Ekstraksi Simplisia Analisis Fraksi Kloroform secara Kromatografi Lapis Tipis KLT Isolasi Senyawa Saponin secara Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

28 -kan adanya triterpenoidasteroida Harborne, 1987.

3.10 Ekstraksi Simplisia

Sejumlah 500 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam wadah toples kaca bertutup, dituangkan n-heksana, ditutup, dibiarkan selama 7 hari terlindung dari cahaya sambil sering-sering diaduk. Hasil maserasi disaring, dibiarkan di udara terbuka kemudian dituangkan 75 bagian etanol 80 kedalam bejana bertutup yang terdapat ampas simplisia, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering-sering diaduk, diserkai, diperas, ampas dimasukkan lagi dengan etanol 80 hingga diperoleh 100 bagian penyari, dibiarkan ditempat sejuk, terlindungi cahaya selama 2 hari. Hasil maserasi disaring, kemudian dipekatkan dengan alat penguap vakum putar pada suhu 50 ˚C sampai diperoleh ekstrak cukup kental dan dipekatkan diatas penangas air hingga menjadi kental kemudian ekstrak direfluks menggunakan HCl 2N selama 4-6 jam. Filtrat diekstraksi dengan kloroform dan didiamkan selama 12-18 jam. Diambil lapisan kloroform kemudian diuapkan hingga pekat, maka didapatkan fraksi kloroform. Fraksi kloroform dianalsis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Aglikon saponin berada dalam lapisan kloroform Harborne, 1987.

3.11 Analisis Fraksi Kloroform secara Kromatografi Lapis Tipis KLT

Fraksi kloroform dianalisis secara KLT menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel GF 254 dengan fase gerak n-heksana-etilasetat perbandingan antara 5:5 sampai 9:1. Hasil analisis KLT diidentifikasi menggunakan penampak bercak Liebermann-Burchard. Universitas Sumatera Utara 29 Fraksi ditotolkan pada plat lapis tipis silika gel GF 254, kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Setelah pengembangan selesai plat dikeluarkan dan dikeringkan, plat disemprot dengan penampak bercak Liebermann-Burchard dan dipanaskan dalam oven pada suhu 110 ˚C selama 5 menit lalu diamati perubahan warna yang terjadi.

3.12 Isolasi Senyawa Saponin secara Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Hasil yang menunjukan fase terbaik digunakan untuk pengembang pada KLT preparatif sebagai penampak bercak digunakan pereaksi Liebermann- Burchard dan sebagai fase gerak digunakan n-heksana-etilasetat 5:5 dan fase diam plat pra lapis silika gel GF 254. Fraksi kloroform ditotolkan seperti pita pada jarak 1,5 cm dari tepi bawah plat KLT berukuran 20x20 cm yang telah diaktifkan, setelah hasil penotolan kering plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh dengan uap fase gerak, pengembang dibiarkan naik membawa komponen yang ada, setelah mencapai batas pengembangan plat dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan. Bagian tengah plat ditutup dengan kaca yang bersih sedangkan pada sisi kanan dan kiri plat sebanyak ± 1 cm disemprot dengan penampak bercak Liebermann- Burchard. Silika pada bagian tengah plat yang sejajar dengan bercak noda yang diinginkan dikerok dan dikumpulkan. Silika yang dikumpul dielusi dengan metanol p.a.. Filtrat dikumpulkan kemudian didinginkan, ditambahkan metanol p.a. dingin dan dimasukkan kedalam freezer hingga terbentuk kristal, kemudian dilakukan uji kemurnian dengan KLT dan karakterisasi terhadap isolat yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 30 3.13 Uji Kemurnian Terhadap Isolat 3.13.1 Uji kromatografi lapis tipis satu arah