PENINGKATAN KETERAMPILAN JURUS TANGAN KOSONG DALAM BELADIRI PENCAK SILAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN PADA SISWA XI IPA SMA MUHAMMADIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN JURUS TANGAN KOSONG DALAM BELADIRI PENCAK SILAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KELOMPOK DAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH Hendra Lesmana

Tujuan penelitian untuk meningkatan keterampilam jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran kelompok dan berpasangan .

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 35 siswa, dengan jumlah 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan penggunaan model pembelajaran kelompok dan berpasangan siswa diperintahkan membuat kelompok setiap kelompok terdiri dari delapan siswa setiap kelompok sesungguhnya

diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar siswa putra 40% dan siswa putri 5,71% sehingga diperoleh ketuntasan belajar seluruhnya 45,71%. Pada siklus kedua dengan model pembelajaran kelompok dan berpasangan siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari empat siswa perkelompok prosentase keberhasilan ketuntasan belajar siswa putra 54,29% dan siswa putri 11,42% sehingga diperoleh ketuntasan belajar seluruhnya 65,71%. Pada siklus ketiga dengan siswa membuat kelompok setiap kelompok terdiri dari dua siswa yang saling berhadapan setiap kelompok pembelajaran diperoleh prosentase

keberhasilan ketuntasan belajar siswa putra 57,15% dan siswa putri 37,14% sehingga diperoleh ketuntasan belajar seluruhnya 94,29%. Ketuntasan belum mencapai 100%, mengingat dana dan waktu yang tidak efektif , maka penelitian ini tidak dilanjutkan mencapai ketuntasan 100%.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tulang Bawang, pada tanggal 03 Juli 1991. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak SOleh dan Ibu Suminem.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK Pertiwi lulus pada tahun 1996, melanjutkan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Dwi Warga Tunggal Jaya lulus tahun 2002, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Banjar Agung lulus pada tahun 2005 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Banjar Agung lulus tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang ditempuh melalui jalur Tes AKADEMIK. Penulis bergabung dengan UKM Tae Kwon Do periode 2008-2013.


(7)

MOTO

Mencapai sebuah tujuan dengan kesungguhan,untuk

Mencapai Ridho ALLAH SWT.

(Penulis)

People will forget what You said, people will forget

what You did, but people will never forget how You

made them feel.

( Maya Angelou )

Jika salah, perbaiki.

Jika gagal, coba lagi.

Tapi jika kamu menyerah, semuanya selesai....


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah yang begitu banyak diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini kepada ayah, ibu yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara mental sepiritual dan materi agar

penulis berhasil mencapai cita-cita dan bisa membanggakan ayah dan ibu. Kakak dan adik-adik ku serta semua keluargaku yang tersayang, terima kasih

atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk menyelesaikan studi ini.

Almamater-ku FKIP Unila,


(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Peningkatan Gerak Dasar Passing Dalam Permainan Sepakbola Dengan Alat Modifikasi Dan Alat Bantu Pada Siswa Kelas VII C SMP N 1 Punggur Tahun Pelajaran 2013/2014adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Suranto, M. Kes selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 2. Drs.Surisman, M.Pd selaku Pembimbing kedua sekaligus Pembimbing Akademik yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis.

3. Drs. Frans Nurseto, M, Pd Selaku Pembahas, terimakasih atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.

4. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 5. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan

segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

8. Kepala SMA Muhammadiyah Bandara Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak Prayid, S.Pd selaku guru Penjaskes di SMP Negeri 1 Punggur yang telah memberikan bantuan dan masukan selama penulis melakukan

penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VII C SMP Negeri 1 Punggur tahun pelajaran 2013/2014, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.


(10)

11. Teman-teman seperjuangan penjaskesrek angkatan 2008, terimakasih atas persahabatan yang indah ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Instrument Penilaian Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam

Beladiri Pencak Silat Jurus 1 ... 25

2. Instrument Penilaiyan Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Jurus 2 ... 28

3. Hasil PTK Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Pada Setiap Siklus ... 37

4. Hasil Temuan Awal... 53

5. Hasil Siklus 1 ... 55

6. Hasil Siklus 2 ... 57

7. Hasil siklus 3 ... 59


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pendidikan Jasmani ... 8

B. Belajar ... 9

C. Gerak ... 10

D. Gerak dasar ... 11

E. Belajar Motorik ... 12

F. Pembelajaran ... 13

G. Pencak Silat ... 14

H. Jurus Tangan kosong dalam pencak silat ... 15

I. Kerangka Pikir ... 18

J. Hipotesis ... 19

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Rencana Penelitian ... 22

C. Subjek Penelitian ... 22

D. Variabel Penelitian ... 23

E. Tempat dan Waktu ... 23

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Tehnik Analisis Data ... 29

H. Proses Pembelajaran Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat ... 29


(13)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. HasilPenelitian ... 35

