Metode alokasi surplus underwriting dana tabarru' pada asuransi kerugia Syariah (studi pada unit Syariah Pt.asuransi umum Bumuputra muda 1967)

(1)

TABARRU

PADA ASURANSI KERUGIAN SYARIAH

(Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

EUIS LIA KARWATI

NIM : 106046201729

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

METODE

ALOKASI,SUftPT, AS UNDE RWMNNG

DANA

,TABARR{T

PADA ASURANSI

KERUGIAN SYARIAH

(Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Salah Satu SyaratMencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

EUIS

LIA

KARWATI

MM.106046201729

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

I

Pembimbing tr

Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP

NIP. 150370 227

KONSENTRASI ASURANSI

SYARIAH

PROGRAM STUDI

MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH

DAN

HUKUM

UIN

SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

unit syariah

pr.

Asuransi umum Bumiputera Muda 1967), telah diujikan dalam sidang munaqi$yah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal23 luni 2011. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program strata

I

(sl)

pada Program studi Muamalat @konomi Islam)

Panitia

Ujian

Munaqasyah Ketua

:

Dr. Euis Amalia, M.Ag

NrP. 1 97 I 07 0t 1998032002

: Mu'min Rouf,

M.A

NIP. 1 97004161997031004

Pembimbing

I

:

Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK,

Pembimbing

II: Abdurrauf, Lp, M.A

NrP. t50370227

Penguji t Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. I 97 10701 1998032002 Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A NIP. 19581 128199403 1001 Sekretaris

Jakarta,23 Juni2017

zDr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM l 9550505 I 9820310t2


(4)

ABSTRAK

Euis Lia Karwati : 106046201729. Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ Pada Asuransi Kerugian Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967). Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui tingkat surplus

underwriting dana tabarru’ periode tahun 2009 dan tahun 2010 pada Unit Syariah

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (2) Untuk mengetahui ketentuan yang digunakan dalam alokasi surplus underwriting dana tabarru’ pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (3) Mengetehuiperan surplus underwriting dana tabarru’ pada profit perusahaan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, jenis penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan

(library research) danpenelitianlapangan (field research) yakni penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan. Data primer yang digunakan dalam bentuk laporan keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 periode 2009-2010, company profile, serta hasi lwawancara pribadi. Data sekunder bersumber dari buku-buku, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.

Kesimpulan ini secara singkat adalah (1) Berdasarkan perhitungan surplus

underwriting tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami surplus underwriting dana

tabarru’ yang sangat signifikan sebesar 88,45%. (2) berdasarkan PMK No. 18 dan

Fatwa DSN-MUI No.53 pengalokasian surplus dana tabarru’ ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan yang telah disetujui oleh DPS dan calon peserta pada saat menandatangani pernyataan akad, komposisinya yaitu sebesar 30% untuk peserta, 67,5% untuk pengelola dan 2,5% untuk cadangan.(3) Profit perusahaan diperoleh dari Pendapatan pengelola yaitu : Penerimaan Ujrah, Penerimaan Alokasi Surplus Tabarru, Hasil investasi dana Pengelola serta Bagi Hasil investasi pengelolaan dana Tabarru. Selanjutnya dikurangi beban-beban yang harus dibayar yaitu :Beban Pemasaran, Beban Umum, Beban Administrasi, Komisi, UjrahReasuransi, Beban lain-lain. Selisih yang terjadi akan diperoleh Profit Pengelola.

Kata kunci : Alokasi surplus Underwriting dana tabarru’, Asuransi Kerugian, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Pembimbing : 1. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AAIS, QIP 2. Abdurrauf Lc, M.A


(5)

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah lakafia.

2. Semua

sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di Universitas

islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, l0 Juni 201 I METERAI

TEMPEL PAlix r!!er6rN rtNcs/ TGL 2A 3C411

E)14$-\I!,u'59t:4tl

6ww_w


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur, penulis panjatkan kepada Dzat yang maha mengetahui semua yang ada dibumi dan dilangit, baik yang zahir dan yang bathin. Dialah pemilik alam semesta ini Allah SWT. Yang berkat taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda alam, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya hingga akhir zaman nanti.

