Keunggulan kompetitif produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal: studi PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Syariah

(1)

KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK ASURANSI KEBAKARAN OKUPASI RUMAH TINGGAL

(Studi PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Syariah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

BINTI SALEKHAH NIM : 1110046200027

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

1

1. Skripsi ini merupakan hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1, di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan di Universitas yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Oktober 2014


(5)

i

ABSTRAK

Binti Salekhah, NIM : 111004620027, Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Kebakaran Okupasi Rumah Tinggal (Studi PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah),Konsentrasi Asuransi Syariah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana bentuk-bentuk keunggulan kompetitif produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal pada PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah, untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh kedua perusahaan tersebut dalam menarik minat peserta serta perbandingan keunggulan produk asuransi kebakaran pada okupasi rumah tinggal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengekplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Teknik pengumpulan datanya dengan cara penelitian lapangan atau survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data yang telah diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis perbandingan sehingga dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keunggulan kompetitif pada PT Asuransi Takaful Umum lebih unggul hal ini dibuktikkan oleh hasil penelitian, pertama dari segi okupasi (fungsi bangunan) yang lebih banyak objek manfaat takaful yang dapat ditutup, kedua dari segi luas jaminan, ketiga dari tarif premi, keempat teknologi,

kelima pelayanan dan keenam dari strategi pemasaran cenderung ke strategi diferensiasi, sedangkan PT. Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah lebih unggul dari segi risiko sendiri dan dari strategi pemasaran cenderung ke arah strategi fokus, sehingga dari point-point tersebut jelas bahwa PT Asuransi Takaful Umum lebih unggul dibanding PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.

Kata Kunci : Keunggulan Kompetitif, Asuransi Kebakaran, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.

Pembimbing :Yuke Rahmawati NIP. 197509032007012023


(6)

ii

hanyalah kepunyaan Allah SWT, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, pemilik dan Penguasa hari Pembalasan. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita semua yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillahirrabbil Alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berupa karunia, rahmat dan nikmat, sehingga

skripsi‏ dengan‏ judul‏ “Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Kebakaran Okupai

Rumah Tinggal di PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit

Syariah” ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan, moivasi dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut sebagai berikut:

1. Bapak H. Dr. JM Muslimin, MA selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, M. H. Sebgaia Kepala Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

3. Ibu Yuke Rahmawati, M.A slaku dosen pembimbing penulisan skripsi saya yang ditengah kesibukan, telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dan masukan yang sangta berarti bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustkaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta atas pelayanannya dalam melengkapi literature penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarifhidayatullah Jakarta atas kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literature.

7. Bapak Tino Warsito (Asisten Manajer Marketing Agency), Bapak Bayu

Bandono, Bapak Rahman, Bapak Fikri, Bapak Rangga dan segenap karyawan PT Asuransi Takaful Umum yang bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan guna memberikan informasi data-data yang sangta dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Surya Putra (Kepala Bagian Marketing), Bapak Firmansyah, Bapak Rofiq dan segenap karyawan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan guna memberikan informasi data-data yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

iv

Dian Sari Jamiati yang telah memberikan dukungan baik secara moril, materiil, serta doa yang selalu dipanjatkan sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat Kesayangan Sayekti Anissa Bangoen, Desi Eka Pratiwi, Rina Yulianti, Diana Septiana, Astri Damayanti, Tasya Geby Amdini, Sisy Sudusiah, Naziah, Yulianti Aslam, Andin Witama Sari, Audy Joana, Firda Junia Rista, Dea Hilayatul Auliya, Rosdiana, Syifa Fauziah, Tuti, Ahmad Al Faiz, dan Dyah. Terimakasih kalian selalu menjadi yang terbaik, terimakasih kalian selalu memahami dan menghibur, selalu mendengarkan keluh kesahku. 11. Teman-teman seperjuangan Asuransi Syariah 2010 yang selalu memberikan

semangat kepada penulis yaitu Ade, Ari, Kevin, Afwan, Iwan, Rido, Apoy, Fahmi, Yapong, Asih, Maya, Yusni, Winda, Ria, Wenni, Husnul, Riana, Asti, Listia, Winda, Ria, Khusnul.

12. Dan semua pihak yang memberikan dukungan, spiritual, motivasi, moril dan materiil hingga selesainya penelitian ini yang tidak bias penulis tuliskan satu-persatu.

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca


(9)

v

pada kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah hidup kita. Amiin.

Jakarta, 22 Oktober 2014


(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Review Studi Terdahulu ... 9

F. Kerangka Teori dan Konseptual ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) ... 16

B. Asuransi Kerugian ... 26

C. Asuransi Kebakaran ... 31

D. Asuransi Properti ... 40

E. Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Tarif Premi ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 46

B. Jenis dan Sumber Data ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 48


(11)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan ... 51

1. PT Asuransi Takaful Umum ... 51

1.1 Sejarah Berdirinya PT Asuransi Takaful Umum ... 51

1.2 Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Umum ... 53

1.3 Konsep dan Filosofi PT Asuransi Takaful Umum ... 53

1.4 Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum ... 54

1.5 Produk-produk PT Asuransi Takaful Umum ... 55

2. PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah ... 55

2.1 Sejarah Berdirinya PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah ... 55

2.2 Visi dan Misi PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah . 56 2.3 Struktur Organisasi PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah... 57

2.4 Produk-produk PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah 57 B. Bentuk Keunggulan Produk Asuransi Kebakaran Okupasi Rumah Tinggal di PT Asuransi Takaful Umum ... 57

C. Bentuk Keunggulan Produk Asuransi Kebakaran Okupasi Rumah Tinggal di PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah ... 65

D. Strategi Pemasaran ... 73

1. Strategi Pemasaran di PT Asuransi Takaful Umum ... 73

2. Strategi Pemasaran di PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah ... 75

E. Perbandingan Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Kebakaran Okupasi Rumah Tinggal ... 77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(12)

viii

Tabel 4.1 Luas Jaminan Personal Accident ... 60

Tabel 4.2 Perbandingan Keunggulan ... 69

Tabel 4.3 Daftar Kemitraan Syariah ... 76


(13)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Data Kebakaran Tahun 2011-2014 ... 4 Grafik 4.1 Bentuk Keunggulan ... 82


(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kompleksnya kehidupan manusia di era globalisasi saat ini menuntut kita untuk selektif dalam memilih jaminan-jaminan sosial yang mampu menunjang kelangsungan hidup sosial kita. Risiko hidup tak terprediksi mungkin saja terjadi sewaktu-waktu, berbagai cara dapat kita lakukan sebagai upaya preventif mengurangi risiko atau mengalihkan risiko tersebut dengan suatu perwujudan kebutuhan akan perlindungan risiko adalah dengan memiliki asuransi.

Bila sebuah risiko ditanggung sendiri salah satu upaya bisa dengan menabung, namun ikhtiar ini sering kali tidak mencukupi karena risiko yang terjadi melebihi dari yang diperkirakan. Sedangkan jika risiko tersebut dibagi atau dialihkan, diharapkan pada saat terjadi musibah, maka berkurangnya nilai ekonomi atau kesejahteraan keluarga terjamin atau tergantikan.

Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak. Hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan

Allah berfirman dalam surat Al Hasyr: 18

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha


(15)

2

Jelas sekali di dalam ayat ini kita diperintahkan untuk merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk masa depan. Selain pada surat Al-Hasyr dalam surat Yusuf : 43-49 Allah berfirman

“Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang

tujuh ekor sapi betina, yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu. Agar mereka

mengetahuinya “Yusuf berkata: “supaya kamu bertanam tujuh tahun

(lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biatkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian sesudah itu akan datang tahun yang pada manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras

anggur.”(Yusuf 43-49)

Di dalam surat ini Allah memberikan anjuran kepada manusia untuk senantiasa menjaga kelangsungan kehidupan dengan mengantisipasi diri atas kemungkinan-kemungkinan buruk yang dihadapi di kemudian hari. Asuransi adalah salah satu upaya bagi kita untuk memproteksi atau melindungi diri dari kemungkinan buruk tersebut, namun masih banyak sekali masyarakat awam yang belum begitu mengenal sistem dan produk-produk asuransi. Khususnya asuransi syariah.

Asuransi sebagai sebuah perlindungan merupakan langkah yang tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan suatu risiko, karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang.1 Lembaga asuransi sudah cukup lama beroperasi di Indonesia dengan dukungan ketentuan yang berlaku untuk kelembagaan yang cukup lengkap. Hal ini ditunjukkan dengan adanya UU No 2 tahun 1992 tentang

1

Agus S cacan Dkk, Modul Pengetahuan Dasar Takaful, PT Syarikat takaful Indonesia, Edisi Revisi, 2005.


