siswa yang menyebabkan siswa cenderung individualis saat belajar. Kondisi ini mengakibatkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan berdampak pada penguasaan materi siswa yang kurang optimal. Rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan tahun pelajaran 2012/2013 hanya 59,5 dengan ketuntasan 30%. Nilai tersebut belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 68. Salah satu asumsi penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah siswa kurang berperan aktifnya dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang belum optimal ini diduga karena guru kurang tepat dalam memilih metode dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi Dunia

Tumbuhan. Selama ini, dalam menyampaikan materi Dunia Tumbuhan, guru masih menggunakan metode ceramah tanpa media pembelajaran. Meski pada dasarnya metode ini mentransfer pengetahuan secara utuh pada siswa, namun pada kenyataannya sering membuat siswa sulit berkembang. Pembelajaran hanya terfokus pada guru (teacher centered) dan siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.


(18)

3

Berdasarkan masalah di atas, dirasa perlu inovasi dalam pembelajaran, guna mengoptimalkan aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan, yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Slavin (dalam Parendrarti. 2009: 29), pembelajaran kooperatif menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda untuk meningkatkan hubungan antar kelompok.

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Hal yang menarik dari TGT dan

membedakannya dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya adalah adanya pertandingan. Guru diberi kesempatan untuk menggunakan pertandingan dalam suasana yang positif atau konstruktif. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis yang akan dijawab oleh tiap siswa. Dengan demikian, siswa akan menerima informasi dan materi secara aktif dalam turnamen tersebut, serta memiliki peluang yang besar dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal (Rusman, 2010: 224-225). Agar dapat mengoptimal model pembelajaran, peran media sangat penting terutama untuk menyederhanakan kerumitan materi seperti materi Dunia Tumbuhan. Menurut Piaget diperlukan permainan dan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman dengan klasifikasi dan seriasi seperti permainan kartu (Gredler, 1994: 345). Dalam kartu terdapat gambar yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan mendapatkan dan menampilkan benda asli seperti


(19)

4

tumbuhan lumut dan paku dalam kelas. Gambar memiliki sifat universal, mudah dimengerti dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa (Rahadi dalam Tang, 2008: 177).

Hasil penelitian Sulaseh (2012: 70) membuktikan penggunaan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi pokok Ekosistem kelas VIIE MTS Negeri Surakarta II. Tang (2008: 185) juga membuktikan adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan media Kartu Bergambar pada siswa kelas V SDN 274 Mattirowalie Wajo.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan oleh siswa kelas X semester genap SMA PGRI 1 T.P 2013/2014. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan?

2. Apakah penerapan model TGT dengan media kartu bergambar dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia tumbuhan?


(20)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan. 2. Pengaruh model pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar

terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam mengoptimalkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi Dunia Tumbuhan melalui model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran melalui model TGT dengan media kartu bergambar dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa, sehingga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi Dunia Tumbuhan.

3. Bagi Guru Mitra

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai proses pembelajaran melalui model TGT dan media kartu bergambar, sehingga dapat dijadikan alternatif bagi guru guna mengoptimalkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi Dunia Tumbuhan.


(21)

6

4. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam proses menyelenggarakan pembelajaran aktif, guna peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Kartu Bergambar dalam penelitian ini adalah satu set yang dicetak

menggunakan Glossy Photo Paper Double Side berukuran 7x10 cm berisi gambar dan penjelasan materi Dunia Tumbuhan.

2. Model TGT yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahapan penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament) dan penghargaan kelompok (team recognition).

3. Penguasaan Materi yang diukur dalam penelitian ini diperoleh dari rata-rata hasil pretes dan postessiswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan. 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Dunia Tumbuhan dengan

Kompetensi Dasar 3.3, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. 5. Aktivitas belajar siswa yang diamati adalah aktivitas mengemukakan

pendapat, bertanya, bekerjasama dengan teman serta bertukar informasi dalam menyelesaikan tugas kelompok.


(22)

7

F. Kerangka Pikir

Aktivitas belajar siswa adalah hal yang esensial untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan guna terbentuknya pikiran operasi formal, gagasan baru dan kemampuan kognitif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan pengusaan materi pada siswa yaitu dengan penerapan model TGT. Melalui model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan disusun dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pokok Dunia Tumbuhan. Selain model TGT, digunakan Kartu Bergambar sebagai media untuk menampilkan obyek biologi yang beragam dan sulit ditemui langsung serta untuk menarik perhatian siswa. Dua unsur diatas diharapkan dapat

mengoptimalkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada bagan berikut:

Keterangan : X = Penggunaan model TGT dengan media Kartu Bergambar Y1= Aktivitas belajar siswa

Y2= Penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan (Margono, 2005: 139)

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat Y2

X


(23)

8

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan Model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi Dunia Tumbuhan.

