Analisis Profitabilitas Analisis Risiko Usaha

menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pembiayaan adalah 4,677. Tahun 2009 Capital Ratio sebesar 3,687 berarti ada penurunan sebesar 0,99. Equity capital meningkat sebesar Rp 356.924.323,28 atau naik 1,924 dan total loans bertambah Rp 116.221.813.744,75 atau naik 29,3. Kenaikan total loans jauh lebih tinggi daripada kenaikan equity capital yang menyebabkan Capital Ratio mengalami penurunan. Pada tahun 2010, equity capital mengalami kenaikan sebesar 23,5 menjadi Rp 23.351.213.034,15 sedangkan total loans mengalami penurunan sebesar 3,14 menjadi Rp 496.768.138.895,62. Hal ini menyebabkan Capital Ratio pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 4,701. Peningkatan rasio ini berarti bahwa kemampuan permodalan bank meningkat dalam menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pembiayaan. Hal ini juga menunjukkan kemampuan menajemen bank meningkat dalam mengelola modal yang dimiliki.

c. Analisis Profitabilitas

Berdasarkan perhitungan tingkat profitabilitas bank dapat dilihat di Lampiran 2 dan 3, Net Profit Margin PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar pada tahun 2009 mengalami penurunan dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sedangkan Return on Equity-nya tetap selama tiga tahun penelitian. Secara keseluruhan, tingkat profitabilitas bank berada dalam kondisi yang baik. Universitas Sumatera Utara 1 Net Profit Margin Net Profit margin pada tahun 2008 sebesar 31,587, artinya kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari operating income-nya adalah sebesar 31,587. Tahun 2009 Net Proofit Margin mengalami penurunan sebesar 5,001 menjadi 26,586. Penurunan ini dipengaruhi oleh kenaikan operating income yang jauh lebih tinggi dari pada kenaikan net income. Pada tahun 2009 operating income mengalami kenaikan sebesar 21,094 menjadi Rp 71.119.662.827,83 sedangkan net income hanya mengalami kenaikan sebesar 1,924 menjadi Rp 18.907.926.808,09. Tetapi pada tahun 2010 Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 2,514 menjadi 29,1. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan net income yang mencapai 23,5. 2 Return on Equity Return on Equity bank pada tiga tahun penelitian tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 100. Hal ini disebabkan equity capital-nya yang hanya berasal dari laba tahun berjalan. Sementara itu, laba tahun berjalan tidak dikurangi pajak sehingga laba tahun berjalan tersebut langsung menjadi laba bersih bank. Dengan demikian, kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity capital-nya tidak mengalami perubahan dan dalam kondisi yang baik. Universitas Sumatera Utara

d. Analisis Risiko Usaha

Berdasarkan perhitungan tingkat risiko usaha bank dapat dilihat di Lampiran 2 dan 3, rasio risiko usaha yang dihitung dari Deposits Risk Ratio dan Assets Risk Ratio cenderung mangalami penurunan. Tetapi kondisi ini tidak berarti bahwa kemampuan bank dalam menyerap risiko kerugian buruk, karena angka yang ditunjukkan kedua rasio masih dalam kategori yang cukup tinggi. 1 Deposits Risk Ratio Tahun 2008 Deposits Risk Ratio sebesar 17,870, artinya kemampuan permodalan bank dalam menyerap risiko kegagalan pembayaran deposit adalah sebesar 17,870. Rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 5,027 menjadi 12,843 karena kenaikan total deposits yang lebih besar dari pada kenaikan equity capital-nya. Pada tahun 2010 Deposits Risk Ratio mengalami kenaikan sebesar 1,717 menjadi 14,560. 2 Assets Risk Ratio Assets Risk Ratio mengalami penurunan dalam tiga tahun penelitian. Tetapi penurunan ini tidak berarti bahwa kemampuan permodalan bank dalam menyerap risiko penurunan terhadap nilai aktiva bank buruk karena Assets Risk Ratio-nya masih menunjukkan angka yang tinggi. Pada tahun 2008 Assets Risk Ratio sebesar Universitas Sumatera Utara 237,668 kemudian mengalami penurunan sebesar 41,812 menjadi 195,856 pada tahun 2009. Pada tahun 2010 Assets Risk Ratio kembali mengalami penurunan menjadi 59,854 turun sebesar 136,002. Hal ini disebabkan kenaikan total assets sebesar 174,098 pada tahun 2010 jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan equity capital yang hanya sebesar 23,5. Walaupun Assets Risk Ratio mengalami penurunan, tetapi kemampuan bank dalam menyerap risiko penurunan terhadap nilai aktiva masih dalam kondisi yang baik.

e. Analisis Efisiensi Usaha