Eksistensi Equity dan Pranata Serupa Trust dalam Tradisi Hukum Eropa

B. Eksistensi Equity dan Pranata Serupa Trust dalam Tradisi Hukum Eropa

Kontinental Berdasarkan pada batasan hubungan antara equity dan Common Law, jelas trust tidak mungkin ada dalam tradisi hukum Civil Law “yang dianggap” tidak mengenal sistem equity. Sebagaimana dinyatakan oleh Peter Joseph Loughlin dalam tulisannya “The Domestication of the Trust : Bridging the Gap Between Common Law and Civil Law ” yang mengutip pernyataan KGC Reid, “it is possible to have the trust and yet still remain virtuous. To adopt the trust is not, or not necessarily, to sink into the arms of Equity ”. 116 Dari pernyataan Loughlin tersebut, berarti dimungkinkan untuk menemukan eksistensi trusts dalam negara- negara yang menganut tradisi hukum Civil Law. Trusts dalam negara-negara dengan tradisi hukum Civil Law ini adalah trusts tanpa sistem equity. Equity yang dimaksud oleh Loughlin di sini adalah sistem equity yang berdiri di samping sistem peradilan dalam hukum Common Law. Sejarah menunjukan bahwa berjalannya equity di Romawi tidak terlepas dari perbedaan-perbedaan antara sistem hukum Romawi dengan negara-negara sekitarnya, termasuk jajahannya. Untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan yang muncul dari negara-negara kecil yang berada dalam imperiumnya, Kaisar Romawi menunjuk magistrate khusus, yang dinamakan praetor peregrinus. Melalu praetor peregrinus inilah, Romawi dengan ius civile-nya yang kaku mulai membuka mata terhadap eksistensi dari ius gentium yang bersifat fleksibel. Sistem peradilan pun mengalami perubahan dengan munculnya berbagai macam penggantian kerugian dalam hukum yang semula tidak dapat ditemukan dalam ius 116 Gunawan Widjaja, Op.cit , hal 170 Universitas Sumatera Utara civile . Dari sinilah mulai diperkenalkanlah bentuk-bentuk equity, yang tidak lain merupakan konstruksi etis mengenai apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan. Melalui pengakuan dan penerapan ius gentium di luar aturan dan ketentuan hukum yang ada dalam ius civile masuklah konstruksi etis tersebut ke dalam hukum Romawi yang terkodifikasi. 117 Ralph A. Newman dalam The General Principles of Equity mengemukakan bahwa sejarah menunjukan adanya lima macam cara masuknya equity ke dalam kitab undang-undang Romawi. Kelima hal yang dilakukan tersebut adalah : 118 1. By incorporating Roman equity and later infusions of equitable doctrine into the statutory provisions; 2. By providing for the applications of spesific principles of equity in connection with statutory rules dealing with narrowly defined situations 119 ; 3. By incorporating some of general principles of equity into general statutory provisions applicable to broad areas of law 120 ; 4. By resort of equitable doctrine in order to fill gaps in the code 121 ; 5. By interpretting statutory provisions as embodying related equitable principles Penjelasan yang diberikan di atas menunjukan bahwa secara historis, equity, dan bentuk-bentuknya juga dapat ditemukan dalam perkembangan sejarah tradisi hukum Civil Law. Bentuk-bentuk equity tersebut dalam perkembangannya dimasukkan dan dijadikan sebagai bagian dari kitab undang-undang code yang 117 Ibid 118 Ibid. 119 Contohnya adalah berlakunya doktrin laesio enormis doktrin yang mengutamakan keadilan harga dalam proses jual beli dalam penjualan benda tidak bergerak. 120 Dalam hal ini meliputi penggunaan konsepsi “good faith” itikad baik dalam pembuatan, penafsiran dan pelaksanaan perjanjian. 121 Ketentuan ini merujuk pada berlakunya kebiasaan dalam hukum perjanjian yang harus dihormati oleh para pihak. . Universitas Sumatera Utara berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan ini, sesuai dengan perkembangan sejarah hukum yang diserap dalam masing-masing negara, seberapa jauh juga mengakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam bentuk- bentuk equity yang ada dalam tiap-tiap negara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa eksistensi equity dalam kitab undang-undang hukum perdata yang berlaku pada negara-negara dengan tradisi hukum Civil Law dapat berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. 122 Uraian di atas menjelaskan mengapa dalam hukum perdata dan khususnya kitab undang-undang hukum perdata yang berlaku di negara-negara yang menganut tradisi hukum Civil Law dapat ditemukan berbagai macam pranata yang memiliki persamaan dengan pranata trusts yang berkembang dalam court of equity 123 negara-negara yang menganut tradisi hukum Common Law. Perkembangan historis tersebut di atas juga menunjukkan mengapa pada hampir semua kitab undang-undang hukum perdata dan kitab undang-undang hukum dagang yang ada dapat ditemukan pranata-pranata yang serupa dengan trusts yang berkembang dalam court of equity pada tradisi hukum Common Law, meskipun bentuk pranata tersebut dapat berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Jika memerhatikan seluruh penjelasan yang diberikan di atas, dapat dikatakan bahwa meskipun dalam tradisi hukum Civil Law tidak dikenal court of equity, sejarah menunjukkan bahwa konstruksi atau bentuk- bentuk equity juga dikenal dalam tradisi hukum Civil Law, yang masuk ke dalam 122 Gunawan Widjaja, Op.cit , hal 171. 