Rehabilitasi Bidang Ketrampilan Bimbingan Hukum

hukuman disiplin dengan berpedoman kepada tahap-tahap pembinaan dan pengaturan hukuman disiplin sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang UUP. Penerapan hukuman disiplin terhadap narapidana narkotika selalu memperhatikan tingkat kesalahannya. Pelanggaran dari ketentuan ini apabila sudah sering dan sama sekali tidak mengindahkan program ini maka narapidana tersebut tidak mendapat proses pembinaan lanjutan seperti usulan pembebasan bersyarat, cuti bersyarat yang diputuskan oleh TPP Tim Pengamat Pemasyarakatan. Tujuan penegakan disiplin bagi narapidana adalah untuk dapat menertibkan diri sendiri dan supaya program pembinaan dapat tercapai untuk menjadikan narapidana menjadi manusia yang baik dan berguna.

4. Rehabilitasi Bidang Ketrampilan

Kegiatan ini dilakukan untuk pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Tujuan ketrampilan ini adalah mempersiapkan pembekalan terhadap diri narapidana mengenai keahlian sehingga setelah nantinya dari Lembaga Pemasyarakatan Narkotika narapidana sudah mempunyai keahlian untuk bekal hidup dikemudian hari. Kegiatan kemandirian ada dua bidang yaitu kegiatan kemandirian untuk hasil kegiatan kerja untuk produksi dapat diperdagangkan sebagai penambahan PNBP dan sebagai pelatihan bagi narapidana. Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Pematangsiantar melaksanakan kegiatan kemandirian berupa pelatihan warga binaan dimana hasil kerja narapidana apabila layak untuk dipergunakan hanya untuk keperluan kantor tanpa diperdagangkan kepada pihak lain sebagai produksi kerja narapidana. Pelatihan yang Universitas Sumatera Utara dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Pematangsiantar adalah Pelatihan pembuatan masa blok dan pot bunga dari campuran semen dan pasir.

5. Bimbingan Hukum

Kegiatan bimbingan hukum merupakan sarana pembinaan bagi narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Narkotika dengan tujuan agar narapidana narkotika dapat mengetahui, memahami dan menghayati hak dan kewajiban sehingga menjadi manusia yang taat dan patuh kepada hukum, mandiri dan berguna bagi keluarga, masyarakat dan Negara. Kegiatan pembinaan kesadaran hukum berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan bahwa kesadaran hukum warga binaan Pemasyarakatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan hukum yang bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum sebagai anggota masyarakat yang menyadari hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang taat dan patuh kepada hukum. Pelaksanaan penyuluhan hukum di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika dilaksanakan secara langsung yaitu penyuluh berhadapan langsung dengan yang disuluh melalui ceramah, peragaan atau simulasi hukum. Materi penyuluhan hukum adalah sebagai berikut : 1. Pengertian pokok dasar hukum terutama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara 2. Peraturan Perundang-Undangan seperti : a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan b. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Universitas Sumatera Utara c. Peraturan Pemerintah No.311999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Penyuluhan hukum yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Pematangsiantar adalah bekerja sama dengan Polres Simalungun khususnya Satuan Narkoba. Materi penyuluhan hukum yang sudah pernah diberikan adalah tentang bahaya narkoba dan penggulangan. Kegiatan ini dilakukan dalam waktu yang tidak di jadwalkan sebagai kegiatan rutin untuk menyuluh narapidana. Penyuluhan ini terhambat dengan dana penyelenggaraan karena menggunakan pihak luar. Kegiatan penyuluhan ini sejak beroperasional Lapas Narkotika Klas IIA Pematangsiantar tanggal 14 januari 2011 melaksanakan penyuluhan hukum 1 satu kali. D. GAMBARAN LAPAS NARKOTIKA KLAS IIA PEMATANGIANTAR 1. Lokasi Lapas Narkotika. Pola dan tata letak bangunan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.PL.01.01 Tahun 1985 tanggal 11 April 1985 tentang Pola Bangunan Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara perlu diwujudkan, karena pola dan tata letak bangunan merupakan hal yang penting guna mendukung pembinaan, sesuai dengan tujuan pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kls IIA Pematangsiantar dibangun dengan luas areal 3 ha yang terletak di kampung Mangade Jln. Pemasyarakatan Kabupaten Simalungun di Pematang Raya. Lembaga ini dibangun sejak tahun 2008 dan beroperasional sejak tanggal 14 Januari 2011 merupakan salah satu Lembaga Pemasyarakatan yang berfungsi sebagai tempat pemindahan kasus narkoba. Pendirian Universitas Sumatera Utara Lapas Narkotika ini adalah untuk menindaklanjuti Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.04-PR.07.03 Tahun 2003 tentang Pembentukan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Pematangsiantar, Lubuk Linggau, Bandar Lampung, Jakarta, Lampung, Bandung, Nusakambangan, Madiun, Pamekasan, Martapura, Bangli, Maros dan Jayapura. Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Pematangsiantar adalah salah satu unit pelaksana tehnis di bidang pemasyarakatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala kantor Wilayah kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara. Tugas pokok dan fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan adalah untuk melaksanakan pemasyarakatan Narapidana dan Anak Didik penyalahguna narkotika.

2. Keadaan Bangunan