Tingkat kepercayaan masyarakat muslim terhadap partai politik berasas islam: studi kasus di Kecamatan Kebumen pada pemilu 2014

(1)

(STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syari’ah (S.sy)

Disusun Oleh : DAWUD NIM. 1110045200018

KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

oセァ。ョ

ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya ash saya yang diajukan

"":. k memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata-1 (S 1) di Universitas Islam

セ]

rf

(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penuhsan

"":p i ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

ZGセケ。エオャャ。ィ

Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya ash saya atau

_ pakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku

-_... Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,3 Desember 2014.


(5)

DAWUD, NIM 1110045200018. “TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014).” Program Studi Jinayah Siyasah, Konsentrasi Ketatanegaraan Islam. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/ 2014 M.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang mana penulis menggambil sampel 100 orang dari populasi penduduk kecamatan kebumen 98.242 jiwa.Teknik penggambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yang memilih responden secara

acak dari populasi yang ada. Sedangkan metode analisis data penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner, sedangkan dalam penelitian sekunder yaitu dengan buku-buku, dokumen-dokumen dan kepustakaan yang berkaitan dan ada relevansinya yang mendukung penelitian.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui, menguraikan, menjelaskan dan menganalisa tentang Tingkat Kepercayaan Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam (Studi Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014). Temuan dari skripsi ini yaitu Tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasas Islam rendah (10%) dan belum mampu mengalahkan keunggulan dari kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik barbasis masa Islam yaitu 23% serta kepercayaan terhadap parta diluar keduanya (37%). Selain itu tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik sangatlah buruk (70%). Disisi lain perilaku bermedia masyarakat muslim Kecamatan Kebumen dalam mengakses informasi politik paling tinggi melalui pemberitaan media elektronik televisi (62%).

Kata Kunci :TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MUSLIM TERHADAP

PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN KEBUMEN PADA PEMILU 2014)

Pembimbing : Atep Abdurrofiq, M.Si

Masyrofah. S.Ag. M.Si DaftarPustaka : 1981 – 2012


(6)

Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan limpahan rahmat-Nya dan shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta umatnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: “Tingkat Kepercayaan

Masyarakat Muslim Terhadap Partai Politik Berasas Islam”Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum (S.Sy) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses

tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. JM Muslimin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode Tahun 2014 sampai Periode Tahun 2017.

2. Dra. Maskufa M.Ag Ketua Jurusan Siyasah Syar฀iyah, Rosdiana, MA selaku Sekertaris

Jurusan Siyasah Syar฀iyah dan Prof. Dr. Zaitunah Subhan, MA selaku Penasehat Akademik,

Program Studi Ketatanegaraan Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Atep Abdurrofiq, M.Si dan Masyrofah, M.Siselaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan dorongan, masukan, dan kritikan yang membangun kepada peneliti serta dengan kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Bapak/Ibu senantiasa diberikan nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.


(7)

Terimakasih atas perhatian, kesabaran, nasihat, semangat dan yang terpenting adalah doa restu pada setiap bagian dari perjalanan hidup penulis.

5. Almarhum Ibu Sodiatun yang telah menanamkan benih kejujuran dan sendi keagamaan pada penulis. Semoga engkau tersenyum melihat anakmu tumbuh dewasa dan semoga doa anakmu ini selalu di dengar oleh Allah SWT

6. Keluarga besar penulis Paman H mubasar, Wagimin kaka Muntaha, Munajat, Muzaki Nur faizah dan seluruh staf buana loundry, terimakasih semua bantuan dan lainnya selama kuliah. 7. Seluruh awak kelas Siyasah syariah, Rois, Riski, Ipin, Hafis, Taslim, Juki, Pai, Elli, Vicki, Imas, Fani dan temen-temen lainya yang telah bersama-sama melewati perkuliahan.

8. Della Aprillia yang telah memberikan semangan serta dukungan materil maupun inmateril selama lebih dari dua tahun terahir

9. Semua dosen jurusan Siyasah Syariah terimakasih atas semua ilmu pengetahuan, budi pekerti dan nilai kehidupan yang telah rela dibagi kepada penulis, serta kepada karyawan FSH UIN yang membantu pelayanan akademik dan keperluan yang dibutuhkan. Dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dengan tidak mengurangi rasa hormat. Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini yang sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulisan berikutnya

Jakarta, 17 Desember 2014


(8)

HALAMAN JUDUL………. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……….. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP………..

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI………. iii

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR LAMPIRAN……… vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah …………. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 10

D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu ………. 10

E. Metodologi Penelitian ………... 12

F. Sistematika Pembahasan ……… 16

BAB II PARTAI POLITIK BERASASKAN ISLAM DI INDONESIA A. Definisi Partai Politik ……….. 18


(9)

2. Sejarah Partai Politik di Indonesia ……… 21

a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang)………. 21

b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Liberal………. 25

c. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi OrdeBaru………. 27

d. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Reformasi………. 30

C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia 1. Periode Pemilu 1955 ………. 31

2. Periode Pemilu 1955-1999 ……….. 32

3. Periode Pemilu 1999-2014 ……….. 35

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN KEBUMEN A. Sejarah Kota Kebumen………. 39

B. Letak Geografis dan Denografi……… 41

C. Keadaan Penduduk……….. 43

1. Kondisi Pertanian……….. 44

2. Kondisi Pemerintahan……… 44

3. Kondisi Kependudukan dan Sosial……….. 47


(10)

6. Bidang Ekonomi……… 52

7. Bidang Agama……….. 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………. 55

B. Analisis dan Pembahasan ………. 62

1. Tingkat kepercayaan masyarakat Muslim terhadap

Partai Politik Berasas Islam………. 63 69

2. Tingkat Efektifitas Partai Politik dalam

Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat……… 70

3. Perilaku Bermedia Masyarakat dalam Meng-akses

Informasi Politik……… 74 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 79

B. Saran-saran ……….. 80

DAFTAR PUSTAKA ………. 81

LAMPIRAN………fix


(11)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Kebumen…………..……….…… 44

Table 2.2 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan……… 50

Table 2.3 Perolehan Hasil Pemilu Dapil 4 Jawa Tengah……… 58

Table 2.4 Penilaian Responden Terhadap Paertai Politik……… 74

Table 2.5 Tingkat Efektifitas Partai Politik Dalam Mempengaruhi Partisipasi 77

Table 2.6 Intensitas Pemberitaan Partai di Media Online dan Cetak………. 82


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar Riset ... 95

Lampiran 2 Surat Permohonan Data Wawancara……… 96

Lampiran 2 Kuesioner ... 97


(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Porsi terbesar dari 1,5 miliar warga Islam dunia bukanlah bangsa Arab,

melainkan Asia dan Afrika. Hanya sekitar seperlima yang merupakan bangsa Arab. Komunitas Islam terbesar hidup di Indonesia, Banglades Pakistan, India, dan Nigeria

bukan di Arab Saudi, Mesir atupun Iran.1 Indonesia sendiri menempati posisi

pertama dalam populasi terbesar di dunia. Meskipun demikian dalam kontek Indonesia itu sendiri partai politik berasaskan Islam selalu kalah dalam pertarungan politik di Indonesia sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam.

Dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia, kekuatan partai-partai berasas

Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas walaupun hampir 90% pemilih Indonesia beragama Islam. Dalam hal ini terbukti Pada pemilu 1955, partai-partai Islam (Masyumi, NU, Perti, dan PSII) hanya mampu meraih suara sekitar 43%. Dalam pemilu 1999 dan 2004, kekuatan seluruh partai-partai Islam hanya sekitar

38%.2

Kekalahan partai-partai berasas Islam dalam pemilihan umum 7 Juni 1999

benar-benar telak. Hanya partai persatuan pembangunan (PPP) yang meraih suara

1

John L. Esp osito, Masa Depan Islam, (Bandung: Mizan, 2010) hal,33

2

www.lsi.or.id.Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009pdf.diunduh jumat 11/21/2014 jam 23 59


(14)

signifikan dan masuk lima besar. Perolehan Partai Bulan Bintang (PBB) jauh di bawah perkiraan, meski berhasil membentuk fraksi sendiri di DPR dengan 13 anggota. Partai Keadilan (PK) hanya memetik 7 kursi DPR, gagal memenuhi ketentuan peroleh minimal dua persen dari total, dan dengan demikian terlikuidasi

untuk pemilu 2004.3

Lebih mendasar lagi, hasil pemilu di Indonesia merupakan sinyal yang jelas

bahwa mayoritas Islam sudah tidak lagi menganggap penting simbol-simbol Islam dalam politik dan lebih pada substansi, jika memang demikian ini mungkin adanya pergeseran budaya politik dan partisipasi politik dalam Masyarakat Muslim itu sendiri.

Partisipasi Politik merupakan salah satu dari sejumlah istilah yang dapat

mempunyai banyak arti sehingga istilah tersebut pada akhirnya kehilangan kegunaanya. Partisipasi politik diterapkan kepada aktifitas orang dari semua tingkat

sistem politik.4 di Negara-negara yang menganut paham demokrasi gagasan

mengenai partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak menentukan siapa-siapa yang menjadi pemimpin yang nantinya menentukan

kebijakan umum.5

3

Deliar Noer, (et.al.)Mengapa Partai Islam Kalah, “Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu ’99-Pemilihan Presiden”, (Jakarta: Alvabet, 1999), hal. iii

4

Dalam hal penulisan kata “sistem politik” penulis merujuk kepada kamus istilah politik kontemporer. Kata “sistem politik” merupakan sistem yang mempunyai ruang lingkup di bidang politik, meliputi lembaga-lembaga yang bertugas di bidang politik di mana kegiatanya menyangkut politik atau kenegaraan..

5

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. cet.27 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005) hal.159


(15)

Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksana kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik. Jadi, partai politik merupakan wadah partisipasi partai politik. fungsi ini lebih tinggi

porsinya dalam sistem politik demokrasi.6

Selain dari itu partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern,

demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam

masyarakat modern yang plural.7 Gelombang demokrasi yang sudah mulai surut di

dunia ketiga, mulai menaik kembali. Di beberapa negara seperti Filipina, Taiwan, dan Thailand, gaya pemerintahan otoriter, di mana kontrol atas alat kekerasan menjadi penyangga utama kekuasaan mutlak oleh satu orang atau kelompok, telah diganti

menjadi demokrasi di mana pemerintah dipilih masyarakat dalam pemilihan bebas.8

6

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992) hal. 118

7

Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal. 77

8

R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997) hal. 163


(16)

Dengan partisipasi politik kita mengacu pada semua aktivitas yang sah oleh semua warga negara yang kurang lebih langsung dimaksudkan untuk mempengaruhi pejabat pemerintah atau tindakan-tindakan yang mereka ambil. Definisi tersebut masih merupakan garis besar, tapi sudah cukup membatasi bidang kepentingan kita. Istilah itu menunjukan bahwa pada dasarnya kita berkepentingan dalam berpatisipasi

politik.9 Berhasil tidaknya demokrasi dalam mentransformasikan sikap dan perilaku

masyarakat dapat merupakan suatu test terhadap seberapa jauh kekuatan penjelas dari teori kebudaya politik. teori kebudayaan politik melekat beberapa arti penting pada sikap politik, keyakinan politik, nilai dan emosi-emosi dalam menjelaskan fenomena politik.10

