Analisa isolat 1 dengan spektrofotometer ultraviolet UV dan spektrofotometer inframerah IR Analisa isolat 2 dengan spektrofotometer ultraviolet UV dan spektrofotometer inframerah IR

36

4.9 Identifikasi Isolat dengan Spektrofotometer Ultraviolet UV dan Spektrofotometer Inframerah IR

Hasil identifikasi pada Rf 0,92 yang memberikan warna ungu merah isolat 1 dan pada Rf 0,78 yang memberikan warna biru isolat 2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

4.9.1 Analisa isolat 1 dengan spektrofotometer ultraviolet UV dan spektrofotometer inframerah IR

Gambar 4.1 Spektrum isolat 1 dengan spektrofotometer UV Gambar 4.2 Spektrum isolat 1 dengan spektrofotometer IR Universitas Sumatera Utara 37 Pada Gambar 4.1 menjelaskan bahwa isolat 1 harga Rf 0,92 diperoleh panjang gelombang maksimum 208 nm. Hal ini membuktikan adanya gugus kromofor yang terbaca pada panjang gelombang 208 nm. Panjang gelombang tersebut memberikan kemungkinan gugus kromofor yang terdapat pada struktur senyawa adalah gugus alkena dengan terdapat 1 gugus C=C dikarenakan senyawa yang memiliki gugus C=C yang kurang dari dua akan menunjukkan panjang gelombang maksimum didaerah yang lebih pendek dari 214 nm. Etilena didalam fasa uap menyerap pada 165 nm. Pita kedua dekat 200 nm terjadi karena percepatan dua elektron π ke orbital π. Intensitas dari serapan olefinik tidak tergantung dari pelarut sebab sifat ikatan olefinik bersifar polar. Gugus ganti alkil pada senyawa induk member serapan kearah panjang gelombang lebih panjang. Akibat batokhromik akan bertambah dengan bertambahnya jumlah gugus alkil. Suatu ikatan rangkap eksosiklik kepada 2 cincin menyerap dekat 204 nm. Geseran batokhromik disertai sisipan alkil dihasilkan dari konyugasi berlebihan dengan gugus alkil yang cukup mudah bergerak untuk berantaraksi dengan gugus khromoforik Silverstein, 1986. Penafsiran pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa isolat 1 terdapat adanya gugus –OH 3406,29 cm -1 , gugus –CH alifatis 2920,23 cm -1 dan 2854,65 cm -1 , ikatan C=C 1627,92 cm -1 , gugus –CH 2 1454,33 cm -1 , gugus –CH 3 1373,32 cm -1 dan gugus C-O 1107,14 cm -1 . Gugus-gugus yang didapatkan pada spektrofotometer inframerah menyerupai struktur triterpenoidsteroid saponin dengan mempunyai salah satu gugus seperti gugus -CH alifatis, gugus C=C, gugus –OH, gugus –CH 3 , gugus –CH 2 dan gugus C-O. Universitas Sumatera Utara 38

4.9.2 Analisa isolat 2 dengan spektrofotometer ultraviolet UV dan spektrofotometer inframerah IR

Gambar 4.3 Spektrum isolat 2 dengan spektrofotometer UV Gambar 4.4 Spektrum isolat 2 dengan spektrofotometer IR Pada Gambar 4.3 menjelaskan bahwa isolat 2 diperoleh panjang gelombang maksimum 204 nm. Panjang gelombang tersebut memberikan kemungkinan gugus kromofor yang terdapat pada struktur senyawa adalah gugus alkana dengan tidak terdapat gugus C=C dikarenakan senyawa yang memiliki Universitas Sumatera Utara 39 gugus C=C yang kurang dari dua akan menunjukkan panjang gelombang maksimum didaerah yang lebih pendek dari 214 nm. Etilena didalam fasa uap menyerap pada 165 nm. Pita kedua dekat 200 nm terjadi karena percepatan dua elektron π ke orbital π. Intensitas dari serapan olefinik tidak tergantung dari pelarut sebab sifat ikatan olefinik bersifar polar. Gugus ganti alkil pada senyawa induk member serapan kearah panjang gelombang lebih panjang. Akibat batokhromik akan bertambah dengan bertambahnya jumlah gugus alkil. Suatu ikatan rangkap eksosiklik kepada 2 cincin menyerap dekat 204 nm. Geseran batokhromik disertai sisipan alkil dihasilkan dari konyugasi berlebihan dengan gugus alkil yang cukup mudah bergerak untuk berantaraksi dengan gugus khromoforik Silverstein, 1986. Penafsiran pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa isolat 1 terdapat adanya gugus –OH 3421,72 cm -1 , gugus –CH alifatis 2920,23 cm -1 dan 2854,65 cm -1 , gugus –CH 2 1458,18 cm -1 , gugus –CH 3 1373,32 cm -1 dan gugus C-O 1103,28 cm -1 . Gugus-gugus yang didapatkan pada spektrofotometer inframerah menyerupai struktur triterpenoidsteroid saponin dengan mempunyai salah satu gugus seperti gugus -CH alifatis, gugus –OH, gugus –CH 3 , gugus –CH 2 dan gugus C-O. Universitas Sumatera Utara 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN