Efisiensi Irigasi Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Rembesan Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada jarak pengukuran yang sama, rembesan yang terjadi pada saluran II lebih tinggi dibandingkan pada saluran I. Rembesan yang lebih besar terjadi pada saluran II, karena porositas pada saluran II lebih tinggi dibandingkan dengan saluran I. Porositas yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan tanah lebih banyak untuk meloloskan air. Besarnya kehilangan air akan menurunkan tingkat efisiensi dari penyaluran air tersebut. Untuk meningkatkan efisiensi penyaluran maka dilakukan perbaikan pada saluran.

7. Efisiensi Irigasi

Besar efisiensi pada saluran tersier I, saluran tersier II dan saluran tersier beton di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Efisiensi Saluran Tersier Lokasi Jarak pengukuran m Efisiensi Saluran Tanah I 50 35,03 Saluran Tanah II 50 14,82 Saluran Beton 50 80,23 Pada jarak pengukuran yang sama, efisiensi penyaluran pada saluran beton lebih tinggi dibandingkan dengan saluran tanah I dan saluran tanah II. Air yang mengalir pada saluran beton tidak mengalami rembesan dan perkolasi sehingga kehilangan air pada saluran beton lebih sedikit daripada saluran tanah. Perbedaan efisiensi pada ketiga saluran disebabkan perbedaan besar kehilangan air, dimana pada saluran II kehilangan air yang terjadi besar. Universitas Sumatera Utara Perbedaan antara efisiensi penyaluran pada saluran tanah di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Zulficar 2013 di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat cukup berbeda yaitu pada saluran I dengan jarak pengukuran 120 m efisiensinya sebesar 63,12 sedangkan dengan jarak pengukuran 90 m efisiensinya sebesar 78,87 dan pada saluran II dengan jarak pengukuran 90 m efisiensinya sebesar 66,46. Adanya perbedaan nilai efisiensi dengan penelitian sebelumnya terdapat pada jumlah debit air pada saluran dan besarnya rembesan pada saluran. Debit air pada saluran tanah di Desa Durian Lingga lebih besar dibandingkan debit air pada saluran tanah di Desa Percut yaitu pada saluran I dengan jarak pengukuran 120 m debit air di hulu sebesar 7,62 ldet dan di hilir sebesar 4,81 ldet, dengan jarak pengukuran 90 m debit air di hulu sebesar 7,62 ldet dan di hilir sebesar 6,01 ldet dan pada saluran II dengan jarak pengukuran 90 m debit air di hulu sebesar 11,24 ldet dan di hilir sebesar 7,47 ldet. Rendahnya debit air pada saluran tanah di Desa Percut dipengaruhi oleh banyaknya tanaman-tanaman liar yang tumbuh di tepi saluran dan menumpuknya sampah-sampah di sepanjang saluran sehingga mengakibatkan aliran air pada saluran menjadi terhambat. Besarnya rembesan pada saluran tanah di Desa Durian Lingga juga lebih besar dibandingkan besarnya rembesan pada saluran tanah di Desa Percut mengingat debit air di Desa Durian Lingga lebih besar daripada debit air di Desa Percut. Besarnya rembesan pada saluran tanah di Desa Durian Linggayaitu pada saluran I dengan jarak pengukuran 120 m rembesannya sebesar 2.907,16 mmhari, dengan jarak pengukuran 90 m rembesannya sebesar 2.172,76 Universitas Sumatera Utara mmhari dan pada saluran II dengan jarak pengukuran 90 m rembesannya sebesar 4.290,75 mmhari. Direktorat Jendral Pengairan 2010 menyatakan bahwa efisiensi irigasi pada saluran tersier yang baik adalah 80-87,5. Dari nilai efisiensi yang diperoleh dapat dilihat bahwa efisiensi kedua saluran tersier tanah di Desa Percut tergolong kurang baik dan efisiensi saluran tersier beton di Desa Percut tergolong baik.Sehingga diperlukan perbaikan pada saluran tanah untuk meningkatkan efisiensi dari saluran tersier tersebut. Kehilangan air pada saluran tanah II lebih besar dibanding dengan saluran tanah I Tabel 11, maka efisiensi pada saluran tanah I lebih tinggi dibanding dengan saluran tanah II. Hal ini disebabkan oleh kehilangan air baik melalui rembesan, perkolasi, evapotranspirasi maupun kehilangan akibat gesekan dengan tanah pada saluran I lebih sedikit, sehingga efisiensi penyaluran air pada saluran I lebih tinggi dibanding saluran II. Kehilangan air terbesar terjadi melalui rembesan. Hal ini disebabkan oleh nilai porositas bagian tepi saluran lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dasar saluran, dapat dilihat pada Tabel 7. Porositas tanah yang besar akan mengeluarkan air yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan literatur Hakim, dkk 1986 yang menyatakan bahwa jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah ini. Semakin besar ukuran pori-pori tanah maka semakin besar pula kemampuan tanah untuk meloloskan air. Kehilangan air melalui evapotranspirasi pada saluran I dan saluran II adalah sama, hal ini dikarenakan kebutuhan air tanaman rumput yang sama pada kedua saluran dimana nilai koefisien tanaman Kc rumput yaitu 0,85 dan Universitas Sumatera Utara suhu pada kedua tempat juga sama. Sehingga besar nilai evapotranspirasi pada kedua saluran sama. Kehilangan air akibat perkolasi pada saluran I lebih kecil dibandingkan dengan saluran II, disebabkan karena besarnya nilai kerapatan massa pada kedua saluran berbeda. Dimana kerapatan massa pada saluran I lebih tinggi dibandingkan dengan saluran II Tabel 4. Semakin tinggi nilai kerapatan massanya maka akan semakin padat tanah tersebut dan kandungan bahan organiknya rendah. Tanah yang mengandung bahan organik rendah memiliki volume pori yang rendah juga Nurmi dkk, 2009 sehingga kemampuan untuk meloloskan air lebih rendah. Maka pada saluran satu perkolasi yang terjadi lebih kecil.

8. Rancangan Saluran Tersier Daerah Irigasi Bandar Sidoras