Perkembangan atau dinamika kebudayaan selama 20 tahun terahir ini, baik

dalam tataran ideologi, (seperti ungkapan retorik, kebudayaan nasional, kebudayaan daerah atau kepribadian bangsa) maupun pada tataran empiris (berbagai kegiatan budaya), tentulah tidak dapat dipisahkan atau dipahami lepas dari pemahaman

terhadap seting sosial politik yang berlangsung pada kurun waktu tersebut.11 Budaya

politik merupakan nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan

pemerintahan itu.12

9

Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.349-350

10

Roy C. Macridis dKK, Perbandingan Politik, hal.249

11

M. Karim Rusli, Dinamika Budaya dan Politik dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara Wacana yoga, 1991) hal. 104

12


(17)

Akan tetapi budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara kuat dengan sistem politik tertentu. Budaya politik sangat luas lingkupnya seperti halnya

culture13 terutama jika subkultur juga di bahas.14 Berdasarkan sikap, nilai-nilai, informasi, dan kecakapan politik yang dimiliki kita dapat menggolongkan

orientasi-orientasi warga negara terhadap kehidupan politik dan pemerintah negaranya.15

budaya ditempatkan dan dipahami sebagai setumpuk aturan tidak tertulis, Namun adanya pergeseran budaya politik dipercaya sebagai salah satu faktor kenapa partai

Islam kalah. .16

Berdirinya partai-partai berasas Islam di Indonesia dilihat sebagai

perkembangan politik itu sendiri di Indonesia pada masa bersangkutan yang akan memungkinkan untuk melakukan penilaiaan tentang kedudukan partai, kekuatan dan kelemahan,disamping melihat para pemimpinnya serta para strukturnya itu

sendiri.17Fenomena kekalahan partai berasaskan Islam di Indonesia meskipun

mayoritas masyarakat Indonesia Islam memunculkan spekulasi adanya partisipasi

13

Dalam hal penulisan kata “culture” penulis merujuk kepada kamus istilah politik kontemporer. Kata “culture”1. Kebudayaan. 2. Kumpulan pengetahuan yang membentuk pola cirri tinggkah laku kemasyarakatan suatu masyarakat. Kebudayakan kelompok sosial di kembangkan dan di pelihara, melalui pengajaran formal dan informal, bahasa, ilmu pengetahuan, kepekaan dan keyakinan, kebiasaan, tradisi, lembaga-lembaga. Singkatnya secara keseluruhan pengaklaman sosial. Sistem politik dibentuk oleh faktor-faktor kebudayaan dan sebaliknya sistem membantu melancarkan perubahan kebudayaan dengan mempengaruhi pola-pola perilaku masyarakat. Misalnya masyarakat yang pluralistik dapat diselaraskan demi terpeliharanya lembaga-lembaga, demokratis, dan yang terahir ini kemungkinan akan memberikan wadah diman aneka warna kebudayaan berkembang subur.

14

Rusadi Kantap Prawira, Sistem Politik Indonesia, (Bandung:sinar Baru Algen Sindo, 2004) hal. 30

15

Mohtar Mas’oed, perbandingan sistem politik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2000) hal. 41

16

Johan O. Silalahi, Mengurai Masalah Bangsa dan Negara (Jakarta: Johansfoundation, 2012) hal. 78

17


(18)

Masyarakat Muslim yang tidak selalu kearah partai berasaskan Islam, hal ini tentu mengundang wacana desakralisasi partai berasaskan Islam itu sendiri.

Desakralisasi partai Islam, sejatinya merupakan proyek pengembalian makna

yang sakral sebagai sakral dan yang profan. Partai berasaskan Islam yang tadinya dianggap sakral kini hendak “didesakralisasikan” alias di kembalikan di wilayah profan. Itulah yang dalam wacana sosiologi diistilahkan dengan makna “sekularisasi”, yang secara efistemologis dimaksudkan sebagai “devaluasi radikal” atau “detimologisasi” atas apa saja yang bertentangan dengan ide tauhid.

Berpijak pada konsep demikian, partai berasaskan Islam itu bukan hal esensial

dan substantif, serta sama sekali tidak terkait dengan ke-Islaman seseorang untuk

memilih partai berasaskan Islam tertentu. Itulah sebabnya desakralisasi partai

berasaskan Islam ini lebih dimaksudkan untuk membebaskan umat Islam dari politik

yang bersifat partisan. Malahan, lebih dari itu proyek ini mempunyai arti penting

bagi pembebasan umat dari stigma dan beban sejarah yang tidak kondusif bagi

pengembangan umat Islam. Sebab, ketika Islam tersubordinasikan ke dalam partai

yang cenderung mengutamakan kepentingan kelompok partai dengan berbagai aturan

verbal, maka makna Islam menjadi sempit dan cenderung eksklusif.18 Sehingga

mudah terjebak pada penilaian bahwa umat Islam yang tidak menjadi anggota atau

pengikut partai berasaskan Islam, dianggap sebagai “kurang Islami.19

18

Dalam hal penulisan kata “eksklusif” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa indonesia. Kata “eksklusif”berarti semata-mata

19


(19)

Dalam masyarakat pluralis terutama dalam konstitusi parlementer, partai dibentuk atas dasar keragaman kepentingan. Paham Marxisme Lenisme mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di dalamnya terdapat

berbagai macam kelas untuk mewakili berbagai kepentingan kelompok. 20

Di permukaan kehadiran patai-partai berasaskan Islam mengesankan

pengingkaran pada logika transformasi pemikiran dan praktek politik Islam yang telah berlangsung selama dua dasawarsa lebih ini. Menonjolnya bahan dan simbol

politik berasaskan Islam merupakan indikasi utama kalau bukan satu-satunya.21 Dari

pengalaman masa lalu dengan seluruh implikasinya merupakan sesuatu yang tergesa-gesa tetapi jauh panggang dari api. Dalam kontek ini, penting untuk diingat bahwa masyarakat Indonesia telah berubah secara cukup berarti. Mobilitas sosial dalam bentuknya yang luas yang di alami komunitas Islam merupakan faktor penting dalam

perjalanan mereka selama dua dasawarsa lebih ini.22

Pada masyarakat Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen itu sendiri terjadi

mobilitas sosial yang dialami komunitas Islam serta tingginya tingkat urbanisasi dari daerah ke kota khususnya Jakarta, yang tentunya akan mempengaruhi pada partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum itu sendiri.

Adanya keterkaitan antara partisipasi politik, budaya politik dan partai politik

berasaskan Islam di Kecamatan Kebumen menjadi hal yang menarik untuk di kaji

20

Peter Schroder, Strategi Politik (Jakarta: friedrik, 2008) hal, 347

21

Dalam hal penulisan kata “repetisi” penulis merujuk kepada kamus lengkap bahasa indonesia. Kata “repetisi” berarti ulangan, pelajaran latihan ulangan sandiwara dsb

22


(20)

mengenai seberapa besar tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim Kebumen terhadap

partai politik berasaskan Islam itu sendiri. Kecamatan Kebumen23 yang memiliki luas

wilayah 42,040 km2 dengan jumlah penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki 59.728 orang dan perempuan 59.228 orang. Jarak Kecamatan Kebumen dari Kota Kebumen adalah 1,00 km. Banyaknya RT di Kecamatan Kebumen 580 dan RW

sebanyak 144 yang terbagi dalam 5 Kelurahan dan 24 Desa.24

Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan

instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan

kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata

disetiap desa atau kelurahan.

Atas dasar deskripsi di atas penulis akan mengkaji mengenai pertisipasi

politik masyarakat Kebumen. Hal ini menjadi alasan penulis untuk menulis tugas

akhir dengan judul Tingkat KepercayaanMasyarakat Muslim Terhadap Partai

Politik Berasaskan Islam (Studi Kasus di Kecamatan Kebumen Pada Pemilu 2014).

23

Kecam at an Kebum en m erupakan w ilayah yang m asuk dalam w ilayah administ rasi pem erit ahan Kabupat aen Kebum en dan m asuk w ilayah Propinsi Jaw a Tengah

24


(21)

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Pokok masalah dalam studi ini dibatasi pada tingkat kepercayaan Masyarakat

Muslim Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen terhadap PPP, PBB, dan PKS sebagai partai yang lolos kualifikasi sebagai partai peserta pemilu 2014.

Dari masalah pokok di atas dapat disimpulkan menjadi tiga (3) sub masalah

yang dirumuskan dengan pertanya sebagai berikut:

1. Seberapa besar tingkat kepuasandan preferensi pilihan Masyarakat Muslim

terhadap partai politik berasaskan Islam?

2. Seberapa efektifkah partai politik dalam mempengaruhi partisipasi politik

Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen?

3. Bagaimana perilaku bermedia masyarakat dalam mengakses informasi politik?

Partai politik berasaskan Islam yang menjadi objek pembahasan ini adalah

partai politik yang secara tegas mencantumkan dalam asasnya parta Islam dan partai politik berasas Islam yang ikut berkompetis, dalam pemilihan umum 9 April 2014,

yaitu PPP, PBB, PKS.25Patut dikemukakan bahwa partai politik peserta pemilu yang

dijadikan objek kajian dalam penelitian ini dianggap sebagai alat perubahan masyarakat. Sedangkan instrumen kuesioner dijadikan alat pengukur tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam.

25


(22)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:

a. Mengetahui partai politik yang paling disenangi masyarakat Muslim

Kecamatan Kebumen pada pemilihan umum 9 April 2014.

b. Mengetahui alasan masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen dalam

memilih partai politik pada pemilihan umum 9 April 2014.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaatnya sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini juga bernilai signifikan bagi upaya pembaharuan

strategi politik dalam pemilihan umum dan memberikan informasi dan

pertimbangan bagi stake holder untuk lebih memahami mengenai

persoalan-persoalan partai politik berasaskan Islam.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengungkap fenomena

kekalahan partai politik berasaskan Islam.

D. Tinjauan Pustaka/Penelitian Terdahulu

Sejumlah penelitian tentang topik masalah telah dilakukan baik yang

mengkaji secara sepesifik fenomena tersebut maupun yang menyinggungnya secara umum dalam tema partai politik Islam. Berikut paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut.


(23)

Carman Ansari (2010) dengan skripsi yang berjudul Partai Islam dan Pemilu Presiden 2009. Penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor yang mendasari partai-partai berasaskan Islam mendukung SBY Boediono karena adanya kesamaan dan kesepahaman dengan partai mitra koalisi serta keterlibatan elit-elit partai Islam dalam tim sukses pemenangan SBY-Boediono.

Sri Busono (2013) dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Ketaatan Beragama

Terhadap Pilihan Partai Politik Islam Pada Pemilihan Umum 2009 (Studi Kasus Pada Jamaah Masjid Raya Cinere Depok). Penelitian membuktikan bahwa agama tidak menjadi ukuran dan landasan dari hampir sebagian besar responden untuk menentukan pilihan politik. Analisis statistik menunjukan pengaruh ketaatan beragama terhadap partai politik Islam rendah (1,0%)

Muh. Samsul Anwar (2011) dengan skripsi yang berjudul Dinamika Politik

Islam Sasak Tuan Guru dan Politik Pasca Orde Baru. Penelitian membuktikan bahwa kemenangan Tuan Guru sebagai gubernur NTB dalam Pilkiada 2008 tidak hanya dimenangkan karena ketokohannya dan ke-Tuan Guru-anya melainkan karena memiliki momentum yang tepat. Hal ini disebabkan karena calon-calon yang lama mayoritas didugs terlibat masalah korupsi.

Penelitian lembaga survei Indonesia yang bertajuk, prospek Islam politik menjelang pemilu 2009, temuan pokok ini antara lain, secara umum, Muslim, lepas dari berbagai faktor yang mempegaruhinya, cenderung memilih partai non-Islam.


