Ketentuan Penilaian KETENTUAN PENILAIAN DAN KELULUSAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

14 Pedoman tata laksana survei akreditasi rumah sakit edisi II

BAB IV KETENTUAN PENILAIAN DAN KELULUSAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

4.1. Ketentuan Penilaian

1. Penilaian akreditasi rumah sakit dilakukan melalui evaluasi penerapan Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS yang terdiri dari 4 kelompok standar : a. Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien, terdapat 7 bab. b. Standar Manajemen Rumah Sakit, terdapat 6 bab. c. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit, merupakan 1 bab. d. Sasaran Millenium Development Goals MDGs, merupakan 1 bab. 2. Penilaian suatu Bab ditentukan oleh penilaian pencapaian semua Standar pada bab tsb, dan menghasilkan nilai persentase bagi bab tersebut. 3. Penilaian suatu Standar dilaksanakan melalui penilaian terpenuhinya Elemen Penilaian EP, menghasilkan nilai persentase bagi standar tersebut. 4. Penilaian suatu EP dinyatakan sebagai : a. Tercapai Penuh TP diberikan skor 10. b. Tercapai Sebagian TS diberikan skor 5. c. Tidak Tercapai TT diberikan skor 0. d. Tidak Dapat Diterapkan TDD tidak masuk dalam proses penilaian dan perhitungan. 5. Penentuan skor 10 Sepuluh a. Temuan tunggal negatif tidak menghalangi nilai “tercapai penuh” dari minimal 5 telusur pasien pimpinan staf. b. Nilai 80 - 100 dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen misalnya, 8 dari 10 dipenuhi. c. Data mundur “tercapai penuh” adalah sebagai berikut : i. Untuk survei awal : selama 4 bulan ke belakang ii. Survei lanjutan : selama 12 bulan ke belakang 6. Penentuan skor 5 Lima a. Jika 20 sampai 79 misalnya, 2 sampai 7 dari 10 dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen. b. Bukti pelaksanaan hanya dapat ditemukan di sebagian area unit kerja yang seharusnya dilaksanakan. c. Regulasi tidak dilaksanakan secara penuh lengkap. d. Kebijakan proses sudah ditetapkan dan dilaksanakan tetapi tidak dapat dipertahankan. 15 Pedoman tata laksana survei akreditasi rumah sakit edisi II e. Data mundur sebagai berikut : i. Untuk survei awal : 1 sampai 3 bulan mundur. ii. Untuk survei lanjutan : 5 sampai 11 bulan mundur. 7. Penentuan skor 0 Nol a. Jika 19 dari temuan atau yang dicatat dalam wawancara, observasi dan dokumen. b. Bukti pelaksanaan tidak dapat ditemukan di area unit kerja di mana harus dilaksanakan. c. Regulasi tidak dilaksanakan. d. Kebijakan proses tidak dilaksanakan. e. Data mundur sebagai berikut : i. Untuk survei awal : kurang 1 bulan mundur. ii. Untuk survei lanjutan : kurang 5 sampai 11 bulan mundur. 8. Penentuan Tidak Dapat Diterapkan TDD Sebuah Elemen Penilaian EP dinilai tidak dapat diterapkan jika persyaratan dari EP tidak dapt diterapkan berdasar atas organisasi rumah sakit, pelayanan, populasi, pasien dan sebagainya, contohnya organisasi rumah sakit tidak melakukan riset. 9. Ketentuan penilaian lainnya : a. Mempertimbangkan dampak dan kekritisan Skor dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti dampak atau kekritisan terkait ketidak patuhan terhadap standar dan EP. Dampak diartikan sebagai pengaruh atau hasil dari temuan. Kekritisan adalah tingkat atau ukuran dari temuan yang penting. Penting untuk dicatat bahwa dampak dan kekritisan tidak dapat ditentukan berdasar aturan atau berdasar pendapat individu. Dampak dan kekritisan adalah keputusan dari seluruh anggota tim, biasanya pada saat temuan dari setiap surveior diintergrasikan menjadi skor akhir dari sebuah EP. Dampak dan kekritisan mempengaruhi skor melalui dua cara sebagai berikut : 1. Dampak dari persentase keluhan tertentu atau jumlah observasi yang tidak memenuhi kepatuhan standar sangat menjadi penting. Sebagai contoh, diketemukan di 1 satu berkas rekam medis pasien ada 12 resep obat tidak lengkap yang dibuat oleh satu dokter mempunyai dampak kecil dan di beri skor sebagai satu temuan. Dua belas 12 resep yang tidak lengkap dibuat oleh 12 dokter di rekam medis 12 pasien yang berbeda menunjukkan adanya bahaya lebih besar untuk pasien dan akan di beri skor sebagai temuan berlipat ganda. Jadi, contoh rekam medisatau resep untuk dilakukan telaahan harus dipilih sedemikian rupa untuk dapat menunjukkan dampak paling besar. 16 Pedoman tata laksana survei akreditasi rumah sakit edisi II 2. Kekritisan dari temuan, dan bukan jumlah observasi yang tidak memenuhi kepatuhan nonkomplains, juga penting. Sebagai contoh, observasi terhadap 1 blok exit darurat dari 12 exit darurat adalah temuan kritis jika exit yang diobservasi tersebut berada di area pelayanan padat pasien. Observasi menjadi kurang kritikal jika blok exit berada di area gudang yang tidak banyak digunakan.

b. Elemen Penilaian yang multi tafsir