Banyak sekali rintangan serta hambatan yang penulis rasakan dalam penulisan skripsi ini, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Ibu Euis Amalia, M.Ag. Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum dan Bapak Mu’min Rouf, S.Ag, MA, selaku Sekretaris Prodi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum.

3. Bapak Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP, dan Bapak Abdurrauf Lc, MA. selaku Dosen Pembingbing

4. Bapak Drs. Saiful Hadi, pihak Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu pengetahuan, arahan dan sarannya, serta telah bersedia memberikan data-data yang penulis perlukan, sehingga penelitian ini terselesaikan.


(7)

vii

Rohayati, terima kasih atas cinta dan kasih sayang, serta mendidik penulis dengan segala curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya dan jerih payahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan sampai terselesaikannya skripsi ini. Kakak (A’udung, A’aay, Teh Oop, Teh Tia) Adik (Ina, Mia, Ikbal) Ponakan Ku Ahmad Shahibul Wafa, terima kasih atas doa dan motivasinya.

7. Orang-orang terdekat penulis Yaya, Ida, Bunyati, Novi, Sopyan, Eli you are the best friends, hanya ucapan terima kasih atas segala kebaikan yang kalian berikan yang telah memberikan nasehat serta bantuan dan itu sangat berarti bagi penulis dan setiap kenangan bersama kalian tak akan kulupakan.

8. My Dear yang selalu memberikan semangat dan motivasinya disaat rasa jenuh datang dalam pembuatan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini semoga Allah SWT senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya dan semoga aktifitas penulis selalu diberkahi-Nya dan diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulis skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, 10 Juni 2011 Penulis


(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ... iii

ABSTRAK ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ... 9

D. Review Studi Terdahulu ... 10

E. Kerangka Teori dan Kerangka konsep ... 12

F. Metode Penelitian ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ASURANSI SYARIAH A. Konsep Asuransi Syariah ... 19

1. Pengertian Asuransi Syariah ... 19

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah ... 22

3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah ... 26

B. Konsep Dana Tabarru ... 28

1. Pengertian Dana Tabarru ... 28

2. Landasan Hukum Penggunaan Dana Tabarru ... 30


(9)

ix

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMI PUTERA MUDA 1967

A. Sejarah Singkat ... 46

B. Visi Misi ... 48

C. Struktur Organisasi ... 50

D. Struktur Permodalan ... 52

E. Produk-Produk ... 53

F. Produk Standar Syariah ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perhitungan Surplus Underwriting Dana Tabarru Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ... 63

B. Ketentuan Dalam Alokasi Surplus DanaTabarru ... 68

C. Pengalokasian Surplus Dana Tabarru Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ... 72

D. Peran Surplus Underwriting Dana Tabarru Pada Peningkatan Profit Perusahaan ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTARA PUSTAKA ... 84


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Perasuransian 2005-2009 ... 1 Tabel 4.1 Perhitungan Surplus Underwriting Dana Tabarru’ Unit Syariah PT.

Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2009 ... 65 Tabel 4.2 Perhitungan Surplus Underwriting Dana Tabarru’ Unit Syariah PT.

Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2010 ... 66 Tabel 4.3 Pengalokasian Surplus Dana Tabarru’ Tahun 2009 ... 73 Tabel 4.4 Pengalokasian Surplus Dana Tabarru’ Tahun 2010 ... 74 Tabel 4.5 Contoh perhitungan insentif surplus bagian peserta dari tahun buku

2009 yang akan berlaku untuk polis-polis yang jatuh tempo pada tahun 2010 ... 75 Tabel 4.6 Contoh perhitungan insentif surplus bagian peserta dari tahun buku