123 Pengadilan ekuitas adalah pengadilan umum tetapi memiliki prinsip-prinsip mereka sendiri dan cara yang unik. Pengadilan yang didasarkan terutama oleh doktrin keadilan dikatakan pengadilan ekuitas. Dengan demikian, pengadilan atas kebangkrutan seseorang atau lembaga adalah pengadilan ekuitas. Pengadilan ekuitas yang muncul secara independen adalah pengadilan di Inggris, setelah itu dalam yurisdiksi Amerika Serikat. Universitas Sumatera Utara aturan hukum yang terdapat dalam kitab undang-undang hukum perdata, termasuk kitab undang-undang hukum dagang dalam tiap-tiap negara dengan tradisi hukum Civil Law . Dengan demikian keberadaan pranata hukum serupa trusts dalam tradisi hukum Civil Law juga dapat ditemukan dalam kitab undang-undang hukum perdata dan kitab undang-undang hukum dagangnya. 124 Maurizio Lupoi mengemukakan adanya lima ciri-ciri atau karakteristik suatu trusts. Kelima ciri-ciri atau karakteristik tersebut adalah : 125 1. Adanya penyerahan suatu benda kepada trustee, atau suatu pernyataan trusts; 2. Adanya pemisahan kepemilikan benda dalam trusts tersebut dengan harta kekayaan milik trustee yang lain; 3. Pihak yang menyerahkan benda tersebut settlor , kehilangan kewenangannya atas benda tersebut; 4. Adanya pihak yang memperoleh kenikmatan beneficiary atau suatu tujuan penggunaan benda tersebut, yang dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk melaksanakannya; 5. Adanya unsur kepercayaan fiduciary component dalam penyelanggaraan kewajiban trustee tersebut, khususnya yang berkaitan dengan benturan penting. Dengan berdasarkan pada ciri-ciri dan karakteristik tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat berbagai macam bentuk pranata hukum di negara- negara dengan tradisi hukum Civil Law provinsi Quebec di Kanada, negara bagian Lousiana di Amerika Serikat, Ceylon di antara negara persemakmuran, Jepang, Korea selatan, Cina, Taiwan, Indonesia dan Afrika yang menyerupai trusts di negara-negara dengan tradisi hukum Common Law. 124 Ibid. 125 Maurizio Lupoi, “The Civil Law Trust”, Vanderbit Journal Of Transnational Vol. 32: 1999, hal 4. Dalam Gunawan Widjaja, Op.cit hal 183. Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji Syukur atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktunya. Skripsi ini dilakukan bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Program Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara USU Medan. Skripsi ini diberi judul “KEBERADAAN YURIDIS LEMBAGA TRUSTS DALAM PASAR MODAL” Dengan adanya penulisan skripsi ini penulis berharap agar para pembaca dapat memaklumi kekurangan dari penulis karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta bahan-bahan refrensi yang berkaitan dengan lembaga trusts. Dan semoga dari skripsi ini, pembaca dapat mengerti, memahami serta memberikan manfaat kepada pembaca. Demi kelancaran penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik dukungan moril dan materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 2. Bapak Prof.Dr.Budiman Ginting, S.H., M.Hum selaku Pembantu Dekan I, Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.Hum. selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Dr.OK. Saidin, S.H., M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 3. Ibu Windha, S.H., M.Hum selaku Ketua Bagian Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; ii Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Ramli, S.H, M.Hum selaku Sekretaris bagian Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 5. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution S.H., MH selaku Dosen Pembimbing I yang telah sangat peduli dan perhatian serta memberikan pedoman terhadap penulisan skripsi ini; 6. Bapak Dr. Mahmul Siregar S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah peduli dan perhatian serta memberikan pedoman terhadap penulisan skripsi ini; 7. Teristimewa kepada orangtuaku, Ir. Agus Setyo Dwi Wahono dan Rotua Artha Dermawaty Simamora serta adikku Yosef Satrio Wibowo yang telah banyak memberi semangat, kekuatan, motivasi serta doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat pada waktunya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 8. Bapak Prof.Dr.Syafruddin Kalo, S.H M.Hum selaku Dosen WaliPenasehat Akademik Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 9. Seluruh BapakIbu Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik selama proses perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan; 10. Orang yang spesial bagi penulis, Putri Simatupang, A.Md yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk penulis selama 1,5 tahun terakhir ini; 11. Teman-teman akrab Andika Tarigan, Frisdar Rio Marbun SH, Yessica Situmorang, SH., Hasnita Sihombing, SH., Yuni Damanik, Lastua Ryanto, Universitas Sumatera Utara Rory Sitepu, Christian Yoritomo, dan Zepryanto Saragih, SH yang selalu memberikan warna-warni selama masa perkuliahan; 12. Seluruh kawan di kost Sofian 8 khususnya Farouk Badri Al-Bahaeki, Randy Nasution, Alhamra Siregar, Ade Dharma dan bere Firman Pardosi serta kawan-kawan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu; 13. Seluruh kawan di organisasi IMAHMI Ikatan Mahasiswa Hukum Ekonomi, GMNI Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, IMAJAKSEK Medan Ikatan Mahasiswa Jakarta Sekitarnya, TAEWONDO USU, KMK St. Fidelis, makasih buat kalian yang juga selalu meramaikan suasana selama kuliah. Demikianlah penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang mendukung sehingga skripsi ini dengan diselesaikan dengan lancar dan kira Tuhan Yang Maha Esa memberikan yang terbaik buat kita semua. Medan, 16 Juni 2014 Penulis Theodorus Arie Gusti Universitas Sumatera Utara GLOSARIUM

1. Bare Trust