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat ... 35

2. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Siklus Pertama ... 40

3. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Pada Siklus Kedua ... 41

4. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Pada Siklus ketiga ... 42

B. Pembahasan ... 43

C. Implementasi ... 47

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 22

2. Siklus Satu ... 66

3. Siklus Dua ... 68


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencak silat adalah beladiri yang berasal dari Indonesia yang berkembang pesat bahkan dijadikan salah satu seni kebudayaan asli Indonesa. Pencak silat sendiri selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari beladiri termasuk untuk kebugaran jasmani, pertahanan diri, prestasi dan masih banyak lagi manfaatnya.

Di dalam beladiri pencak silat banyak hal yang harus diperhatikan agar manfaat dari pencak silat itu sendiri sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.

Ada beberapa bagian yang harus diperhatikan dalam beladiri pencak silat diantaranya ; 1) Mata, Mata dalam pencak silat sendiri sangat berperan penting selain untuk melihat gerakan dan situasi disekeliling seperti kondisi dan kesiapan diri lebih terjaga. 2) Tangan, Tangan dalam pencak silat berguna untuk

mempertahankan diri dari serangan musuh dan memberi perlawanan atau serangan kemusuh. Agar tangan memiliki kemampuan yang sangat maksimal untuk bertahan dan menyerang ada beberapa latihan untuk tangan yaitu :

a)Pukulan, b)Tangkisan, c)Kecepatan dan kekuatan. 3) Gerakan Tubuh, Gerakan tubuh di dalam beladiri pencak silat berperan untuk menjaga keseimbangan,


(16)

2

pertahanan untuk mengontrol gerakan (kekuatan dan kelincahan), dan juga dapat sebagai gerakan menipu untuk melakukan serangan dan menghindar dari serangan lawan. 4) Gerakan Kaki, Kaki di dalam beladiri pencak silat merupakan salah satu faktor penting untuk menyerang, menjaga keseimbangan, kuda-kuda, dan ambilan langkah baik mundur-maju, kesamping dan melompat. Kaki dalam beladiri harus memiliki kuda-kuda yang baik, tapak kan kaki yang kuat menjamin keseimbangan dan kekuatan, untuk memiliki kuda-kuda yang baik dalam pencak silat ada faktor-faktor yang mendukung yaitu : a) Kekuatan tapak kaki, b)

Kekuatan tungkai, c) Kekuatan otot paha, d) Keseimabangan tubuh, e) Bertahan atau pertahanan, f) Kecepatan dalam bergerak. 5) Koordinasi / Kombinasi gerakan, Koordinasi / kombinasi dari setiap gerakan sangatlah berguna dan penting karena, di dalam pencak silat kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan. Unsur utama dalam beladiri pencak silat apabila koordinasi atau menggabungkan seluruh manfaat dari tubuh tidak sempurna maka tidak akan mencapai tujuan dan manfaat yang diharapkan.

Apabila gabungan gerakan dari setiap organ tubuh seperti tangan, gerakan tubuh, mata, telinga dan gerakan kaki. Selain untuk membeladiri maka akan menciptakan suatu seni dari setiap gerakan yang digabungkan dan terus berlatih dan

dikembangkan, maka disetiap gabungan gerakan akan mencapai hasil yang diharapkan.

Beladiri pencak silat jika dilakukan sesuai dengan unsur dan tatacara yang benar maka selain untuk kebugaran jasmani banyak manfaat yang dapat didapatkan dari beladiri pencak silat diantaranya :


(17)

3

1. Kesehatan

Tubuh akan lebih sehat jika kita melakukan suatu rutinitas yang ada di dalam gerkan beladiri pencak silat yaitu :

a) Melakukan gerakan seperti jurus tangan kosong yang mengkaitakan gabungan dari setiap seluruh gerakan tubuh. maka dengan begitu seluruh organ tubuh akan lebih kelihatan bugar dan sehat karena setiap gerakan dapat melancarkan predaran darah dan otot yang rusak. b) Melakukan latihan pernapasan. Setiap melakukan suatu gerakan

memukul mampu menangkis, karena dengan pernafasan yang baik akan mendukung hasil dari setiap gerakan yang digabungkan dari semua unsur dengan latihan pernapasan melatih dan menyehatkan paru

– paru dan jantung.