2. H0 = Tidak Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan Model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar terhadap penguasaan materi siswa.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan Model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar terhadap penguasaan materi siswa.


(24)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010: 57), model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa sebagai anggota kelompok kecil dengan tingkat kemampuannya berbeda, untuk bekerjasama dan saling membantu sesama siswa dalam tugas terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Ibrahim (dalam Parendrarti, 2009: 13), prinsip dasar pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Siswa dalam kelompok harus beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya. 3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang berlaku untuk semua anggota kelompok.


(25)

10

6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual, materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sebagai model pembelajaran tentunya pembelajaran koperatif juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Slavin (dalam Rusman, 2010: 205) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan, yaitu:

1. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain

2. Dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Sedangkan menurut Slavin (dalam Parendrarti, 2009: 15), beberapa kelemahan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Memerlukan persiapan yang rumit untuk pelaksaannya

2. Apabila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk 3. Apabila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompoknya akan menyebabkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya

4. Apabila ada siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok.

Model TGT atau Pertandingan Permainan Kelompok merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang mengijinkan siswa memainkan permainan


(26)

11

dengan anggota tim lain dalam bentuk turnamen, untuk memperoleh skor sebanyak-banyaknya bagi tim mereka. TGT sangat cocok untuk tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam pada satu jawaban benar (Trianto, 2010: 83).

Secara runut implementasi TGT sebagai berikut: 1. Presentasi Kelas (Class Precentation)

Materi dalam TGT disampaikan dalam kelas presentasi yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini siswa menyadari harus memberi perhatian lebih selama kelas presentasi untuk membantu mereka dalam menyelesaikan kuis dan nilai kuis siswa ditentukan oleh nilai tim. Presentasi mencangkup pembukaan, pengembangan dan arahan yang jelas tentang materi pokok, aktivitas belajar tim, turnamen dan penilaian. Selama proses pembelajaran, setiap anggota tim bertanggung jawab untuk memahami materi. Agar siswa lebih memahami materi yang dipresentasikan, guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan mengintruksikan kepada setiap anggota tim menjawab LKS serta mendiskusikan bersama dalam satu tim. Setelah siswa yakin semua anggota tim telah memahami materi, guru

mengintruksikan kepada siswa untuk menjelaskan jawaban kepada tim lain.

2. Kelompok Belajar (Team)

Kelompok biasanya terdiri dari 5-6 siswa yang anggotanya merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Dalam kelompok ini siswa akan bekerjasama mengerjakan LKS. Fungsi


(27)

12

kelompok belajar adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat turnamen. Setelah guru memberikan materi dan tiap kelompok belajar memahami materi yang juga bisa diambil dari sumber lain. Lebih umum, siswa belajar untuk mendiskusikan masalah bersama, membandingkan jawaban dan

memeriksa perbedaan jawaban yang mungkin belum tepat menurut setiap anggota tim tersebut.

Kelompok adalah sebuah ciri dari TGT. Setiap anggota kelompok dituntut harus memberikan yang terbaik untuk kelompoknya. Tim mempunyai pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar yang penting untuk proses pembelajaran, serta memiliki hubungan yang menguntungkan dan sangat memperhatikan hasil dari kelompok, baik dari hubungan sesama

kelompok, penghargaan diri, maupun penghargaan terhadap kemampuan siswa lain. Dalam pembentukan kelompok, Guru dapat menggunakan daftar siswa yang diberi kode huruf berdasarkan peringkat, sehingga kelompok yang dibentuk bersifat heterogen dan seimbang. Dihari pertama penggunaan model TGT, guru harus menjelaskan pada siswa tentang arti kerjasama dalam kelompok.

3. Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas, serta kelompok telah


(28)

13

ke dalam 4 meja turnamen. Siswa dengan prestasi belajar tinggi dikelompokkan pada meja 1, siswa dengan prestasi belajar sedang dikelompokkan pada meja 2 dan 3 dan siswa dengan prestasi belajar rendah dikelompokkan pada meja 4. Mekanisme turnamen ditunjukkan dalam gambar 2.