(24)

Serta Kecenderungan sikap elektoral ini stabil atau bahkan menguat dalam empat tahun terakhir.

Dari bebrapa temuan penulis yang ada dalam tulisan skripsi, buku-buku tulisan para pakar politik ataupun lembaga survei Indonesia penulis tidak menemukan tulisan yang secara sepesifik membahas tentang tingkat kepercayaan terhadap partai politik Islam terlebih lagi yang dilakukan secara khusus di Kecamatan Kebumen. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini.

E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Secara tipologis, penelitian penulis ini merupakan model penelitian dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan objek penelitian ini adalah 100 responden yang di ambil secara random dari total populasi di Kecamatan Kebumen. Pengambilan sampel responden pada tingkat RW dipilih empat RT secara acak dan pada tahap RT dilakukan pendataan dan menghitung jumlah Interval (RT/SLT = Jumlah RT/SLT di Desa dibagi 2), untuk mencari responden pada tingkat KK. Setelah terpilih pada tingkat KK akan dilakukan pemilihan responden yg sudah terdaftar pada DPT pemilihan umum 2014 dengan cara menghitung interfal atau memilih responden yang dibutuhkan Lk/Pr untuk diwawancarai/dijadikan sampel penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berasal dari konsep kuantitas


(25)

artikan sebagai komponen atau faktor yang diteliti, karena jumlah besar dari sumber data atau yang mewakili sumber data responden yang menyangganya sehingga keterkaitan satu fariabel dengan fariabel lain di pandang menunjukan suatu kekuatan

atau kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.26

2. Teknis Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian dengan metode penelitian survei yang dilakukan pada tanggal 5-30 Maret 2014, menjelang pemilihan umum 9 April 2014. Dalam pelaksanaan survei,

kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti27. Data yang diambil dari

lapangan, kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskriptif maupun tabel. Sedangkan pengumpulan sumber data akan dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Data primer: Wawancara langsung (tatap muka) menggunakan instrumen

kuesioner untuk mendapatkan informasi dengan cara mengisi daftar pertanyaan yang disediakan kepada responden.

b. Data skunder: Studi dokumentasi dengan mengumpulkan data-data statistik

sebagai perbandingan di lapangan dari sumber resmi Kecamatan Kebumen.28

Sedangkan populasi dari sampel survei ini adalah seluruh warga Kecamatan

Kebumen yang beragama Islam, dan mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum,

26

Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) hal. 39

27

Bambang Prasetio dkk , Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 49

28


(26)

yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih terdaftar di (DPT), ketika survei dilakukan. Jumlah sampel 100 responden dari berbagai desa atau kelurahan di Kecamatan Kebumen. Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh peneliti dan Survei dilakukan dilakukan 5-30 Maret 2014.

Kecamatan Kebumen dengan jumlah Laki-laki sebanyak 60,381 dan

Perempuan sebanyak 60,797 dengan jumlah keseluruhan 121,178 penduduk.29

Populasi yang diambil dari DPT pilpres 2014 yang berjumlah 98.24230 pemilih di

mana jumlah pemilih di Kecamatan Kebumen merupakan jumlah terbanyak dari Kabupaten Kebumen. Berdasarkan ukuran sampel dari populasi penelitian ini

menggunakan cara: 31

29

http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=5diunduh slasa2/12/2014 jam 12:20

30

http://www.kpu-jatengprov.go.id/index.php/179-dpt-ppwp-kebumen-sebesar-1-036-453-pemilih diunduh slasa2/12/2014 jam 12:47

31

Consuello G. Selvilla, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, UI Press, 1993) hal. 71, lihat Juga Metodologi Laporan Penelitian Survei Lembaga Survei Indonesia, (www.LSI.go.id)


(27)

POPULASI

Desa/ Kelurahan Kelurahan/ Desa

RT1 RT2 RT3 RT4 RT5

KK1 KK2

Lk Pr

Keterangan:

a.Desa/Kelurahan di tingkat kecamatan dipilih secara keseluruhan yaitu 24 desa.

b.Di setiap Desa/Kelurahan dipilih sebanyak 4 RW dengan cara random.

c.Di sampel RW/lingkungan dipilih secara random 4 KK.

d.Di sampel KK dipilih secara random satu orang yang punya hak pilih laki-laki atau

perempuan.

Berdasarkan metode tersebut, dengan berbagai pertimbangan serta

keterbatasan(waktu, biaya dan tenaga lapangan) maka ditentukan sampel sebanyak 100 responden.


(28)

Untuk perhitungan rumusan persentase (%) dan digunakan rumus sebagai berikut:

P = F/N x 100%

P = Prosentase; F = Frekuensi yang sedang dicari %; N = Number of case (banyaknya individu).

3. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, model penyajian yang khas adalah dalam bentuk grafik dan tabel dan dijelaskan dalam bentuk teks naratif yang bersifat deskriptif deduktif seluruh data yang di peroleh akan di kaji dan di teliti. Selanjutnya ditarik kesimpulan. Lebih lanjut lagi seluruh jawaban responden dikumpulkan dan dilakukan

coding pada setiap jawaban untuk tabulasi. Dengan tabulasi akan menghasilkan frekuensi dan tabel sesuai dengan variable yang di teliti terhadap partai politik berasaskan Islam.

F. Sistematika Pembahasan

Materi laporan penelitian skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima bab). Bab pertama bertajuk “pendahuluan” Didalam bab ini diuraikan pokok-pokok pikiran yang melatar belakangi penelitian ini, yang terorganisir menjadi 6 (enam) subbab, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) Pembatasan dan perumusan masalah, (3) Tujuan dan manfaat penelitian, (4) Tinjauan pustaka/Penelitian terdahulu (5) Metode penelitian dan, (6) Sistematika pembahasan.


(29)

Bab kedua menyajikan uraian tentang definisi partai politik, sejarah partai politik. Sub bab ini memuat (1) sejarah lahirnya partai politik di eropa (2) partai politik Islam di Indonesia (masa, penjajahan, demokrasi liberal, orde baru dan reformasi). Bab ini juga menjelaskan uraian tentang dinamika partai politik berasas Islam dalam perpolitikan Indonesia. Sub bab ini membahas (1) Periode pemilu 1955 (2) Periode pemilu 1955-1999 dan (3) Periode pemilu 1999-2014.

Bab ketiga memaparkan mengenai sejarah letak geografis dan demografi serta

kondisi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan agama Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen.

Bab keempat bertajuk analisis dan pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan. Bab ini menyajikan (1) sekilas gambaran umum objek penelitian, (2) menyajikan hasil analisis dan pembahasan mengenai tingkat kepercayaan Masyarakat Muslim terhadap partai berasas Islam, tingkat efektifitas partai politik dalam mempengaruhi partisipasi masyarakat serta perilaku bermedia responden dalam mengakses informasi politik.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Dalam

bab ini disajikan pokok-pokok temuan penelitian yang dihasilkan. Disamping itu dimuat juga saran terkait tindak lanjut atas temuan penelitian.


(30)

18

BAB II

Partai Politik Berasas Islam di Indonesia

A. Definisi Partai politik

Partai politik merupakan tiang dari demokrasi di masa modern yang mana demokrasi dengan sistem keterlibatan atau partisipasi rakyat dalam pengambilan kebijakan publik harus didelegasikan dalam bentuk pembentukan partai politik. Efisiensi kerja demokrasi dibutuhkan agar aspirasi masyarakat benar-benar tersalurkan. Partai politik merupakan wahana efisiensi kerja demokrasi dalam

masyarakat modern yang plural.32

Partai adalah kelompok orang yang berpandangan sama, yang berjuang memperoleh kekuasan dan pengaruh didalam pemerintahan, untuk dapat mempengaruhi opini publik dan mewujudkan pandangan politik mereka. Paham Marxisme Lenisme mendefinisikan partai sebagai organisasi politik di mana di dalamnya bergabung berbagai kelas untuk mewakili kepentingan kelompoknya. Menurut Max Weber dalam suatu masyarakat modern, kepemimpinan politik dan

opini politik yang handal tidak mungkin terbentuk tanpa adanya partai.33

Dengan partai lebih mudah untuk menonjolkan tema atau permasalahan, karena tanda partai menjadi standar pengalaman partai itu diakui. Ia menjadi suatu lambang, semacam petunjuk di mana seorang itu berdiri, mungkin ia tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Namun setidaknya ia melambangkan sesuatu.

32

Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.77

33


(31)

Identifikasi partai merupakan dasar untuk dukungan para pemilih yang mempunyai

gambaran baik untuk partai.34 Berikut definisi partai politik menurut para ahli politik:

Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan anggota partainya kemanfaatan yang bersifat keadilan maupun materil.

Menurut R.H. Soltau, partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dengan memanfaatkannya sebagai pemilih yang bertujuan menguasai pemerintahan dan

melaksanakan kebijaksanaan umum mereka.35

B. Sejarah Terbentuknya Partai Politik 1. Sejarah Partai Politik di Eropa

Kelahiran Partai politik di Eropa awalnya adalah buah dari pertarungan ideologi antara kekuatan yang ada dalam masyarakat. Ia muncul sebagai representasi kepentingan warga negara di Barat. Partai politik pertama-tama lahir mewakili setidaknya tiga golongan masyarakat. Partai politik di Barat terutama muncul setelah adanya perlawanan yang begitu kuat terhadap dominasi agama (Gereja). Pertama adalah kekuatan liberal yang melawan kekuatan Gereja untuk berikutnya lahirlah kelompok-kelompok politik konvensional. Ketiga aktor politik akhirnya bermuara

34

Arnold Stein Berg, Kampanye Politik Dalam Praktek, (Jakarta: Intermasa, 1981) hal. 9

35


(32)

kepada pengelompokan politik dalam bentuk partai politik. Saat itu adalah Gereja,

politisi konservatif, dan politisi liberal.36

Partai politik yang terorganisir timbul pada ahir abad ke-18 dan abad -19 di Eropa Barat, sebagai buah dari usaha-usaha kelompok di luar lingkungan kekuasaan politik untuk bersaing merebutkan kekuasaan pemerintahan dan mengendalikan kebijakan pemerintahan. Ketika gerakan kelompok kelas menengah dan kelas buruh ini mulai mendesak kelas-kelas atas dan aristokrat demi partisipasi dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian partai politik itu merupakan penghubung antara

masyarakat dan pemerintah.37

Namun menurut Peter Schroder, dalam pengertian sekarang tercipta pada abad ke-19 bersama dengan terbentuknya demokrasi Barat dan dilaksanakannya hak pilih secara umum di Eropa dan Amerika Serikat. Tapi fenomena bukan hanya muncul pada masa itu. Dari periode negara kota jaman dahulu hingga abad pertengahan, kekuatan oligarkis dan masyarakat biasa telah memperebutkan kekuasaan dan

pengaruh.38

Hampir selama abad ke 19-an, melalui sistem perwakilan seperti Ingris, politik yang utama terbagi menjadi dua kelompok yang mempunyai hak kepemilikan: partai-partai konservatif mewakili kaum aristokrasi dan tuan tanah, sedangkan partai liberal mewakili kelas menengah seperti pedagang. Namun menjelang ahir abad ke

36

Firman Subagyo, Menata Partai Politik, (Rmbooks: Jakarta, 2009) hal.57

37

Mohtar Masoed, Perbandingan Sistem Politik, hal 61

38


(33)

19, ketika kelas pekerja memiliki perwakilan yang lebih besar, disana mulai terjadi penyesuaian kembali. Partai-partai sosial dan konservatif menyerap ide-ide liberal, dan dari waktu kewaktu mengadopsi kebijakan liberal, partai inilah yang pada ahirnya dapat menguasai pemilih, sementara partai-partai liberal sendiri tidak mampu

melakukan hal ini.39

2. Sejarah Partai Politik di Indonesia

Berbeda dengan di Eropa, dalam masyarakat Indonesia yang heterogen, terdapat banyak sekali pengelompokan primordial terutama yang berdasarkan, suku, agama, dan budaya. Mobilitas yang rendah menyebabkan adanya keterikatan yang kuat terhadap kelompoknya masing-masing. Perbedaan yang ada pada kelompok ini akan terjembati manakala kelompok ini memperoleh nasib yang sama, dijajah. Dengan demikian persatuan dapat digalang untuk bersama-sama menghadapi musuh bersama yaitu penjajah. Para elit tradisional sama dengan elit terdidik telah bersama-sama membangun partai politik sebagai sarana untuk menghimpun masa dalam

rangka memperjuangkan kemerdekaan.40

a. Partai Politik Berasas Islam Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang)

Partai politik pertama-tama lahir pada zaman kolonial sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Dalam semua itu semua organisasi apakah itu

39

Ian Adams, Ideology Politik Mutahir, (Yogyakarta: Qalam, 2004) hal. 61-62

40

Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal.482


(34)

bertujuan sosial seperti (Budi Utomo atau Muhammadyah) ataupun menganut asas politik atau agama seperti (Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau asas politik sekuler seperti (PNI dan PKI), memainkan peran penting dalam perkembanganya pergerakan nasional. Pola kepartaian masa kini menunjukan keanekaragaman dan diteruskan dalam bentuk sistem multi partai.

