BAB III PENYEBAB KONFLIK ELIT POLITIK
PADA PILKADA KABUPATAE ACEH TENGGARA 2006
A. Awal mula Terjadinya Konflik Elit Politik A. I. Penyebab Konflik di Kabupaten Aceh Tenggara
a. Penghitungan hasil suara terlalucepat. Selama kurun waktu transisi 1998-2002 terjadi kurang lebih enam 6 kasus
pemilihan gubenur, yang bermasalah dan sepuluh kasus pemilihan Bupatiwalikota di seluruh Indonesia yang menyebabkan terjadinya konflik politik. Konflik di picu oleh
isu-isu yang berbeda-beda antara satu kasus dengan kasus lainya, tetapi secara umum, isu yang muncul adalah.
47
a. Terjadi perbedaan penafsiran dari segi hukum atas asil pemilihan.
b. Adanya kelompok pendukung yang tidak menerima hasil pemilihan
sehingga menimbulkan perotes. c.
Hasil pemilihan di anggap cacat hukum. Pasca pemilihan Bupatiwakil Bupati aceh Tenggara, Komisi Independen
Pemilihan KIP Aceh Tenggara Surat Gubenur Nomor: 270391X12006 pada tanggal 20 Nopember 2006 mempercepat pengumuman hasil perolehan suara yang seharusnya
pada tanggal 9 Juni 2007 berubah menjadi tanggal 11 Juni 2007 dengan alas an suhu politik siapa pemenang Pilkada Yang cukup tinggi di Kabupaten Aceh Tenggara Pasca
47
Tim Litbang Kompas, Indonesia Dalam Krisis 1997-2002, Jakarta: Kompas, 2002, hlm. 279-288.
Universitas Sumatera Utara
Pilkada. Hasil Perolehan Suara yang di umumkan 11 Jini 2007 oleh Komisi Independen Pemilihan Provinsi Nanggroe Darussalam menyatakan bahwa pasangan Ir.H.
Hasanuddin.B.MMDrs.H.Syamsul Bahri lebih unggul di antara kandidat atau calon lainya dengan perolehan suara sebanyak 33,091 28,8, kemudian disusul oleh
pasangan Drs.H.Armen DeskyH.M.Salim Fakhry,SE,MM dengan perolehan suara sebanyak 30,746 26,76.
Ketika hasil perolehan suara ini di umumkan ke publik, ratusana massa pendukung pasasangan Drs H.Armen DeskyH.M.Salim Fakhry SE.MM merasa tidak
puas dengan hasil yang di umumkan oleh KIP, massa melakukan aksi demontrasi ke jalan-jalan, bahkan ke Komisi Independen Pemilihan KIP, dan kegedung olah raga
Gor tempat rekapitulasi penghitungan suara nantinya dilakukan. Untuk menolak hasil perolehan suara yang terlalu cepat dan tidak memenuhi aturan yang berlaku dinilai
penuh dengan nilai kecurangan dan rekayasa. Karena proses pengumuman hasil suara terlalu cepat dan tidak memenuhi aturan yang berlaku. Massa pendukung pasangan Drs
H.Armen DeskyH.M.Salim Fakhry SE.MM. Mengalami luka-luka demi memenangkan pilihanya terbukti melakukan aksi mereka Minggu 25 Maret 2007 di gedung olah raga
GOR Aaceh tenggara. Tim pendukun ArmenFakhry menilai bahwa kemenangan pasangan Ir.H.Hasanuddin, B.MM Drs.H.Syamsul Bahri tidak murni dan penuh
dengan rekayasa. Oleh karenanya massa pendukung Armen Desky H.M.Salim Fakhry SE.MM meminta komisi independen pemilihan KIP Kabupaten Aceh Tenggara untuk
menyelenggarakan Rekapitulasi penghitungan suara pemilih Bupati dan Wakil Bupati
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Aceh Tenggara diulang, karena proses pemilihan Bupati Kabupaten Aceh Tenggara dinilai penuh dengan nuansa politik kepentingan elit-elit tertentu
b. Adanya indikasai pengelembungan suara pada pemilihan Bupati Aceh tenggara Tahun 2006.
Massa pendukung ArmenFakhry menilai adanya indikasi pengelembungan suara, yang dilakukan oleh pasangan Ir.H.Hasanuddin,B.MMDrs.H.Syamsul Bahri
didalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung pada Tanggal 11 Desember 2006 di Kabupaten Aceh Tenggara. Sehingga banyak calon pemilih dikantong-kantong suara
lawan, tidak terdaftar sebagai pemilih. “Perilaku dan sistem pendataan pemilih ini yang banyak di gunakan sebagai senjata untuk melakukan gugatan. Yang intinya
merekomendasikan kepada KIP Aceh Tenggara untuk melakukan penghitungan ulang suara. Namun rekomendasi dari panwaslih Kabupaten Aceh Tenggara tersebut di
abaikan begitu saja oleh KIP Aceh Tenggara.