Keterangan:

A1, B1, C1 = Siswa dengan penguasaan materi tinggi

A2, B2, C2 = Siswa dengan penguasaan materi sedang

A3, B3, C3 = Siswa dengan penguasaan materi sedang

A4, B4, C4 = Siswa dengan penguasaan materi rendah

Gambar 2. Mekanisme turnamen dalam pembelajaran TGT

Untuk memulai turnamen, masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapat nomor terbesar berperan sebagai reader, terbesar kedua sebagai challenger 1, terbesar ketiga sebagai challenger 2, dan terkecil sebagai challenger 3. Reader 1 bertugas membaca soal dan

Kelompok A

Tinggi Sedang Sedang Rendah A1 A2 A3 A4

B1 B2 B3 B4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

Kelompok B

C1 C2 C3 C4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

Kelompok C Meja Turnamen 1

A2 B2 C2

Meja Turnamen 1 A3 B3 C3

Meja Turnamen 1 A4 B4 C4 Meja Turnamen 1


(29)

14

kunci jawaban. Challenger 1 bertugas menjawab soal yang dibacakan oleh reader. Chalenger 2 bertugas menjawab soal apabila jawaban challenger 1 salah. Challenger 3 bertugas menjawab soal apabila jawaban challenger 1 dan challenger 2 salah. Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua. Posisi peserta berubah dengan bergeser searah jarum jam. Siswa yang

sebelumnya menjadi challenger 1 selanjutnya menjadi reader 1;

challenger 2 menjadi challenger 1; challenger 3 menjadi challenger 2; dan reader 1 menjadi challenger 3. Turnamen terus dilakukan sebanyak

jumlah soal yang disediakan guru.

4. Penghargaan kelompok (Team Recognition)

Nilai kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh setiap anggota kelompok heterogen semula. Kelompok yang memperoleh nilai tertinggi berhak memperoleh penghargaan.

Menurut Sudjana (dalam Sulaseh. 2012: 12) TGT memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Lebih meningkatkan penggunaan waktu untuk tugas 2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu 3. Membentuk persaingan sportif dan menumbuhkan keberanian 4. Proses pembelajaran berlangsung dengan keaktifan siswa 5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain 6. Motivasi belajar tinggi dan hasil belajar lebih baik


(30)

15

Beberapa kelemahan TGT menurut Sudjana (dalam Sulaseh. 2012: 13) adalah: 1. Bagi guru

a. Sulit untuk mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan heterogen dari segi akademik. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam

menentukan pembagian kelompok.

b. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak, sehingga melewati batas waktu yang telah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu mengkondusifkan kelas.

c. Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana tidak cukup tersedia, maka pembelajaran model TGT sulit dilakukan.

2. Bagi siswa, masih adanya siswa berkemampuan akademik tinggi yang kurang terbiasa dan sulit menjelaskan kepada siswa lainnya.

B. Media Kartu Bergambar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar. Menurut bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007: 3).

Briggs (dalam Sadiman, 2008: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) menyatakan bahwa


(31)

16

media secara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang membangun siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Solihatin (2007: 23) menyatakan bahwa manfaat media dalam proses

pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Hamalik (dalam Arsyad, 2007: 15) menambahkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Berdasarkan pendapat Sadiman (2008: 17-18), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film, atau model.

b. Objek yang kecil bisa dibantu dengan film, gambar, dan sebagainya. c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan

timelapse.

d. Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan foto.


(32)

17

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Menurut Sudjana dan Ahmad (2010: 3), ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Salah satu media pembelajaran adalah Kartu Bergambar (flash card). Media grafis ini diperkenalkan oleh Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia. Kartu Bergambaradalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011: 8). Kartu Bergambar terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang di tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan serta dirancang untuk membantu


(33)

18

Menurut Yani (2011: 42), Kartu Bergambar merupakan salah satu

implementasi dari media berbasis visual, yaitu pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu Bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007: 120-121) menambahkan bahwa gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.

Karakteristik media Kartu Bergambar menurut Hutomo (dalam Yani, 2011: 43) adalah:

a. Berisi gambar dan kata-kata

Pesan dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar. b. Media visual diam

Gambar yang ditampilkan tidak berupa gambar bergerak, melainkan gambar diam tanpa animasi.

c. Bahan ajar cetak

Kartu Bergambar ini merupakan bahan ajar cetak yang dalam pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing. d. Menekankan pada persepsi indera penglihatan

Kartu Bergambar ini lebih ditekankan pada indera penglihatan. Oleh karena itu, Kartu Bergambar ini termasuk ke dalam media grafis.

Beberapa kelebihan media bergambar menurut Sadiman (2008: 29-30), yaitu: 1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah


(34)

19

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalah pahaman. 5. Harganya murah, mudah diperoleh, dan digunakan tanpa memerlukan

peralatan khusus.

Kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman (2008: 31) yaitu: 1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. C. Aktivitas Belajar Siswa

Pada dasarnya belajar adalah melakukan perbuatan untuk merubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 7), bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Sardiman (2007: 100) mengungkapkan bahwa dalam proses


(35)

20

pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Douglass (dalam Hamalik, 2004: 172) juga menambahkan bahwa asas aktivitas harus lebih ditonjolkan sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Menurut Diedrich (dalam Hamalik, 2004: 172-173), aktivitas belajar siswa digolongkan ke dalam 8 jenis kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan: membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, pameran dan mengamati orang lain atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi: menyatakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan: mendengarkan

penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok dan mendengarkan suatu permainan.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita dan mengisi angket.


(36)

21

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelenggarakan permainan dan membuat model.

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah, menganalisis dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, membedakan, berani dan tenang.

Berdasarkan klasifikasi aktivitas di atas, diketahui bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan (Sadiman, 2007: 101-102).

Menurut Hamalik (2004: 175-176), nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu : 1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. 3. Secara integral memupuk kerja sama yang harmonis antar siswa. 4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokratis.

6. Membina dan mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan hubungan guru antara dengan orangtua siswa.


(37)

22

7. Pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkret, sehingga

mengembangkan pemahaman , berfikir kritis, dan menghindari verbalistik. 8. Pembelajaran di sekolah menjadi hidup dan sebagaimana halnya aktivitas

dalam masyarakat.

Dalam setiap pembelajaran selalu ada aktivitas yang dilakukan, hanya kadar keaktifannya yang berbeda. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 236-254), keaktifan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor Intern

Aktivitas belajar dialami siswa sebagai suatu proses. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar dialami oleh siswa dan aktivitas belajar dapat diamati guru. Dalam belajar siswa dapat mengalami masalah-masalah intern, seperti:

a. Sikap terhadap pelajaran b. Motivasi belajar

c. Konsentrasi belajar d. Mengolah bahan belajar

e. Menyimpan perolehan hasil belajar

f. Menggali hasil belajar yang telah tersimpan g. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar h. Rasa percaya diri siswa

i. Intelegensi dan keberhasilan belajar j. Kebiasaan belajar


(38)

23

2. Faktor Ekstern

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu, proses belajar juga dapat terjadi atau menjadi lebih kuat bila didorong oleh lingkungan siswa. Beberapa faktor ekstern yang berpengaruh pada

aktivitas belajar siswa, yaitu:

1. Guru sebagai pembina siswa belajar 2. Prasarana dan sarana pembelajaran 3. Kebijakan penilaian

4. Lingkungan sosial siswa di sekolah 5. Kurikulum sekolah

D. Penguasaan Materi Pembelajaran Biologi

Arikunto (2008: 117) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional; menggunakan klasifikasi hasil belajar yang terdiri dari 3 ranah atau domain besar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (effective domain) dan ranah psikomotor (psycomotor domain). Penguasaan materi merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan

pembelajaran.

Pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran, diharapkan bagi siswa untuk mampu menguasai materi pelajaran. Menurut Froeman, penguasaan adalah kesanggupan untuk mengintegrasikan pengalaman seperti kesanggupan yang berhubungan dengan intelektual. Penguasaan materi merupakan


(39)

24

hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).

Meril, dkk (dalam Slameto, 1991: 146-147) mengkaitkan materi pelajaran dengan tugas-tugas belajar siswa pada kawasan kognitif. Materi tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Fakta; merupakan satuan informasi yang dapat berupa nama seseorang, waktu terjadinya peristiwa tertentu, nama tempat atau simbol yang dipergunakan sebagai nama obyek atau peristiwa tertentu.

2. Sekelompok obyek; kejadian atau simbol yang memiliki ciri-ciri umum yang sama, dapat dikenali dengan pemberian nama yang sama.

3. Prosedur; merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu, memecahkan suatu masalah atau menghasilkan suatu produk.

4. Pernyataan penjelasan atau ramalan tentang hubungan dia antara beberapa gejala, peristiwa atau variabel di dalam kenyataan ilmiah, sosial,

konseptual atau simbolik.

Berdasarkan penjelasan di atas, Slameto (1991: 147) mengkategorikan tugas-tugas belajar siswa menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Mengingat, merupakan kemampuan untuk mencari kembali dan memproduksi informasi yang telah disimpan dalam ingatan seseorang.


(40)

25

2. Menerapkan, merupakan kemampuan untuk menghubungkan informasi yang telah dipelajari dari situasi dengan informasi baru dalam situasi lain melalui proses abstraksi.

