14 Sebelah utara
: Aceh Tenggara sbelah selasatan
: Hutan Primer Resort Sei Betung TNGL sebelah barat
: Tenggulun sebelah timur
: Kebun Rapala, Putri Hijau dan Desa Halaban Seacara geografis lokasi penelitian terletak pada 03
o
95’ 72” LU dan 04
o
45’ 48,4” BT. Kawasan penelitian ini merupakan hutan sekunder yang termasuk kedalam lokasi TNGL, dengan ketinggian 50-120 m dpl. Topografinya berupa
bukit-bukit, terdapat aliran air parit dibagian tepi dan dalam hutan namun tidak terdapat kawasan aliran sungai besar dilokasi penelitian.
3.2.2. Potensi Kawasan
Hutan Sekunder Resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser merupakan hutan lindung yang mempunyai keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di
dalamnya. Berbagai jenis flora yang dapat dijumpai diantaranya jambu-jambuan Syzygium sp sp., kayu kuning Eugenia sp., damar Shore sp., kayu minyak
Dipterocarpus sp., cempedak hutan Arthocarpus sp., Macaranga sp. yang merupakan sebagian besar hasil penanaman hutan oleh OIC dan sebagian
tumbuhan yang memang sudah ada lalu dirawat sampai besar. Jenis fauna yang ditemukan di hutan sekunder Resort Sei Betung
diantaranya Siamang Hyliobates sp., monyet ekor panjang Macaca fascicularis, Orangutan Pongo abelii, babi hutan Sus barbatus, gajah Elephas
maksimus dan Burung rangkong Buceros rhinoceros. Jenis-jenis tersebut dapat dijumpai disaat mencari makan dan bersarang.
3.3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran tanah, meteran kain, camera digital, kompas, binokuler, pita merah, tali rafia, papan kerja, alat
tulis, Global Positioning System GPS, plastik packing, parang, tabulasi data, gunting tanaman, sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas koran, spidol
permanen, label gantung, label tempel dan alkohol 70 .
Universitas Sumatera Utara
15
3.4. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data mengenai karakteristik sarang orangutan adalah metode line transect secara
random sampling Van Schaick, C. P. 2006. Metode ini didasarkan atas penentuan kategori sarang yang terdapat disekitar garis transek. Jumlah transek
sebanyak 7 transek diambil secara acak sesuai dengan keberadaan sarang pada lokasi penelitian. Luas wilayah lokasi penelitian ini adalah 500 ha yang
merupakan hutan sekunder hasil restorasi. Pada setiap garis transek dilakukan pengamatan dengan mencatat semua sarang yang dijumpai dengan karaktristik
kelas sarang, posisi sarang, pohon tempat bersarang, dan tinggi sarang.
3.5. Prosedur Kerja
Mula-mula ditentukan jalur transek yang akan digunakan untuk pengamatan, jalur transek yang digunakan merupakan jalur transek yang sudah ada sebelumnya
sepanjang 600 m sampai 1600 m setiap jalur transek, jalur transek yang digunakan sebanyak 7 transek pada bagian hutan yang telah dipilih secara random, dimana
jarak antar transek berkisar 300-400 m Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Skematik Transek Penelitian
Cara kerja dilakukan dengan berjalan menyusuri garis transek mulai dari awal sampai akhir garis transek. Di setiap jarak 25 m pada jalur transek dipasang
pita merah sebagai penanda untuk memudahkan pengamatan. Sarang yang dijumpai di sekitar garis transek baik disebelah kiri maupun disebelah kanan garis
transek akan dilakukan pengamatan, jarak sarang yang diambil dari garis transek adalah 30 m di kiri dan kanan garis transek, di setiap sarang yang ditemukan
diambil data titik koordinat agar tidak terjadi pengambilan data berulang terhadap
200-400 30 m
600-1600 m 30 m
200-400 30 m
Universitas Sumatera Utara
16 sarang orangutan. Pengambilan data sarang yang berada jauh dari garis transek
didasarkan atas jarak pandang mata yang masih bisa menjangkau sarang target, pengambilan data ini dilakukan dengan bantuan binokuler sehingga
memungkinkan untuk menemukan sarang yang sulit terlihat karena letaknya jauh dari jalur dan medan yang tidak memungkinkan untuk mencapai sarang atau
sarang tersebut sedikit tersembunyi. Setiap sarang yang terlihat selama pengamatan akan dilakukan pencatatan terhadap karakteristik sarang dan karakter
pohon sarang sesuai parameter pengamatan.
3.6. Pengambilan Data Karakteristik Sarang