2.8.4 OAT Sisipan HRZE
Paduan OAT ini diberikan kepada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan intensif masih tetap BTA positif. Paket sisipan KDT adalah sama
seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan 28 hari sebagaimana dalam table di bawah.
Tabel 2.6: Dosis KDT Sisipan : HRZE __________________________________________________________________
__________________________________________________________________ Depkes, 2009.
Paket sisipan Kombipak adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif
kategori 1 yang diberikan selama sebulan 28 hari sebagaimana dalam Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Dosis OAT Kombipak Sisipan : HRZE
Tahap Pengobatan
Lama Pengobatan
Tablet Isoniazid
300mgr Kaplet
Rifampisi n
450mgr Tablet
Pirazinamid 500mgr
Tablet Etambutol
250mgr
Jumlah harikali
menelan obat
Tahap intensif
dosis harian
1 bulan 1
1 3
3 28
Depkes RI, 2009
Berat Badan Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari
RHZE 15075400275 30 – 37kg
2 tablet 4KDT 38 – 54kg
3 tablet 4KDT 55 – 70kg
4 tablet 4KDT ≥ 71 kg
5 tablet 4KDT
Universitas Sumatera Utara
2.8.5 Pengawasan Menelan Obat PMO
Salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan pengobatan
diperlukan seorang PMO Depkes, 2009. a Persyaratan PMO
− Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien. − Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
− Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
b Tugas seorang PMO − Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan. − Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
− Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan. − Memberi penyuluhan pada anggotakeluarga pasien TB yang mempunyai
gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke sarana pelayanan Kesehatan
c Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarganya
− TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan − TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur
− Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara
pencegahannya. − Cara pemberian pengobatan pasien tahap intensif dan lanjutan
− Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur
Universitas Sumatera Utara
− Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke sarana pelayanan kesehatan.
d Pemantauan Pengobatan TB Pemantauan kemajuan hasil pengobatan pada orang dewasa dilaksanakan
dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis dalam
memantau kemajuan pengobatan.. Laju Endap Darah LED tidak digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan karena tidak spesifik pada TB.
Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak dua kali sewaktu dan pagi. Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila
ke 2 spesimen tersebut negatif. Bila salah satu spesimen positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.
Tabel 2.8 Tatalaksana Pasien yang berobat tidak teratur.
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan: Tindakan 1
Tindakan 2 • Lacak pasien
• Diskusikan dan cari
masalah • Periksa 3 kali
dahak SPS dan lanjutkan
pengobatan sementara
menunggu hasilnya
• Bila hasil
BTA negatif
atau Tb extra paru:
• Bila satu lebih
hasil BTA +
Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai
- Lama pengobatan sebelumnya kurang dari 5
bulan - Lanjutkan pengobatan
sampaiseluruh dosis Selesai
Universitas Sumatera Utara
Tindakan pada pasien yang putus berobat lebih 2 bulan Default • Periksa 3 kali
dahak SPS • Diskusikan
dan cari masalah
• Hentikan •
• pengobatan
sambil menunggu
hasil pemeriksaan
dahak. • Bila
hasil BTA
negatif atau Tb
extra paru: • Bila satu
atau lebih
Pengobatan dihentikan, pasien diobservasi bila
gejalanya semakin parah perlu dilakukan pemeriksaan
kembali SPS dan atau biakan
Kategori- 1 Mulai
kategori- 2 hasil
BTA Positif
Kategori – 2 Rujuk, mungkin
kasus kronik.
Depkes, 2009
2.9 Upaya Penanggulan TB