2010 yang akan berlaku untuk polis-polis yang jatuh tempo pada tahun 2011 ... 77


(11)

xi

3. Laporan Surplus Underwriting Dana Tabarru’ Per 31 Desember 2009 dan 2010

4. Laporan Perhitungan Perubahan Dana Tabarru’ 5. Laporan Neraca Dana Tabarru’

6. Peraturan Mentri Keuangan Nomor. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah

7. Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi 8. Surat Mohon Data / Wawancara


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis ekonomi yang berbasis syariah di Indonesia di mulai dengan berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) pada tahun 1991, yang kemudian diikuti pembukaan windows-windows syariah pada bank konvensional. Lembaga keuangan syariah merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern, dimana sumua pihak membutuhkan lembaga ini sebagai pelantara atau media dalam pengelolaan dana masyrakat. Jumlah perusahaan perasuransian mengalami perkembangan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.11

PERTUMBUHAN JUMLAH PERUSAHAAN PERASURANSIAN 2005 – 2009

No Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

1 Asuransi Jiwa / Life Insurance 51 51 46 45 46 a. Swasta Nasional / National Private 35 35 29 27 28 b. Patungan / Joint Venture 16 16 17 18 18 2 Asuransi Kerugian / Non Life Insurance 97 97 94 90 89 a. Swasta Nasional / National Private 78 78 73 70 69 b. Patungan / Joint Venture 19 19 21 20 20

3 Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 4 4

a. Swasta Nasional / National Private 4 4 4 4 4 b. Patungan / Joint Venture - - - - - 4 Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja

2 2 2 2 2

5 Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI / POLRI 3 3 3 3 3 6 Jumlah / Total (1 s.d. 5) / (1 to 5) 157 157 149 144 144 7 Pialang Asuransi / Insurance Brokers 134 143 146 141 142 8 Pialang Reasuransi / Reinsurance Brokers 21 23 23 21 22 9 Penilai Kerugian Asuransi / Loss Adjusters 30 33 27 27 28 10 Konsultan Aktuaria / Actuarial Consultants 28 30 30 28 29 11 Agen Asuransi / Insurance Agents 6 7 8 10 14 12 Jumlah / Total (7 s.d. 11) / (7 to 11) 219 236 234 227 235 13 Jumlah / Total (1 s.d. 11) / (1 to 11) 376 393 383 371 379

1


(13)

Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah yang cukup pesat dan menjanjikan, lembaga keuangan non bank juga tumbuh dan berkembang salah satunya asuransi syariah, asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi atau profit oriented (keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong menolong yang menjadi dasar utama dalam menegakan praktik asuransi dalam islam. Maka, tatkala konsep asuransi tersebut dikemas dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi kepada profit, akan berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda yaitu, visi sosial yang menjadi landasan utama dan visi ekonomi yang merupakan landasan periferal.2

tentunya kehadiran lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat (muslim) di Indonesia. Sementara sebagian masyarakat muslim di Indonesia belum memilki kesadaran mengenai perlunya berasuransi. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor seperti belum meratanya pendapatan masyarakat, pandangan yang di generalisasi secara teologis bahwa asuransi bertentangan dengan syariat islam juga sikap masyarakat yang belum berorientasi pada perencanaan atau proteksi atas resiko yang mungkin terjadi dimasa depan.

Asuransi merupakan salah satu sarana yang mutlak yang diperlukan untuk menyeleksi persoalan umum masyarakat dengan cara kerja sama timbal balik, asuransi syariah ini merupakan satu kebutuhan dasar manusia, karena kecelakaan dan konsekuensi financialnya yang memerlukan santunan, asuransi merupakan

2

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 55.


(14)

3

hal yang universal, kematian mendadak, cacat, penyakit, kebakaran, banjir, badai, tenggelam dan kecelakaan-kecelakaan yang bersangkutan dengan transportasi, serta kerugian financial yang disebabkannya, tidaklah tergantung pada tindakan suka rela ataupun jenis pekerjaan dan sebagainya.

Pada intinya manusia dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) dalam menghadapi atau menjalankan pola kehidupan. Oleh karena itu, keberadaan perusahaan asuransi syariah diperlukan guna menanggulangi atau meminimalisir kerugian akibat peristiwa yang di alami manusia.