2. Pertahan Diri

Beladiri pencak silat jika dilakukan dengan benar dan ditangani oleh orang-orang yang profesiaonal di dalam nya maka beladiri pencak silat berguna untuk mempertahankan diri sendiri dari serangan lawan yang tak terduga mauapun serangan dengan keadaan siap. Oleh karena itu beladiri pencak silat selain untuk kesehatan tubuh juga dapat sebagai pertahanan diri.

3. Prestasi

Beladiri pencak silat adalah salah satu cabang olahraga yang membawa nama baik Indonesia ke kelas dunia, kerana bela diri pencak silat jika ditangani dan fokuskan oleh tangan-tangan dan orang yang profesiaonal dan


(18)

4

silat, bukan hanya orang-orang yang ahli mengelola pencak silat untuk melahirkan prestasi tetapi sangat dibutuhkan orang-orang yang ingin selalu berlatih keras, memiliki mental yang kuat, sehat, dan mau berjuang. Semua harus saling berkaitan dan mendukung untuk menciptakan prestasi anak bangsa yang baik di dalam nasional maupun internasional.

Dengan ada nya beladiri pencak silat setiap sekolah dan bahkan di masukan ke dalam materi kurikulum pelajaran, maka dengan itu beladiri pencak silat mampu menciptakan anak bangsa Indonesia lebih sehat dan kuat juga dapat meningkatkan kulitas dan kuantitas sumber daya manusia Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

Untuk menguasai jurus dasar tangan kosong dibutuhkan beberapa aspek-aspek fisik di antaranya adalah aspek-aspek kekuatan, kecepatan, koordinasi gerak, kelincahan, dan sarana pembelajaran. Dilihat dari hasil pengamatan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2013/2014, bahwa kemampuan melakukan keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat masih dalam katagori rendah, karena hanya 8 siswa yang bisa melakukan dengan benar rangkaian jurus dasar tangan kosong, yang tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan nilai 70 dari jumlah seluruh siswa 30 orang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah monotonnya pembelajaran yang diberikan sehingga siswa menjadi kurang menyerap dan memahami materi materi yang disampaikan oleh guru, serta kurangnya kemampuan dan pemahaman rangkaian keterampilan jurus dasar tangan


(19)

5

kosong diduga menjadi penyebab utama kegagalan pelaksanaan rangkaian jurus dasar tangan kosong pada siswa kelas XI IPA SMA Muhamaddiah Bandar LampungTahun Pelajaran 2013/2014. Bertitik tolak dari uraian di atas

maka, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Jurus Tangan Kosong Dalam Beladiri Pencak Silat Dengan Pembelajaran Kelompok Dan Berpasangan Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Monotonya poses pembelajaran yang disampaikan.

2. Kurangnya kemampuan siswa melakukan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam melakukan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan pembelajaran kelompok dan berpasangan dapat

memperbaiki proses pembelajaran keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat pada siswa ?


(20)

6

2. Apakah dengan pembelajaran kelompok dan berpasangan dapat

meningkatkan kemampuan siswa melakukan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat ?

3. Apakah dengan pembelajaran kelompok dan berpasangan dapat memperbaiki hasil belajar siswa melakukan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat ?

D. Tujuan

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : A. Untuk memperbaiki proses pembelajaran keterampilan jurus tangan

kosongdalam beladiri pencak silat pada siswa dengan menggunakan pembelajaran kelompok dan berpasangan.

B. Untuk meningkatkan kemampuan siswa melakukan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.

C. Untuk memperbaiki hasil belajar keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat pada siswa.

E. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.


(21)

7

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman siswa untuk meningkatkan proses pembelajaran keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

3. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.

4. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran beladiri pencak silat.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian

Memberikan upaya peningkatan keterampilan jurus tangan kosongdalam beladiri pencak silat.

2. Subyek Penelitian

Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2013/2014.

3. Tempat Penelitian


(22)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan

melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan

yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik

untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap

positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”.

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek, artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakekatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :

“Pendidikan jasmani di sekolah berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, sosial, dan

emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat


(23)

9

bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk

menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang

karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang profesional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program

pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

B. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengestahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Menurut Oemar Hamalik (2003:57),

mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Menurut peneliti,

pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara berkala untuk mencapai maksud tertentu. Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2):

1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.


