Komponen Intellectual Capital Uraian Teoritis 1. Kinerja Keuangan Perusahaan

Secara umum intellectual capital didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Hal ini berdasarkan observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasarkan pengetahuan keuangan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan Roslender dan Fincham, 2004 dalam Ulum, 2009:21.

2.1.4.2 Komponen Intellectual Capital

IFAC 1998 dalam Ulum, 2009:29 mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu: 1 Organizational Capital, 2 Relational Capital, dan 3 Human Capital. Tabel berikut menyajikan pengklasifikasian tersebut berikut komponen-komponennya. Tabel 2.1 Klasifikasi Intellectual Capital Organizational Capital Relational Capital Human Capital Intellectual Property : Patents Copyrights Design rights Trade secret Trademarks Service marks Infrastructures Assets : Management philosophy Corporate culture Management processes Information system Networking system Financial relation Brands Customers Customer loyalty Backlog orders Company names Distribution channels Business collaborations Licencing agreements Favourable contracts Franchising agreements Know-how Education Vocational qualification Work-related knowledge Work-related competencies Entrepreneurial spirit, innovativeness, proactive and reactive abilities, changeability Psychometric Valuation Sumber: IFAC 1998 dalam Ulum, 2009:29 Universitas Sumatera Utara Skema modal intelektual menurut Sveby 1997, Stewart 1997, dan Edvinson dan Sullivan 1996 dalam Suhendah, 2005 menggambarkan tiga elemen yang sama, yaitu modal intelektual yang melekat pada manusia human capital, modal intelektual yang melekat pada organisasi structural capital, dan modal intelektual yang melekat pada hubungan dengan pihak eksternal customer capital. Berikut elemen-elemen tersebut:

2.1.4.2.1 Human Capital

Human capital didefinisikan sebagai pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pegawai bawa ketika pegawai meninggalkan perusahaan Starovic Marr, dalam Astuti dan Arifin, 2005. Beberapa dari pengetahuan tersebut bersifat unik untuk setiap individu dan berberapa lainnya bersifat umum, misalnya kapasitas inovasi, kreativitas, pengalaman, kapasitas pembelajaran, loyalti, pendidikan formal, dan pendidikan informal Starovic Marr, 2004 dalam Astuti dan Arifin, 2005. Human capital meliputi pengetahuan individu dari suatu organisasi yang terdapat pada pegawainya dihasilkan melalui kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual. Kompetensi tersebut dapat meliputi pendidikan dan ketrampilan. Sikap dapat meliputi komponen perilaku dari pegawai. Kecerdasan intelektual dapat menjadikan pegawai lebih sistematis dalam menyelesaikan masalah dan menciptakan solusi-solusi untuk kemajuan perusahaan. Meskipun pegawai dianggap sebagai aset oleh perusahaan, tetapi mereka bukanlah barang yang bisa dimiliki perusahaan. Universitas Sumatera Utara Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual karena hal ini merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategik Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, ketrampilan dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital ditujukan pada segala sumberdaya yang secara utuh dikontribusikan kepada organisasi dengan tujuan untuk kelangsungan organisasi. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasikan solusi terbaik berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh orang- orang yang ada dalam perusahaan tersebut Suwardjono dan Kadir, 2003. Human capital merupakan kombinasi warisan genetik, pendidikan, pengalaman, dan sikap tentang hidup dan bisnis. Esensi dari human capital adalah kecerdasan suatu organisasi yang didapat dari kemampuan yang dimiliki oleh orang- orang yang ada didalam organisasi tersebut. Suatu organisasi akan meningkat kinerjanya jika organisasi tersebut dapat memanfaatkan human capital yang dimilikinya.

2.1.4.2.2. Structural Capital

Structural capital merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independen dari orang-orang atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap tinggal dalam organisasi meskipun pekerjanya meninggalkan organisasi tersebut. Structural capital terdiri atas perjanjian, database, informasi, sistem, budaya, prosedur, sistem administrasi, kebiasaan, best Universitas Sumatera Utara practise, sistem operasional perusahaan, filosofi manajemen dan semua bentuk intelektual properti yang dimiliki perusahaan Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Selain itu, termasuk dalam structural capital adalah semua hal selain manusia yang berasal dari pengetahuan yang berada dalam suatu organisasi termasuk struktur organisasi, strategi, rutinitas, software dan hardware dan semua hal yang nilainya terhadap perusahaan lebih tinggi daripada nilai materinya Astuti dan Arifin, 2005.

2.1.4.2.3. Customer Capital

Customer capital merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan sumber eksternal dari organisasi seperti pelanggan, pemasok, kreditur, jaringan, gabungan strategi, saluran distribusi. Customer capital tercipta dari hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok yang andal dan berkualitas, para pelanggan yang merasa loyal dan puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Customer capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Sumber eksternal ini menciptakan persepsi masa depan yang positif dari sebuah organisasi yang meliputi image, reputasi, loyalitas pelanggan, kekuatan komersial, kemampuan negosiasi dengan entitas keuangan dan aktivitas lingkungan. Universitas Sumatera Utara

2.1.4.3. Pengukuran Intellectual Capital IC