Tidak bisa dipungkiri bahwa umat Islam memegang peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda di wilayah Nusantara bisa dikatakan perlawanan Islam, terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan dan penindasan.

Karena itu pada awal abad ke-20 kita menyaksikan berdirinya organisasi Islam, baik yang bergerak di bidang politik ataupun sosial keagamaan. Tercatat Serikat Islam (1912) yang berasal dari SDI Sarekat Dagang Islam, Muhamadiah (1912), Persatuan Islam (1920), Nahdlatul Ulama (1926), Persatuan Tarbiah Islamiah (1930), dan Partai Islam Indonesia (1938). Dari perkembangan organisasi-organisasi Islam tersebut. setidaknya ada dua fenomena yang terjadi pada dekade awal abad-20an tersebut. 41

Persaingan antara komunis dan Islam dalam tubuh sarikat Islam menyebabkan orang-orang Komunis terpaksa harus dikeluarkan dari SI. Gerakan komunis ini semakin hebat sejak kembalinya dari Moskow pada pertengahan 1922 meskipun harus berdiri di luar SI. Corak politik pada masa 1922 pada umumnya semakin

41


(35)

radikal konsentrasi radikal di volkstrad merupakan manifestasi perkembangan ini. Pada awal tahun 1923 banyak organisasi pribadi yang cenderung mengambil sikap

non kooperatif dan menolak imperialis.42

Dengan didirikannya volkstraad43 maka beberapa partai dan organisas bergerak

melalui badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi dalam volkstraad, yakni fraksi Nasional di bawah pimpinan Husni Thamrin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi-putra) di bawah pimpinan Prawoto dan Indonesia nasional Groep di bawah pimpinan Mohamad Yamin.

Di luar volkstraad ada usaha untuk melakukan gabungan gabungan partai politik dan menjadikanya semacam dewan perwakilan Nasional. Pada tahun 1939 dibentuk K.R.I (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang merupakan gabungan darin Parta-partai beraliran Nasional, MIAI (Majelis Islam ala Indonesia), yang merupakan gabungan dari Partai-partai beraliran Islam yang terbentuk pada 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia), yang merupakan gabungan organisasi buruh.

Polarisasi politik44 antara kalangan Nasionalis netral agama dan Nasionalis

muslim dapat terlihat umpamanya dengan adanya Budi Utomo, Sarekat Islam, Jong

42

AQib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES,, 1985) hal.59-60

43

Dalam penulisan kata “volkstraad” penulis merujuk kepada kamus politik kontempore. Kata “volkstraad” bararti, sebuah lembaga DPR yang dibentuk oleh Belanda pada tahun 1918 demi

memenuhi tuntutan pergerakan kebangsaan Indonesia. Volkstraad lebih mengutamakan member nasehat kepada Gubernur Jendral daripada “menyuarakan” kehendak rakyat.

44

Dalam penulisan kata “polarisasi politik” penulis merujuk kepada kamus politik kontempore. Kata “polarisasi politik” berarti: terjadinya pertentangan politik.


(36)

Java disamping Jong Islamieten Bond, Taman Siswa, Mohamadiah dan NU, Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) dan Gabungan

Politik Indonesia (GAPI), MIAI, serta Jawa Hokokai disamping Masyumi.45

Berbeda dengan masa penjajahan Belanda, kegiatan politik pada masa Jepang dilarang, hanya golongan orang-orang Islam diakomodasi dengan dibentuknya MIAI pada 5 september 1942 dan berubah menjadi partai Masyumi 1943. Akan tetapi satu bulan sesudah Proklamasi kemerdekaan, kesempatan dibuka lebar-lebar untuk

mendirikan partai politik, anjuran mana mendapatkan antusias.46Keadaan seperti ini

tidak banyak berubah hingga tahun 1950-an karena Indonesia mengalami masa transisi kemerdekan, itusebabnya para cendekiawan lebih berfokus pada pembentukan dan ideologi negara.

Pada kurun waktu antara 1950-1959, ketika Indonesia menjalankan prinsip demokrasi parlementer, ketegangan Islam dan negara kembali memanas dalam bentuk perseteruan partai politik berasaskan Islam, seperti partai Masyumi dan partai NU, dengan partai politik sekuler: partai Komunis Indonesia, Partai Nasionalis Indonesia dan sebagainya. Perseteruan ideologi Islam versus Sekuler kembali dalam persidangan kunstituante hasil pemilu demokratis yang pertama pada tahun

45

Muhamad IQbal dakk, Pemikiran Politik Islam (Jakareta: Kencana, 2010) hal. 254

46


(37)

1955.47Pada masa ini yang paling dekat dan dilindungi oleh presiden serta mengejar

berbagai kepentingan melalui Presiden adalah, PNI, PKI, dan kadang-kadang NU.48

b. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Liberal

Sebagaimana diharapkan tokoh-tokoh Islam, pemilu sebenarnya hendak dilaksanakan secepatnya setelah kemerdekaan Indonesia. Namun karena awal kemerdekaan Indonesia mengalami revolusi mempertahankan kemerdekaan, pemilu yang diimpikan umat Islam belum terlaksana. Barulah pada 29 september 1955, pemilu pertama di Indonesia dapat dilaksanakan. Dari pemilu itu setidaknya ada tiga ideologi yang meraih suara terbesar dan akan bersaing di konstituante nantinya.

Ketiganya adalah: Islam, Nasionalis dan Komunis.49

Dari sekian banyak partai politik yang ada, yang paling dominan dengan banyaknya dukungan masa adalah partai berasaskan Islam Masyumi dan NU, serta partai ideologi PNI dan PKI. Keempat partai ini memiliki wilayah dukungan sendiri-sendiri. Masyumi (Majelis Syura Muslim Indonesia) memperoleh suara banyak dari Masyarakat Muslim baik yang bertempat tinggal di Jawa maupun di luar jawa, sementara NU (Nahdlatul Ulama) memperoleh banyak suara hanya di Jawa.

47

A. Ubaedilah, Pendidikan Kewarganegaraan,cet.4 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) hal. 99

48

R. William liddle, Partisipasi dan Partai Politik, Indonesia Pada Awal Orde Baru, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), hal. 186

49

Muhamad IQbal, Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, hal. 261-262


(38)

PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak dukungan dari Masyarakat Muslim di pulau Jawa. PNI (Partai Nasional Indonesia) memperoleh banyak dukungan dari para pamong praja (Pegawai Pemerintah) terutama di pulau Jawa, sedangkan PKI (Partai Komunis Indonesia) menarik masa buruh termasuk buruh tani

didaerah pedesaan di Jawa.50

Budaya politik masyarakat yang menjadikan pemimpin pada posisi yang tinggi telah memudahkan para elit politik menghimpun masa kepada partai politik yang dibentuknya.Dengan demikian terdapat partai politik dalam jumlah yang besar baik yang mendasarkan diri pada ikatan primordial maupun ideologi yang terbawa masuk sejalan dengan pendidikan yang di peroleh oleh para elit terdidik.

Jumlah partai politik terjadi semakin banyak dan begitu mudah terjadi perpecahan dalam tubuh partai. Tak jarang perbedaan pendapat terjadi pada tubuh partai mendorong perpecahan yang berahir dengan partai baru oleh partai yang berkonflik itu. Partai baru mudah dibentuk karena adanya keterikatan masa yang kuat terhadap pemimpin. Dengan demikian setiap partai politik sesungguhnya memiliki dukungan

sendiri-sendiri.51

50

Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal. 482-483

51

Carlton Clymer Rodee dkk, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hal.482


(39)

c. Partai Politik BerasasIslam Masa Demokrasi Orde Baru

Kegagalan percobaan kudeta PKI pada 30 september 1965 membawa konsekuense pemerintah Orde Lama tumbang dan muncul pemerintah Orde Baru. Banyak tokoh Islam berfikir bahwa hancurnya PKI akan member arti penting Islam dalam masyarakat, dan Islam akan menjadi kekuatan politik sebagaimana terjadi pada

masa demokrasi parlementer namun yang terjadi sebaliknya.52

Di tengah keterpurukan partai berasaskan Islam Masa Orde Baru PBB tampil sebagai partai berasaskan Islam yang menghidupkan lagi nama besar partai berasaskan Islam Masyumi. Partaiberasaskan Islam lain yang tegas membawa nama partai Masyumi adalah partai Masyumi Baru dan Partai Politik Islam Indonesia Masyumi. Di masa Orde Lama Masyumi dikenal sebagai partai kelompok modernis Islam, sedangkan NU dikategorikan sebagai partai tradisionalis Islam.

Masyumi telah bubar pada tahun 1960, sehingga kelompok modernis Islam telah kehilangan partai. Pada masa Orde Baru masih ada partai berasaskan Islam yaitu, PPP yang merupakan fusi empat partai, yakni NU, Paratai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Persatuan Tarbiyah Islamiah. Tetapi kelihatanya kalangan modernis tidak cukup tertampung oleh partai ini, karena kelompok ini lebih

52


(40)

suka politik yang tidak mengatasnamakan Islam, tetapi memiliki komitmen yang jelas

pada Islam yaitu Golkar53

Dalam masa Orde Baru partai politik diberi kesempatan lebih luas. Akan tetapi, setelah diadakan pemilihan umum pada 1971, di mana Golkar menjadi partai pemenang utama dengan disusul tiga partai besar NU, Permusi dan PNI, agaknya partai-parrtai harus menerima kenyataan bahwa peranan mereka dalam proses akan tetap terbatas.

Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai. Empat partai Islam yaitu Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partrai Sarikat Indonesia dan Perti bergabung dengan PPP. Selain dari itu lima partai yaitu: Partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik dan Partai Murba dan Partai Pendukung Kemerdekaan Indonesia, (IPKI) bergabung menjadi Partai Demokrat Pembangunan. Dengan demikian, dengan pemilihan umum yang akan diadakan pada tahun 1977

akan diikutsertakan dua partai dan Golkar.54

Penyederhanaan partai politik merupakan bagian dari birokratisasi politik Orde Baru, yang berkaitan erat dengan formasi negara yang sedang dibangun.

