Tabel 4.5 Distribusi Riwayat Pekerjaan Penjual Ikan Basah di Pasar
Tradisional Cemara Medan Tahun 2016 Pekerjaan Sebelumnya
F Tidak Ada
34 70.8
Kuli Bangunan 4
8.3 Panglong
1 2.1
Pekerja Rumah Makan 1
2.1 Perkebunan
2 4.2
Serabutan 1
2.1 Supir
4 8.3
TKI 1
2.1 Total
48 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 34 orang 70.8 tidak memiliki riwayat pekerjaan sebelumnya. Riwayat pekerjaan sebelumnya
paling banyak yaitu kuli bangunan dan supir sebanyak 4 orang 8.3 dan riwayat pekerjaan sebelumnya paling sedikit yaitu panglong, pekerja rumah makan,
serabutan, dan TKI sebanyak 1 orang 2.1. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa penjual ikan basah yang sebelumnya
memiliki riwayat pekerjaan sebelum menjadi penjual ikan basah yang pernah mengalami gejala penyakit kulit saat mereka bekerja adalah kuli bangunan
sebanyak 2 orang.
4.4 Hygiene Personal
Keadaan hygiene personal penjual ikan basah di pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Distribusi Hygiene Personal Penjual Ikan Basah di Pasar
Tradisional Cemara Medan Tahun 2016
Keterangan : 1 = Mencuci tangan setelah bekerja
2 = Membersihkan sela-sela jari 3 = Mencuci tangan dengan sabun
4 = Mencuci tangan dengan air mengalir
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penjual ikan basah yang memiliki hygiene personal yang baik sebanyak 15 orang 31.3 dan yang
memiliki hygiene personal yang buruk sebanyak 33 orang 68.8.
4.5 Gambaran Gejala Penyakit Kulit
Gambaran gejala penyakit kulit di pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Gejala Penyakit Kulit pada Penjual Ikan Basah di
Pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016
Gejala Ya
Tidak Total
F F
F Terasa Gatal
18 37.5
30 62.5
48 100
Perih 7
14.6 41
85.4 48
100 Ruam Kemerahan
6 12.5
42 87.5
48 100
Berair 4
8.3 44
91.7 48
100 Bersisik
6 12.5
42 87.5
48 100
Benjolan - Benjolan Kecil 3
6.3 45
93.8 48
100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa gejala penyakit kulit yang
paling banyak dialami oleh penjual ikan basah yaitu terasa gatal dialami oleh
1 2
3 4
Higiene Personal Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak Baik
Buruk F
F F
F F
F F
F F
F 4
8 10
3 5
72. 9
1 3
27. 1
2 1
43. 8
2 7
56. 3
2 8
58. 3
2 41.
7 15
5 31.3
3 33
3 68.
8
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 18 orang 37.5 dan gejala penyakit kulit yang paling sedikit dialami adalah benjolan-benjolan kecil dialami oleh 3 orang 6.3.
Tabel 4.8 Distribusi Ada Gejala Penyakit Kulit pada Penjual Ikan Basah
di Pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016 Gejala Penyakit Kulit
F Ada
29 60.4
Tidak Ada 19
39.6 Total
48 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 29 orang 60.4 memiliki gejala penyakit kulit dan 19 orang 39.6 tidak memiliki gejala
penyakit kulit.
4.6 Tabulasi Silang Tabel 4.9
Gambaran Umur dengan Gejala Penyakit Kulit pada Tangan Penjual Ikan Basah di Pasar Tradisional Cemara Medan
Tahun 2016
Umur Tahun
Gejala Penyakit Kulit Total
Ada Tidak
F F
F 28
9 18.75
4 8.3
13 27
28-35 6
12.5 8
16.6 14
24.24 35
14 29.15
7 14.7
21 48.76
Total 29
60.4 19
39.6 48
100 Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa penjual ikan basah yang
mengalami gejala penyakit kulit yang terbanyak adalah penjual ikan basah yang umurnya 35 tahun yaitu sebanyak 14 orang 29.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Gambaran Pendidikan dengan Gejala Penyakit Kulit pada
Tangan Penjual Ikan Basah di Pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016
Pendidikan Gejala Penyakit Kulit
Total Ada
Tidak F
F F
SD 4
8.3 4
8.3 SMP
4 8.3
8 16.7
12 25
SMA 25
52.1 7
14.6 32
66.7 Total
29 60.4
19 39.6
48 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penjual ikan basah dengan tingkat pendidikan SMA yang memiliki gejala penyakit kulit sebanyak 25 orang
52.1 dan penjual ikan basah dengan tingkat pendidikan SMP yang memiliki gejala penyakit kulit sebanyak 4 orang 8.3.
Tabel 4.11 Gambaran Lama Kerja dengan Gejala Penyakit Kulit pada
Tangan Penjual Ikan Basah di Pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016
Lama Kerja
Jam Gejala Penyakit Kulit
Total Ada
Tidak F
F F
4 2
4.2 2
4.2 5
2 4.2
2 4.2
6 5
10.4 4
8.3 9
18.7 7
7 14.6
3 6.3
10 20.9
8 15
31.2 10
20.8 25
52 Total
29 60.4
19 39.6
48 100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa penjual ikan basah yang mengalami gejala penyakit kulit dengan lama kerja 8 jam sebanyak 15 orang 31,2
, dengan lama kerja 7 jam kerja sebanyak 7 orang 14,6, dengan lama kerja 6 jam kerja sebanyak 5 orang 10,4, dan dengan lama kerja 5 jam sebanyak 2
orang 4,2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Gambaran Masa Kerja dengan Gejala Penyakit Kulit pada
Tangan Penjual Ikan Basah di Pasar Tradisional Cemara Medan Tahun 2016
Masa Kerja
Tahun Gejala Penyakit Kulit
Total Ada
Tidak F
F F
3 8
16.6 5
10.4 13
27.1 3-15
14 29.2
10 20.8
24 50
15 7
14.6 4
8.3 11
22.9 Total
29 60.4
19 39.6
48 100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa penjual ikan basah yang mengalami gejala penyakit kulit yang terbanyak adalah penjual ikan basah yang
masa kerjanya 3-15 tahun yaitu sebanyak 14 orang 29.2.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Riwayat Pekerjaan dan Riwayat Penyakit Kulit
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa riwayat pekerjaan penjual ikan basah sebanyak 34 orang 70.8 tidak memiliki riwayat pekerjaan sebelumnya.
Riwayat pekerjaan paling banyak yaitu kuli bangunan dan supir yaitu masing- masing sebanyak 4 orang 8.3 dan riwayat pekerjaan paling sedikit adalah
panglong, pekerja rumah makan, serabutan, dan TKI yaitu masing-masing sebanyak 1 orang 2.1.
Riwayat pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan sebagai penyebab timbulnya penyakit kulit. Hal ini
memungkinkan penyakit kulit diderita bukan akibat pekerjaan yang dijalaninya sekarang, tetapi akibat pekerjaan sebelumnya. Penjual ikan basah di Pasar
Tradisional Cemara yang mengalami gejala penyakit kulit memiliki riwayat pekerjaan sebelumnya di bidang industri bangunan Kabulrachman, 2003.
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa penjual ikan basah yang sebelumnya memiliki riwayat pekerjaan sebagai kuli bangunan terdapat riwayat penyakit kulit
sebanyak 2 orang. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kabulrachman 2003 yang menyatakan bahwa pekerja yang biasa terpajan dengan sensitizer, seperti kromat
pada industri bangunan atau pewarna, pada pabrik pengolahan kulit, mempunyai insiden yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kulit.
Universitas Sumatera Utara