(16)

usaha‏ perasuransian,‏ pasal‏ 1‏ ayat‏ 2‏ (1)‏ UU‏ tersebut‏ mengatakan‏ bahwa‏ “Asuransi‏ atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 pihak atau lebih dimana pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab yang timbul dari suatu pembayaran yang didasarkan

atas‏meninggalnya‏atau‏hidupnya‏seseorang‏yang‏dipertanggungkan.”2

Munculnya ide pembentukan asuransi syariah di Indonesia cukup membuat kita terkejut. Keterkejutan ini bisa jadi karena kita belum mengetahui bahwa islam memiliki konsep asuransi yang dapat diterapkan dalam suatu bentuk bisnis asuransi. Dengan adanya perusahaan asuransi syariah ini menandakan bahwa praktek asuransi konvensional banyak kelemahan dalam pelaksanaan prinsip dasarnya.3 Dimana dalam asuransi konvensional terdapat unsur-unsur yang dilarang oleh islam. Karena asuransi adalah pertanggungan, maka asuransi syariah tentulah pertanggungan syariah.

Bisnis asuransi makin lama makin berkembang, berbagai sektor kehidupan tersentuh oleh asuransi. Misalnya rumah, kendaraan bermotor, pendidikan, kebakaran, kesehatan dan jiwa dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, asuransi syariah terus melakukan pengembangan produk yang inovatif dan menarik sehingga produk yang ditawarkan asuransi syariah cukup beragam, asuransi kebakaran merupakan salah satu produk asuransi syariah.

2

Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI, h. 2

3


(17)

4

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

2011 2012 2013 2014

Grafik 1.1

Data Kebakaran Tahun 2011-2014

Sumber : http://data.id/dataset/data-bencana-kebakaran-pemukiman-2/resource/09b8fe4d-11a0-4757-87b2-e7773edbb9fc.

Peristiwa kebakaran dari tahun ke tahun bukannya menurun tetapi terus meningkat bisa dilihat dari grafik diatas dari tahun 2011 sampai tahun 2014 bulan maret, bahkan dikota-kota besar sering kali terdengar adanya berita kebakaran yang menimpa perumahan, pabrik, pasar, shopping center, gudang, gedung bertingkat. Oleh karena masalah kebakaran beserta segala aspeknya dewasa ini telah merupakan masalah nasional dilihat dari telah meningkatnya frekuensi kejadian kebakaran dan nilai kerugian yang ditimbulkannya.

Kejadian kebakaran bersumber dari faktor manusia, alat atau bahan dan alam. Namun faktor manusia berupa kesalahan manusia (human eror), terutama yang disebabkan oleh kelalaian, kecerobohan, kemananan, sikap mental dan kultur


(18)

merupakan penyebab kebakaran yang paling dominan. Pada beberapa kasus kebakaran terdapat juga unsur kesengajaan (pembakaran/arson) yang mempunyai motifasi persaingan dendam pribadi, asuransi menghilangkan jejak kejahatan (antara lain korupsi, manipulasi, pembunuhan) dan subervasi.

Memang tidak semua usaha yang di lakukan mencapai keberhasilan pada puncaknya, adakalanya pembangunan itu memperoleh hasil yang kurang baik atau bahkan yang harus dihadapi adalah kegagalan. Kegagalan itu dapat disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya faktor alam yaitu gempa bumi, banjir dan lain sebagainya. Yang tidak dapat dihindari karena adanya keterbatasan manusia, atau faktor-faktor seperti faktor ekonomi, sosial, politik dan lain-lain. Kegagalan itu tentu saja akan menimbulkan kerugian material, yang jumlahnya tidak sedikit.

Setiap orang pasti menginginkan berbagai usaha yang dilakukannya berhasil, dan tentu ia akan berusaha sedapat mungkin menghindari atau memperkecil risisko kerugian.4 Kemungkinan timbulnya kerugian membuat orang itu berfikir untuk mengalihkan risiko kerugian kepada pihak lain, sehingga kerugian itu ditanggung oleh satu pihak tapi kalau bisa ditanggung bersama-sama dengan pihak lain. Risiko itulah yang menjadi pertimbangan utama bagi suatu pihak untuk mengalihkan risiko yaitu dengan mengasuransikan jiwa atau benda-benda miliknya. Peralihan risiko ini tidak terjadi begitu saja tetapi tentu saja harus diperjanjikan terlebih dahulu. Asuransi

4

A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 90


(19)

6

kebakaran adalah asuransi yang paling baik perkembangannya dan paling luas yang telah diterima masyarakat dan telah memiliki polis standar sebagai kontrak dasar.5

Saat ini banyak perusahaan asuransi syariah yang menawarkan produk asuransi kebakaran. Asuransi kebakaran sendiri merupakan produk asuransi kerugian yang mempertanggungkan jaminan atas kerugian kebakaran yang terjadi terhadap nasabah yang di pertanggungkan. Banyaknya perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kebakaran menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam menarik minat masyarakat. Sebagai contoh dalam hal ini adalah PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah. Oleh, karena itu, perusahaan asuransi harus memberikan berbagai macam produk yang mempunyai kelebihan dan keunggulan tersendiri dibanding dengan produk pesaing guna mencapai kepuasaan pelanggan. PT Asuransi Takaful Umum adalah salah satu dari sekian banyak asuransi syariah di Indonesia yang mengeluarkan produk asuransi kebakaran syariah. Produk yang dikeluarkan oleh PT Asuransi Takaful Umum adalah produk Baituna merupakan produk asuransi kerugian yang memberikan perlindungan terhadap rumah dari bencana-bencana seperti kebakaran, sekaligus paket perlindungan untuk seluruh keluarga. Objek asuransi ini adalah rumah tinggal, ruko, dan rumah tinggal kantor.6 Selain PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Tripakarta Unit Syariah pun juga menyediakan produk asuransi kebakaran.

5

Ali,A.Hasyim, Bidang Usaha Asuransi, Cet 1, (Jakarta: Bumi Aksara. 1993), hal. 65.

6

Diakses pada hari selasa tanggal 17 Juni 2014 pkl 13.22 wib, dari http://www.bapepam.go.id/perasuransian/index.htm


(20)

Mengingatnya kebakaran dari tahun ke tahun meningkat maka, kemudian ditambah dengan banyaknya perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi kebakaran dalam berbagai bentuk pengelolaan dan pengelolaanya masing-masing dengan kualitas yang tinggi dan diiringi pelayanan baik yang diberikan oleh perusahaan untuk mendorong masyarakat membeli produk yang ditawarkan. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang membahas keunggulan produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal di PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tripakarta Unit Syariah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat masalah tersebut dengan judul, "KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK ASURANSI KEBAKARAN OKUPASI RUMAH TINGGAL DI PT ASURANSI TAKAFUL UMUM DAN PT ASURANSI TRIPAKARTA UNIT SYARIAH"

B. Identifikasi Masalah

Salah Salah satu penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah perolehan laba. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan asuransi dalam menarik laba di pasar, maka perusahaan harus mempunyai strategi yang baik dan diterapkan dengan efektif oleh semua pihak yang berkepentingan. Oleh karenanya perusahaan asuransi harus bersaing dalam merebut kepercayaan pasar terhadap bisnisnya. Kepercayaan pasar merupakan modal kuat yang mempengaruhi laba perusahaan asuransi. Membangun kepercayaan untuk membeli produk asuransi akan menjadi tantangan yang unik dan menarik bagi kalangan industri asuransi.


(21)

8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, agar dalam pembahasan masalah tidak meluas, penulis membatasi dan merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut, yaitu :

a. Apa bentuk keunggulan yang diciptakan PT Asuransi Takaful Umum dalam produk asuransi kebakaran?

b. Apa bentuk keunggulan yang diciptakan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah dalam produk asuransi kebakaran?

c. Apa strategi yang digunakan di PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah dalam meraih keunggulan kompetitif ?

d. Perusahaan mana yang lebih unggul dalam produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah :

a. Untuk menganalisis strategi yang digunakan di PT Asuransi Takaful Umum dan di PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah dalam meraih keunggulan kompetitif.

b. Untuk mengetahui bentuk keunggulan yang diciptakan oleh PT Asuransi Takaful Umum.

c. Untuk mengetahui bentuk keunggulan yang diciptakan oleh PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.