53

Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal.13

54


(41)

Menurut Richard Robison, ada beberapa asumsi mengenai formasi Negara Orde

Baru, antara lain Orde Baru dilihat sebagai negara teknokratis dan politik birokratis.55

Selama Orde Baru (1971-1997) Golkar menguasai secara mutlak perolehan suara di seluruh propinsi, sehingga membawa partai beringin ini menjadi partai pemenang, bahkan mendapatkan legitimasi untuk memerintah karena ia menguasai

perangkat eksekutif dan legiselatif sekaligus.56

Kebiasaan partai-partai politik di jaman Orde Baru yang membentuk

organisasi-organisasi underbouw harus pula dilarang. Bukan organisasinya dilarang

tapi sifat underbouw nya. Kalo organisasi itu dimasukan ke dalam bagian dari partai

maka sekaligus saja dari para anggotanya “masuk menjadi anggota partai”, dan

organisasinya melebur menyatu dengan partai politik.57

Adanya pembatasan-pembatasan tertentu yang mengarahkan pemikiran-pemikiran keagamaan sehingga tidak memunculkan dan terbentuknya partai politik keagamaan. Hal ini sangat terlihat dengan usaha yang dilakukan pemerintahan Soeharto untuk menyederhanakan partai politik berasaskan Islam ke dalam partai politik tunggal. Pemerintahpun menekankan agar partai ini tidak secara ekplisit

55

Sudirman Teba, Islam Orde Baru, Perubahan Politik dan Keagamaan (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993) hal. 101-102

56

Daniel Dhkidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3pemilu

57

Sri-bintang Pamungkas, Dari Orde Baru ke Indonesia Baru lewat Reformasi Total, “Jakarta: Erlangga, 2001” hal. 303


(42)

menampilkan Islam. Nama PPP Partai Persatuan Pembangunan, merupakan seterilisasi usaha pemerintah untuk menghilangkan warna ke-Islaman.

Bahkan pada tahap yang lebih lanjut kemudian lambang Ka’bah sebagai symbol Ke-Islaman pun kemudian dilorotkan,dan berahir dengan dipaksakan dan ditekankan pemakaian asas tunggalpada setiap parpol dan ormas. Langkah- langkah demikian yang dilakukan pemerintahan Soeharto, jelas merupakan usaha-usaha yang sistematis, baik langsung maupun tidak langsung untuk meminggirkan dan bahkan menghilanggkan simbol-simbol Islam dalam kancah perpolitikan Nasional

Indonesia.58

d. Partai Politik Berasas Islam Masa Demokrasi Reformasi

Seiring dengan kejatuhan Orba yang ditandai jatuhnyanya Soeharto dan digantikan Habibi umat Islam memanfaatkan momentum euforia reformmasi untuk menyusun kembali format perjuangan penegakan syariah Islam di jalur politik. Hal yang dilakukan Habibi adalah mempercepat pemilihan umum dan memberikan kesempatan yang luas untuk membentuk partai. Hal ini ditandai dengan kenyataan banyaknya partai tidak kurang dari 150 partai politik baru hanya dalam kurun waktu enam bulan. Dari jumlah tersebut, yang memperoleh pengesahan dari departemen

58

M. Rusli Karim, Negara dan Peminggiran Islam Politik (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999) hal.xii


(43)

kehakiman dan KPU sebagai peserta pemilu berjumlah 48 partai termasuk PPP, yang

berganti asas menjadi partai berasasIslam dan kembalinya lambing kabah.59

Ketua umum dewan Pimpinan Pusat PPP Hamzah Haz pun dalam Tablig Akbar disilang Monas Jakarta pada 7 Januari 2000 mengajak partai-partai politik Islam untuk menghadapi pemilu 2004. Ajakan ini disambut baik oleh para pemimpin politik

Islam.60

C. Dinamika Partai Politik Berasas Islam di Indonesia

Sepanjang perjalanan sejarah Indonesia, umat Islam mengalami pasang surut dalam perjuangan politiknya. Pada masa kerajaan nusantara, politik Islam cenderung menyatu dengan agama. Dalam hal ini para ulama mempunyai peranan penting dalam kerajaan dan cenderung menjadi alat justifikasi oleh sultan. Lalu ketika Belanda masuk ke wilayah Indonesia, Islam juga mempunyai peranan penting dalam

perlawanan terhadap kolonial.61

Ada 11 partai yang jelas-jelas berasas Islam yaitu PUI (Partai Umat Islam), PKU (Patai Kebangkitan Umat), Partai Masyumi Baru, PPP, dan PSII (Partai Syarikat Islam), PSII 1905 (Partai Syarikat Islam 1905), Mayumi (Partai Politik Islam

Masyumi), PBB, PK, PNU (Partai Nahdlatul Umat), dan PP (Partai Persatuan)62

59

Muhamad IQbal dkk, Pemikiran Politik Islam, (Jakareta: Kencana, 2010), hal. 298

60

Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001) hal. 17

61

Muhamad IQbal dkk, Pemikiran politik Islam hal. 237

62


(44)

1. Periode Pemilu 1955

Pada pemilihan umum tahun 1955 perolehan suara partai berasas Islam secara

bersama-sama menerima hampir 45% suara.63Tapia ada yang menyebutkanperolehan

suara NU, Masyumi PSII, Perti, PPTI, dan AKUI hanya 45,2%, masih di bawah partai nasional ditambah partai non Islam yang memperoleh 54,8%. Fenomena ini terulang lagi pada pemilu 1971: NU memperoleh suara 18,67%, Parmusi 7,36%, PSII 2,39 persen, dan perti 0,70 persen. Padahal Golkar mendapatkan suara 62,8 persen, PNI 6,94 persen, Parkindo 1,34 persen dan partai Katolik 1,11%. Bahkan dalam pemilu 1977 setelah fusi 1973 perolehan suara kelompok Islam lewat partai PPP merosot: 29,3% perolehan ini terus berlanjut hingga pemilu-pemilu selanjutnya: 1982

(27,8%) dan 1987 (16,0%).64

Secara faktual aktual, bangkitnya politik Islam yang sangat menjanjikan, tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena masih banyaknya problem mendasar yang membayangi politik Islam. Kondisi politik pada masa ini diperparah dengan agitasi dan propaganda PKI yang memang bersiap melancarkan pemberontakan untuk merebut kekuasaan, setelah gagal dalam pemberontakan madiun 1948. Oleh karena itu Aidit mencari tokoh PKI dan membentuk CC PKI dan biro kusus untuk menyiapkan PKI menjadi alat politik dan propaganda ideologi refolusioner. PKI ini, menurut DN Aidit, kelak bisa berkiprah diforum nasional. Faktor Bung Karno yang

63

R. William liddle, Islam Politik dan Modernisasi, hal. 42

64


(45)

ingin menonjolkan diri sebagai pemimpin. Setelah konferensi Asia Afrika juga memberikan peluang bagi Aidit dan PKI untuk membonceng pada setiap kebijakan

politik dan kepemimpnan Bung Karno.65

2. Periode Pemilu 1955-1999

Pemilu 1955 disebut-sebut pemilu paling demokratis di Indonesia ternyata

partai-partai berasas Islam kalah.66 Dalam pemilu 1955 gabungan seluruh partai

berasas Islam (lima partai dari, 29 parpol dan golongan yang berkontes) mengantungi hampir 45% suara. Sedangkan pemilu 1999 partai berasas Islam hanya meraih suara tidak lebih dari separuh persentase itu.

Fakta menarik pada pemilu yang pertama muncul empat besar yaitu Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdhatul Ulama, dan Partai Komunis Indonesia. Bahkan Masyumi dan PNI menjadi “juara bersama” dengan masing masing mengantungi 57 kursi. Empat puluh lima tahun kemudian, jurang perbedaan di antara mereka menganga sangat lebar. PDIP yang bisa dikatakana reinkarnasi PNI kalaupun tidak disertai unsur-unsur lain menduduki 153 kursi, bahkan ia terbelah menjadi partai lain yaitu PNI Front Marhaen, PNI Masa Marhaen, PNI Supeni, Partai Nasional Demokrat dan PDIP. Sementara PBB, yang mengklaim diri atau bisa

65

Aco Manafe, Mengungkap Penghianatan PKI Tahun 1965 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007) hal. 8

66


(46)

disebut reingkarnasi dari Masyumi dan meminjam bulan bintang untuk nama partai

hanya menempati 13 kursi.67

Pemilihan umum yang dianggap demokratis daripada pemilu sebelumnya, perolehan partai berasas Islam pada pemilu yang baru lalu itu merosot jauh. Dalam pemilu 1955 yang diikuti 172 kontestan, PNI muncul sebagai pemenang dengan perolehan suara 22,3 persen. PNI setidaknya menguasai Jawa Tengah. Pada posisi berikutnya tampil Masyumi dengan 20,9 persen yang menjadi pemegang di Jawa Barat dan Jakarta. Nahdlatul Ulama (NU) menempati posisi ketiga (18,4 persen) dengan merebut jawa Timur, serta PKI di tempat berikut (15,4 persen).Singkatnya

tidak ada partai yang menang dengan meyakinkan.68

Kemudian dilingkungan partai primordialisme masih mengental unsur-unsur dalam PPP begitu pula PDIP. Kongres III PDIP tahun 1986 dan pemilu 1987 menghasilkan dominasi unsure agama tertentu dalam partai ini. Juga PDIP

keliatamnya masih mengandalkan kharisma keluarga.69Di sisi lain timbul asumsi

adanya kesan masyarakat bahwa Golkar adalah partai pemerintah, sedangkan yang

lain, yaitu PPP dan PDIP adalah partai rakyat.70

67

Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv

68

Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3

69

Sudirman Teba, Islam Orde Baru,” Perubahan Politik dan Keagamaan” (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993) hal . 110

70


(47)

Pertikaiaan internal juga melanda Partai Bulan Bintang (PBB) dan mundurnya Nur Mahmudi Mantan Menteri Kehutanan era Gusdur dari Partai Keadilan (PK) bukan saja dari jabatan presiden, tetapi juga sebagai anggota partai menunjukan bahwa partai-partai politik berasaskan Islam dewasa ini mengalami krisis dan disorientasi. Kasus ini menunjukan pertanyaan apakah partai Islam merupakan sarana aspirasi umat ataukah hanya sekedar kendaraan bagi para pengurusnya untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi, di lembaga perwakilan

(DPR dan MPR) dan lembaga pemerintah misalnya menjadi menteri.71

Di sisi lain pemilu 1999 malah dua partai yang secara harfiah mencantumkan nama Masyumi (Partai Masyumi baru dan Partai Islam Masyumi) terpuruk total tanpa meraih satupun kursi. Setelah hampir setengah abad berlalu, kejayaan Masyumi dan wajah Islam modern demokrat yang ditampilkan secara mengesankan ternyata tidak

sanggup lagi memikat hati para pemilih di bilik suara.72

3. Periode Pemilu 1999-2014

Semangat untuk mendirikan parta-partai baru di Indonesia masih belum memudar meskipun dalam rentan waktu itu terjadi 4 kalipemilu paska Orde Baru (1999-2014). Cukup member pelajaran berharga bahwa ternyata partai-partai tertentu saja yang memperoleh dukungan dari para pemilih (konstituen). Lebih dari sepertiga peserta pemilu 1999 adalah partai berasas Islam.Lolosnya 17 partai berasas Islam dari