3. Menemukan, merupakan kemampuan untuk mengolah sejumlah informasi tentang beberapa kasus atau situasi yang telah dipelajari untuk mencari atau menciptakan hubungan yang baru diantaranya.

Menurut Anderson, dkk (2000: 67, 68), terdapat 6 ranah kognitif, yaitu: 1. Remember

Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Penguasaan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode.

2. Understand

Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply

Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze

Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya, mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil. 5. Evaluate

mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.


(41)

26

6. Create

Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Pencapaian keenam standar perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal (Arikunto, 1993: 21), yaitu:

1. Faktor internal terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Faktor biologis, tediri dari usia, kematangan dan kesehatan. b. Faktor psikologis, terdiri dari kelelahan, suasana hati, intelegensi,

minat, motivasi dan kebiasaan belajar. 2. Faktor Eksternal

a. Faktor human

1) Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua.

2) Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pembelajaran dan waktu sekolah.

3) Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.


(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMA PGRI 1 Terbanggi Besar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 berjumlah 21 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 berjumlah 15 siswa sebagai kelas kontrol, yang diambil dengan teknik purposivesampling (Margono, 2005: 128)

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes-postes kelompok tak ekuivalen (Riyanto, 2001: 2). Kelas eksperimen diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Kartu Bergambar sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran diskusi kelompok. Kedua kelas diberi pretes dan postes yang sama, kemudian hasilnya dibandingkan.


(43)

28

Struktur desain penelitian ini sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan:

I = Kelas eksperimen (kelas X1) II = Kelas kontrol (kelas X2)

X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan model TGT dan Kartu Bergambar C = Perlakuan di kelas kontrol dengan metode diskusi

O1 = Pretes O2 = Postes

Gambar 3. Desain penelitian (Riyanto, 2001: 43) D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1) Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah:

a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah dan kelas yang telah diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kontrol. d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa yang digunakan sebagai

acuan dalam pembuatan kelompok.

e. Menentukan gambar dan materi yang disajikan dalam kartu bergambar tiap-tiap tema.


(44)

29

f. Mendesain media kartu bergambar menggunakan program Microsoft Word 2007.

g. Mencetak kartu dengan Glossy Photo Paper Double Side. h. Menggunting kartu dengan rapi.

i. Membuat perangkat pembelajaran, yaitu Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

j. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretes-postesuntuk mengukur penguasaan materi siswa.

k. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

l. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang

menggunakan model TGT dengan media Kartu Bergambar pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

m. Membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 siswa heterogen pada kelas eksperimen dan kontrol, dengan menggunakan data nilai akademik pada materi sebelumnya.

2) Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar untuk kelas

eksperimen dan model pembelajaran TGT tanpa media Kartu Bergambar untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang tumbuhan lumut dan tumbuhan paku, sedangkan pertemuan kedua membahas tentang tumbuhan berbiji.


(45)

30

a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran melalui Model TGT dengan Media Kartu Bergambar)

1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan soal pretespada pertemuan pertama

sebagai penilaian awal penguasaan materi tumbuhan lumut dan tumbuhan paku.

b) Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan tentang proses pembelajaran menggunakan model TGT dengan media Kartu Bergambar.

c) Siswa menerima apersepsi dan menjawab pertanyaan: Pertemuan I: “Sebutkan lima macam ciri yang membedakan tumbuhan dengan hewan.”

Pertemuan II: “Sebutkan tiga macam tumbuhan di lingkungan sekolah yang termasuk golongan Spermatophyta.”

2) Kegiatan inti

a) Siswa duduk dalam kelompoknya yang terdiri dari 5-6 siswa (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya). b) Siswa mendengarkan penjelasan materi pendahuluan dari guru. c) Siswa mengerjakan LKS dengan mengamati Kartu Bergambar

materi tumbuhan lumut dan tumbuhan paku (pertemuan I), dan tumbuhan berbiji (pertemuan II).

d) Tiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. e) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi. f) Siswa melakukan tournament (pertandingan).


(46)

31

g) Kelompok yang memperoleh skor tertinggi memperoleh penghargaan.

3) Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pada setiap pertemuan.

b) Siswa mendapat tugas untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

c) Melakukan evaluasi pada akhir pertemuan ke-II dengan memberikan soal postes yang sama dengan soal pretes. b. Kelas Kontrol Dengan Metode Diskusi

1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan soal pretespada pertemuan pertama sebagai penilaian awal penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan. b) Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan tentang

proses pembelajaran.

c) Siswa menerima apersepsi dan menjawab pertanyaan: Pertemuan I: “Sebutkan lima macam ciri yang membedakan tumbuhan dengan hewan.”