(22)

d. Untuk menganalisa perusahaan yang lebih unggul dalam produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal.

Manfaat penelitian :

a. Bagi pribadi penulis dan para pembaca : hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.

b. Bagi fakultas : hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan tambahan keilmuan dibidang asuransi syariah tentang Keunggulan Kompetitif khususnya pada produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal.

c. Bagi perusahaan, untuk lebih mengsosialisasikan asuransi syariah khususnya produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal serta sebagai bahan kajian dalam rangka optimalisasi pencapaian bisnis dari produk asuransi tersebut.

E. Review Studi Terdahulu

1. Study komparasi klaim asuransi kebakaran dan klaim asuransi bencana gempa bumi (study kasus pada PT Asuransi takaful umum) (Ida Mawaddah, 107046201998, fakultas syariah dan hukum, konsentrasi asuransi syariah, Universitas Islam Negeri Jakarta. 2013)

Skripsi ini melakukan penelitian tentang studi komparasi klaim asuransi kebakaran dan klaim asuransi bencana gempa bumi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari hasil komparasi penyelesaian klaim asuransi kebakaran dan asuransi bencana gempa bumi ini permasalahan yang terjadi ialah kesalahpahaman yang terjadi antara tertanggung dan penanggung,


(23)

10

karena seringkali tertanggung tidak terlalu teliti dalam membaca kontrak di awal, namun hal tersebut dapat diselesaikan secara musyawarah maupun melalui abritase syariah. Persamaan pada penelitian ini adalah mengenai produk asuransi kebakaran sedangkan yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah keunggulan kompetitif terhadap produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal.

2. Keunggulan kompetitif produk asuransi kendaraan bermotor pada PT Asuransi Umum XYZ unit syariah (Wawan Muzakkir, 107046201852, fakultas syariah dan hukum, jurusan asuransi syariah. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2012)

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi yang digunakan di PT XYZ dalam meraih keunggulan kompetitif dan untuk menganalisis keunggulan asuransi kendaraan bermotor di PT XYZ terhadap produk sejenis di perusahaan lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan PT XYZ unit syariah tersebut memiliki keunggulan kompetitif sangat terlihat karena perusahaaan ini benar-benar menggunakan strategi bisnis seperti menggunakan strategi bersaing. Persamaan pada skripsi ini adalah mengenai keunggulan kompetitifnya sedangkan perbedaan dengan skripsi ini yaitu meneliti keunggulan kompetitif pada produknya.


(24)

F. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

Keunggulan kompetitif (competitif intelligence) adalah hasil (output) dari proses yang sistematik dan sah (legal) untuk mendapatkan dan menganalisa informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada dan potensial.7 Outputnya terdiri atas rencana/pemikiran yang saat ini dilakukan pesaing, kegiatan atau program yang sedang mereka jalankan.

Strategi adalah tindakan yang terintegrasi dalam mengejar keunggulan kompetitif. Strategi yang sukses membutuhkan pemahaman atas nilai yang unik yang menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan.8 Perusahaan akhirnya sukses karena kemampuan mereka melaksanakan aktivias-aktivias ini memampukan perusahaan untuk menciptakan nilai-nilai yang unik bagi para pelanggan mereka. Ini adalah nilai yang merupakan pusat untuk mencapai dan mendukung keunggulan kompetitif. Nilai yang unik ini merupakan sesuatu yang tidak mudah ditandingi oleh pesaing. Keunikan dan besarnya nilai pelanggan itu diciptakan oleh strategi perusahaan yang akhirnya ditentukan oleh persepsi pelanggan.

Mutu strategi perusahaan pada akhirnya diukur dari hasil penjualan,

7

Michael Porter. Compettive Advantage (Keunggulan Bersaing), (Jakarta : Karisma Publishing Group, 2008), hal. 25

8

D. T Johns dan Harding, H.A, Manajemen Operasi (Meraih Keunggulan Bersaing), (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996). Hal. 27


(25)

12

laba, atau beberapa ukuran lain.9 Hasilnya, pada gilirannya, tergantung pada tingkat nilai yang diciptakan oleh pelanggan semakin besar nilai yang diterima oleh pelanggan, semakin baik strategi itu. Sebuah perusahaan mungkin memasarkan perangkap tikus yang lebih baik, tetapi sukses akhir dari produk itu tergantung pada keputusan pelanggan apakah akan membelinya atau tidak menurut nilai yang diyakininya ada pada produk tadi. Ringkasnya, keunggulan bersaing dicapai dnegan menciptakan nilai yang lebih tinggi daripada pesaing dan nilai ditentukan oleh pelanggan.10.

9

Agus Maulana, Strategi Bersaing (Teknik Menganalisis Industri Dan Pesaing) Michael E. Porter. (Jakarta : Erlangga, 1988), hal. 31

10

Warren, J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003) hal. 15-19


(26)

2. Kerangka Konseptual

Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Kebakaran pada PT. Asuransi Takaful Umum dan PT. Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah

Produk asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal

Keunikan produk

PT. Asuransi Takaful Umum

Analisa perbandingan

PT. Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah

Kesimpulan Hasil penelitian


(27)

14

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah pemahaman dan pembahasan dalam isi laporan ini secara keseluruhan, maka penulis membagi penyusunannya yang lebih sistematika penulisan skripsi ini kedalam lima bab, yang masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Study Terdahulu, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tinjaun pustaka atau studi literature dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari penedekatan penelitian, metode pengumpualn data, metode analisis data.

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan profil perusahaan masing-masing asuransi syariah, yaitu PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tripakarta Unit Syariah dan pada bab ini akan membahas tentang keunggulan produk asuransi kebakaran di perusahaan asuransi syariah, dan strategi


(28)

apa saja yang digunakan, serta analisis dan pembahasan mengenai perbandingan keunggulan prosuk asuransi kebakaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran atas masalah-masalah dan mengemukakan solusi dari permasalah-masalahan-permasalah-masalahan tersebut.


(29)

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)

1. Pengertian Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)

Suatu perusahaan dikatakan memiliki keungulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak memiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahan lain.

Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya.11 Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.

Menurut Porter, keunggulan kompetitif adalah hati kinerja perusahaan dalam pasar kompetitif. Lebih lanjut didalam bukunya, ia menunjukkan bagaimana perusahaan dapat secara aktual menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing perusahaan secara berkelanjutan di dalam industri, bagaimana menerapkan strategi umum untuk itu.

11

Diakses pada hari kamis tanggal 19 Juni 2014 pkl 15.13 wib, dari http://pustakabakul.blogspot.com/2013/07/pengertian-keunggulan-kompetitif.html


(30)

Keunguulan kompetitf (competitive advantage) dalam pandangan Porter

dapat berarti memiliki biaya rendah, keunggulan diferensiasi, atau strategi fokus yang berhasil. Porter menyakini bahwa keunggulan kompetitif bersaing tumbuh secara fundamental dari nilai perusahaan yang dapat diciptakan untuk para pembeli yang melampaui biaya yang menciptakannya.

Ketika melakukan kajian terhadap strategi perusahaan, harus dipahami bahwa strategi tersebut berbeda antar industri, antar perusahaan, dan antar situasi. Porter mengelompokkan strategi ini ke dalam strategi generik, yaitu strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis12:

a. Strategi Diferensiasi (differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut.

12

Michaek E. Porter, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, (Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama), h. 10


(31)

18

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat.

Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk pesaing. Dalam hal ini perusahaan asuransi kerugian yaitu produk asuransi kebakaran yang tidak dimiliki oleh perusahaan asuransi lainnya. Calon peserta diharapkan mau ikut serta meskipun dengan harga di atas rata-rata karena adanya perbedaan itu. b. Strategi Kepempinan Biaya Menyeleruh /Biaya Rendah (overall cost

leadership)

Strategi biaya rendah menekan pada upaya memproduksi produk standar (sama dengan segala aspek) dengan biaya perunit yang sangat rendah. Produk ini biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi pelaku pelangan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan, ketika konsumen tidak peduli terhadap perbedaan merek, tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan. Dalam menyajikan kemampuan ini, perusahaan


(32)

harus mempertahankan harga bersaing dengan para pesaing, dengan demikian menjamin bahwa harga yang dibebankan lebih dari biaya yang terkait dengan diferensiasi itu. Dan oleh karena itu, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih baik.13

Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk yang murah untuk menekan biaya produksi, promosi dan riset. Jika perlu, produk dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing. Pada produk asuransi kebakaran di perusahaan-perusahaan asuransi dapat dilihat dengan keberanian perusahaan menentukan harga premi serendah mungkin agar produk asuransi kebakaran yang ditawarkan menarik minat seluruh kalangan masyarakat.

c. Strategi Fokus (focus)

Strategi fokus ini berarti bagaimana menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan sekelompok kecil konsumen. Strategi ini dilakukan untuk menghindari persaingan langsung dengan beberapa pesaing yang ada dengan memilih segmen pasar tertentu. Dengan demikian arena persaingan perusahaan dapat dikecilkan dan benar-benar mampu untuk memberikan yang terbaik dalam pasar tersebut. Pasar yang dipilih tersebut tentunya pasar yang menurut pesaing yang lebih besar merupakan yang terlalu kecil untuk dilayani tetapi cukup besar bagi perusahaan untuk

13

D.T Johns dan H.A Harding, Manjemen Operasi (Meraih Keunggulan Bersaing), (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996), h. 27


(33)

20

dilayani. Fokus juga dapat dikombinasikan dengan diferensiasi dan keunggulan biaya. Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk menghindari pesaing.14

Dalam menentukan strategi yang akan ditempuh perusahaan, inovasi nilai juga merupakan hal yang penting. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai memberikan penekanan setara kepada nilai dan inovasi. Inovasi nilai terjadi hanya ketika perusahaan asuransi memadukan inovasi dengan manfaat, harga dan posisi biaya.15

Perusahaan asuransi harus menunjukkan produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus menaati dengan penuh harap produk-produk baru yang akan diluncurkan. Hal lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan ingin menjadi pimpinan produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar.

2. Kriteria Keunggulan Bersaing

a. Keunggulan Produk

Menurut Henard dan Szimanski, keunggulan kompetitif produk adalah superioritas dan atau pembedaan yang lebih tinggi

14

Agus Maulana, Strategi Bersaing (Teknik Menaganlisis Industri dan Pesaing), Michael E. Porter, (Jakarta : Erlangga, 1988), h. 35

15

Chan. W. Kim dan Renee Mauborgne, Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru),


(34)

dibandingkan dengan tawaran kompetitor. Unsur-unsur keunggulan produk, misalnya keunikan, nilai dan keuntungan yang ditawarkan perusahaan harus dilihat dari pendapat pelanggan, yang didasarkan pada pemahaman atau kebutuhan dan keinginan pelanggan, juga dari faktor subjektif mereka (suka dan tidak suka). Cara yang dapat dilakukan adalah:16

1) Mula-mula mnentukan kebutuhan, keinginan, preferensi, suka dan tidak suka dari prespektif konsumen dari riset pemasaran.

2) Melakukan analisis atas produk yang kompetitif, yaitu dengan menganalisis kelemahan produk-produk kompetitor kemudian membuat produk yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

3) Melakukan test dan verifikasi atas semua asumsi mengenai desain produk yang dihasilkan dengan pembuatan prototip yang bisa dicoba berpotensi mendorong kesuksesan produk baru.

Keunggulan produk mungkin dikaitkan secara positif dengan kinerja pasar produk, yang mengacu pada tingkat hasil kompetitif dan financial dipasar, seperti ditunjukkan dalam laba, return on invesment dan pangsa pasar. Pembeli biasanya membentuk persepsi yang menyenangkan dari suatu produk ini melampaui harganya. Penelitian

16

Soviandi Nur Rachman, Analisis Pengaruh Keunggulan, Reputasi dan Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Jurnal Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Uiniversitas Diponegoro Semarang, 2006), h. 26


(35)

22

empiris dalam pengembangan produk memberikan bukti bahwa keunggulan produk menyebabkan kinerja produk yang superior.

Produk yang mempunyai keunggulan kompetitif tinggi akan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih tingi, memperoleh market share yang lebih tinggi dan tagert pencapaian penjualan dan profit lebih mudah tercapai. Faktor yang paling utama yang menyebabkan suatu produk sukses adalah superioritas produk (keunggulan kompetitif produk), produk superior (yang memberikan keuntungan unik dan produk yang bernilai tinggi bagi peserta) akan menentukan kemenangan atau kekalahan produk yang bertarung dipasar.

b. Kinerja Pemasaran

Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu produk. Kinerja pemasaran merupakan konstruk (faktor) yang umum digunakan untuk mengukur hasil dari seluruh strategi perusahaan. Oleh karena itu ukuran yang sebaiknya digunakan adalah ukuran yang bersifat activity based insurance yang dapat menjelaskan akivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja pemasaran tersebut.

Setiap perusahaan harus berkompetisi untuk memenangkan persaingan, dan untuk menang perusahaan harus memiliki nilai tambah dalam mencari pelanggan. Yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memikirkan dan memelihara hal-hal dasar dalam


(36)

keunggulan bersaing. Kemudian kebaikan reputasi untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pasar.

Bahwa untuk mencapai kinerja pemasaran yang baik dalam lingkungan persaingan, maka yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah merancang keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Mereka menegaskan bahwa kemampuan untuk mengembangkan dan menciptakan kesuksesan produk diidentifikasikan sebagai penentu utama pencapaian kinerja pemasaran yang diharapkan perusahaan. Kinerja pemasaran dapat diukur dengan adanya peningkatan volume penjualan, pertumbuhan pelanggan dan keuntungan perusahaan. Kinerja pemasaran merupakan hasil yang dicapai oleh perusahaan dimana sebelumnya produk yang dijual tersebut sukses atau tidak dipasaran.

c. Reputasi Perusahaan

Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.

Perusahaan dapat membangun berbagai macam reputasi, seperti reputasi kualitas, reputasi pemasaran, reputasi inovasi produk, dan lain


(37)

24

sebagainya. Suatu reputasi perusahaan akan menurun manakala gagal dalam memenuhi apa yang disyratkan pasar.

Perusahaan membangun kompetensi khusus (distinctive competencies). Kompetensi khusus harus dibangun dengan mengintegrasikan empat komponen, yaitu kompetensi manajerial dan fokus strategi, kompetensi berdasarkan sumber daya, kompetensi berdasarkan transformasi, dan kompetensi berdasarakan transformasi, dan kompetensi berdasarkan pengeluaran.

Perusahan yang mempunyai reputasi positif lebih memmungkinkan untuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yang tinggi dan lebih menarik minat investor. Dengan kata lain, reputasi perusahaan yang baik memberikan perusahaan keunggulan kompetitif. d. Kualitas Produk

Dalam usaha menarik minat konsumen, maka produk harus dibuat berkualitas. Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting karena harus diusahakan oleh setiap pelaku usaha khususnya usaha yang bergerak dibidang asuransi kebakaran apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar.

Produk menurut Philip Kotler adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.


(38)

Kualiatas sering diasosiasikan sebagai nilai, kegunaan, kelebihan, keseuaian, selain itu mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan bagi penggunanya.

Sebab itu kualitas produk sangat penting akan suatu produk agar terciptanya kualitas yang sangat memuaskan. Kualitas produk merupakan keseluruhan ciri atau sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan dalam memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.

e. SDM dalam Perusahaan

Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk menjadi unggul dalam hal produktifitas dan keunggulan produk/jasa yang dihasilkan. Hal ini dapat diwujudkan apabila perusahaan mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam bidangnya. Sumber daya manusia merupakan asset utama suatu perusahaan, masa depan dan perkembangan suatu perusahaan tergantung pada pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi sumber daya manusia, serta sinergi antar sumber daya manusia sebagai penggerak perusahaan dan pengelolaan yang efektif sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan tersebut.17

17Andi‏ Gilang,‏ “

Hubungan Antara Persepsi terhadap Kepimpinan Transformasional Pemimpin dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Bidang SDM di PT Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung”,‏(Jurnal‏Skripsi‏Program‏ Studi‏Manajemen‏Program‏Sarjana‏Universitas‏Pendidikan‏


(39)

26

B. Asuransi Kerugian

1. Pengertian Asuransi Kerugian

Asuransi kerugian adalah pertanggungan atas risiko yang mengalami kerugian karena kerusakan atau kemusnahan harta benda yang dipertanggungkan karena sebab-sebab atau kejadian yang dipertanggungkan seperti kerusakan, kehilangan, tanggungjawab hukum pihak ketiga atau sebab-sebab atau bahaya-bahaya yang disebut dalam kontrak atau polis yang mengakibatkan kerugian atas objek yang dipertanggungkan.18

2. Syarat-syarat Umum Pertanggungan

Asuransi kerugian termasuk ke dalam bentuk Asuransi Non Saving sehingga pertanggungan bersifat short term. Syarat-syarat umum pertanggungan asuransi kerugian antara lain :

a. Harga Sebenarnya

Maksudnya adalah harga atau nilai objek yang dipertanggungkan haruslah harga atau nilai yang berlaku dipasar sesaat sebelum terjadi kerugian. Bukan berdasarkan harga beli objek.

b. Keterangan Objek yang Lengkap

Maksudnya adalah objek yang akan diasuransikan harus jelas dan lengkap, sesuai dengan fakta yang sebenarnya sehingga terkadang harus dilakukan survei risiko.

