Media Kartu Bergambar TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Yani 2011: 42, Kartu Bergambar merupakan salah satu implementasi dari media berbasis visual, yaitu pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu Bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad 2007: 120-121 menambahkan bahwa gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan. Karakteristik media Kartu Bergambar menurut Hutomo dalam Yani, 2011: 43 adalah: a. Berisi gambar dan kata-kata Pesan dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar. b. Media visual diam Gambar yang ditampilkan tidak berupa gambar bergerak, melainkan gambar diam tanpa animasi. c. Bahan ajar cetak Kartu Bergambar ini merupakan bahan ajar cetak yang dalam pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing. d. Menekankan pada persepsi indera penglihatan Kartu Bergambar ini lebih ditekankan pada indera penglihatan. Oleh karena itu, Kartu Bergambar ini termasuk ke dalam media grafis. Beberapa kelebihan media bergambar menurut Sadiman 2008: 29-30, yaitu: 1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. 3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. 4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalah pahaman. 5. Harganya murah, mudah diperoleh, dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman 2008: 31 yaitu: 1. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata. 2. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

C. Aktivitas Belajar Siswa

Pada dasarnya belajar adalah melakukan perbuatan untuk merubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono 2006: 7, bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri Hamalik, 2004: 171. Sardiman 2007: 100 mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Douglass dalam Hamalik, 2004: 172 juga menambahkan bahwa asas aktivitas harus lebih ditonjolkan sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Menurut Diedrich dalam Hamalik, 2004: 172-173, aktivitas belajar siswa digolongkan ke dalam 8 jenis kegiatan, yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan: membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, pameran dan mengamati orang lain atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi: menyatakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok dan mendengarkan suatu permainan. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelenggarakan permainan dan membuat model. 7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah, menganalisis dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, membedakan, berani dan tenang. Berdasarkan klasifikasi aktivitas di atas, diketahui bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan, menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan Sadiman, 2007: 101-102. Menurut Hamalik 2004: 175-176, nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu : 1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. 3. Secara integral memupuk kerja sama yang harmonis antar siswa. 4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokratis. 6. Membina dan mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan hubungan guru antara dengan orangtua siswa. 7. Pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman , berfikir kritis, dan menghindari verbalistik. 8. Pembelajaran di sekolah menjadi hidup dan sebagaimana halnya aktivitas dalam masyarakat. Dalam setiap pembelajaran selalu ada aktivitas yang dilakukan, hanya kadar keaktifannya yang berbeda. Menurut Dimyati dan Mujiono 2002: 236-254, keaktifan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor Intern Aktivitas belajar dialami siswa sebagai suatu proses. Aktivitas belajar tersebut juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar dialami oleh siswa dan aktivitas belajar dapat diamati guru. Dalam belajar siswa dapat mengalami masalah-masalah intern, seperti: a. Sikap terhadap pelajaran b. Motivasi belajar c. Konsentrasi belajar d. Mengolah bahan belajar e. Menyimpan perolehan hasil belajar f. Menggali hasil belajar yang telah tersimpan g. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar h. Rasa percaya diri siswa i. Intelegensi dan keberhasilan belajar j. Kebiasaan belajar k. Cita-cita siswa

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2

0 12 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2

1 7 72

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 177

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA PGRI 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2

0 4 60

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Way K

2 36 60

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 60

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 15 57