Pertemuan II: “Sebutkan tiga macam tumbuhan di lingkungan sekolah yang termasuk golongan Spermatophyta.”

2) Kegiatan inti

a) Siswa duduk dalam kelompoknya yang terdiri dari 5-6 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya).


(47)

32

b) Siswa mendengarkan penjelasan materi pendahuluan dari guru tentang klasifikasi umum dari tumbuhan. .

c) Siswa mengerjakan LKS dengan tumbuhan lumut dan

tumbuhan paku (pertemuan I), tumbuhan berbiji (pertemuan II) d) Siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS

e) Siswa memperhatikan pengarahan dan membimbing guru untuk melakukan diskusi, menyiapkan hasil diskusi dan mempersiapkan diri untuk turnamen.

f) Tiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. g) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 3) Penutup

a) Siswa yang dibimbing guru membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.

b) Siswa mendapat tugas untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

c) Melakukan evaluasi pada akhir pertemuan ke-II dengan memberikan postesyang sama dengan soal pretes. E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data penguasaan materi pokok Dunia Tumbuhan yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Pretesdiberikan pada awal pertemuan pertama dan postest pada akhir pertemuan kedua. Kemudian


(48)

33

dihitung selisih antara nilai rata-rata pretes dan postes, sehingga diperoleh N-Gain yang telah dianalisis secara statistik.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model TGT dengan media Kartu Bergambar pada materi pokok Dunia Tumbuhan. 2. Teknik Pengambilan Data

a) Pretes dan Postes

Data penguasaan materi siswa berupa nilai pretesdanpostesyang diambil dari kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu :

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N= jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112). b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas belajar siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar


(49)

34

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 dst Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria

Petunjuk: Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai. Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa:

A. Mengemukakan pendapat atau ide :

Uraian Poin siswa

Tidak mengemukakan pendapat atau ide (diam saja) 1

Mengemukakan pendapat atau ide namun tidak sesuai dengan

pembahasan 2

Mengemukakan pendapat atau ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok Dunia Tumbuhan 3

B. Bertanya :

Uraian Poin siswa

Tidak mengajukan pertanyaan 1

Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

pada materi pokok Dunia Tumbuhan 2

Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan pada materi pokok Dunia Tumbuhan 3

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok

Uraian Poin siswa

Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja) 1

Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan

permasalahan pada LKS materi pokok Dunia Tumbuhan 2 Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan


(50)

35

D. Bertukar informasi

Uraian Poin siswa

Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan

anggota kelompok (diam saja) 1

Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak

sesuai dengan LKS Dunia Tumbuhan. 2

Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok untuk

memecahkan permasalahan dalam LKS Dunia Tumbuhan. 3

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi 7 pernyataan, dengan 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Siswa diberikan dua pilihan jawaban yaitu setuju (S) dan tidak setuju (TS) dengan cara memberi tanda checklist(√) pada pilihan yang dianggap sesuai. Setiap pernyataan memiliki skor 1 (satu) untuk menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif.

Tabel 2. Item pernyataan Angket tanggapan siswa terhadap

penggunaan model TGT dengan media Kartu Bergambar

No Pernyataan-Pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Dunia Tumbuhan melalui media dan pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2.

Pembelajaran dan Kartu Bergambar yang diberikan oleh guru dapat membimbing belajar saya sehingga lebih mudah memahami materi Dunia Tumbuhan.

3. Gambar dan tulisan dan pada Kartu Bergambar yang diberikan oleh guru terlalu banyak dan membingungkan saya.

4. Kartu Bergambar yang diberikan oleh guru memiliki gambar yang menarik dan berisi materi yang jelas Dunia Tumbuhan. 5. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS melalui media

dan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

6. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

7. Media dan pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelompok.

Petunjuk : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai. Keterangan : S = Setuju; TS = Tidak setuju


(51)

36

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postesdan N-Gain. Untuk mendapatkan N-Gain menggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu:

N-Gain= – Keterangan:

N-Gain = average normalized gain = rata-rata N-Gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes Smax = maximum score = skor maksimum

Untuk mendapat gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Rullon (dalam Sudijono, 1996: 215) berikut:

Keterangan: X = Nilai postes Y = Nilai pretes

Nilai pretes, postes dan N-Gain pada kelas kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan ujit dengan program SPSS Versi 17, yang sebelumnya

dilakukan uji prasyarat berupa: 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS Versi 17.

a) Hipotesis

H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Y -X Skor gain


(52)

37

b) Kriteria Uji

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5)

2. Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan program SPSS Versi 17. a) Hipotesis