71

Sudirman Teba, Islam Pasca Orde Baru, hal. 11

72


(48)

seleksi ketat tim 11 yang ahirnya meloloskan 48 kontestan dari sekitar 160 parpol yang mendaftar. Kesiapan administrasi ini mengagumkan kecuali PPP adalah partai baru,mengingat persyaratan kesertaan yang diselenggarakan oleh KPU cukup ketat,

misalnya setiap partai harus memiliki cabang sedikitnya di 14 provinsi.73

Pemilu 1999 melahirkan pemenang baru yaitu, PDIPyang menguasai 11 Propinsi, PDIP memperoleh suara 33,7% dari Golkar 22,3%. Posisi berikutnya PKB, 12,6%, PPP 10,7% dan PAN 7,2%. Bisa dikatakan tidak ada partai yang menang

secara meyakinkan,sama seperti tahun 1955.74

Awal masa reformasi menjadi salah satu momentum kebangkitan partai berhaluan Islam, meskipun direpresentasikan oleh partai ber basis masa Islam dan partai berasas Islam, mulai dari PKB, PAN, PK, PNU, PPP, PBB, PSII, Masyumi dan lain-lain. Perolehan suara partai kesemuanyamencapai 37,59%, dipimpin oleh PKB partai ber basis masa Islam (12,61%) dan PPP partai ber asas Islam (10,72%). Prestasi yang cukup membanggakan saat itu adalah ketika kelompok ‘Poros Tengah’ yang bisa dikatakan sebagai ‘Poros Islam’ berhasil menggolkan Gus Dur sebagai

presiden pertama dari kalangan pesantren.75

Di sisi yang lain pemilih NU mulai beralih ke partai PKB, satu-satunya Partai politik yang direstui oleh Pengurus Besar NU untuk warga nahdhiyin, kendati partai

73

Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iii

74

Daniel Dhakidae, Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004) hal.3

75

Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politik-indonesia-647474.htmldiunduh Sabtu06/12/2014 jam 11:20


(49)

ini tidak ber asas Islam. Mereka ternyata kurang berminat pada tiga partai lain dari kalangan NU yang berasaskan Islam. Adapun warga Muhamadiyah tampaknya banyak mencoblos Partai Amanat Nasional (PAN), yang dipimpin mantan ketua PP Muhamadiah, dan banyak pengurusnya, terutama di daerah, adalah tokoh organisasi masa Islam terbesar kedua itu. Tapi bagaimanapun PAN adalah partai yang tidak ber asaska Islam, dan sejumlah pengurus pusatnya bukan aktivis Islam, termasuk tokoh

Kristen dan keturunan Tionghoa.76Sementara itu di Kecamatan Kebumen pada tahun

204 itu sendiri yang mayoritas masyarakatnya 99,4 persen suku Jawa dan beragama Islam98,7 % ini, perolehan suara, PDIP 27,7%, PKB 27,3 persen PPP 14,7 persen

Golkar 10,5 persen dan PAN 9,1 persen.77

Tahun 2004, suara partai ber asas Islam yaituPPP (8,15%), dan PKS (7,34%). Namun, ketika Pilpres digelar, suara partai berasas Islam terpecah oleh koalisi yang berseberangan, PKS memilih pasangan Golkar(Wiranto-Wahid) atau Amin-Siswono (PAN), PPP maju dengan pasangannya sendiri Agum-Hamzah. Yang ahirnya menguntungkan pasangan SBY-JK dari Partai Demokrat yang akhirnya menjadi pemenang pilpres 2004.

Tahun 2009, perolehan partai berbasis masa Islam dan berasas masa Islam Islam merosot tajam menjadi hanya sekitar 24,15%. Hanya PKS yang membukukan kenaikan perolehan suara menjadi 7,88%. PKB mengalami penurunan yang paling

76

Deliar Noer, Mengapa Partai Islam Kalah, hal. iv

77


(50)

tajam menjadi sekitar 4,94%. Uniknya, pada pilpes 2009, seluruh partai berasas Islam dan berbasis masa Islam berkoalisi dengan Partai Demokrat, sehingga pilpres pun hanya berlangsung satu putaran karena koalisi yang gemuk bila dibanding kedua

rivalnya.78

Menjelang pemilihan umum 2014 terjadi fenomena yang menarik menimpa partai-partai politik berasas Islam seperti, PKS, PBB dan PPP. Dua bulan menjelang pemilihan umum elektabilitas partai Islam anjlok. Partai Keadilan Sejahtera termasuk partai berasas Islam yang mengalami keterpurukan paling tajam. Faisal Syam, mengatakan turunnya elektabilitas partai Islam itu karena masalah korupsi yang menjerat beberapa kadernya. Dan kurangnya dukungan dari para tokoh senior di internal partai berasas Islam jadi kendala menjelang pemilu 2014.

Faktor turunya elektabilitas parta Islam dibuktikan pula pada hasil pemilihan umum 2014. Perolehan suara partai berasas Islam PBB, PKS, PPP (1,46%, 6,79%, 6,53%) masih di bawah parta berbasis masa Islam PKB dan PAN (9,04%,

7,59%).79Hal serupa juga ditemukan peneliti ketika responden ditanya partai manakah

yang menurut responden mampu mewakili aspirasi responden hasilnya yaitu,

78

Sumber http://politik.kompasiana.com/2014/04/14/dinamika-partai-islam-dalam-politik-indonesia-647474.htmldiunduh jumat 06/12/2014 jam 11:20

79keputusan komisi pemilihan umum


(51)

responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%, PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%,

Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%, Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%.80

80

Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.


(52)

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

PROFIL DAERAH DAN OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Kota Kebumen

Kebumen berasal dari kata Ki Bumi nama ini diambil dari Ki Bumidirjo, paman Amangkurat IV yang memilih meninggalkan istana (keraton) Mataram karena tidak sepaham dengan Amangkurat yang membela kompeni. Nama asli Ki Bumi adalah Pangeran Bumidirjo. Ia memilih menjadi petani biasa dan membangun basis tani di daerah Kebumen. Seiring dengan berjalanya waktu tokoh yang melahirkan perlawanan damai di Kebumen melawan kompeni mendapat dukungan dari para petani dan masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Lukulo.

Keponakannya Joko Sangkriblah yang meneruskan perjuangannnya mendirikan Desa Kebumen. Desa Kebejen, Pesalakan, Tunjungseto, Kawedusan, Kembaran, Panjer, Kuwarisan, Pejagoan, Kewayuhan, dan Kedawung adalah beberapa desa yang diberikan nama atas topo kemayingan yang dilakukan Joko Sangkrib. Joko Sangkrib yang pada ahirnya menjadi bupati pertama Kebumen dan mendapat gelar Aroembinang.

Joko Sangkrib atas ajaran Ki Bumi melawan penjajahan Kompeni dan berhasil mendirikan Kadipaten di Kutowinangun, Karena serangan Belanda Pusat kota dipindah ke Ambal, sehingga terkenal dengan nama Kadipaten Ambal. Seberang sungai Lukulo terdapat Kadipaten Karanganyar yang dikuasai Kompeni. Namun pada


(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO

No. Nam a Usia L/ P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

1 Agung Praset yo 18 L 99 2 1 1 2 1996 5 1 1 1 99 99 1 5 3 5 5 5 4 t v 2 PPP,PKB,PAN 1 3 hanura hanura 1 2 hanura bersih peduli t egas pan 6 4 1 5 2 6

2 Farida Nur A 18 L 99 2 2 1 2 1996 7 1 1 6 5rt s 7rt s 1 4 3 5 5 5 4 t v 1 PPP,PKB,PAN 1 1 Nasdem Nasdem 1 2 Nasdem 99 99 10 7 6 8 9 9

3 A. M USYAFA ALI 18 L 99 2 1 1 2 1996 5 1 1 1 99 99 1 5 3 5 5 5 5 TV 4 PPP,PKB,PAN 1 1 GERINDRA GERINDRA 1 2 Gerindra bersih peduli t egas 99 5 6 5 5 4 8

4 Bast ari Nur 19 P 99 1 2 1 2 1995 7 1 1 1 5rt s 1,5rt s 4 5 3 5 5 5 5 t v 1 PPP, PKB, PKS 1 3 PKB PKB 1 3 PKB PARTAI ULAM A PKPI 2 7 3 6 5 5

5 M ILAWATI 19 P 99 2 2 1 2 1995 7 1 1 6 3RTS 5RTS 2 5 3 5 5 5 5 TV 2 99 3 1 DEM OKRAT DEM OKRAT 1 1 DEM OKRAT M ERASA COCOK PBB 4 4 6 7 8 9

6 M OTOHAROH 19 P 99 2 2 3 2 1995 5 1 1 2 4RTS 8RTS 1 5 2 4 5 5 4 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 3 3 HANURA HANURA 1 3 HANURA 99 99 6 5 7 6 5 4

7 M AFTUHAN 20 L 99 2 1 1 2 1994 7 1 1 9 3RTS 99 1 5 3 5 5 5 4 TV 4 PPP,PKB,PAN 1 1 HANURA HANURA 1 2 HANURA M ERAKYAT 99 5 5 6 7 4 8

8 Rizka Nurul 21 P 99 2 2 1 2 1992 8 1 1 1 5rt s 99 2 3 1 4 1 1 1 int ernet 1 PKB 1 1 99 99 3 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

9 Ani Arifat un 21 P 99 2 2 1 2 1992 7 1 1 6 2jt 2jt 2 4 1 4 4 4 2 t v 2 PKB 1 1 PKB PDIP 2 2 99 99 99 2 6 6 7 6 9

10 KHOFIFAH KH 21 P 99 2 2 1 2 1992 8 1 1 6 99 99 1 3 2 4 4 3 3 TV 4 99 3 1 99 99 3 2 99 99 99 2 2 5 1 3 5

11 KUNI W 21 P 99 2 2 1 2 1992 8 1 1 1 6RTS 99 1 4 3 5 5 5 4 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 1 4 99 99 99 4 9 5 4 3 6

12 WAHIDAH 21 P 99 2 2 3 2 1992 7 1 1 2 5RTS 5RTS 1 5 4 5 5 5 5 TV 4 PPP,PKB,PAN 1 1 GERINDRA GERINDRA 2 2 GERINDRA 99 99 6 6 5 7 4 9

13 Farida S 22 P 99 1 2 1 2 1991 7 1 1 6 4rt 475rbu 2 1 1 5 3 2 1 t v 4 PPP, PKB, PKS 1 2 PKB, PKB 2 3 99 99 99 4 8 6 4 4 6

14 AIDA 22 P 99 1 2 1 2 1991 7 1 1 6 4rt 475rbu 2 1 1 5 3 2 1 t v 4 PPP, PKB, PKS 1 2 PKB, PKB 2 3 99 99 99 4 8 6 4 4 6

15 IDAN 22 L 99 1 2 1 2 1991 7 1 1 6 4rt 475rbu 2 1 1 5 3 2 1 t v 4 PPP, PKB, PKS 1 2 PKB, PKB 2 3 99 99 99 4 8 6 4 4 6

16 Khisnat ul M 23 P 99 1 2 1 5 1991 9 1 1 6 3rt s 4rt s 4 1 5 4 4 1 5 t v 3 PKB 4 1 99 99 2 3 99 bersih peduli t egas 99 99 7 5 7 3 7

17 Agust ina A 23 P 99 2 2 1 2 1991 7 1 1 1 5rt s 6rt s 1 5 3 5 5 5 5 t v 2 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PAN PAN 1 3 88 99 99 6 7 7 5 4 7

18 m asngidah 23 p 99 2 2 5 2 1991 6 1 1 99 99 99 1 5 4 5 5 5 5 t v 4 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 99 99 2 2 99 99 99 6 7 6 8 4 7