18

Tino Warsito, Manajemen Teknik Asuransi Syariah, Artikel diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 15.00 WIB.


(40)

c. Pertanggungan Syariah

Maksudnya adalah objek yang dapat diasuransikan adalah objek yang tidak bertentangan dengan syariah.

d. Akad Wakalah Bil Ujrah

Semua pertanggungan asuransi dilakukan dengan akad wakalah bil ujrah, untuk itu peserta diwajibkan memahami ketentuan akad ini, dan jika perjanjian asuransi telah disepakati dengan adanya polis asuransi, maka kedua belah pihak dianggap telah memahami dan menyetujuinya.

e. Warranty Payment Clause (WPC)

Maksudnya adalah adanya kewajiban penangguhan pembayaran premi yang dibatasi dengan jumlah hari tertentu dan setiap produk berbeda jumlah harinya. Hal ini dikarenakan dalam asuransi kerugian, pembayaran premi dapat ditangguhkan pembayarannya namun pertanggungan akan tetap berjalan, sehingga jika terjadi klaim waktu WPC, perusahaan harus tetap membayar klaim tersebut meskipun preminya belum dibayar.

f. Pembayaran Klaim

Dalam terjadi klaim, pembayaran klaim dalam suransi kerugian dapat dilakukan berbagai cara :


(41)

28

 Cash payment

Yaitu pembayaran klaim kepada peserta atau pihak ketiga dengan cara pembayaran cash melalui uang kontan, cheque, giro bilyet atau transfer rekening.

 Repair

Yaitu pembayaran klaim kepada peserta atau pihak ketiga dengan cara memperbaiki kerusakan objek yang dipertanggungkan, contohnya kendaraan yang diasuransikan yang diperbaiki di bengkel.

 Replacement

Yaitu pembayaran klaim kepada peserta atau pihak ketiga dengan cara pembangunan kembali objek yang mengalami kerusakan/kerugian, sama seperti objek yang dipertanggungkan sebelumnya, contohnya seperti asuransi properti

g. Pembatasan Pembayaran Nilai Klaim

Nilai klaim yang diajukan peserta dibatasi dengan nilai kerugian yang dialaminya sesuai dengan prinsip indemnity (ganti rugi). Nilai klaimnya dibatasi dengan :

Sum insured

Sum insured atau harga pertanggungan adalah nilai pertanggungan maksimal yang akan diberikan sesuai dengan harga pasar.


(42)

 Risiko sendiri

Risiko sendiri adalah kewajiban peserta untuk menanggung sendiri nilai kerugiannya dengan batasan dan pertimbangan tertentu, biasanya disebut dengan average, excess, limit atau deductible.  Ex-gratia

Ex-gratia adalah penentuan nilai klaim yang ditentukan oleh kebijakan manajemen atas pertimbangan bisnis.

h. Endorsement Premium Clause

Maksudnya adalah pengembalian premi proposional (refund) jika ada endorsement (perubahan pertanggungan) dapat dilakukan sebelum 10 bulan pertanggungan berjalan.

Syarat-syarat pertanggungan diatas adalah persyaratan pertanggungan asuransi kerugian secara umum, sedangkan di setiap produk akan ada persyaratan pertanggungan secara khusus dengan kondisi pertanggungan.

3. Jenis Produk Asuransi Kerugian

Dalam asuransi kerugian produk akan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan manusia yang akan terus meningkat, jenis risiko dan sebabnyapun akan semakin kompleks. Manusia akan semakin berusaha mengurangi risiko yang akan terjadi, sehingga kebutuhan asuransi kerugian akan semakin meningkat. Untuk itu produk akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.


(43)

30

Jenis-jenis produk asuransi kerugian saat ini dapat dibedakan menjadi : 1) Asuransi property

a) Asuransi kebakaran standar dan perluasan jaminan (extended) b) Asuransi properti dan industrial all risk

c) Asuransi gempa bumi 2) Asuransi kendaraan bermotor

3) Asuransi engineering (rekayasa teknik) a) Asuransi contractor (pembangunan) b) Asuransi erection (pemasangan)

c) Asuransi machinery breakdown (kerusakan mesin) d) Workman competation (konpensasi pekerja) 4) Asuransi liability (tanggung gugat)

a) Public liability (tanggung gugat publik) b) Employee liability (tanggung gugat karyawan) c) Geberal liability (tanggung gugat umum) d) Workman competation (konpensasi pekerja) 5) Asuransi uang

a) Cash in transit (pengiriman uang) b) Cash in safe (penyimpanan uang)

c) ATM

6) Asuransi surety bond


(44)

b) Performance bond (jaminan pelaksanaan proyek)

c) Advance payment bond (jaminan pembayaran uang muka proyek) d) Payment bond (jaminan pembayaran proyek)

e) Maintenance bond (jaminan pemeliharaan proyek) 7) Asuransi cargo (pengangkutan)

a) Marine cargo (pengangkutan laut) b) Land cargo (pengangkutan darat) c) Air cargo (pengangkutan udara)

8) Asuransi business interruption (kerugian bisnis) 9) Asuransi oil dan gas (pertambangan)

10) Asuransi aviations (pesawat) 11) Asuransi land rig (tanah) 12) Asuransi miscellenous (aneka)

a) Asuransi reklame b) Asuransi glass c) Asuransi moveable

d) Asuransi personal accident (kecelakaan)

C. Asuransi Kebakaran

1. Pengertian Asuransi Kebakaran

Api merupakan sahabat manusia yang sangat bermanfaat dan sangat berguna, tapi dia juga dapat menjadi musuh yang sangat ganas ketika dia membakar dan melenyapkan semua harta benda bahkan nyawa dalam waktu


(45)

32

sekejap. Tidak sedikit harta benda yang hancur dan musnah ketika si jago merah sudah menyerang maka tidak sedikit pula kerugian atau kerusakan yang tidak dapat diperkirakan. Adapun yang dimaksud dengan kebakaran adalah proses oksidasi diserta panas yang meningkat sehingga terbit lidah api. Panas saja, mengangah dan hangusnya barang belum merupakan kebakaran.19

Asuransi/pertanggungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa dirinya/barang miliknya yang diasuransikan sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya.20 Kebakaran merupakan sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang kejadiannya merupakan suatu kecelakaan bukan secara tiba-tiba tidak ada unsur kesengajaan dan tidak dapat diperkirakan.21

Dalam pasal 290 KUHD pengertian kerugian dari asuransi kebakaran yaitu pertanggungan yang menjamin kerugian atau kerusakan atas harta benda baik harta tetap maupun harta tidak tetap yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara jelek, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, dan perampok serta apa saja dan dengan cara bagaimana

19Dewan‏Asuransi‏Indonesia,‏“

Pedoman Agen Asuransi Umum”,‏AAUI,‏Edisi‏1‏Tahun‏2004,‏

h. 89

20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), Cet ke-2, h. 54

21

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 2004), Edisi ke-4, h. 435


(46)

sebab timbulnya kebakaran.22 Asuransi Kebakaran merupakan salah satu macam dari asuransi property.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian asuransi kebakaran adalah suatu jenis pertanggungan yang memberi jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan oleh karena adanya peristiwa kebakaran.

2. Jenis-jenis Asuransi Kebakaran

Berdasarkan benda pertanggungan, asuransi kebakaran itu dapat dibedakan menjadi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Asuransi kebakaran mengenai gedung-gedung dengan isinya yang meliputi mulai dari rumah tinggal yang kecil sampai bangunan-bangunan pabrik yang besar.

b. Asuransi terhadap barang tambahan (additional perils insurance), jaminan asuransi kebakaran dapat diperluas dengan jaminan terhadap risiko-risiko peledakan, pemanasan, kerusuhan, pemogokan, banjir, angin puyuh, dsb.

c. Pertanggungan perkakas rumah tangga, asuransi perkakas rumah tangga ini menjamin terhadap kebakaran, pencurian dan tanggung gugat berdasarkan hukum.

d. Asuransi kecerobohan pada alat memadam kebakaran (sprinkeler lekage insurance), pertanggungan ini menjamin kerusakan

22

M. Wahyu Prihantono, Aneka Produk Asuransinya dan Karakteristiknya (Yogyakarta : Kanisius, 2000), h. 21


(47)

34

barang akibat kebocoran pada alat pemadam kebakaran yang disebut “sprinkler”.

e. Asuransi kerugian‏ akibat‏ kebakaran‏ atau‏ “consequential loss insurance”‏ini‏menjamin‏kerugian‏akibat‏kebakaran.

