2. Uji Linearitas
Berdasarkan hasil uji linearitas dengan bantuan SPSS 17.00 for windows dengan formula pearson product moment antara variabel prediktor penolakan
sosial dan tendensi atribusi bermusuhan terhadap variabel kriteria yaitu perilaku tweet war adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Hasil uji linearitas
Perilaku Tweet War
Penolakan Sosial
Tendensi Atribusi Bermusuhan
Perilaku Tweet War 0,211
0,448
Penolakan Sosial 0,326
korelasi signifikan di level 0.01
Berdasarkan tabel, menunjukkan skor korelasi antar variabel yaitu antara variabel perilaku tweet war dan penolakan sosial bernilai 0,211, perilaku tweet
war dan tendensi atribusi bermusuhan 0,448, serta penolakan sosial dengan tendensi atribusi bermusuhan 0,326, dengan keseluruhan nilai signifikansi korelasi
antar variabel adalah 0,000 yang artinya hubungan antar variabel pada penelitian bersifat linear.
IV. C. 2. Uji Hipotesis
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat peran tendensi atribusi bermusuhan dalam memediasi hubungan antara penolakan sosial dengan perilaku
Universitas Sumatera Utara
tweet war. Hipotesis penelitian ini adalah ada peran tendensi atribusi bermusuhan dalam memediasi hubungan antara penolakan sosial dan perilaku tweet war.
Untuk menguji hipotesis ini, peneliti menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Baron dan Kenny 1986. Langkah pertama, peneliti
melakukan analisis regresi dengan penolakan sosial sebagai prediktor perilaku tweet war.
Langkah I
Pada langkah ini dilakukan analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS 17.00 for windows dimana penolakan sosial sebagai prediktor perilaku tweet war, dan
didapatkan ekuasi yang signifikan yang dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 21. Regresi penolakan sosial sebagai prediktor perilaku tweet war
Variabel R
R
2
F t
p Keterangan
Penolakan SosialPerilaku
Tweet War 0,211
0,044 22,115
4,703 0,000
ada peran signifikan
Hasil analisis regresi pada tabel 27 di atas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,211 dengan p sebesar 0,000. Nilai koefisien determinan R
2
sebesar 0,044 atau 4,4. Hal ini menunjukkan bahwa penolakan sosial memberikan
sumbangan efektif sebesar 4,4 dalam meningkatkan perilaku tweet war. Saat ekuasi pada langkah I signifikan, maka dilanjutkan dengan langkah II.
Universitas Sumatera Utara
Langkah II
Langkah kedua peneliti melakukan analisis regresi dimana penolakan sosial sebagai prediktor tendensi atribusi bermusuhan, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 22. Regresi penolakan sosial sebagai prediktor tendensi atribusi bermusuhan
Variabel R
R
2
F t
p Keterangan
Penolakan SosialTendensi
Atribusi Bermusuhan
0,326 0,106
56,559 7,521
0,000 Ada peran
signifikan
Dari hasil di atas didapatkan ekuasi yang signifikan dimana penolakan sosial memiliki peran dalam meningkatkan tendensi atribusi bermusuhan dimana dilihat
dari koefisien determinan R
2
sebesar 0,106 atau 10,6 yang artinya penolakan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 10,6 dalam meningkatkan
tendensi atribusi bermusuhan. Saat didapatkan bahwa variabel independen merupakan prediktor dari mediator, maka dilanjutkan langkah III.
Langkah III
Pada langkah terakhir peneliti regresikan secara bersamaan penolakan sosial dan tendensi atribusi bermusuhan sebagai prediktor perilaku tweet war, hasil ekuasi
yang signifikan, F2, 474 = 61,195, R
2
= 0,205 dan p = 0,000. Secara spesifik, hasil regresi berganda ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23. Regresi penolakan sosial dan tendensi atribusi bermusuhan sebagai
prediktor perilaku tweet war
Variabel t
β p
r parsial Keterangan
Penolakan Sosial
1,675 0,120
0,095 0,077
Tidak ada peran
Tendensi Atribusi
Bermusuhan 9,791
0,656 0,000
0,410 Ada peran
Dari tabel di atas, didapatkan bahwa tendensi atribusi bermusuhan merupakan prediktor dari perilaku tweet war saat penolakan sosial dikontrol, terlihat dari r
parsial adalah 0,410. Hal ini menunjukkan bahwa tendensi atribusi bermusuhan merupakan mediator penolakan sosial terhadap perilaku tweet war. Kemudian,
untuk menentukan apakah tendensi atribusi bermusuhan memediasi secara penuh hubungan antara penolakan sosial dan perilaku tweet war, dilihat bagaimana peran
penolakan sosial saat tendensi atribusi bermusuhan dikontrol. Dari tabel 23 didapatkan bahwa efek penolakan sosial tidak lagi bermakna p = 0,095, dengan r
parsial 0,077. Analisis ini mengindikasikan tendensi atribusi bermusuhan sebagai mediator penuh hubungan antara penolakan sosial dengan perilaku tweet war.
Data disajikan pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2. Analisis mediasi tendensi atribusi bermusuhan
β = 0,656 p = 0,000 β = 0,349 p = 0,000
Penolakan Sosial Tendensi Atribusi
Bermusuhan Perilaku Tweet War
β = 0,120 p = 0,095
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan menggunakan formula sobel z-test menunjukkan ekuasi yang signifikan di mana tendensi atribusi bermusuhan memediasi hubungan antara
penolakan sosial dengan perilaku tweet war, z = 5,997, p = 0,000. Hasil ini sejalan dengan hipotesis
dimana munculnya perilaku tweet war
dengan penolakan sosial yang tinggi merupakan hasil dari kecenderungan seseorang
untuk mengatribusikan sesuatu hal yang ambigu dengan cara yang bermusuhan.
IV. C. 3. Hasil Tambahan 1. Perbedaan Penolakan Sosial, Tendensi Atribusi Bermusuhan dan