19 saeful am ri 24 L 99 2 2 3 2 1990 5 1 1 6 7RTS 1JT 1 5 3 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB,PKS,PBB 1 1 PPP 99 1 2 PPP PARTAI ULAM A 99 4 7 6 5 4 7

20 Rahm at Hidayat 24 L 99 1 1 1 2 1990 10 1 1 9 4rt s 5rt s 2 3 1 5 2 4 4 Surat Kabar 3 PPP.PKPI,PBB 4 4 PKB PKB 2 2 99 99 99 8 8 8 7 7 7

21 SOLIHIN 24 L 99 2 1 1 2 1990 7 1 1 9 3RTS 3RTS 1 5 2 5 5 5 3 TV 2 PPP, PKB, PKS 1 1 DEM OKRAT DEM OKRAT 1 4 DEM OKRAT M ERASA COCOK PKS 8 6 1 7 6 7

22 ANI 25 P 99 2 1 3 1 1989 3 1 1 9 1JT 2JT 3 5 1 5 5 5 2 TV 2 PPP,PKB,PAN 2 2 PAN PAN 1 3 PAN M ERAKYAT PKPI 2 5 4 5 4 3

23 Em ir Yant i 26 P 99 2 2 3 2 1988 9 1 1 6 1jt 1jt 2 4 1 5 1 2 5 t v 3 99 4 4 99 99 2 4 99 99 5 6 2 6 7 5 3

24 Evit a K 27 P 99 2 2 3 2 1987 9 1 1 6 1jt 5rt s 2 3 1 4 2 2 3 t v 4 99 4 1 99 99 1 4 99 99 99 5 8 6 4 2 4

25 Yust ina M 27 P 99 1 2 1 2 1987 9 1 2 6 1jt 2,5jt 2 3 2 5 5 5 4 t v 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PAN PAN 4 3 PAN M ERASA COCOK 99 4 4 7 3 3 4

26 RAHM AWATI 27 P 99 2 2 3 2 1987 8 1 1 2 5RTS 99 1 5 4 5 5 5 5 TV 4 99 3 4 99 99 2 4 99 99 99 3 4 3 6 5 7

27 A, M URTAJI 27 L 99 2 1 3 1 1987 7 1 1 6 4RTS 99 1 4 2 5 5 5 3 TV 2 PPP,PKB,PAN 4 4 HANURA HANURA 1 2 HANURA M ERAKYAT 99 2 5 4 5 6 7

28 NUR HASANAH 27 P 99 2 1 3 1 1978 5 1 1 9 99 5RTS 1 5 3 5 5 5 5 TV 1 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PPP 99 2 4 PPP IKUT IKUTAN 99 4 6 3 5 3 5

29 M arjan 28 L 99 2 2 3 2 1986 10 1 1 6 2,3jt 2,5jt 1 1 1 5 3 2 1 radio 2 99 1 1 99 99 3 2 99 99 99 4 8 6 4 4 6

30 Eli Toha Rot un 28 P 99 2 2 3 2 1986 10 1 1 6 450rbu 650rbu 5 1 5 5 5 5 5 t v 3 PDI,PPP,NASDEM 2 3 99 99 2 3 99 99 99 2 6 6 7 6 9

31 faozi 28 l 99 2 1 1 1 1968 7 1 1 7 3rt s 99 1 4 3 5 5 5 5 t v 4 PPP,PKB 1 1 nasdem nasdem 1 2 nasdem senang 99 8 6 5 6 5 7

32 Jam a 29 L 99 1 2 3 2 1985 9 1 1 2 5rt s 4 5 1 5 4 4 5 Surat Kabar 3 99 1 1 PKB PKB 2 2 99 PARTAI ULAM A 99 5 8 6 4 2 4

33 Nurhidayat i 29 P 99 2 2 3 2 1985 10 1 1 6 1,5jt 6rt s 1 2 2 5 4 5 1 t v 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 2 2 99 m ew akili aspirasi rakyat PKPI 3 8 5 5 5 4

34 HARYANTO 29 L 99 2 1 3 1 1985 7 1 1 6 5RTS 8RTS 2 5 4 5 5 5 5 TV 4 PPP,PKB,PAN 1 1 NASDEM NASDEM 1 2 NASDEM M ERASA COCOK 99 8 6 6 6 5 5

35 AGUS BUDIM AN 29 L 99 2 1 3 1 1985 6 1 1 8 99 99 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 99 99 2 4 99 99 9 6 5 4 5 6 5

36 Khasol 30 L 99 1 1 3 1 1984 9 1 1 5 5rt s 2jt 4 5 1 5 4 4 5 t v 3 PPP 1 1 PKB Gerindra 5 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

37 Purw at i 30 P 99 2 2 3 2 1984 7 1 1 8 99 99 5 5 5 5 5 5 5 99 4 99 3 3 99 99 2 4 99 99 99 4 6 5 5 3 6

38 DARM AJI 30 L 99 2 1 3 1 1984 7 1 1 6 6RTS 7RTS 1 5 3 4 5 5 4 TV 4 99 1 1 PAN PAN 2 2 PAN 99 99 4 5 4 6 3 4

39 M LATOIF 30 L 99 2 1 3 1 1984 9 1 1 6 1,5 JT 3JT 1 3 2 4 5 5 3 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 3 3 PPP PPP 2 3 PPP 99 99 3 8 4 5 3 6

40 M TAUFIK 30 L 99 2 1 3 1 1984 8 1 1 8 8RTS 1,5JT 1 5 4 5 5 5 5 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 3 3 PPP PPP 2 2 PPP PARTAI ULAM A 99 4 8 6 7 5 6

41 AHM AD NURDIM AN 31 L 99 2 2 3 2 1985 10 1 1 6 1,5jt 6rt s 1 2 2 5 4 5 1 t v 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 2 2 99 m ew akili aspirasi rakyat PKPI 3 8 5 5 5 4

42 Ist iqom ah 32 P 99 2 2 3 2 1982 9 1 1 6 1jt 99 1 4 3 5 5 5 4 t v 3 PPP,PKB,PAN 1 1 PDIP PPP 5 4 99 99 99 3 5 4 9 6 7

43 FARIDA ULFA 32 P 99 1 2 3 2 1982 8 1 1 2 99 99 1 5 4 5 5 5 5 99 1 PPP,PKB,PAN 1 1 PPP PPP 2 4 PPP 99 99 6 5 4 4 5 6

44 RINI SETIAWATI 32 P 99 2 2 3 2 1982 9 1 1 6 1JT 2,5JT 1 2 3 5 5 5 4 Surat Kabar 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 GERINDRA Gerindra 2 2 GERINDRA VISI M ISI JELAS 99 5 6 5 6 4 9

45 ARIF HARYANTO 32 L 99 1 1 1 1 1982 7 1 1 6 5RTS 7RTS 1 5 4 5 5 5 5 TV 1 PPP,PKB 1 1 PKB PKB 1 4 99 99 99 6 8 6 5 4 5

46 KHOM SIN 32 L 99 2 1 3 1 1982 3 1 1 6 1JT 99 1 5 4 5 5 5 4 TV 4 99 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP SENANG PKPI 4 6 9 2 3 5

47 LATIFAH 33 P 99 1 1 3 1 1981 9 1 1 5 5rt s 2jt 4 5 1 5 4 4 5 t v 3 PPP 1 1 PKB Gerindra 5 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

48 HAM IDAH 34 P 99 2 2 3 2 1980 8 1 1 2 99 99 1 3 5 5 5 5 5 TV 4 PPP,PKB,PAN 1 1 PPP PPP 2 4 99 99 99 5 8 6 5 4 6

49 WATI 34 P 99 2 1 3 1 1974 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

50 PUJI RAHAYU 35 P 99 2 1 3 1 1979 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

51 SITI NURFAIDAH 35 P 99 2 2 1 2 1979 7 1 1 6 2jt 2jt 2 4 1 4 4 4 2 t v 2 PKB 1 1 PKB PDIP 2 2 99 99 99 2 6 6 7 6 9

52 ARIF M ULYO 35 L 99 2 1 3 1 1979 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

53 Wart ini 36 P 99 1 2 3 2 1978 7 1 1 2 8rt s 99 2 4 3 5 5 5 4 t v 2 PPP,PKB,PAN 1 1 Gerindra Gerindra 2 4 Gerindra 99 99 3 5 4 7 6 9

54 Nuryat i 36 P 99 2 2 3 2 1978 5 1 1 2 9rt s 99 1 5 3 5 5 5 4 t v 4 PPP,PKB 1 1 Gerindra Gerindra 2 2 Gerindra 99 99 3 5 5 6 6 9

55 A. BUNYAM IN 36 L 99 2 1 3 1 1978 3 1 1 6 5rt s 8rt s 1 5 3 5 5 5 5 TV 3 PPP,PKB,PAN 1 1 PKB 99 1 2 88 99 PBB 4 9 4 5 5 8

56 SUPRIONO 36 L 99 2 1 3 1 1978 5 1 1 9 99 5RTS 1 5 3 5 5 5 5 TV 1 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PPP 99 2 4 PPP IKUT IKUTAN 99 4 6 3 5 3 5


(2)

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO

58 M UKTI 37 L 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

59 Purw at i 38 P 99 2 2 3 2 1976 5 1 1 2 99 99 3 5 5 5 5 5 5 99 4 99 1 1 PKB 99 5 4 99 99 99 2 3 4 3 5 6

60 Hindun 38 P 99 2 2 3 2 1976 8 1 1 PRT 99 5rt s 1 5 4 5 5 5 5 t v 4 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 99 99 1 2 99 99 99 3 4 3 3 5 6

61 ALIF I 38 L 99 2 1 3 1 1976 7 1 1 8 2JT 4JT 2 5 4 5 5 5 5 TV 4 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 2 4 PKB PARTAI ULAM A 99 3 10 5 4 3 5

62 Wagiah 39 P 99 2 2 3 2 1975 7 1 1 6 1jt 99 1 4 3 5 5 5 5 t v 2 PPP,PKB 1 1 Dem okrat Dem okrat 2 2 Dem okrat M ERAKYAT 99 7 5 4 7 6 7

63 Purw at i 39 P 99 2 2 3 2 1975 5 1 1 8 99 1,5jt 1 5 5 5 5 5 5 99 4 99 3 1 PDIP PDIP 2 4 PDIP M erakyat 99 7 8 7 9 4 7

64 M USTOFA 39 L 99 2 1 3 1 1975 7 1 1 6 5RTS 8RTS 1 4 3 5 5 5 5 TV 1 PPP,PKB,PAN 1 1 PKB PKB 2 2 99 99 99 4 9 1 5 4 7

65 Faizah Laila 40 P 99 2 2 3 2 1973 10 1 1 6 4jt 4jt 2 5 2 5 5 5 5 t v 1 PKB 1 1 PKB PKB 3 3 PKB PARTAI ULAM A 99 6 9 7 5 4 7

66 SISWANTOSO 40 L 99 2 1 3 1 1974 3 1 1 9 1JT 2JT 3 5 1 5 5 5 2 TV 2 PPP,PKB,PAN 2 2 PAN PAN 1 3 PAN M ERAKYAT PKPI 2 5 4 5 4 3

67 AGUS S 40 L 99 2 1 3 1 1974 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

68 SAPUTRA 40 L 99 2 1 3 1 1974 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

69 ILHAM 40 L 99 1 1 3 1 1974 9 1 1 5 5rt s 2jt 4 5 1 5 4 4 5 t v 3 PPP 1 1 PKB Gerindra 5 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

