4.10.5 Pernyataan Informan tentang Upaya dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanakan Kegiatan Program HES Evaluation untuk Mendukung
Program HES Leading Indicator
Berdasarkan pernyataan informan dapat diketahui bahwa yang menjadi upaya dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan program adalah
melakukan pengawasan. Yang menjadi informan dalam wawancara mengenai program HES Evaluation adalah informan 3 dan informan 6 karena informan 3
dan 6 telah ditugaskan menjadi penanggung jawab dalam pelaksanaan program HES Evaluation di PT. WIS Consortium Riau.
Tabel 4.41 Matriks
Pernyataan Informan
tentang Upaya
dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanakan Kegiatan Program HES
Evaluation untuk Mendukung Program HES Leading Indicator
Informan Pernyataan
Informan 3 Construction
Manager Kita berusaha membuat program-program dalam jangka
waktu cepat, tetapi dapat membantu menurunkan angka kecelakaan kerja.
Informan 6 Supervisor
Dengan evaluasi kita mengupayakan semampunya membuat program yang kiranya kita bisa jangkau dan tidak
memerlukan waktu lama.
4.11 Hasil Observasi Pencapaian
Lagging Indicator di
PT. WIS
Consortium Riau Tahun 2015
Berdasarkan hasil observasi maka didapatkan pencapaian Lagging Indicator di PT. WIS Consortium Riau banyak mengalami keberhasilan yaitu data
Days Away From Work Case pada tahun 2014 berjumlah 4 kasus dan ditahun
Universitas Sumatera Utara
2015 turun menjadi 1. Ditahun 2014 terdapat 5 kasus Total Recordable Incidents kemudian turun menjadi 2 ditahun 2015. Begitu juga dengan Recordable MVC,
pada tahun 2014 terdapat 5 kasus dan di tahun 2015 turun menjadi 2, EquipmentTool Accident di tahun 2014 terdapat 3 kasus dan ditahun 2015
mengalami penurunan menjadi 1, Theft case pada tahun 2014 totalnya 4 kasus dan mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 2, First Aid Case pada tahun 2014
terdapat 12 kasus dan turun ditahun 2015 menjadi 5 kasus, Near Miss Case pada tahun 2014 terdapat 25 kasus dan di tahun 2015 turun menjadi 5 kasus, Hazard
Observation yang pada tahun 2014 terdapat 10 kasus kemudian ditahun 2015 mengalami penurunan menjadi 4 kasus, BBS Observation pada tahun 2014
berjumlah 10 kasus dan pada tahun 2015 turun menjadi 2 kasus, Stop Work Authority pada tahun 2014 berjumlah 5 kasus dan pada tahun 2015 turun menjadi
0kasus.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
84
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Leading Indicator di PT. WIS Consortium Riau
Sesuai dengan Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Selain itu setiap orang lainnya yang berada
ditempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya, serta setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. Dengan demikian
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan industri dan kegiatan manusia yang berada dilingkungannya sehari-hari.
Mengacu pada undang-undang tersebut maka menjadi sebuah kewajiban bagi setiap perusahaan untuk menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagai usaha meningkatkan produksi dan produktivitas. HES Health, Environment, Safety atau di beberapa perusahaan juga
disebut EHS, HES, SHE, K3LL Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan dan SSHE Security, Safety, Health, Environment. Semua itu adalah
suatu departemen atau bagian dari struktur organisasi perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja SMK3 mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pengawasan serta pelaporannya. Sementara, di perusahaan yang
mengeksploitasi sumber daya alam ditambah dengan peran terhadap lingkungan.
Universitas Sumatera Utara