Perilaku Asertif
Keasertifan diri didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk berkeinginan kuat merasa nyaman dengan pikiran, perasaan dan tindakan kita, tidak
menghambat juga tidak membuat tindakan yang agresif, untuk memperbaiki diri sendiri di dalam lingkungan. Keasertifan diri telah menjadi fokus utama dalam
mengubah perilaku yang berkaitan dengan stres. Keasertifan adalah salah satu dari tiga gaya umum perilaku manusia, yang terletak diantara perilaku pasif dan
perilaku agresif National Safety Council, 2003. Perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengemukakan pikiran, perasaan,
pendapat secara langsung, jujur dan dengan cara yang tepat dan sesuai dalam penyampaiannya yaitu tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun orang
lain. Beberapa aspek dari perilaku asertif, yaitu berusaha mencapai tujuan, kemampuan mengungkapkan perasaan, menyapa atau memberi salam kepada
orang lain, menampilkan cara yang efektif dan jujur, menanyakan alasan, berbicara mengenai diri sendiri, menghargai pujian dari orang lain, penolakan,
menatap lawan bicara, dan respon melawan rasa takut Retnaningsih, 2007.
2.1.2 Pendekatan dalam Membangun Perilaku Asertif
Dalam membangun assertivitas terdapat beberapa pendekatan yang dapat ditempuh. Salah satunya adalah Formula 3 A, yang terangkai dari tiga
kata Appreciation, Acceptance, Accommodating.
Appreciation berarti menunjukkan penghargaan terhadap kehadiran
orang lain, dan tetap memberikan perhatian sampai pada batas-batas tertentu
Universitas Sumatera Utara
atas apa yang terjadi pada diri mereka. Mereka pun seperti kita, tetap membutuhkan perhatian orang lain. Dengan demikian, agar mereka mau
memperhatikan, memahami, dan menghargai diri kita, maka sebaiknya kita mulai dengan terlebih dahulu menunjukkan perhatian, pemahaman dan
penghargaan kepada mereka.
Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat
positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri
mereka masing- masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain kecuali yang
negatif agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih- milih orang dalam berhubungan dengan tidak membatasi diri hanya pada
keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan
latar belakang lainnya.
Accomodating. Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa
memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat
mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri. Dalam
artian, kita dapat memperlihatkan toleransi dengan penuh rasa hormat, namun bukan berarti kita jadi ikut lebur dalam pandangan orang lain,
apalagi dengan hal- hal yang bertentangan dengan diri kita. Hal ini penting
Universitas Sumatera Utara
sekali untuk diperhatikan agar kita mampu menempatkan diri secara benar di tengah khalayak luas, sekaligus membina saling pengertian dengan
banyak orang Managing Partner The Jakarta Consulting Group, 2006.
2.1.2 Unsur-unsur Perilaku Asertif