(24)

10

2. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena usaha maksutnya belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap. Sedangkan menurut Sudjana, 2004: 7 mengatakan bahwa;

“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau

mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek

kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:

“Belajar adalah sebagai setiap unsur yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan intraksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

C. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP, otak, dan ingatan. Dengan demikian


(25)

11

tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk

keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. Jadi pengertian gerak adalah adanya

perubahan atau perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu. Gerak dalam beladiri adalah gerak yang dilakukan dalam kegiatan, baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan

keterampilan manipulatif.

D. Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3)

manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan


(26)

12

“adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap, menendang, dan memukul.

E. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu

mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan

dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:

1. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.


(27)

13

2. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. 3. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat

dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

F. Pembelajaran

Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam pembelajaran, dari yang sederhana sampai yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Ciri-ciri Pembelajaran: Ada beberapa ciri-ciri pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.


(28)

14

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

mengunakan pembelajaran kelompok dan berpasangan tujuannya agar siswa dapat saling mengkoreksi setiap kesalahan gerak yang dilakukan.

G. Pencak Silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah

Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan


(29)

15

Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Di tingkat nasional melalui permainan dan pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.

H. Jurus Tangan Kosong dalam Pencak silat

Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat, saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah dasar Perasan, atau aliran seluruh tubuh. Dibawah ini gambar keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat.


(30)

16

Salam pembuka Jurus 1

Keterangan:

1. Mundur kaki kiri, sikap pasang selup kanan. 2. Maju kaki kiri, tepuk-sisir kedua kaki rapat. 3. Maju kaki kanan dobrak.

4. Tangkapan tangan kanan, tarik ke rusuk kanan. 5. Angkat lutut kiri-patahkan dengan dua tangan.

6. Tendangan loncat kanan lurus-depan (gambar tampak dari samping) 7. Taruh kaki kanan di samping kanan-ubah badan ke arah kiri-pukul

depan kanan tangan kiri menangkis samping. 8. Tolak tangan kiri, pasang rendah kaki kiri depan.


(31)

17

Jurus 2

Keterangan:

a. Interval balik arah kiri-sikap pasang kuda – kuda belakang. b. Maju kaki tangkapan tangan- siku kiri arah samping kiri

slewah.

c. Tendangan depan kiri.

d. Pencar kaki kiri puklan depan kanan, tangan kiri tangkis samping, kaki kiri depan slewah.

e. Maju kaki kanan tangkap tangan kanan-sikuan atas kiri. f. Putar badan ke samping kiri geding bawah duduk, lutut


(32)

18

I. Kerangka Pikir

Pemahaman dan pengembangan keterampilan gerak-gerak dasar yang dilakukan sejak dini akan menambah kemampuan gerak seorang dan dapat menjadi landasan yang kuat untuk penyempurnaan suatu keterampilan gerak yang lebih khusus secara matang.

Proses pembelajaran keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat dicapai dengan memberikan tahanan pada tingkat keterampilan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Tingkat keterampilan tersebut hanya mungkin dapat diperoleh dengan pengulangan yang berulang-ulang dengan melibatkan semua pengalaman gerak yang diperoleh sebelumnya.

Pencak silat adalah salah satu cabang beladiri yang dipelajari di sekolah. Berbagai macam teori yang berhubungan dengan pencak silat telah peneliti uraikan dan diharapkan dapat menambah masukan yang baik dalam pembelajaran aktifitas beladiri pencak silat.

Dalam mengajarkan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat dapat menggunakan pembelajaran berkelompok dan berpasangan, tujuannya adalah agar proses belajar dapat disampaikan dengan mudah karena didukung oleh penggunaan metode-metode yang menunjang.

Dengan pembelajaran berkelompok dan berpasangan diharapkan pembelajaran keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat dapat lebih efektif, agar siswa lebih leluasa dan nyaman dalam melakukan gerakan sehingga dapat


(33)

19

meningkatkan nilai siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan pengembangan prestasi dalam bidang .

Dari latar belakang dan tinjauan pustaka dimungkinkan jika pembelajaran itu diadakan dengan menggunakan pembelajaran berkelompok dan berpasangan khususnya hasil belajar keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat akan efektif.

J. Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu “hupo” ( sementara ) dan “thesis”

(pernyataan atau teori) karena merupakan pernyataan sementara yang masih lemah keberadaanya, hipotesis dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahanya. Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 71 ) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus diuji lagi

kebenarannya melaui penelitian ilmiah, berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Dengan Pembelajaran kelompok Dan Berpasangan, Keterampilan Jurus Tangan KosongDalam Beladiri Pencak Silat Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2013/2014 akan meningkat.


