Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

Selain itu, hasil penelitian dari International Diabetes Federation 2005 menunjukkan prevalensinya 60 penderita diabetes mellitus mengalami depresi dan juga menunjukkan 15 penderita diabetes mellitus mengalami depresi sedang. Manakala pada penderita diabetes mellitus yang disertai dengan depresi mayor mempunyai kerentanan untuk berulang menderita depresi apaila diikuti selama 5 tahun Lutsman, 2001. Menurut penelitian Anderson 2001 mendapatkan prevalensi depresi pada penderita diabetes mellitus secara signifikan lebih pada wanita diabetes 28 daripada pria diabetes 18 apabila dilakukan studi keatas 42 orang. Prevalensi seumur hidup depresi pada masyarakat mencapai 5 sampai 12 pada pria, dan 10 sampai 25 pada wanita. Berdasarkan pula penelitian Aina 2006, menemukan 10 menjadi 20 dari individu dengan diabetes mellitus mengalami depresi dan akan terjadinya peningkatan sehingga 30 pada penderita diabetes mellitus yang mempunyai riwayat depresi sebelum ini. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus sering mempunyai kerentanan untuk mengalami depresi dan kasus ini akan meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang gambaran sindrom depresif pada penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik ? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di RSUP. Haji Adam Malik pada tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di Poliklinik Endokrinologi, Metabolisme dan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2011. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus berdasarkan karakteristik demografik yaitu umur, jenis kelamin, lama sakit dan pekerjaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Bagi Rumah Sakit

a. Memberi masukan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan pemberian layanan kesehatan dalam penurunan tingkat depresi. b. Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. c. Sebagai tambahan informasi untuk menyusun program pencegahan untuk meniminalkan sindrom depresi pada penderita diabetes mellitus.

2. Bagi Pasien

Memberi informasi kesehatan jiwa pada pasien Diabetes Mellitus maupun keluarganya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberi bahan informasi untuk penelitian lanjut yang sejenis. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Depresi 2.1.1. Pengertian Depresi adalah gangguan mental umum yang menyajikan dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan, energi rendah, dan hilang konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawab sehari-harinya WHO, 2011. Episode depresi biasanya berlangsung selama 6 hingga 9 bulan, tetapi pada 15-20 penderita bisa berlangsung selama 2 tahun atau lebih.

2.1.2. Penyebab Depresi

Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut Kaplan, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya Sadock Sadock, 2010.

a. Faktor Biologi

Faktor neurotransmiter: Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Norepinefrin hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya regulasi reseptor B-adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi. Bukti-bukti lainnya yang juga melibatkan presinaptik reseptor adrenergik dalam depresi, sejak reseptor reseptor tersebut diaktifkan mengakibatkan penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan. Presipnatik reseptor adrenergik juga berlokasi di neuron serotonergik dan mengatur jumlah serotonin yang dilepaskan. Dopamin juga sering berhubungan dengan patofisiologi depresi. Faktor neurokimia lainnya seperti gamma Universitas Sumatera Utara