5.2.3 Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan
Tingkat Stres Kerja Perawat Di RSJD Provsu
Berdasarkan hasil analisa statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang perilaku asertif
dengan tingkat stres kerja perawat di RSJD Provsu. Dari analisa statistik diperoleh nilai signifikan p = 0,03. Nilai ini lebih kecil dari nilai signifikan
a = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa diterima artinya bahwa adanya hubungan antara pengetahuan perawat tentang perilaku
asertif dengan tingkat stres kerja perawat di RSJD Provsu dapat diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kristianingsih 2008 menunjukkan adanya hubungan yang berkorelasi negatif antara stres kerja dengan perilaku asertif yaitu semakin seorang
perawat berperilaku asertif maka stres kerjanya akan semakin rendah. Perawat yang mengalami stres kerja disebabkan oleh lingkungan
kerja yang tidak mendukung, komunikasi antara sesama staf tidak terjalin dengan baik dan beban kerja yang berlebihan. Untuk itu perawat harus
beradaptasi dengan lingkungan dimana dia bekerja, lebih terbuka dengan staf yang lain sehingga komunikasi bisa terjalin dengan baik dan menerima
tanggung jawab dan perannya dengan baik. Perawat berpengetahuan asertif yang baik mengalami penurunan
stres kerja karena perawat mampu menghargai dan menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat baik diantara sesama perawat ataupun
Universitas Sumatera Utara
pasien. Perawat mampu mengungkapkan pendapatnya secara langsung dan bersikap tegas dalam menghadapi pasien dan sesama perawat.
Pengetahuan perawat tentang perilaku asertif berhubungan dengan tingkat stres kerja perawat di tandai dengan perawat yang memiliki
pemahaman tentang perilaku asertif misalnya sabar, ramah kepada pasien dan sesama perawat, suka membantu teman, menghargai sesama staf dan
menerima tanggung jawabnya masing- masing seperti merawat pasien, memandikan pasien, memberi makan dan obat kepada pasien mampu
untuk beradaptasi dengan situasi kerja, mampu mengungkapkan pendapatnya dan mampu berinteraksi dengan sesama perawat dan pasien.
Hal ini dapat menurunkan stres kerja yang dialami perawat selama bekerja.
Perawat berpengetahuan asertif yang rendah cenderung mengalami tingkat stres yang tinggi, hal ini disebabkan perawat masih belum mampu
mengeluarkan pendapatnya dan terus memendamnya karena takut dirinya tidak diterima diantara teman-temannya sehingga hal ini memicu
munculnya stres kerja. Selain itu kemampuan berinteraksi dengan lingkungan kerja juga kurang, merasa bosan dengan pekerjaan mereka
yang menurut mereka terus berulang setiap hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Putri 2012 yang menyatakan
bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada perawat ICU dan perawat IGD.
Seorang perawat yang memiliki pengetahuan yang baik dapat mengatasi tuntutan
Universitas Sumatera Utara
dan tekanan lingkungan lingkungan pekerjaannya, mereka akan tetap tenang walaupun berada dibawah tekanan dan mampu bekerja dengan
baik. Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perawat yang berpengetahuan asertif yang baik memiliki stres kerja ya ng tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya stres kerja tidak
hanya dipengaruhi oleh perilaku asertif seorang perawat, tetapi lama bekerja perawat 5 tahun yang merasa bosan dengan pekerjaannya
misalnya melakukan pendokumentasian keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang dilakukan secara berulang- ulang, melakukan
intervensi keperawatan pada pasien gangguan jiwa setiap hari secara rutin dan kondisi psikologis individu yang mengalami stres kerja serta cara
pandang perawat tersebut dalam menangani stres yang dialaminya. Hal ini sejalan dengan Rasmun 2004 yang mengatakan bahwa
cara pandang perawat dalam melihat situasi kerja akan menentukan besarnya stres yang dialami perawat. Stres pada tingkat tertentu bertindak
sebagai stimulus atau dorongan untuk bertindak, namun ketika stres meningkat sampai pada fase kelelahan maka prestasi kerja dapat menurun
secara dratis.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian sebelumnya telah disebutkan dalam BAB 1, maka kesimpulan dari penelitian ini menjawab dari tujuan penelitian
yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja
Perawat di RSJD Provsu ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perawat di
RSJD Provsu memiliki pengetahuan tentang perilaku asertif dalam kategori cukup n= 15, 50.
2. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar perawat di RSJD Provsu mengalami tingkat stres kerja dalam kategori
sedang n=18, 60. 3. Dari hasil uji analisa statistik didapat hasil bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan perawat tentang perilaku asertif dengan tingkat stres kerja perawat di RSJD Provsu p value = 0,03.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan penelitian yaitu semakin baik pengetahuan perawat tentang perilaku
asertif maka tingkat stres kerja yang dialami perawat menurun.
Universitas Sumatera Utara