(34)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneliti tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada penelitian tindakan ini berciri sebagai berikut:


(35)

21

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Bagan : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008) Keterangan gambar di atas :

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.


(36)

22

2. Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

4. Refleksi

Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

5. Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus kemudian diantara setiap siklusnya penelitian merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

C. Subyek Penelitian

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Bandar Lampung Tahun Perlajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa, dengan jumlah siswa putra 14 orang dan putri 16 orang.


(37)

23

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berkelompok dan berpasangan (Variabel X).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keterampilan Jurus Tangan KosongDalam Beladiri Pencak Silat (Variabel Y).

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat penelitian

Di SMA Muhammadiyah Bandar Lampung. 2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian enam minggu dan terdapat tiga siklus satu siklus menggunakan dua kali pertemuan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam

Muhajir (1997;58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana

valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Alat itu berupa indikator-indikator dari rangkaiyan keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat. Untuk lebih jelasnya dibawah ini instumen yang akan digunakan.


(38)

24

Instrument Penilaiyan Jurus 1

Nama : ……….

Kelas : ……….

Ket : ……….

No Aspek Indikator

S k o r N i l a i

1  Mundur kaki kiri, sikap pasang selup

kanan.

5

 Mundur kaki kiri (kuda-kuda terlalu rendah) ,sikap pasang selup kanan.

4

 Mundur kaki kiri (kaki belakang tidak sejajar dengan kaki depan), sikap pasang selup kanan.

3

 Mundur kaki kiri (Kaki belakang tidak sejajar dengan kaki depan), posisi pasang selup kanan (sedikit keatas)

2

 Kaki belakang tidak sejajar dengan kaki depanendah dan kuda –kuda terlalu , posisi pasang selup kanan (terlalu kebawah)

1

2  Maju kaki kiri, tepuk-sisir kedua kaki

rapat.

5

 Maju kaki kiri, tepuk-sisir kedua kaki sedikit ter buka.

4

 Maju kaki kiri, tepuk-sisir kedua kaki terbuka.

3

 Maju kaki kiri, tepuk-sisir (berada didepan kepala) kedua kaki terbuka.

2

 Maju kaki kiri, tepuk-sisir (berada didepan muka), kedua kaki terbuka.

1

3  Maju kaki kanan dobrak. 5

 Maju kaki kanan (posisi kuda-kuda terlalu rendah)dobrak.

4

 Maju kaki kanan (posisi kaki tidak sejajar)dobrak.

3

 Maju kaki kanan (posisi kuda-kuda terlalu rendah)dobrak(sedikit keatas).

2


(39)

25

sejajar)dobrak(terlalu kebawah).

4  Tangkapan tangan kanan, tarik ke

rusuk kanan.

5

 Tangkapan tangan kanan, tarik ke rusuk kanan (kuda-kuda terlalu rendah).

4

 Tangkapan tangan kanan,di tarik (sedikit) ke rusuk kanan (kuda-kuda terlalu rendah).

3

 Tangkapan tangan kanan,tidak di tarik ke rusuk kanan (kuda-kuda terlalu rendah).

2

 (Tidak) tangkapan tangan kanan,tidak di tarik ke rusuk kanan (kuda-kuda terlalu rendah).

1

5  Angkat lutut kiri-patahkan dengan

dua tangan.

5

 Angkat lutut kiri (terlalu keatas) patahkan dengan dua tangan.

4

 Angkat lutut kiri (terlalu kebawah) patahkan dengan dua tangan.

3

 Angkat lutut kiri (terlalu kebawah) patahkan dengan dua tangan (kedua tangan tidak sejajar).

2

 Angkat lutut kiri (terlalu kebawah) patahkan dengan dua tangan (kedua tangan didepan badan).

1

6  Tendangan loncat kanan lurus-depan

(gambar tampak dari samping).

5

 Tendangan loncat kanan (kurang)lurus-depan

4

 Tendangan loncat kanan (tidak)lurus-depan

3

 Tendangan loncat kanan (tidak)lurus-(sedikit menyamping) depan

2

 Tendangan (tidak) loncat kanan (tidak)lurus-(sedikit menyamping) depan

1

7  Taruh kaki kanan di samping

kanan-ubah badan ke arah kiri-pukul depan kanan tangan kiri menangkis

samping.

5

 Taruh kaki kanan di samping kanan-ubah badan ke arah kiri-pukul depan kanan tangan kiri(tidak) menangkis samping.