3. Risiko-risiko Pertanggungan Asuransi Kebakaran

Berdasarkan polis standar asuransi kebakaran Indonesia, risiko yang dijamin adalah sebagai berikut :

a. Kebakaran

1) Yang disebabkan oleh kekurang hati-hatian atau kesalahan tertanggung atau pihak lain, ataupun karena sebab lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis.

2) Yang disebabkan oleh:

a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri.

b) Hubungan arus pendek.

c) Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain di sekitarnya dengan ketentuan kebakaran benda lain tersebut bukan akibat dari risiko yang dikecualikan polis.

Termasuk juga kerugian atau kerusakan akibat dari air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran dan atau dimusnahkannya seluruh atau sebagian harta benda dan atau kepentingan


(48)

yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.

b. Petir

Kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk mesin listrik, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik, kerugian atau kerusakan dijamin oleh polis ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud.

c. Ledakan

Yang berasal dari harta benda yang dipertanggungkan pada polis ini atau polis lain yang berjalan serangkai dengan polis ini untuk kepentingan tertanggung yang sama. Pengertian ledakan dalam polis ini adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap.

Meledaknya suatu bejana (ketel uap, pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana. Jika ledakan itu terjadi di dalam bejana sebagai akibat reaksi kimia, setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti rugi sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka.

Kerugian yang disebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam bejana tidak dijamin oleh polis. Kerugian pada mesin pembakar yag diakibatkan


(49)

36

oleh ledakan di dalam ruang pembakaran atau ledakan pada bagian tombol saklar listrik akibat timbulnya tekanan gas, tidak dijamin.

Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga pertanggungan dengan polis jenis lain yang khusus untuk itu, penangung hanya menanggung sisa kerugian dari jumlah yang seharusnya dapat dibayarkan oleh polis jenis lain tersebut apabila polis ini dianggap seolah-olah tidak ada.

d. Kejatuhan pesawat terbang

Kejatuhan pesawat terbang yang dijamin dalam polis ini adalah benturan fisik antara pesawat terbang termasuk helikopter atau segala sesuatu yang jatuh dari padanya dengan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

e. Asap

Yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan pada polis ini atau polis lain yang berjalan serangkai dengan polis ini untuk kepentingan tertanggung yang sama.

4. Pengecualian Risiko Asuransi Kebakaran

Ada beberapa risiko yang dikecualikan atau tidak ditanggung oleh asuransi kebakaran yaitu:


(50)

1) Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :

a) Pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang dijamin polis.

b) Kesengajaan tertanggung, wakil tertanggung atau pihak lain atas perintah tertanggung.

c) Kesengajaan pihak lain dengan sepengetahuan tertanggung, kecuali dapat dibuktikan bahwa hal tersebut terjadi di luar kendali tertanggung.

d) Kesalahan atau kelalaian yang disengaja oleh tertanggung atau wakil tertanggung.

e) Kebakaran hutan, semak, alang-alang atau gambut. f) Segala macam bahan peledak.

g) Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radio-aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau di luar bangunan di mana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

h) Gempa bumi, letusan gunung berapi atau tsunami. i) Segala macam bentuk gangguan usaha.


(51)

38

2) Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langusng atau tidak langsung disebabkan oleh, timbul dari, atau akibat dari risiko-risiko dan atau biaya berikut, kecuali jika secara tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk itu :

a) Kerusuhan, pemogokan, penghalang bekerja, perbuatan jahat, huru-hara, pembangkitan rakyat, pengambil-alihan kekuasaan, revolusi, pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang saudara, perang dan permusuhan, makar, terorisme, sabotase atau penjarahan. Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko-risisko yang dikecualikan di atas, maka merupakan kewajiban tertanggung untuk membuktikan sebaliknya.

b) Tertabrak kendaraan, asap industri, tanah longsor, banjir, genangan air, angin topan atau badai.

c) Biaya pembersihan puing-puing.

b. Harta benda dan kepentingan yang dikecualikan

1) Kecuali jika secara tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk itu, polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda yang merupakan penyebab dari :


(52)

a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri.

b) Hubungan arus pendek yang terjadi pada suatu unit peralatan listrik atau elektronik, kecuali yang digunakan untuk keperluan rumah tangga baik menimbulkan kebakaran ataupun tidak. 2) Kecuali jika secara tegas dinyatakan sebagai harta benda dan atau

kepentingan yang dipertanggungkan dalam ikhtisar pertanggungan, polis ini tidak menjamin :

a) Barang-barang milik pihak lain yang disimpan dan atau dititipkan atas percaya atau dasar komisi.

b) Kendaraan bermotor, kendaraan alat-alat berat, lokomotif, pesawat terbang, kapal laut dan sejenisnya.

c) Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia. d) Barang antik atau barang seni.

e) Segala macam naskah, rencana, gambar atau desain, pola, model, atau tuangan dan cetakan.

f) Efek-efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen, perangko, materai dan pita cukai, uang kertas dan uang logam, cek, buku-buku usaha dan catatan-catatan system computer.

g) Perangkat lunak komputer, kartu magnetis, chip. h) Pondasi, bangunan dibawah tanah, pagar.


(53)

40

i) Pohon kayu, tanaman, hewan dan atau binatang.

j) Tanah, tanah (termasuk lapisan atas, urugan, drainase atau gorong-gorong), saluran air, jalan, landas pacu, jalur tel, bendungan, waduk, kanal, pengeboran minyak, sumur, pipa dalam tanah, kabel dalam tanah, terowongan, jembatan, galangan, tempat berlabuh, dermaga, harta benda pertambangan dibawah tanah, harta benda di lepas pantai.

D. Asuransi Properti

Asuransi property adalah pertanggungan risiko atas kerugian property dan diisinya yang disebabkan kebakaran dan dapat diperluas dengan perluasan jaminan.23

1. Luas Jaminan

Sesuai dengan Polis Standar Kebakaran Indonesia, asuransi property menjamin atas risiko-risiko :

a. Kebakaran b. Peledakan

c. Petir, kejatuhan pesawat terbang d. Asap

23

Tino Warsito, Manajemen Teknik Asuransi Syariah, Artikel diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 15.00 WIB.


(54)

Dan semua risiko kerusakan property yang tidak disebutkan dalam pengecualian pertanggungan yang disebutkan dalam perjanjian asuransi. 2. Perluasan Jaminan

Luas jaminan diatas dapat diperluas dengan perluasan jaminan dengan dikenakan premi tambahan yaitu :

a. Perluasan jaminan kerusuhan dan huru hara. b. Perluasan jaminan gempa bumi dan tsunami.

c. Perluasan jaminan tanah longsor perluasan teroris dan sabotase 3. Objek pertanggungan

Objek pertanggungan yang dapat diasuransikan dibedakan atas a. Okupasi (fungsi bangunan)

Maksudnya adalah bangunan tersebut pada saat diasuransikan difungsikan sebagai apa, misalkan rumah tinggal, toko, kantor, pabrik, sekolah, masjid, bengkel, dan lain-lain.

b. Kelas kontruksi

Kontruski bangunan yang akan diasuransikan tersebut dibangun dengan menggunakan kontruksi material, bersifat permanen (kelas 1) > 95 % dibangun dengan material yang tidak mudah terbakar, semi permanen (kelas 2) > 75% dibangun dengan material yang tidak mudah terbakar atau tidak permanen (kelas 3) mayoritas bangunan dibangun dengan material yang mudah terbakar.


(55)

42

c. Surrounding property (situasi sekitar)

Objek pertanggungan yang diasuransikan dipengaruhi pula situasi sekitar bangunan. Sebelah kiri, kanan, depan,belakang, dan bawah objek pertanggungan akan menetukan tingkat risiko. Jika situasi sekitar memiliki tingkat risiko lebih tinggi dari objek pertanggungan, maka akan dikenakan tingkat risiko yang paling tinggi. Contoh : rumah tinggal yang berdampingan dengan bengkel, maka akan dikenakan tingkat risiko bengkel.

