Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perbankan syariah di Indonesia tampaknya sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Lahirnya Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan telah membuka peluang tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Desember 2005 menyatakan bahwa terdapat tiga Bank Umum Syariah dan 19 Unit Usaha Syariah dengan total asset lebih dari Rp 20,8 triliun belum termasuk BPR Syariah yang beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia Bank Indonesia, 2006. Sekitar lima tahun kemudian, tepatnya pada November 2010, di Indonesia telah terdapat sebelas Bank Umum Syariah dan 23 Unit Usaha Syariah dengan total asset mencapai Rp 90 triliun, belum termasuk BPR Syariah Bank Indonesia, 2010. Pencapaian prestasi yang luar biasa bagi perbankan syariah di Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya pangsa pasar perbankan syariah. Pada Desember 2007, pangsa pasar perbankan syariah sebesar 1,76 dari pangsa pasar perbankan nasional Bank Indonesia, 2008 dan pada tahun 2009 telah mencapai 2,4 Bank Indonesia, 2010. Semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional menyebabkan bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat bersaing dalam ketatnya pasar perbankan nasional di Indonesia. Salah satu bank syariah besar di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri yang Universitas Sumatera Utara memiliki asset lebih dari Rp 22 triliun pada tahun 2009 Bank Syariah Mandiri, 2010 dan memiliki 105 kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia Bank Indonesia, 2010. Sebagai bank syariah besar di Indonesia, kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu tolak ukur penilaian nasabah akan kinerja keuangan bank syariah yang ada di Indonesia. Perusahaan perbankan, tidak terkecuali Bank Syariah Mandiri mempunyai tujuan yang sama yaitu profit laba, growth pertumbuhan dan survive kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut harus dapat dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan perbankan tersebut. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Hal yang lebih spesifik lagi yaitu menyangkut kebijakan manajemen perbankan. Dalam dunia perbankan, kebijakan manajemen merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat sebagai nasabah maupun calon nasabah. Semakin baik kinerja keuangannya maka bank akan semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut sehingga akan meningkatkan jumlah nasabahnya. Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan atau kondisi keuangan yang dialami. Melalui informasi tersebut manajemen dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angka-angka yang ada di laporan keuangan dengan melakukan analisis. Proses evaluasi kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan perbankan adalah analisis rasio. Analisis rasio dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang umumnya digunakan adalah rasio neraca dan rasio laba rugi. Rasio neraca meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu periode dengan neraca yang telah dibuat, sedangkan rasio laba rugi meringkas aspek kinerja keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi atau kinerja yang sulit dideteksi dengan mempelajari masing- masing komponen yang membentuk rasio. Penelitian mengenai analisis laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja telah banyak dilakukan dengan objek dan rasio keuangan yang berbeda- Universitas Sumatera Utara beda serta tahun-tahun penelitian yang berbeda pula. Inanda 2007 melakukan penilaian kinerja keuangan pada PT Pertamina Ep. Area Rantau-Aceh Tamiang tahun 2003 dan 2004. Habibie 2007 melakukan analisis pada PT BTN Persero Cabang Medan periode 2005 dan 2006. Hasilnya, secara umum kinerja keuangan bank tersebut mengalami peningkatan. Selanjutnya Nasution 2008 melakukan penelitian pada PT Bank Sumut Cabang Utama Medan dengan periode penelitian 2005, 2006 dan 2007. Sedangkan Indriani 2009 mengambil objek PT Pertani Kantor Cabang Pemasaran Sumatera Utara tetapi hanya menggunakan rasio aktivitas dan profitabilitas. Selengkapnya mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada bagian Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian ini akan menganalisis laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar dengan menggunakan analisis rasio guna menilai kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, rasio resiko usaha bank dan rasio efisiensi usaha. Rasio likuiditas yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari Quick Ratio dan Loans to Deposit Ratio LDR. Rasio solvabilitas menggunakan Primary Ratio dan Capital Ratio. Rasio profitabilitas menggunakan Net Profit Margin dan Return on Equity. Rasio resiko usaha bank menggunakan Deposit Risk Ratio dan Assets Risk Ratio sedangkan rasio efisiensi usaha menggunkaan Leverage Multiplier dan Assets Utilization. Kelima jenis rasio keuangan tersebut dapat digunakan pada perusahaan yang menganut akuntansi syariah seperti Bank Syariah Mandiri karena setiap unsur dalam rasio tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan bank yaitu di Neraca dan Laporan Laba Rugi. Universitas Sumatera Utara Masing-masing rasio tersebut memiliki berbagai alasan tersendiri dalam pemilihannya sebagai alat analisis laporan keuangan yang dilakukan dalam penelitian ini. Quick Ratio digunakan berkaitan dengan dana yang dihimpun bank dari pihak ketiga yaitu berupa Giro, Tabungan dan Deposito. Rasio ini akan mengukur kemampuan bank membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dengan cash assets yang dimilikinya. Loans to Deposit Ratio LDR berkaitan dengan kemampuan bank menarik kembali kredit yang diberikan kepada masyarakat. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali kewajibannya kepada para deposan dan pemilik modal dengan cara menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan. Primary Ratio mewakili kecukupan modal bank dalam menutupi kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Capital Ratio digunakan berkaitan dengan kemampuan bank menutupi kemungkinan kegagalan dalam proses permodalan kredit. Selanjutnya Net Profit Margin mewakili profitabilitas bank untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan net income dari kegiatan operasional sedangkan Return on Equity mengukur kemampuan bank menghasilkan net income dari kemampuan manajemen dalam mengelola capital. Dalam hal risiko usaha, Deposit Risk Ratio berkaitan dengan kemampuan permodalan bank dalam memenuhi kemungkinan kegagalan pemenuhan kewajiban kepada para deposan yang menyimpan dananya dan Assets Risk Ratio berkaitan dengan risiko yang mengakibatkan penurunan terhadap aktiva. Terakhir, Leverage Multiplier dan Assets Utilization mewakili rasio efisiensi usaha masing-masing berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara biaya tetap yang dikeluarkan bank dalam mengelola aktivanya dan pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan income. Berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh, laba bersih PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar tahun 2008 tercatat sebesar Rp 18.551.002.484,81, tahun 2009 sebesar Rp 18.907.926.808,09 sedangkan tahun 2010 tercatat sebesar Rp 23.351.213.034,15. Dilihat dari jumlah nasabah yang terdiri dari nasabah pembiayaan dan nasabah pendanaan, tercatat pada tahun 2008 sebesar 15.519 nasabah, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 14.950 nasabah dan pada tahun 2010 kembali mengalami kenaikan menjadi 17.576 nasabah. Hal tersebut menunjukkan kondisi yang tidak stabil yang ditandai dengan keadaan yang fluktuatif dalam hal jumlah nasabah. Suatu analisis laporan keuangan akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan agar diperoleh peningkatan kinerja keuangan yang stabil di masa yang akan datang. Melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode rasio tersebut akan dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan atau penyusunan kebijakan untuk masa yang akan datang demi terciptanya peningkatan hasil dari kinerja keuangan perusahaan. Melihat betapa pentingnya dilakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis laporan keuangan dalam mengevaluasi kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah