Ekologi Orangutan TINJAUAN PUSTAKA

6 umur anak, orangutan sudah mampu mancari makan sendiri walaupun masih bergantung pada induknya. c. Remaja berumur 5-8 tahun dengan berat badan 15-30 kg memiliki rambut yang panjang disekitar muka. d. Jantan setengah dewasa berumur 8-1315 tahun dengan barat badan 30- 50 kg memiliki rambut berwarna lebih gelap dan rambut janggut sudah mulai tumbuh serta rambut di sekitar wajah sudah lebih pendek. e. Betina dewasa 8+ tahun dengan berat badan 30-50 kg sudah memiliki janggut dan sangat sulit dibedakan dengan betina setengah dewasa. f. Jantan dewasa berumur 1315+ tahun dengan berat badan 50-90 kg. Jantan dewasa memiliki kantung suara, bantalan pipi dan berjanggut serta berambut panjang.

2.3. Ekologi Orangutan

Habitat orangutan adalah daerah pegunungan, rawa-rawa dataran rendah, dan delta aliran sungai yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar dan daerah inti hutan yang banyak ditumbuhi Liana sp. Juga menjadi tempat tinggal orangutan karena orangutan biasa membuat sarang di pohon besar yang dirambati Liana sp. Galdikas 1984. ` Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan Dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Orangutan Kalimantan Pongo pygmaeus dapat ditemukan pada ketinggian 500 m dpl, sedangkan kerabatnya di Sumatera dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl Hoeve, 1996. Galdikas 1986, menjelaskan bahwa saat ini habitat orangutan dapat dikategorikan sebagai habitat in-situ hutan alam dan habitat eks-situ hutan binaan atau rehabilitasi reintroduksi dan kebun binatang. Apabila dikaitkan dengan usaha-usaha konservasi, maka kegiatan yang dilakukan di habitat tersebut dapat dikelompokkan menjadi kegiatan rehabilitasi. Bagi orangutan, daya dukung habitat ditentukan oleh produktifitas tumbuhan yang menghasilkan makanan pada waktu yang tepat dan sebagai tempat istirahat yang aman. Kekurangan makanan akan menyebabkan terjadinya Universitas Sumatera Utara 7 persaingan, dan anggota yang posisinya lebih rendah harus mencari sumber- sumber makanan ditempat lain atau menerima sumber makanan alternatif. Jika tidak, mereka akan mati. Jadi, jika kebutuhan dasar lainnya air, makanan, tempat beristirahat, dan lainnya cukup tersedia, maka aktivitas hidupnya akan berlangsung dengan baik, dengan kata lain daya dukung untuk kehidupan ditentukan oleh ketersediaan kebutuhan Meijaard, 2001. Kehidupan soliter pada orangutan adalah sesuatu yang khas dan berbeda dari jenis kera besar lainnya dari suku Pongidae Napier, 1976. Walaupun demikian menurut Schurmann 1982, orangutan bukan berarti tidak melakukan interaksi dengan individu yang lain, terutama hubungan yang terjadi antara anak dan induk yang terlibat dalam berbagai kebersamaan dengan jenis-jenis satuan lain secara luas. Selain itu, melimpahnya sumber pangan, juga membuat orangutan Sumatera lebih sosial Van Schaik, 2006.

2.4. Prilaku Bersarang Orangutan