40 Karena kata-kata selalu melekat pada konteks linguistik dan
situasi yang melingkupinya, maka tindak menyimak, berbicara, membaca, dan menulis itu melibatkan upaya membayangkan
hubungan-hubungan di antara kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, unit-unit
makna, teks-teks,
dan dunia-dunia.
Upaya membayangkanmemikirkanmempertimbangkan ini merupakan suatu
bentuk pemecahan masalah. 6 Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri.
Pembacapendengar dan penulispembicara memikirkan bahasa dan hubungan-hubungannya dengan dunia dan diri mereka sendiri.
Setelah mereka berada dalam situasi komunikasi mereka memikirkan apa yang telahmereka katakan, bagaimana mengatakannya, dan
mengapa mengatakan haltersebut. 7 Literasi melibatkan penggunaan bahasa.
Literasi tidaklah
sebatas pada
sistem-sistem bahasa
lisantertulis melaikan mensyaratkan pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu digunakan baik dalam konteks lisan maupun tertulis untuk
menciptakan sebuah wacanadiskursus.
c. Tingkatan Literasi
Literasi tidaklah seragam karena literasi memiliki tingkatan- tingkatan yang menanjak. Jika seseorang sudah menguasai satu tahapan
41 literasi maka ia memiliki pijakan untuk naik ke tingkatan literasi
berikutnya. Wells 1987 yang dikutip Aas Saomah 2015: 5 menyebutkan
bahwa terdapat
empat tingkatan
literasi, yaitu:
performative, functional, informational, dan epistemic. Orang yang tingkat literasinya berada pada tingkat performatif, ia mampu membaca
dan menulis, serta berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan bahasa. Pada tingkat functional orang diharapkan dapat menggunakan
bahasa untuk memenuhi kehidupan sehari-hari seperti membaca buku manual. Pada tingkat informational orang diharapkan dapat mengakses
pengetahuan dengan bahasa. Sementara pada tingkat epistemic orang dapat mentransformasikan pengetahuan dalam bahasa.
d. Ciri Pembelajaran Literasi
Pembelajaran literasi dicirikan dengan tiga R, yakni Responding, Revising, dan Reflecting Kern, 2000 yang dikutip Aas Saomah 2015: 6
Responding disini melibatkan kedua belah pihak, baik Dosen maupun mahasiswa. Mahasiswa memberi respon pada tugas-tugas yang diberikan
Dosen atau pada teks-teks yang mereka baca. Demikian pula Dosen memberi respon pada jawaban-jawaban mahasiswa agar mereka dapat
men capai tingkat ’kebenaran’ yang diharapkan. Pemberian respon atas
hasil pekerjaan mahasiswa juga cukup penting agar mereka tahu apakah mereka sudah mencapai hal yang dirahapkan atau belum. Revising yang
42 dimaksud disini mencakup berbagai aktivitas berbahasa. Misalnya, dalam
menyusun sebuah laporan kegiatan, revisi dapat dilaksanakan pada tataran perumusan gagasan, proses penyusunan, dan laporan yang tersusun.
Reflecting berkenaan dengan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan, apa yang dilihat, dan apa yang dirasakan ketika pembelajaran
dilaksanakan
43
B. Penelitian yang relevan
1. Penelitian yang dilakukan Siti Ma’rifatun Toyibah 2010.
Bahwa terdapat hubungan positif dan siginifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar akuntansi peserta didik kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 20092010, ditunjukkan dengan
1
= 0,577 lebih besar dari
�
= 0,213 dan
2
= 0,333 dengan p-value 0,000 lebih kecil dari 0,05. Bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian
belajar dengan prestasi belajar akuntansi peserta didik kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 20092010, di
tunjukkan dengan
2
= 0,655 lebih besar dari
� �
=0,213 dan
2
= 0, 429 dengan p-value 0,000 lebih kecil dari 0, 05.
Bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara perpustakaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar
Akuntansi peserta didik kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 20092010, ditunjukkan dengan
1,2
=0,690,
2
=0,476, dengan �
ℎ� ��
= 36,293 lebih besar dari �
�
= 3,11. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti variabel pemanfaatan perpustakaan sebagai variabel bebas. Sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel terikat yang diteliti.