H0: Kedua sampel mempunyai varians sama H1: Kedua sampel mempunyai varians berbeda b) Kriteria Uji

Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS Versi 17. 1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

Jika -ttabel< thitung< ttabel, maka H0 diterima


(53)

38

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

b) Kriteria Uji

Jika -t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung<-t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 10)

G. Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas belajar siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Menghitung persentase aktivitas belajar dengan menggunakan rumus:

% 100

x n

xi

 

Keterangan:

 = Rata-rata skor aktivitas belajar siswa

xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2000: 67)

2. Menafsirkan atau menentukan kategori indeks aktivitas belajar siswa sesuai klasifikasi pada tabel 3.


(54)

39

Tabel 3. Kategori persentase aktivitas belajar siswa

Kategori Persentase Aktivitas

Belajar Siswa (%) Kategori

0, 00 – 29, 99 Sangat Rendah (SR)

30, 00 – 54, 99 Rendah (R)

55, 00 – 74, 99 Sedang (S)

75, 00 – 89, 99 Tinggi (T)

90, 00 – 100, 00 Sangat Tinggi (ST) Sumber: Modifikasi Hake (dalam Belina, 2008: 27)

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model TGT dengan Media Kartu Bergambar

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model TGT dan media Kartu Bergambar dikumpulkan melalui angket. Angket berisikan 7

pernyataan, 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Setiap pernyataan memiliki skor 1(satu) untuk menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif dan setuju bagi pernyataan negatif.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel 4.

Tabel 4. Skor per jawaban angket tanggapan siswa terhadap model TGT

Kategori Skor Per Soal Angket

1 0

Pernyataan positif S TS

Pernyataan negatif TS S

dst. … …

Keterangan: S= setuju

TS= tidak setuju


(55)

40

2. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus berikut: ∑

Keterangan: in

X = Persentase jawaban siswa

S= Jumlah skor jawaban maks

S = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 67)

3. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, yang bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar

Sumber: Rahayu (2010: 31)

4. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar, kemudian menkonversikannya ke dalam bentuk grafik. Tabel 6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar

No Rentang Skor Interval Kriteria

1 16–23 76 < % ≤ 100% Tinggi 2 8–15 51 < % ≤ 75% Sedang 3 0–7 25 < % ≤ 50% Rendah Sumber: Ali (1992: 46)

No Pernyataan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (Siswa) Ket. Frekuensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1. S

TS

2. S

TS

Dst. S


(56)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Kartu Bergambar meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dengan media Kartu

Bergambar tidak berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat menjadi salah satu alternatif bagi peneliti untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat memberikan

pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa, sehingga mampu mengembangkan kemampuan aktivitas belajar siswa.


(57)

55

3. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat dijadikan alternatif bagi guru guna mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. 4. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat dijadikan

masukan dalam proses menyelenggarakan pembelajaran aktif, guna peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

5. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan model TGT,

hendaknya guru lebih terampil dalam pengelolaan kelas agar kondisi kelas tetap kondusif, terutama pada saat proses pelaksanaan teams dan

tournament.

6. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media Kartu Bergambar, hendaknya lebih meningkatkan kualitas gambar, kesesuain informasi dengan gambar dan kelengkapan materi, sehingga lebih menarik dan menunjang aktivitas belajar siswa.


(58)

56

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman. New York

Arikunto, S. 2003. Manajemen Pengajaran, Secara Manusiawi. Rineka Cipta. Jakarta _________. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. (Online) (http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. diakses pada 6 Februari 2012)

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

_____. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Budiyono, E. 2014. Efektifitas Media Kartu Bergambar Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. PT RhinekaCipta. Jakarta Gredler, M.E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. (Online)


(59)

57 Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Herlina. 2011. Penggunaan Kartu Kata dan Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Banjarimbo 02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0810414_chapter2.pdf. diakses pada 3 Februari 2012)

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Nuryanti, L. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan Pembelajaran Tipe TGT Menggunakan Roda Impian pada Siswa Kelas X5 SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. (Online)

(Http://Biologi.Fkip.Uns.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2010/10/09.005-Upaya- Meningkatkan-Hasil-Belajar-Biologi-Dengan-Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Tgt.Pdf. diakses pada 15 Juni 2012)

Parendrarti, R. 2009. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. UMS. Surakarta

Prapita, E.D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMP N 1 Jaten TP 2008/2009. Skripsi. UMS. Surakarta

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta

Riyanto, E. 2013. Sikap Ilmiah sebagai Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. IKIP PGRI Madiun. Madiun

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta


(60)