48
Awal mula diumumkan kepublik tempat penghitungan suara ulang oleh anggota KIP Aceh Tenggara bahwa penghitungan suara akan di selenggarakan di kantor KIP
Aceh Tenggara. Namun ada perubahan dari KIP, pindah ke Gedung Olah Raga GOR tampa pengumuman pemberitahuan kembali pada publik. KIP menilai kalau di
lakukannya penghitungan suara di kantor KIP, mengingat keamanan kurang terjamin c. Terjadinya ketidakdisplinnya anggota KIP Aceh Tenggara tentang tempat
penghitungan suara.
48
Hasil wawancara dengan beberapa orang nama dirahasiakan dari pendukung pasangan Drs.H. Armen DeskyH.M.Salim Fakhry.SE.MM. Rabu 3 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
karena kondisi politik Agara sedang panas, dan mengingat arel lokasi KIP Agara tidak mengijinkan untuk melakukan penghitungan suara.
d. Terjadi perbedaan penafsiran dari segi hukum atas hasil pemilihan.
Karena kekurangsiapan kandidat yang kalah membuat mereka berusaha mencari celah untuk melakukan gugatan hukum. Akibatnya, apapun hasil dari pilkada,
akan terus memuai gugatan karena celah- celah untuk menggugat terus dicari oleh peserta Pilkada yang kalah. “Penyebab utama adalah perilaku politik yang kurang siap
menerima kekalahan,” tegas Endang, dalam beberapa bulan terakhir, berbagai gugatan hukum terhadap hasil Pilkada di ajukan kepengadilan oleh kandidat yang kalah, karena
tidak adanya kenetralan penyelenggara Pilkada, karena dukungananya merasa tidak puas terhadap keputusan dari pihak penyelenggara Pemilu KIP, adanya
pengelembungan suara, dan setelah masyarakat mengetahui kemenengan salah satu kandidat kemudian kemenangan itu di kalahkan kembali. Beberapa putusan hukum atas
gugatan hasil pilkada ini menimbulkan sengketa berkepanjangan bahkan konflit antaranggota masyarakat seperti terjadi di Aceh Tenggara.
e. Adanya kelompok pendukung yang tidak menerima hasil pemilihan
sehingga menimbulkan perotes. Karena dukungananya merasa tidak puas terhadap keputusan dari pihak
penyelenggara Pemilu KIP Aceh Tenggara. Celah kelemahan ini terdapat pada daftar pemilih yang bermasalah dan perilaku incumbent yang ikut dalam Pilkada. Para
incumbent sering di tuding memainkan peran dalam pendataan pemilih, sehingga banyak calon pemilih dikantong-kantong suara lawan, tidak terdaftar sebagai pemilih.
Universitas Sumatera Utara
“Perilaku dan sistem pendataan pemilih ini yang banyak di gunakan sebagai senjata untuk melakukan gugatan.
A. 2. Langkah-langkah apa saja yang di lakukan KIP dalam menyelesaikan konflik di Kabupaten Aceh Tenggara.
a. Mensosialisasikan hasil penghitungan suara pada publik. Mengumumkan hasil-hasil perolehan suara yang di peroleh oleh setiap kandidat
dan memberitahukan pasangan yang akan bakal calon BupatiWakil Bupati Aceh tenggara priode 2007 sd 2012.
b.KIP harus bertindak Transparan dan Akuntabel. Menjelaskan keputusan yang diambil berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku,tata tertip dan prosedur yang telah di tetapkan. Membuka akses pada public mengenai imformasi dan data yang berkaitan dengan keputusan yang telah
di ambil sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. KIP Agara harus melayani Pemilih Menggunakan Hak Pilihnya.
Memberikan informasi dan pendidikan kepada pemilih, memastikan bahwa pemilih memahami secara tepat langkah dan tahapan proses pemilih
GubenurWakil Gubenur, BupatiWakil Bupatai dan WalikotaWakil Walikota nantinya.
Langkah-langkah yang paling berhasil yang dilakukan oleh KIP Agara dari ke tiga3 ini adalah dimana KIP Agara sukses melaksanakan dan memberikan
pendidikan pengajaran masalah tahap-tahap dan tatacara proses pemilihan
Universitas Sumatera Utara
GubenurWakil Gubenur, BupatiWakil Bupatai dan WalikotaWakil Walikota masyarakat Agara.
A. 3. Proses Pengusungan Bakal Calon