Hasil Isolasi dan Karakterisasi Jamur

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Isolasi dan Karakterisasi Jamur

Hasil isolasi empat jenis jamur sejati diperoleh dari ikan nila dan telur ikan mas koi yang terserang jamur. Ikan nila dan telur ikan mas koi yang terinfeksi jamur ditandai dengan adanya bentukan hifa berwarna putih, abu-abu, kuning dan lesiluka pada bagian tubuh Gambar 4.1.1. Serangan jamur yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi ikan dianggap bersifat opurtunis, menyerang ikan ketika ikan mengalami stess atau sistem imun yang menurun karena kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan atau efek sekunder dari infeksi bakteri atau virus atau ketika ikan tersebut kehilangan perlindungan lendir karena penanganan yang kurang baik Quiniou et al.,1998. Gambar 4.1.1 A Telur ikan mas koki dan B Ikan nila yang terserang jamur Dari Gambar 4.1.1 hasil isolasi dan identifikasi diperoleh empat jenis jamur sejati yaitu Rhizopus sp., sp.1, Aspergillus sp.1 dan Aspergillus sp.2. Jamur Rhizopus sp. berasal dari telur ikan mas koi sedangkan jamur Sp.1, Aspergillus sp1. dan Aspergillus sp2. berasal dari ikan nila.Kordi Ghufran 2004 mengatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh jamur mikosis yang bersifat patogenik pada ikan A B Universitas Sumatera Utara salah satunya adalah Aspergillus yang termasuk ke dalam ordo Moniliales. A.fumigatus dan A. flavus merupakan penyebab utama dan kedua infeksi invatif dan non-invatif aspergillosis pada manusia dan hewan Rai Koviks, 2010. Hasil isolat yang ditanam pada media SDA dapat dilihat pada Tabel 4.1.1. Tabel 4.1.1 Karakterisasi makroskopis dan mikroskopis jamur hasil isolasi Spesies Ciri-Ciri Aspergillus sp. 1 Hifa berwarna putih, tekstur permukaan kasar, koloni berwarna putih dan kuning, dasar koloni berwarna putih, konidia berbentuk bulat, konidiofor tidak bercabang Aspergillus sp. 2 Hifa berwarna putih, koloni berwarna putih, kuning dan hitam, dasar koloni berwarna putih, konidia bulat hitam, vesikel berbentuk bulat, Fialid terbentuk langsung dari metula, metula berbentuk bulat Rhizopus sp. Hifa berwarna putih, koloni berwarna putih kehitaman, dasar koloni berwarna putih, tekstur permukaan halus, sporangiofor berkelompok, kolumela berbentuk bulat, sporangiospora berbentuk bulat dan elips Sp. 1 Hifa berwarna putih, koloni berwarna putih abu-abu, dasarkoloni berwarna putih, tekstur permukaan halus, konidiofor bercabang, Universitas Sumatera Utara Isolat Rhizopus sp. ditanam pada media SDA memiliki hifa berwarna putih, koloni berwarna putih kehitaman, dasar koloni berwarna putih, tekstur permukaan halus. Jamur Sp. 1 memiliki hifa berwarna putih, koloni berwarna putih abu-abu, dasar koloni berwarna putih, tekstur permukaan halus. Aspergillus sp. 1. memiliki hifa berwarna putih, koloni berwarna putih kekunigan dan dasar koloni berwarna putih, tekstur permukaan kasar, sedangkan pada Aspergillus sp. 2 memiliki hifa berwarna putih, koloni berwarna putih-kuning kehitaman, dasar koloni berwarna putih dan tekstur permukaan kasar, konidia berwarna hitam. Hasil pengamatan mikroskopis dengan menggunakan metode slide culture menunjukkan bahwa Aspergillus yang diperoleh memiliki hifa yang bersekat, bercabang, pada bagian ujung konidiofor terdapat konidium non-motil. Konidia yang paling ujung merupakan yang paling dewasa, semakin ke pangkal semakin muda. Rhizopus terlihat memiliki hifa senositik, sporangiofor tidak bercabang, pada ujung sporangiofor terdapat sporangium yang berbentuk seperti bulatan bola pada kolumela. Menurut Permana Kusmiati 2007, ciri jamur Aspergillus memiliki hifa bersepta, miselia bercabang terdapat di bawah permukaan merupakan hifa vegetatif, sedangkan hifa yang muncul di atas permukaan umumnya hifa fertil, koloni kompak konidiofor septat atau non-septat, sterigma atau fialid biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna, konidia berwarna hijau coklat atau hitam dan beberapa spesies tumbuh pada suhu 37 C atau lebih. Karakterisasi Aspergillus tidak dapat terlepas dari bentukan konidia jamur pada umumnya Wolf Wolf, 1947.Dalam menentukan deskripsi spesies pada Aspergillus, warna kepala konidia sering dibuat dasar utama dalam desikripsi spesies. Dinding konidia mungkin halus tetapi memberi bahan pewarna yang cukup pada penyebarannya untuk memberikan warna koloni yang khas. Penampakan koloni dari Aspergillus sangat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh usia, tingkat pertumbuhan, suhu inkubasi dan komposisi dari substrat Thom Raper, 1945. Menurut Alexopaulus Mims 1979, miseliumpada Rhizopus, telah berkembang dengan baik, hifa senositik tak bersepta, septa hanya terbentuk pada pangkal organ reproduksi seperti sporangia dan gametangia. Miselium dapat Universitas Sumatera Utara membentuk rhizoid berperan seperti akar pada tumbuhan tinggi, hifa juga dapat membentuk stolon yang menghubungkan rhizoid satu dengan rhizoid lainnya. Berbiak secara aseksual dengan sporangiospora atau dengan fragmentasi hifa. Sporangiospora dihasilkan oleh sporangium. Bentuk, warna dan ukuran serta ornamnetasi pada dinding sporangiospora berbeda-beda untuk tiap spesies. Sporangium terbentuk pada ujung sporangiofor yang mengalami pembengkakan.

4.2 Hasil Pengujian Bakteri Kitinolitik Penghasil Enzim Kitinase

Dokumen yang terkait

Perbandingan Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas Dengan Jarak Interkantal Dan Lebar Interalar Pada Mahasiswa Indonesia Fkg Usu Angkatan 2011-2014

13 120 137

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas dengan Konsep Golden Proportion dan Konsep Recurring Esthetic Dental (RED) Proportion pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2010-2013

12 114 122

Lebar Mesiodistal Gigi Permanen Rahang Atas dan Rahang Bawah Pada Mahasiswa Malaysia FKG USU

2 83 79

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

5 45 82

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 4

Perbedaan Proporsi Lebar Gigi Anterior Rahang Atas Terhadap Konsep Golden Proportion, Preston’s Proportion, dan RED Proportion pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011 – 2014

0 0 6

PERBANDINGAN LEBAR ENAM GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS DENGAN JARAK INTERKANTAL DAN LEBAR INTERALAR PADA MAHASISWA INDONESIA FKG USU ANGKATAN 2011-2014

0 0 42

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Anasir Gigitiruan Anterior Rahang Atas - Perbandingan Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas Dengan Jarak Interkantal Dan Lebar Interalar Pada Mahasiswa Indonesia Fkg Usu Angkatan 2011-2014

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas Dengan Jarak Interkantal Dan Lebar Interalar Pada Mahasiswa Indonesia Fkg Usu Angkatan 2011-2014

0 1 6

PERBANDINGAN LEBAR ENAM GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS DENGAN JARAK INTERKANTAL DAN LEBAR INTERALAR PADA MAHASISWA INDONESIA FKG USU ANGKATAN 2011-2014

0 0 18