4


(40)

26

ubah badan ke arah kiri-pukul depan kanan(sedikit kebawah) tangan kiri(tidak) menangkis samping.

 Taruh kaki kanan di samping kanan-ubah badan ke arah kiri-pukul depan kanan(terlalu kebawah) tangan kiri(tidak) menangkis samping.

2

 Taruh kaki kanan di samping kanan-badan tidak diubah ke arah kiri-pukul depan kanan(terlalu kebawah) tangan kiri(tidak) menangkis samping.

1

8  Tolak tangan kiri, pasang rendah kaki

kiri depan.

5

 Tolak tangan kiri, (terlalu)pasang rendah kaki kiri depan.

 Tolak tangan kiri,(tidak) pasang rendah kaki kiri depan.

 Tolak tangan kiri(sedikit kebawah), (terlalu)pasang rendah kaki kiri depan.

 Tolak tangan kiri(terlalu

kebawah),(tidak) pasang rendah kaki kiri depan.


(41)

27

Instrument Penilaiyan Jurus 2

No Aspek Indikator

S k o r N i l a i

1  Interval balik arah kiri-sikap pasang

kuda – kuda belakang.

5

 Interval balik arah kiri-sikap pasang kuda – kuda belakang (sedikit kebawah).

4

 Interval balik arah kiri-sikap pasang kuda – kuda belakang (terlalu kebawah).

3

 Interval balik arah kiri-(tidak pasang) sikap pasang kuda – kuda belakang.

2

 Interval(tidak) balik arah kiri-(tidak pasang) sikap pasang kuda – kuda belakang.

1

2  Maju kaki tangkapan tangan- siku

kiri arah samping kiri slewah.

5

 (sedikit) Maju kaki tangkapan tangan- siku kiri arah samping kiri slewah.

4

 (tidak) Maju kaki tangkapan tangan- siku kiri arah samping kiri slewah.

3

 (sedikit) Maju kaki tangkapan tangan- siku kiri arah samping kiri (sedikit kebawah) slewah.

2

 (tidak) Maju kaki tangkapan tangan- siku kiri arah samping kiri (terlalu kebawah) slewah.

1

3  Tendangan depan kiri. 5

 Tendangan depan kiri(sedikit keatas). 4

 Tendangan depan kiri(sedikit kebawah).

3

 Tendangan depan kiri(terlalu keatas). 2

 Tendangan depan kiri(terlalu kebawah).


(42)

28

4  Pencar kaki kiri puklan depan kanan,

tangan kiri tangkis samping, kaki kiri depan slewah.

5

 Pencar kaki kiri puklan depan kanan (sedikit kebawah), tangan kiri tangkis samping, kaki kiri depan slewah.

4

 Pencar kaki kiri puklan depan kanan (sedikit kebawah), tangan kiri (tidak) tangkis samping, kaki kiri depan slewah.

3

 Pencar kaki kiri puklan depan kanan (sedikit kebawah), tangan kiri (tidak) tangkis samping, kaki kiri depan (tidak) slewah.

2

 (tidak) Pencar kaki kiri puklan depan kanan (sedikit kebawah), tangan kiri (tidak) tangkis samping, kaki kiri depan (tidak) slewah.

1

5  Maju kaki kanan tangkap tangan

kanan-sikuan atas kiri.

5

 Maju kaki kanan (kuda-kuda sedikit rendah) tangkap tangan kanan-sikuan atas kiri.

4

 Maju kaki kanan (kuda-kuda terlalu rendah) tangkap tangan kanan-sikuan atas kiri.

3

 Maju kaki kanan (kuda-kuda sedikit rendah) tangkap tangan kanan-sikuan atas kiri (sedikit kebawah).

2

 Maju kaki kanan (kuda-kuda terlalu rendah) tangkap tangan kanan-sikuan atas kiri (terlalu kebawah).

1

6  Putar badan ke samping kiri geding

bawah duduk, lutut kanan di bawah. 5

 Putar badan (sedikit) ke samping kiri geding bawah duduk, lutut kanan di bawah.

4

 Putar badan (sedikit) ke samping kiri geding bawah jongkok, lutut kanan di bawah.

3

 Tidak putar badan ke samping kiri geding bawah jongkok, lutut kanan di bawah.

2

 Tidak putar badan ke samping kiri geding bawah jongkok, lutut kanan tidak di bawah.