70 N DAROJI 43 L 99 2 1 3 1 1971 3 1 1 8 1JT 9RTS 1 5 2 5 5 5 1 TV 3 PPP, PKB, PKS 1 3 PKB 99 3 2 99 99 PKS 5 7 2 8 1 3

71 DENIM UL 44 L 99 2 1 3 1 1974 3 1 1 9 1JT 2JT 3 5 1 5 5 5 2 TV 2 PPP,PKB,PAN 2 2 PAN PAN 1 3 PAN M ERAKYAT PKPI 2 5 4 5 4 3

72 M UKIASIH 45 P 99 2 2 3 2 1969 6 1 1 6 1500JT 2JT 1 5 4 5 5 5 4 TV 1 PPP,PKB,PAN 1 1 PKB PKB 2 2 PKB 99 99 4 9 5 5 4 6

73 WAGIAH 45 P 99 2 2 3 2 1969 3 1 1 2 7RTS 99 1 5 4 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 9 8 5

74 SUGIONO 45 L 99 2 1 3 1 1969 7 1 2 8 2jt 2,5jt 2 3 2 5 5 5 5 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 2 2 PKS PKS 2 3 PKS PARTAI ULAM A PPP 7 5 10 8 6 8

75 Kam isah 48 P 99 2 2 3 2 1974 9 1 1 5 3,5jt 8jt 4 3 2 5 5 5 4 t v 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 3 4 99 99 99 7 8 5 4 5 7

76 SAM SUDIN 48 L 99 2 1 3 1 1974 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

77 M UHASIN 50 L 99 1 2 3 2 1973 8 1 1 2 1JT 99 1 5 3 5 5 5 5 TV 4 99 1 1 99 99 2 2 99 99 99 1 1 1 1 1 1

78 JARIYAH 50 P 99 2 2 5 2 1964 3 1 1 3 3RTS 99 1 5 3 5 5 5 4 TV 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 6 7 4 8 6 5

79 M UHAM AD M AKHI 50 L 99 2 1 3 1 1964 9 1 1 5 4RTS 6RTS 3 3 2 4 5 5 3 TV 3 PPP,PKB, PAN, PKS 3 3 PPP PPP 3 3 PPP 99 99 5 8 6 7 4 6

80 SUJONO 54 L 99 2 1 3 1 1974 6 1 1 6 99 99 2 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB 4 4 99 99 1 2 99 99 99 1 2 1 1 1 2

81 M USTAQIM 55 L 99 2 2 1 2 1992 7 1 1 6 2jt 2jt 2 4 1 4 4 4 2 t v 2 PKB 1 1 PKB PDIP 2 2 99 99 99 2 6 6 7 6 9

82 HAYATI NUR 55 P 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

83 SAEHATUN 56 P 99 2 2 1 2 1958 8 1 1 1 5rt s 99 2 3 1 4 1 1 1 int ernet 1 PKB 1 1 99 99 3 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

84 ZUHRI 56 L 99 2 2 1 2 1958 8 1 1 1 5rt s 99 2 3 1 4 1 1 1 int ernet 1 PKB 1 1 99 99 3 2 99 99 99 6 7 6 8 2 7

85 M art inah 58 P 99 2 1 23 2 1956 8 1 1 2 99 99 2 4 3 5 5 5 5 t v 4 99 1 1 Golkar GOLKAR 5 4 Golkar M ERASA COCOK 99 3 8 4 7 9 5

86 Khusnan 59 L 99 2 1 3 1 1955 8 1 1 6 9rt s 7rt s 2 1 1 5 5 5 5 t v 3 PPP,PKB 3 4 99 99 2 2 99 99 99 4 8 6 4 4 6

87 NGASPAN 59 L 99 2 1 3 1 1955 3 1 1 9 8rt s 99 1 5 4 5 5 5 4 TV 4 PPP, PKB, PKS 1 1 PPP PPP 2 4 PPP PARTAI ULAM A 88 3 9 5 5 4 6

88 ISM IATI 60 P 99 2 2 3 1 1954 3 1 1 2 3RTS 99 1 5 4 5 5 5 5 TV 2 PPP,PKB,PAN 1 1 PDIP PDIP 2 4 PDIP M ERASA COCOK 99 1 5 4 9 6 7

89 M AKIRNO 60 P 99 2 2 3 2 1961 2 1 1 2 5RTS 99 1 5 4 5 5 5 5 TV 4 PKB 3 4 PPP PPP 1 2 PPP 99 PBB 3 5 99 5 4 5

90 m ukhat afin 60 L 99 2 1 3 1 1954 6 1 1 6 8RTS 1JT 1 5 3 5 5 5 4 TV 1 PPP,PKB 1 1 PPP PPP 2 2 PPP SENANG 99 5 8 6 6 5 7

91 DAEROBI 60 L 99 1 1 3 1 1954 10 1 1 4 99 99 2 3 2 5 5 5 3 Surat Kabar 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 5 3 PKB 99 99 2 9 5 6 4 6

92 M ADSALIM 60 L 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 3rt s 99 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB,PAN 1 1 GOLKAR GOLKAR 2 2 GOLKAR 99 99 4 7 5 6 8 5

93 NURUDIN 60 L 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

94 SAYIDIN 60 L 99 2 1 3 1 1954 4 1 1 9 5RTS 8RTS 1 5 4 5 5 5 5 TV 1 PPP,PKB,PAN 3 3 PKB 99 2 4 PKB 99 99 3 8 7 5 6 4

95 NURHAYATI 60 P 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

96 UDIN 65 L 99 2 1 3 1 1954 2 1 1 9 5RTS 7RTS 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 2 2 PDIP 99 99 5 4 3 8 4 3

97 Suw ardi 69 L 99 1 1 3 1 1969 3 1 1 7 5rt s 6rt s 1 2 3 5 5 5 4 t v 3 PPP, PKB, PKS 1 1 PPP Dem okrat 2 1 88 M ERASA COCOK PKPI 2 10 6 7 5 8

98 M ADINSAN 70 L 99 2 1 3 1 1944 2 1 1 9 5RTS 99 1 5 5 5 5 5 5 99 4 PPP,PKB 1 1 PDIP PDIP 4 2 PDIP 99 99 3 7 4 9 7 5

99 M URIFAH 72 P 99 2 2 3 2 1985 10 1 1 6 1,5jt 6rt s 1 2 2 5 4 5 1 t v 3 PPP,PKB, PAN, PKS 1 1 PKB PKB 2 2 99 m ew akili aspirasi rakyat PKPI 3 8 5 5 5 4


(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

AP AQ AR AS AT AU AV AW 38 39 40 41 42 43 44 45

3 1 5 9 3 4

7 6 5 5 4 3

6 5 4 7 6 5

5 4 6 6 5 2

9 7 5 6 4 4

6 5 6 8 5 4

6 5 4 9 5 3

4 3 4 6 3 3

8 5 4 5 5 6

2 1 3 2 1 2

5 6 8 7 4 3

7 6 5 7 4 4

8 5 6 7 3 3

8 5 6 7 3 3

8 5 6 7 3 3

5 6 4 7 4 4

3 8 7 5 3 2

5 6 5 3 3 2

6 5 8 3 4 2

9 8 8 8 7 7

9 6 7 6 5 5

4 9 5 4 2 1

5 6 5 5 5 5

5 5 6 7 5 4

4 9 5 6 3 2

8 5 7 3 2 1

6 4 6 8 2 1

3 4 7 5 4 1

8 5 6 7 3 3

8 5 4 5 5 6

7 5 4 3 2 3

5 5 6 7 5 4

6 5 7 5 4 1

6 7 6 5 4 3

6 7 8 7 6 2

4 3 4 6 3 3

5 4 7 6 3 1

6 7 5 4 3 3

3 4 9 4 2 1

5 5 9 7 6 5

6 5 7 5 4 1

5 4 8 6 2 1

4 5 9 5 3 2

7 6 7 7 4 3

6 5 8 6 4 2

4 3 4 2 2 1

4 3 4 6 3 3

5 6 9 7 3 2

1 1 3 1 1 1

1 1 3 1 1 1

8 5 4 5 5 6

6 4 3 4 3 2

8 7 5 7 4 4

5 4 3 5 4 3

7 7 8 5 3 4

3 4 7 5 4 1


(4)

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

AP AQ AR AS AT AU AV AW

6 4 3 4 3 2

4 3 8 6 2 1

4 3 4 4 2 1

4 6 8 5 4 2

9 5 6 4 3 2

5 6 8 7 4 3

3 5 8 3 2 2

3 8 7 5 3 2

4 9 5 4 2 1

1 1 3 1 1 1

1 1 3 1 1 1

4 3 4 6 3 3

4 5 3 4 1 1

4 9 5 4 2 1

5 6 8 3 2 1

3 5 4 3 3 1

8 9 6 7 6 5

5 4 7 3 2 1

1 1 3 1 1 1

1 1 1 1 1 1

5 6 7 5 4 4

8 6 9 5 4 3

1 1 3 1 1 1

8 5 4 5 5 6

6 4 3 4 3 2

4 3 4 6 3 3

4 3 4 6 3 3

6 6 7 5 2 2

8 5 6 7 3 3

4 3 10 5 3 2

6 5 7 4 3 1

6 5 8 7 5 4

4 6 9 3 2 2

4 3 8 3 2 1

4 3 9 3 2 4

6 4 3 4 3 2

3 5 7 6 4 3

6 4 3 4 3 2

6 4 3 4 3 2

9 3 10 3 1 1

5 4 8 4 3 2

6 5 7 5 4 1


(5)

Nom or

Soal

∑ Hasil Survey

L

52

P

48

1

100

2

1=17, 2=83

3

1=51, 2=49

4

1=24, 3=73, 5=2, 23=1

5

1=46, 2=53, 5=1

6

USIA, 18=3, 19=2, 20=1, 21=5, 22=3, 23=3, 24=3, 25=1, 26=1, 27=5,

28=3, 29=4, 30=5, 31=1, 32=5, 33=5, 34=2, 35=3, 36=5, 37=1, 38=3,

39=3,

40=5,43=1,44=1,45=3,48=2,50=3,54=1,55=2,56=2,58=1,59=2,60=8,

65=1,69=1,70=1,72=1,78=1.

7

2=10,3=11,4=1,5=10,6=10,7=24, 8=13, 9=13, 8=10.

8

1=100

9

1=98, 2=2

10

1=8, 2=14, 3=2, 4=1, 5=5, 6=40, 7=2, 8=7, 9=19, 99=1, PRT=1

11

99=27, 1,5jt =5, 1jt =12, 2,3jt =1, 2jt =5, 3,5jt =1, 3jt =8, 450rb=1, 4jt =4,

4rt s=4, 5rt s=26,6t rs=2, 7rt s=2, 8rt s=4, 9rt s=2

12

99=39, 1,5jt =3, 1jt =3, 2,5jt =4, 2jt =10, 3jt =1, 3rt s=1, 475rt s=3,

4jt =2,4rt s=1, 5rt s=8, 650rb=1, 6rt s=6, 7rt s=10, 8jt =1, 8rt s=5,

9rt s=1, nihil=1

13

1=58, 2=28, 3=5, 4=7, 5=2

14

1=7,2=5, 3=13, 4=13, 5=62

15

1=21, 2=15, 3=26, 4=22,5=16

16

4=13, 5=87

17

1=4, 2=2, 3=4, 4=12, 5=78

18

1=4, 2=6, 3=1,4=8, 5=81

19

1=11,2=6,3=7,4=20,5=56

20

99=16,int ernet =3,radio=1, surat kabar=4, t v=76

21

1=15,2=21,3=26,4=37,5=1

22

99=14,

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36


(6)

37

38

39

40

41

42

43

44

45