4. Harga pertanggungan

Harga pertanggungan yang akan dipertanggungkan disesuaikan dengan kebutuhan jaminan risiko dan okupasi objek yang terdiri dari :

a. Nilai bangunan b. Nilai perabot c. Nilai mesin-mesin

d. Nilai stock barang-barang 5. Periode Pertanggungan

Asuransi property adalah termasuk kedalam produk asuransi kerugian yang bersifat non saving, sehingga pertanggungannya bersifat jangka pendek atau dihitung pertahun. Alam asuransi kerugian biasanya hitungan pertanggungan dimulai dari jam 12.00 (siang) dan habis pada tanggal yang sama pada tahun berikutnya pada jam 12.00 (siang) juga.


(56)

Contoh : periode pertanggungan 10 November 2012 s.d 10 November 2014, masing-masing pada jam 12.00.

6. Risiko Sendiri (deductible)

Risiko sendiri dalam asuransi kebakaran biasa disebut dengan deductible yaitu, suatu nilai risiko yang harus ditanggung sendiri oleh peserta bilamana terjadi kerugian (klaim), biasanya sebesar :

a. Risiko kebakaran standar sebesar nil

b. Risiko perluasan jaminan sebesar 10% of claim, minimal Rp 1.000.000,-

Risiko sendiri ini harus dibayarkan atau sebagai pemotong pembayaran klaim yang dibayar oleh penanggung.

E. Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Tarif Premi

1. Penetapan Tarif Premi Pada Lini Usaha Asuransi Harta Benda Tahun 2014

Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menelurkan keputusan penting di bidang asuransi, dengan menetapkan batas-batas untuk tarif premi asuransi (properti,


(57)

44

banjir, dan kendaraan bermotor), biaya klaim resmi, dan batas maksimal komisi untuk agen dan pialang asuransi. Aturan yang mengikat semua perusahaan asuransi, baik asuransi konvensional maupun asuransi syariah ini bakal diberlakukan mulai 1 Februari 2014, untuk asuransi kebakaran dan asuransi banjir. Sedangkan tarif premi asuransi kendaraan bermotor ditetapkan berlaku mulai 1 Januari 2014 dengan waktu untuk sosialisasi hingga 28 Februari 2014. Selain tarif premi, kenaikan juga terjadi pada ongkos pengurusan klaim, yang naik dari Rp 200.000 menjadi Rp 300.000 per klaim24.

2. Tarif Premi

Perusahaan asuransi umum yang memasarkan asuransi harta benda wajib memberlakukan tarif premi untuk jaminan terhadap risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau benda yang jatuh dari pesawat terbang dan asap (FLEXAS- Fire, Lightining, Explosion, Aircraft Impact and Smoke) yang dijamin oleh Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).

Tarif premi yang diatur oleh OJK dalam Surat Edaran Nomor : SE-06/D.05/2013 adalah tarif premi untuk produk asuransi harta benda yang berlaku selama 12 bulan. Perusahaan asuransi umum wajib mencantumkan

24

Diakses pada hari selasa tanggal 19 Juli 2014 pkl 19.17 wib, dari http://www.sayangi.com/ekonomi/keuangan/read/14235/ini-dia-tarif-premi-biaya-klaim-dan-komisi-asuransi-2014


(58)

rincian tarif premi asuransi harta benda beserta jaminan perluasannya dalam ikhtisar polis atau dokumen yang merupakan bagian dari polis yang wajib diketahui oleh tertanggung dan/atau pembayar premi. Perusahaan asuransi umum wajib mengenakan premi tambahan yang wajar untuk setiap perluasan jaminan.25 Berikut kebijakan Otoritas Jasa Keuangan dalam menetapkan tarif premi beberapa okupasi sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tarif Premi Beberapa Okupasi

NO KODE

TARIF OBJEK PERTANGGUNGAN JENIS RISIKO

SUKU PREMI (%) KLS 1 KLS 2 KLS 3 1 2976 Rumah Tinggal 0,294 0,397 0,499 2 2934 Rumah Toko (Ruko) 1,520 2,280 3,800 3 2971 Kantor, Apartemen, Kondomonium 0,350 0,473 0,595 4 29371 Gudang Pribadi 1,002 1,503 2,004 5 2462 Tailor/Penjahit 1,285 1,928 2,570 6 2945 Restaurant 1,479 2,218 2,958 7 29411 Hotel 0,886 1,329 1,772 8 296 Bengkel 1,145 1,717 2,289 14 2491 Laundries dan Pressers 2,800 4,200 5,600 15 2511 Paper Manufacture 1,906 2,859 3,812 16 2531 Newspaper – Printers 0,713 1,070 1,426 17 2722 Pabrik Roti (Bakeries) 0,713 1,070 1,426 18 2928 Wartel, Pos Telekomunikasi 0,573 0,806 1,075 20 2947 Beauty Salon, Barber Shop 0,781 1,171 1,562 21 2952 Mesjid 0,370 0,500 0,629

25

Diakses pada hari selasa tanggal 18 Juli 2014 pkl 19.17 wib, dari http://www.id.cntaiping.com/docs/ojk/Lampiran%20II%20-%20Property%20Print%20Final.pdf


(59)

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mendasarkan pada data-data yang digunakan responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata dan diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.26 Penelitian kualitatif lebih mengutamakan kualitas data, oleh karena itu teknik pengumpulan datanya banyak menggunakan waancara yang berkesinambungan dan observasi langsung. Peneliti bermaksud menggambarkan atau menguraikan tentang keunggulan asuransi kebakaran okupasi rumah tinggal di PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah. Bersifat kualitatif ini artinya penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yang berupa kata-kata tertulis terhadap apa yang diamati, atau dengan kata-kata lain data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Sedangkan penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

26


(60)

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati.27 maka dalam hal ini penulis mengggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara lansgung dari lapangan yang menjadi obyek penelitian atau yang diperoleh secara langsung atau fakta-fakta. Di dalam penelitian ini data primer adalah informasi dari PT Asurasni Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.

b. Data sekunder adalah data yang didapat dari keterangan-keterangan atau pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi kepustakaan, dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Data sekunder merupakan data yang menunjang dan mendukung data primer yang diperoleh dari data studi kepustakaan dan studi dokumenter yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Sumber Data

Adapun yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dimana data diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai berikut :

27

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3


(61)

48

a. Sumber data primer, yakni data yang diperoleh dari sumber pertama, yakni tentang keunggulan produk pada PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah. Merupakan sumber data primer yang berupa keterangan-keterangan dari pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti.

b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer. Mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian. Dalam hal ini terdiri‏ atas‏ Al‏ Qur’an,‏ Marketing Kit, Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, leaflet produk-produk PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pengadaan data primer dan data sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data yang obyektif, yaitu data yang diperoleh berdasarkan data yang sebenar-benarnya bukan atas karangan-karangan.

Dalam pengumpulan data, yang kemudian diolah dan disusun sesuai dengan analisis dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan pengumpulan data melalui :

a. Wawancara, merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer. Wawancara harus


(62)

dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya. Wawancara secara khusus ditujukan kepada informan penelitian, yakni staf/pegawai di PT Asuransi Takaful Umum dan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah.

b. Studi kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengn cara membaca dan menganalisis dokumen-dokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Dalam kegiatan penelitian, analisis data termasuk ke dalam daftar yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang di teliti. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan paradigma kualitatif, maka teknik analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas. Seperti yang dinyatakan oleh Stainback bahwa belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.28

Berdasarkan uraian tersebut, analisis data merupakan cara berfikir peneliti yang meliputi proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh

28

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), hal. 88


(63)

50

dari hasil teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi), dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan analisis, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan. Dari teori-teori yang sudah ada dirumuskan, kemudian dicarikan data-datanya untuk memperkuat teori-teori tersebut di lapangan. Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan dan selama di lapangan. Setelah di lapangan, peneliti tidak melakukan analisis data lagi tetapi hanya memaparkan kesimpulan yang dapat dipahami oleh dirinya sendiri maupun orang lain.

Prosedur dalam penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu kualitatif maka peneliti harus mampu melihat gejala permasalahan dan informasi sebanyak-banyaknya sebelum, selama, dan setelah melakukan penelitian. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus.29

29

Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007),h. 337.