1 Jumlah Skor


(43)

29

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus, selanjutnya data

dianalisis melalui tabulasi, prosentasi dan normative. Untuk melihat hasil tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: 1) Rerata mutlak, 2) Rerata kelas, dan 3)

ketuntasan belajar. Rumus yang digunakan sebagai berikut: P =

N f

x 100% (Subagio, 107 dalam Surisman, 1997) Keterangan:

P = Prosentasi Keberhasilan

F = jumlah gerakan yang dilakukan benar N = Jumlah siswa yang mengikuti ujian/tes.

H. Proses Pembelajaran Keterampilan Jurus dasar Tangan Kosong Dalam

Beladiri Pencak Silat.

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran adalah 90 menit, jumlah petugas observasi sebanyak 3 orang.

1. Siklus Pertama

Melakukan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat dengan menggunakan pembelajaran kelompok.

a. Rencana

Waktu yang digunakan adalah 10 menit

1. Menyiapkan peralatan ( pluit sebanyak 1 buah untuk memberi aba-aba, dan skenario pembelajaran.

2. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera digunakan untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan, baik siswa, peraga, maupun petugas observasi.


(44)

30

3. Menyiapkan instrument indikator–indikator keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat berupa format penilaian sebanyak 37 untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan ( data terlampir ).

4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. a) Membariskan siswa menjadi empat ber-sab b) Berdoa

c) Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran

d) Pemanasan secara umum b. Tindakan

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Siswa dibariskan menjadi enam berbanjar setelah itu siswa

dipertunjukkan Melakukan keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat dengan menunjukkan perbagian setiap gerakan jurus.

2. Siswa melakukan setiap perbaigan gerakkan jurus sesuai dengan yang telah dicontohkan, setelah itu siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari delapan orang siswa, dan membentuk lingkaran lalu mereka melakukan jurus dasar tangan kosong secara bersama sama.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang


(45)

31

salah dengan berpedoman melihat keterampilan jurus dasar yang benar.

c. Observasi

Waktu yang digunakan adalah 20 menit. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan. d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua. 2. Siklus Kedua

Mengunakan pembelajaran kelompok. a. Rencana

Waktu yang digunakan adalah 10 menit 1. Menyiapkan skenario pembelajaran.

2. Menyiapakan alat dokumentasi berupa kamera digunakan untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian

dilaksanakan, baik siswa, peraga, maupun petugas observasi. 3. Menyiapkan instrument indikator – indikator keterampilan jurus

dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat, berupa format penilaian sebanyak 37 untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan ( data terlampir ).

4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. a) Membariskan siswa menjadi empat ber-sab


(46)

32

b) Berdoa

c) Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran

d) Pemanasan secara umum. b. Tindakan

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Siswa dibariskan menjadi enam berbanjar setelah itu siswa dipertunjukkan Melakukan keterampilan jurus dasar tangan kosong dalam beladiri pencak silat dengan menunjukkan perbagian setiap gerakan jurus.

2. Siswa melakukan setiap perbaigan gerakkan jurus sesuai dengan yang telah dicontohkan, setelah itu siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa, dan membentuk persegi saling berhadapan lalu mereka melakukan jurus dasar tangan kosong secara bersama sama.

3. Siswa melakukan secara berulang ulang dan bersama sama. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang salah dengan berpedoman melihat gerak dasar yang benar.


(47)

33

c. Observasi

Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

3. Siklus Ketiga

Menggunakan pembelajaran berpasangan. a. Rencana

Waktu yang digunakan adalah 10 menit

1. Menyiapkan peralatan (pluit dan stopwatch sebanyak satu buah) dan skenario pembelajaran.

2. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi.

3. Menyiapkan instrument indikator – indikator keterampilan jurus tangan kosong, berupa format penilaian sebanyak 37, untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan (data terlampir).

b. Tindakan

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Siswa diperintahkan membuat kelompok setiap kelompak terditi dari dua orang dan berdiriberhadapan.


(48)

34

2. Siswa melakukan jurus secara bersama-sama setiap kelompok. 3. Dengan begitu setiap siswa dapat saling mengkoreksi setiap gerakan

yang salah. c. Observasi

Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

1. Disimpulan dari hasil pembelajaran dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(49)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa

membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari delepan orang siswa, dan siswa membentuk lingkaran lalu meraka melakukan jurus tangan kosong secara bersama - sama

2. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa, dan siswa membentuk persegi saling berhadapan lalu meraka melakukan jurus tangan kosong secara bersama - sama.

3. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa, dan siswa saling berhadapan lalu meraka melakukan jurus tangan secara bersama - sama


(50)

49

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin sampaikan baik itu bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan gerak jurus tanagan kosong dalam beladiri pencak silat.

