Value Added Intellectual Coefficient VAIC™

e. Calculated intangible value Dzinkowski, 2000 f. The Knowledge Capital Earnings model Lev dan Feng, 2001.

2.1.5. Value Added Intellectual Coefficient VAIC™

Metode VAIC TM atau Value Added Intellectual Coefficient dikembangkan oleh Pulic 1998. Metode VAIC TM didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tak berwujud intangible asset yang dimiliki oleh perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creation. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input Pulic 1999 dalam Ulum, 2009:86 Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2007 menyatakan bahwa outputs OUT mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar. Inputs IN mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan labour expenses tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intelektual potential yang direpresentasikan dengan labour expenses tidak dihitung sebagai biaya. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai value creating entity. Hasilnya adalah bahwa VA mengekpresikan the new created wealth of a period. Universitas Sumatera Utara VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital HC dan Structural Capital SC. Hubungan lainnya dari VA adalah Capital Employee CE, yang dalam hal ini dilabeli dengan VACA. VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic 1998 mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari Capital Employee CE menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan Capital Employee. Dengan demikian, pemanfaatan Capital Employee yang lebih baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:87. Hubungan selanjutnya adalah value added VA dan human capital HC. Value Added Human Capital VAHU menunjukkan berapa banyak value added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara value added dan human capital mengindikasikan kemampuan dari human capital untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:87. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic 1998 berargumen bahwa total salary and wage costs adalah indikator dari human capital perusahaan. Hubungan ketiga adalah structural capital coefficient STVA, yang menunjukkan kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai. Structural capital value added STVA mengukur jumlah structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai. Structural capital Universitas Sumatera Utara bukanlah ukuran yang independen sebagaimana human capital, artinya, menurut Pulic 1999, semakin besar kontribusi human capital dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi structural capital dalam hal tersebut. Lebih lanjut Pulic 1999 menyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi melalui penelitian empiris pada sektor industri tradisional Pulic, 2000 daam Ulum, 2009:88 Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC TM Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:88. Keunggulan metode Pulic adalah karena data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dalam laporan keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran intellectual capital lainnya terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan non-keuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lainnya. Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran intellectual capital alternatif tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan terdiversifikasi menjadi terbatas Firer and Williams, 2003 dalam Ulum 2007. Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulum, Ghozali dan Chariri 2008 Meneliti tentang intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan; suatu analisis dengan pendekatan partial least squares. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif intellectual capital VAIC TM terhadap kinerja keuangan perusahaan masa sekarang dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Serta apakah ada pengaruh positif rata-rata pertumbuhan intellectual capital ROGIC terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan. 2. Penelitian Firer and Williams 2003 Melakukan penelitian Intellectual capital and traditional measures of corporate performance pada 75 perusahaan publik di Afrika Selatan. Variabel yang digunakan menggunakan kinerja perusahaan yaitu rasio profitabilitas ROA, rasio produktifitas ATO, dan nilai pasar yang diproksikan oleh market to book value ratio MB, dan menambahkan variabel kontrol yaitu size of firm, leverage, ROE dan industry type. Hasilnya menunjukkan bahwa physical capital merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan. 3. Penelitian Chen et al. 2005 Penelitian yang mengukur pengaruh kinerja intellectual capital VAIC™ terhadap nilai pasar market to book value dan kinerja keuangan yang meliputi ROE, ROA, GR Growth in Revenues, dan EP Employee Productivity dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Hasilnya intellectual capital Universitas Sumatera Utara