BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 25 September 2015 sampai dengan 28 September 2015 di bagian rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan.
Dari 200 buah rekam medik pasien dengan penyakit jantung koroner, ditemukan 137 buah rekam medik pasien penyakit jantung koroner yang hasil EKG-nya
dapat diamati.Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis rekam medis, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang beralamat diJalan Bunga Lau no. 17 Medan Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan,
Medan. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVIII1990. RSUP H. Adam Malik adalah Rumah
Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat
pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan hasil pemeriksaan EKG menunjukkan iskemi miokard akut dengan tipe angina pektoris
tak stabil, infark miokard akut dengan tipe STEMI dan Non STEMI di RSUP H.
Universitas Sumatera Utara
Adam Malik Medan dari 01 Januari 2014-31 Desember 2014 yang memenuhi kriteria.
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Status Sosial
STATUS SOSIAL Frekuensi
Persentase Jenis Kelamin
Perempuan Laki - laki
98 39
71,5 28,5
Umur 35-44
45-54 55-64
65-74 75
9 53
52 17
6 6,6
38,7 38
12,4 4,4
Pekerjaan Pegawai Negeri
Pegawai Swasta Pensiunan
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Petani TNI Polri
Guru 52
5 34
14 22
6 3
1 38
3,6 24,8
10,2 16,1
4,4 2,2
0,7 Status Perkawinan
Universitas Sumatera Utara
Menikah Duda
Janda 117
6 14
85.4 4,4
10,2
Terdapat 137 orang pasien penyakit jantung koroner yang memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian, yang terdiri dari 98 71.5 orang laki-laki
dan 39 28.5 orang perempuan seperti pada tabel 5.1. Pada penelitian ini, penderita terbanyak berdasarkan kelompok umur
berada dalam rentang usia 45-54 tahun, sebanyak 53 38.7 orang, diikuti oleh kelompok umur 55-64 tahun sebanyak 52 38 orang dan kelompok umur 65-74
tahun sebanyak 17 12,4 orang. Selanjutnya kelompok umur 35-44 tahun sebanyak 9 orang 6,6 diikuti kelompok usia ≥75 tahun dengan jumlah sampel
sebanyak 6 4,4 orang. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak
bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak 52 38 orang diikuti oleh sampel yang tidak bekerja lagi atau sudah pensiun yaitu sebanyak 34 24,8
orang. Sementara sampel yang bekerja sebagai guru berjumlah paling sedikit, yaitu 1 0,7 orang.
Sampel dengan karakteristik status perkawinan sudah menikah memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu sebanyak 117 85,4 orang. Sementara sampel
yang status perkawinannya duda hanya berjumlah sebanyak 6 4,4 orang dan berstatus janda berjumlah 14 10,2 orang.
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Gambaran EKG Diagnosa
Frekuensi Persentase
ST Elevasi 81
41,9
Universitas Sumatera Utara
ST Depresi 56
29,05 Inversi Gel. T
56 29,05
Total
193 100
Dari 137 sampel, didapatkan gambaran EKG untuk ST elevasi adalah 81 orang 41,9, sedangkan untuk ST depresi dan inversi gelombang T mencapai
masing – masing 56 orang 29,05.
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Diagnosis Diagnosa
Frekuensi Persentase
STEMI 81
59,1 NSTEMI
32 23,4
APTS 24
17,5 Dari 137 orang pasien penyakit jantung koroner yang memenuhi kriteria
menjadi sampel, sebanyak 81 59,1 orang menderita infark miokard akut tipe STEMI dan 32 23,4 orang menderita infark miokard akut tipe NSTEMI, serta
24 17,5 orang menderita APTS.
Dalam penelitian ini karakteristik sampel berdasarkan gambaran EKG yang dapat diamati meliputi posisi lead yang memiliki gelombang Q, lokasi
elevasi segmen ST, jenis ritme sinus, interval dari segmen PR, laju, durasi, axis dari kompleks QRS, dalamtingginya gelombang S dan R, bentuk depolarisasi
ventrikel dan bentuk gelombang P. Pada infark miokard tipe STEMI, dapat ditemukan lokasi miokard berdasarkan
posisi lead yang memiliki gelombang Q dan elevasi segmen ST. Sedangkan pada
Universitas Sumatera Utara
infark miokard tipe Non STEMI dan angina pektoris tak stabil tidak dapat ditentukan lokasi infarknya, hal ini disebabkan infark tipe ini tidak memiliki
elevasi segmen ST. Dari 137 pasien, lokasi infark tersering adalah di inferior, 47 34,3 orang
sampel mengalami infark di lokasi ini, disusul dengan 31 22,6 orang menderita infark pada bagian anteroseptal. Pada urutan ketiga terbanyak infark
terjadi di lokasi inferolateral yaitu sebanyak 18 13,1 orang penderita, dilanjutkan dengan infark di anterolateral sebanyak 16 11,7 orang. Sedangkan
yang mengalami infark pada bagian antero-lateral penderitanya sebanyak 8 5,8 orang dan pada anterior sebanyak 7 5,1 orang. Sisanya pada bagian antero-
inferior berjumlah
6 orang
4,4, infero-antero-septal
dan inferoposteriormemiliki penderita sebanyak 1 0,7 orang. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 5.4.berikut:
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Lokasi Infark pada Penyakit Jantung Koroner
Lokasi Infark Frekuensi
Persentase
Inferior II, III, avF 47
34,3 Infero-antero-septal II,III,aVF, V1-V6
3 2,2
Anterior V3-V4 7
5,1 Anterolateral V3-V6,I,avL
16 11,7
Anteroseptal V1-V4 31
22,6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 5.2. Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Penderita Penyakit jantung koroner Berdasarkan Status Sosial