16 sarang orangutan. Pengambilan data sarang yang berada jauh dari garis transek
didasarkan atas jarak pandang mata yang masih bisa menjangkau sarang target, pengambilan data ini dilakukan dengan bantuan binokuler sehingga
memungkinkan untuk menemukan sarang yang sulit terlihat karena letaknya jauh dari jalur dan medan yang tidak memungkinkan untuk mencapai sarang atau
sarang tersebut sedikit tersembunyi. Setiap sarang yang terlihat selama pengamatan akan dilakukan pencatatan terhadap karakteristik sarang dan karakter
pohon sarang sesuai parameter pengamatan.
3.6. Pengambilan Data Karakteristik Sarang
Data yang akan diambil untuk menentukan karakteristik sarang adalah sebagai berikut:
3.6.1. Kelas Sarang
Pengambilan data kelas sarang dilakukan berdasarakn dengan IUCN 2007 sarang-sarang terbagi menjadi 5 kelas menurut kondisi dan umur sarang
tersebut, dimana klasifikasi kelas sarang tersebut adalah:
a. Sarang kelas A , merupakan sarang paling baru dengan daunnya masih hijau
semua dan umumnya baru seminggu. b.
Sarang kelas B, daunnya sebagian hijau dan sebagian sudah kecoklatan. c.
Sarang kelas C, semua daunnya sudah coklat. d.
Sarang kelas D, alas sarangnya sudah berlubang dan bentuknya kurang utuh. e.
Sarang kelas E, sarang tinggal ranting-ranting penyusunnya saja dan sebagian sudah jatuh.
3.6.2. Posisi Sarang
Data posisi sarang yang diambil berdasarkan dengan IUCN 2007 yang mengelompokkan posisi sarang sebagai berikut:
a. Posisi 1 satu, posisi sarang yang terletak dibatang utama
b. Posisi 2 dua, sarang berada dipertengahan atau pinggir percabangan
menggunakan pohon atau cabang pohon lainnya. c.
Posisi 3 tiga, posisi utama terletak di pucuk pohon
Universitas Sumatera Utara
17 d.
Posisi 4 empat, posisi sarang yang terletak diantara dua pohon yang berbeda.
3.6.3. Ketinggian sarang
Setiap jenis sarang yang dijumpai di area garis transek diukur tinggi sarang berdasarkan jarak dari bawah pohon tempat orangutan meletakkan sarang
sampai tempat sarang berada. Pengukuran ketinggian sarang dilakukan dari setiap kelas dan posisi sarang yang ditemukan. Pengukuran ketinggian sarang dilakukan
dengan cara pengukuran langsung menggunakan halgaaltimeter, namun apabila pohon tempat bersarang terlalu tinggi maka pengukuran sarang dilakukan dengan
menggunakan cara estimasi. Untuk penentuan ketinggian sarang dengan menggunakan estimasi dilakukan dengan perkiraan dan perbandingan dengan
pohon.
3.6.4. Pohon Tempat Bersarang
Semua jenis pohon tempat bersarang orangutan akan dicatat tanpa membedakan umur sarang dan individu orangutan pembuat sarang. Pohon yang
digunakan orangutan sebagai tempat bersarang dilakukan identifikasi lapangan. Jenis Pohon sarang diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan The Flora of
Malaya, A manual for Forest Volume 1 dan 2 Whitemore, 1972, A field Guide to Common Sumateran Trees Phil, 1978.
3.7 Analisis Data