7 persaingan, dan anggota yang posisinya lebih rendah harus mencari sumber-
sumber makanan ditempat lain atau menerima sumber makanan alternatif. Jika tidak, mereka akan mati. Jadi, jika kebutuhan dasar lainnya air, makanan, tempat
beristirahat, dan lainnya cukup tersedia, maka aktivitas hidupnya akan berlangsung dengan baik, dengan kata lain daya dukung untuk kehidupan
ditentukan oleh ketersediaan kebutuhan Meijaard, 2001. Kehidupan soliter pada orangutan adalah sesuatu yang khas dan berbeda
dari jenis kera besar lainnya dari suku Pongidae Napier, 1976. Walaupun demikian menurut Schurmann 1982, orangutan bukan berarti tidak melakukan
interaksi dengan individu yang lain, terutama hubungan yang terjadi antara anak dan induk yang terlibat dalam berbagai kebersamaan dengan jenis-jenis satuan
lain secara luas. Selain itu, melimpahnya sumber pangan, juga membuat orangutan Sumatera lebih sosial Van Schaik, 2006.
2.4. Prilaku Bersarang Orangutan
Membuat sarang merupakan salah satu perilaku harian orangutan. Sarang yang dimaksud adalah tempat peristirahatan orangutan setelah melakukan aktifitas
hariannya Willyanti, 2005. Tidak seperti pada monyet dan siamang, kera-kera besar tidak memiliki potongan-potongan belulang di bokongnya untuk
memudahkan mereka duduk. Dalam hal seperti itu, berbaring di atas tempat tidur pasti akan terasa jauh lebih menyenangkan. Aktifitas harian adalah seluruh
aktivitas orangutan yang berlangsung sejak meninggalkan sarang tidur pada pagi hari dan berakhir hingga masuk kembali kedalam sarang untuk bermalam Van
Schaik, 2006. Prilaku bersarang orangutan dapat membuktikan bahwa orangutan
menjalankan kehidupan arboreal. Mamalia arboreal, terutama yang besar dan suka menyendiri, maupun musuh alamiah yang jumlahnya jauh lebih sedikit, baik yang
berupa predator ataupun yang berupa parasit dengan mengambil asumsi, tentunya mereka benar-benar merasa aman dan nyaman di tengah-tengah lingkungan
pepohonan yang tinggi, dan menjaga diri baik-baik agar jangan sampai jatuh Flaegle, 1999.
Universitas Sumatera Utara
8 Semua kera besar termasuk orangutan membangun sarang yang bisa
dipergunakan baik untuk beristirahat pada siang maupun tidur pada malam hari Van Schaik et al, 1994. Sarang bagi orangutan juga dapat berfungsi sebagai
tempat bermain bagi orangutan muda, tempat berlindung, melahirkan, melakukan kopulasi, dan aktivitas makan Rijksen, 1978.
Setelah seharian melakukan aktifitasnya baik menjelajah dan mencari makan serta aktifitas sosial lainnya, maka pada sore harinya akan membuat sarang
untuk tidurnya. Menurut Umri 2012, orangutan umumnya akan membuat sarang pada percabangan pohon yang besar dan dalam aktifitas membuat sarangnya
orangutan mempunyai teknik membangun sarangnya tersendiri. Ketika orangutan menemukan tempat yang nyaman untuk bersarang di pohon, maka orangutan
bergerak menuju batang-batang pohon kecil di sekitarnya lalu orangutan memegang dahan dengan cara memilin, melengkungkan dan melipat dahan
sampai rapat, lalu dilanjutkan dengan menambah dahan-dahan kecil dan daun untuk kenyamanan Margianto, 1998.
Putri 2009, menambahkan bahwa orangutan seringkali membuat sarang baru di lokasi yang berbeda atau dengan memperbaiki sebuah sarang lama. Sarang
yang lama akan diperbaiki untuk ditempati lagi, namun orangutan tidak selalu memperbaiki sarang lama setiap harinya, orangutan lebih cenderung membuat
sarang baru untuk tempat berlindung dan beristirahat yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Apabila terdapat makanan yang cukup maka orangutan
akan membuat sarang dilokasi tersebut. Sarang-sarang tersebut dapat digunakan selama dua malam atau lebih, sedangkan ketahanan sarang orangutan dapat
bervariasi dari dua minggu sampai lebih dari satu tahun Rijksen 1978.
2.5. Karakteristik Sarang Orangutan 2.5.1. Kelas Sarang