(64)

51

A. Profil Perusahaan

1. PT. Asuransi Takaful Umum

1.1 Sejarah Berdirinya PT Asuransi Takaful Umum30

Sekilas dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah Indonesia simpul awal ekonomi syariah tersebut ditandai dengan berdirinya bank syariah pertama di Indonesia. Selanjutnya, simpul tersebut makin kuat dengan terbentuknya Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) pada 16 tahun silam.

Atas prakasa Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa Pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Indonesia ( Takaful Indonesia) pada 24 Febuari 1994, sebagai pendiri asurnasi syariah pertama di Indonesia.

Selanjutnya, pada tanggal 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa

30

Diakses pada hari senen tanggal 7 Juli 2014 pkl 10.23 wib, dari http://www.takafulumum.co.id/index.php/in/sejarah-takaful


(65)

52

syariah dan PT Asuransi Takaful Umum yang bergerak di bidang asuransi umum syariah. Takaful keluarga kemudian diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar'ie Muhmmad dan mulai beroperasi sejak 25 gustus 1994. Sedangkan Takaful Umum diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie selaku ketua sekaligus pendiri ICMI dan mulai beroperasi pada tanggal 2 juni 1995. Sejak saat itu, Takaful Keluarga dan Takaful Umum berkembang menjadi salah satu perusahaan Asuransi Syariah terkemuka di Indonesia.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1997, STMB menjadi salah satu pemegang saham melalui penempataan modalnya dan mencapai nilai yang signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus memperbesar Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran modal langsung di Takaful Keluarga pada tahun 2009.

Selanjutnya, pada tahun 2009 Permodalan Nasional Madani (PNM) turut memperkuat struktur modal perusahaan, kemudian diikuti oleh Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2004.

Komitmen Takaful Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada masyarakat ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008, sebagai Standar Internasional terbaru untuk sistem manajemen mutu, masing-masing untuk Takaful Keluarga dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia dan Takaful Umum dari SES JAZ ANZ, Selandia Baru.


(66)

Kemajuan takaful pada bidang asuransi syariah terbukti dengan diperolehnya penghargaan dari berbagai pihak, diantaranya dari Majalah Media Asuransi, Infobank, Investor dll. Terakhir, dalam acara Islamic Finance Award 2010 yang diadakan oleh Karim Business Consulting, Takaful Keluarga memperoleh predikat 3rd rank The Best Islamic Life Insurance dan Takaful Umum memperoleh predikat 1st rank in The Most Expansive Insurance sekaligus 1st rank in The Besr Islamic General Insurance.

1.2 Visi dan Misi PT Asuarnsi Takaful Umum31

Visi dari perusahaan yaitu Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia menjelang tahun 2011 dan misinya Kami bertekad memberikan solusi dan pelajaran terbaik dalam perencanaan dan pengelolaan ririko bagi umat, dengan menawarkan jasa takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus, dan amanah.

1.3 Konsep dan Filosofi PT Asuransi Takaful Umum

Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan Allah, namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut

31

Diakses pada hari senen tanggal 7 Juli 2014 pkl 10.29 wib, dari http://www.takafulumum.co.id/index.php/in/tentang-kami/visi-misi


(67)

54

seringkali tidak memadai, sehingga timbul kebutuhan akan mekanisme membagi risiko seperti yang ditawarkan oleh konsep takaful.

Sebagai perusahaan asuransi syariah, takaful beroperasi dengan konsep tolong-menolong, sebagaimana telah digariskan dalam Al-Qur'an. "Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa" (QS. Al-Maidah [5] ayat 2). Dengan landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi bersama-sama menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi diantara mereka.

Transaksi yang digunakan berlandaskan pada akad Tabarru' dan akad Tijari. Akad Tijari itu sendiri terdiri meliputi Mudharabah, Mudharabah Musyarakah, dan Wakalah Bil Ujrah. Semua akad tersebut terbebas dari unsur riba (bunga uang), maisir (judi), gharar (ketidakpastian), dan zhulmun (penganiayaan) yang secara tegas dilarang dalam syariat Islam.

1.4 Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum

Struktur organisasi terdiri dari Direktur Utama, Grup Marketing (Business Development 1, Business Development 2, dan Business Development 3), Grup Kepatuhan (Deputy Grup Head Kepatuhan, Manajemen Risiko, Compliance & KYCU, Legal, dan Internal Audit), Grup Finance (Grup Head Finance dan Grup HR & GA), Direktur Operasional terdiri dari Grup Teknik ( Grup Head Teknik, DGH Underwritting, DGH Reasuransi, DGH Claim, dan Grup IT)


(68)

1.5 Produk-produk PT Asuransi Takaful Umum32

a. Takaful Harta Benda (Takaful Property) b. Takaful Aneka (Takaful Miscellaneous) c. Takaful Rekayasa (Takaful Enginering)

d. Takaful Kendaraan Bermotor (Takaful Motor Vechile) e. Takaful Pengangkutan (Takaful Cargo)

f. Takaful Rangka Kapal (Takaful Hull) g. Takaful Akhyar (Takaful Akhyar)

2. PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah

2.1Sejarah Perkembangan PT Asuransi Tripakarta Unit Syariah

PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah merupakan unit usaha khusus di bidang asuransi kerugian syariah dari PT Asuransi Tri Prakarta, PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah didirikan pada tanggal 4 November 2002, berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Krp-146/KM/.6/2002 tanggal 5 Juli 2002 tentang pemberian izin penderian kantor cabang dengan prinsip syariah PT Asuransi Tri Pakarta, untuk memenuhi tuntutan yang tinggi dari nasabah akan produk syariah, TRIPA Syariah memiliki serangkaian produk asuransi syariah, dimana produk-produk tersebut berasal dari produk asuransi umum yang

32

Sumber Dokumen Marketing Kit, h.4 dokumen di dapat dari PT Asuransi Takaful Umum Jl. Mampang Prapatan Raya No. 100 Jakarta 12790 Indonesia, pada tanggal 27 Juni 2014


(1)

Lampiran II Surat Edaran Nomor: SE-06/D.05/2013 Tanggal: 31 Desember 2013

-5-3. Besarnya diskon sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 tidak boleh melebihi 5% (lima per seratus) dari tarif premi pada polis perpanjangan untuk tarif premi FLEXAS.

4. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan memberikan diskon atas dasar perpanjangan untuk pertanggungan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).

5. Premi yang dibukukan untuk polis perpanjangan adalah nilai premi setelah diskon.

V. KETENTUAN KHUSUS

1. Perusahaan Asuransi Umum dapat memberlakukan tarif premi jaminan risiko FLEXAS untuk Asuransi Harta Benda yang memiliki nilai pertanggungan untuk kerusakan fisik (sum insured of material damage) lebih besar dari USD300.000.000 (tiga ratus juta dolar Amerika) untuk setiap risiko dan setiap lokasi (any one risk and any one location) berdasarkan pertimbangan profesional underwriter, dengan ketentuan tarif premi tersebut tidak lebih rendah dari 50% (lima puluh per seratus) dari tarif premi batas bawah.

2. Ketentuan tarif premi tidak berlaku untuk produk asuransi mikro.

3. Perusahaan Asuransi Umum dilarang memasarkan Asuransi Harta Benda yang menjamin asuransi machinery breakdown dalam 1 (satu) polis. Jaminan machinery breakdown harus diterbitkan dengan polis terpisah dari Asuransi Harta Benda. Ketentuan ini tidak berlaku untuk harga pertanggungan atas kerusakan fisik (material damage) di atas USD300.000.000 (tiga ratus juta dolar Amerika) pada setiap lokasi dan risiko.

4. Ketentuan yang berlaku untuk Perusahaan Asuransi Umum yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah adalah: a. Tarif premi batas atas dan batas bawah;


(2)

Lampiran II Surat Edaran Nomor: SE-06/D.05/2013 Tanggal: 31 Desember 2013

-6-5. Perusahaan Asuransi Umum yang bertindak sebagai penanggung ulang dan Perusahaan Reasuransi hanya dapat memberikan komisi reasuransi proporsional yang mengacu kepada On Gross Rate (OGR) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Maksimal 32,50% untuk Treaty Proporsional; b. Maksimal 27,50% untuk Facultative.

6. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan menempatkan risiko berbasis On Nett Rate (ONR) atau rate as agreed untuk setiap penutupan risiko.

VI. KETENTUAN PENUTUP

1. Ketentuan ini berlaku efektif mulai 1 Februari 2014.

2. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib memberlakukan ketentuan komisi reasuransi treaty proporsional dan facultative proporsional efektif tanggal 1 Februari 2014.


(3)

(4)

(5)

(6)