Hasil utama penelitian: Saran Praktis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaannya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil utama penelitian:

a. Hubungan antara penolakan sosial dengan perilaku tweet war dimediasi penuh oleh tendensi atribusi bermusuhan. Perilaku tweet war yang muncul pada orang dengan penolakan sosial yang tinggi merupakan hasil dari adanya kecenderungan untuk mengatribusikan suatu stimulus dengan cara bermusuhan yang muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang untuk diterima oleh orang lain.

2. Hasil tambahan penelitian

a. Pada hasil tambahan didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel penolakan sosial berdasarkan jenis kelamin dan penggunaan data diri asli. Sedangkan pada tendensi atribusi bermusuhan, ada perbedaan yang signifikan ditinjau dari penggunaan data diri asli di twitter. Kemudian pada variabel perilaku tweet war, ada perbedaan yang signifikan ditinjau dari status sosial dan durasi penggunaan twitter. Universitas Sumatera Utara b. Subjek penelitian ini memiliki tingkat penolakan sosial, tendensi atribusi bermusuhan, dan perilaku tweet war yang lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya, karena pada ketiga variabel, skor mean empirik lebih kecil dibandingkan dengan skor mean hipotetik.

V. B. SARAN 1. Saran Metodologis

Berdasarkan hasil penelitian ini, bagi pihak-pihak yang berminat dengan penelitian sejenis atau untuk mengembangkan penelitian lebih jauh, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku tweet war yang tidak dikaji dalam penelitian ini. b. Untuk lebih memperkaya penelitian yang berkaitan dengan tema yang serupa, sebaiknya penelitian selanjutnya mempertimbangkan variabel seperti budaya, serta karakteristik dalam interaksi twitter seperti jumlah follower dan following dan hal lainnya yang khas pada interaksi twitter.

2. Saran Praktis

a. Diharapkan agar pengguna twitter dapat lebih berhati-hati selama berinteraksi di twitter, adanya atribusi berlebihan pada interaksi dalam bentuk tulisan dan anonimitas mengakibatkan seorang pengguna twitter seringkali mudah terpancing untuk terlibat pada tweet war yang dapat merugikan dirinya. Universitas Sumatera Utara b. Perilaku tweet war meningkat karena adanya penolakan sosial yang menyebabkan meningkatnya tendensi atribusi bermusuhan, hal ini dapat dijadikan masukan bahwa sosialisasi tatap muka harus lebih diperbanyak agar meningkatkan kesempatan orang yang mengalami penolakan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya akan penerimaan dan tidak terlibat dalam perilaku tweet war. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

II.A. Tweet War Tweet war merupakan sebuah kejadian yang melibatkan beberapa pihak yang berinteraksi melalui jejaring sosial twitter yang bersifat saling menyerang dan menjatuhkan. Tweet war dalam hal ini masuk dalam konsep agresi verbal, dikarenakan tweet war menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan untuk menyakiti orang lain. Dalam penulisan teori ini, penulis akan menggunakan istilah tweet war secara bergantian dengan konsep agresi verbal. II.A.1. Definisi Agresi Verbal Tweet War Krahe 2005 menyatakan definisi agresi disajikan berdasarkan fokusnya terhadap tiga aspek, yaitu akibat yang merugikanmenyakiti, niat dan harapan untuk merugikan, serta keinginan orang yang menjadi sasaran agresi untuk menghindari stimulus yang merugikan itu, dalam hal ini kemudian Krahe 2005 membagi agresi berdasarkan modalitas respon kedalam dua bentuk yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Menurut Buss Perry dalam Yaratan Uludag, 2012 agresi verbal adalah agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara verbal. Bila seseorang mengumpat, membentak, berdebat, mengejek, dan sebagainya, orang itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal. Sedangkan menurut Atkinson Universitas Sumatera Utara