58 Sadiman, A.S., R. Rahardjo, A., Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta

Sudjana. 2000. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung

Sudjana, N., dan R. Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo. Bandung Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sulaseh. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament dengan Media Kartu Bergambar untuk Menigkatkan Motivasi dan hasil Belajar Materi Pokok Ekosistem Kelas VIIE MTs Negeri Surakarta II. Skripsi. UMS. Surakarta Sulistyorini, A. 2009. Biologi 1 SMA /MA X . Balai Pustaka. Jakarta

Tang, A. 2008. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SDN 274 Mattirowalie Wajo. (Online). Jurnal. (Tersedia: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5208173187.pdf. diakses pada 15 Juni 2012)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Group. Jakarta

Yani, R.F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. (Online)

(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. diakses pada 15 Juni 2012)


(1)

40

2. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus berikut: ∑

Keterangan:

in

X = Persentase jawaban siswa

S= Jumlah skor jawaban

maks

S = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 67)

3. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, yang bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar

Sumber: Rahayu (2010: 31)

4. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar, kemudian menkonversikannya ke dalam bentuk grafik. Tabel 6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

model pembelajaran TGT dengan media Kartu Bergambar

No Rentang Skor Interval Kriteria

1 16–23 76 < % ≤ 100% Tinggi

2 8–15 51 < % ≤ 75% Sedang

3 0–7 25 < % ≤ 50% Rendah

Sumber: Ali (1992: 46)

No Pernyataan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (Siswa) Ket. Frekuensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1. S

TS

2. S

TS

Dst. S


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Kartu Bergambar meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dengan media Kartu

Bergambar tidak berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA PGRI 1 Terbanggi Besar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat menjadi salah satu alternatif bagi peneliti untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat memberikan

pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa, sehingga mampu mengembangkan kemampuan aktivitas belajar siswa.


(3)

55

3. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat dijadikan alternatif bagi guru guna mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. 4. Pembelajaran TGT dengan media kartu bergambar dapat dijadikan

masukan dalam proses menyelenggarakan pembelajaran aktif, guna peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

5. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan model TGT,

hendaknya guru lebih terampil dalam pengelolaan kelas agar kondisi kelas tetap kondusif, terutama pada saat proses pelaksanaan teams dan

tournament.

6. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media Kartu Bergambar, hendaknya lebih meningkatkan kualitas gambar, kesesuain informasi dengan gambar dan kelengkapan materi, sehingga lebih menarik dan menunjang aktivitas belajar siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman. New York

Arikunto, S. 2003. Manajemen Pengajaran, Secara Manusiawi. Rineka Cipta. Jakarta _________. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. (Online) (http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. diakses pada 6 Februari 2012)

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

_____. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Budiyono, E. 2014. Efektifitas Media Kartu Bergambar Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B dan A. Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. PT RhinekaCipta. Jakarta Gredler, M.E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. (Online)


(5)

57 Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Herlina. 2011. Penggunaan Kartu Kata dan Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Banjarimbo 02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0810414_chapter2.pdf. diakses pada 3 Februari 2012)

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Nuryanti, L. 2009. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan Pembelajaran Tipe TGT Menggunakan Roda Impian pada Siswa Kelas X5 SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. (Online)

(Http://Biologi.Fkip.Uns.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2010/10/09.005-Upaya- Meningkatkan-Hasil-Belajar-Biologi-Dengan-Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Tgt.Pdf. diakses pada 15 Juni 2012)

Parendrarti, R. 2009.Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. UMS. Surakarta

Prapita, E.D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMP N 1 Jaten TP 2008/2009. Skripsi. UMS. Surakarta

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta

Riyanto, E. 2013. Sikap Ilmiah sebagai Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. IKIP PGRI Madiun. Madiun

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta


(6)

Sadiman, A.S., R. Rahardjo, A., Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta

Sudjana. 2000. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung

Sudjana, N., dan R. Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo. Bandung Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sulaseh. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament dengan Media Kartu Bergambar untuk Menigkatkan Motivasi dan hasil Belajar Materi Pokok Ekosistem Kelas VIIE MTs Negeri Surakarta II. Skripsi. UMS. Surakarta

Sulistyorini, A. 2009. Biologi 1 SMA /MA X . Balai Pustaka. Jakarta

Tang, A. 2008. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar pada Siswa Kelas V SDN 274 Mattirowalie Wajo. (Online). Jurnal. (Tersedia: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5208173187.pdf. diakses pada 15 Juni 2012)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Group. Jakarta

Yani, R.F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. (Online)

(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. diakses pada 15 Juni 2012)


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2

0 12 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2

1 7 72

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 177

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2

0 4 60

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Way K

2 36 60

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 60

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 15 57