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman siswa untuk

meningkatkan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat. 3. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

4. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

5. Bagi Pembaca

penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna peningkatan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat


(51)

50

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora. Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto Suharsimi.

a) 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

b) (2006:71). Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Kary.

Dekdikbud. 1993. Undang Undang Pendidikan. Jakarta.

Freir dan Cuning Ham. (1997:5). Falsafah Pendidikan Jasmani. Seminar Lokakarya Penjas dan Olahraga. Bandar Lampung.

Gagne Robert. (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

Lutan. (1998). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta. Noehi Nasution. (1994:2). Tes dan Pengukuran. Jakarta: Kurunika.

Hamalik Oemar. 2003:57. Belajar Dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Subagio Dan Surisman. 1997. Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.

Rusli. 1978. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


(52)

51

Sudjana. (2004:7). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1990. Kamus Besar Bahas Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.


(1)

c. Observasi

Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

3. Siklus Ketiga

Menggunakan pembelajaran berpasangan. a. Rencana

Waktu yang digunakan adalah 10 menit

1. Menyiapkan peralatan (pluit dan stopwatch sebanyak satu buah) dan skenario pembelajaran.

2. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi.

3. Menyiapkan instrument indikator – indikator keterampilan jurus tangan kosong, berupa format penilaian sebanyak 37, untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan (data terlampir). b. Tindakan

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Siswa diperintahkan membuat kelompok setiap kelompak terditi dari dua orang dan berdiriberhadapan.


(2)

2. Siswa melakukan jurus secara bersama-sama setiap kelompok. 3. Dengan begitu setiap siswa dapat saling mengkoreksi setiap gerakan

yang salah. c. Observasi

Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

1. Disimpulan dari hasil pembelajaran dan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa

membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari delepan orang siswa, dan siswa membentuk lingkaran lalu meraka melakukan jurus tangan kosong secara bersama - sama

2. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa, dan siswa membentuk persegi saling berhadapan lalu meraka melakukan jurus tangan kosong secara bersama - sama.

3. Dengan model pembelajaran berpasangan dan berkelompok dibuat siswa membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa, dan siswa saling berhadapan lalu meraka melakukan jurus tangan secara bersama - sama


(4)

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin sampaikan baik itu bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan gerak jurus tanagan kosong dalam beladiri pencak silat.

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman siswa untuk

meningkatkan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat. 3. Mahasiswa Penjaskes

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

4. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat.

5. Bagi Pembaca

penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna peningkatan keterampilan jurus tangan kosong dalam beladiri pencak silat


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora. Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto Suharsimi.

a) 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

b) (2006:71). Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Kary.

Dekdikbud. 1993. Undang – Undang Pendidikan. Jakarta.

Freir dan Cuning Ham. (1997:5). Falsafah Pendidikan Jasmani. Seminar Lokakarya Penjas dan Olahraga. Bandar Lampung.

Gagne Robert. (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.

Lutan. (1998). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta. Noehi Nasution. (1994:2). Tes dan Pengukuran. Jakarta: Kurunika.

Hamalik Oemar. 2003:57. Belajar Dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Subagio Dan Surisman. 1997. Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.

Rusli. 1978. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


(6)

Sudjana. (2004:7). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1990. Kamus Besar Bahas Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PENCAK SILAT KUDA-KUDA TENGAH KANGKANG DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 22 55

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KESEIMBANGAN DAN POWER TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN GERAK TENDANGAN BERPUTAR PENCAK SILAT SISWA SMA MUHAMMADIYAH 3 BANDAR LAMPUNG

1 16 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 5 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN BERKELOMPOK TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

4 15 130

PEMBELAJARAN MEMBACA ASPEK KEBAHASAAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

3 99 67

PENINGKATAN PEMAHAMAN ASPEK MORAL TOKOH UTAMA WANITA DALAM CERPEN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDUKTIF MODEL TABA PADA SISWA KELAS XI BAHASA MAN 1 MODEL BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 32 75

PENGGUNAAN MODEL KOMBINASI TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 59

PENINGKATAN ACADEMIC SELF MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 70

PENINGKATAN KETERAMPILAN JURUS TANGAN KOSONG DALAM BELADIRI PENCAK SILAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DAN BERPASANGAN PADA SISWA XI IPA SMA MUHAMMADIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 11 52

KEPERCAYAAN DIRI PADA TUNA NETRA (STUDI KASUS PENGGUNA ILMU GETARAN PERGURUAN PENCAK SILAT BELADIRI TANGAN KOSONG MERPATI PUTIH)

1 2 9