Dalam kegiatan bisnis asuransi segala sesuatu diarahkan untuk memproteksi keadaan dimasa mendatang yang belum pasti terjadi atas sebuah risiko yang berkaitan dengan nilai aktivitas ekonomi seseorang. Menghadapi masa yang akan datang (future time) merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, walaupun dalam wujudnya keadaan yang akan terjadi dimasa mendatang itu belum jelas realitanya. Ini dikarenakan kenyataan dari kehidupan manusia berjalan secara linier yang terikat oleh masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Seseorang tidak akan dapat memastikan apakah dia masih hidup atau masih dalam keadaan sehat dimasa satu minggu kedepan? Atau apakah keadaan harta seseorang akan tetap terhindar dari musibah atau bencana?

Dalam hal ini manusia hanya dapat merencanakan dan memprediksi kejadian dimasa yang akan datang, sedang kepastian (certainty) hanya ada di tangan Tuhan Yang Kuasa atas segalanya. Darisini manusia dituntut untuk membaca (qira’ah) terhadap kejadian yang ada di alam semesta agar dapat diambil pelajaran dari


(15)

peristiwa-peristiwa yang telah lalu. Dengan kejadian yang telah lalu manusia dapat mengukur dan mengkaji bagaimana seharusnya dia melangkah ke depan dengan membawa pengharapan yang lebih baik.3

Upaya untuk mengatasi sifat alamiah yang berwujud sebagai suatu keadaan yang tidak pasti tadi, antara lain dilakukan oleh manusia dengan cara menghindari atau melimpahkannya kepada pihak-pihak lain diluar dirinya sendiri.

Perusahaan asuransi syariah bersaing dengan perusahaan asuransi syariah lainnya dalam penyediaan perlindungan asuransi. Dan setiap sistem ekonomi

bekerja menurut prinsip yang sama, yaitu “motif ekonomi” bahwasannya tiap-tiap orang atau masyarakat akan berusaha mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan harga yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Pesaing bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu lebih profesional. pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisiensi dan efektif.4

Tujuan berbisnis yang benar adalah menghasilkan produk ataupun jasa yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan kualitas terbaik, dan harga

3

Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan Praktis, hal. 93.

4


(16)

5

terjangkau bagi masyarakat sebagai konsumennya.5

Secara umum pelaturan perasuransian syariah pada dasarnya sama dengan yang berlaku pada asuransi konvensional, terutama yang berkenaan dengan ihwal administrasi dan system pelaporannya. Tetapi yang membedakan dalam setiap kegiatan muamalah, termasuk asuransi syariah, tata cara dan operasinya harus berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Prinsip-prinsip tersebut tidak boleh dilanggar . oleh karena itu, salah satu ketentuan Al-Quran dan Hadist Nabi yang menjadi landasan setiap kegiatan yang bersifat muamalah harus menghindarkan unsur-unsur berikut, yaitu gharar, mayisir, dan riba sebagai gantinya islam selalu menekankan setiap bentuk usaha, suka sama suka dan kebersamaan dalam menghadapi resiko.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam mekanisme pengelolaan dana pada asuransi syariah terdapat alokasi distribusi dana yaitu dana tabarru’ dan dana

saving, dimana pos-pos dana tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam melakukan manajemen asuransi syariah.

Akad yang mendasari kontrak asuransi kerugian syariah adalah akad

tabarru’. Dalam akad ini, pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu

dalam bentuk kontribusi/premi tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari orang yang menerima kontribusi/premi tersebut.

Akad tabarru’ pada asuransi syariah dan reasuransi adalah semua bentuk

akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong

5


(17)

menolong antar peserta bukan untuk tujuan komersial6

Dalam hal ini, dana tabarru’ merupakan kumpulan dari premi tabarru’ (sejumlah uang yang diserahkan pemegang polis atau peserta asuransi, yang secara tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali, yang ditujukan untuk tolong menolong) yang mana perusahaan itu berkewajiban untuk mengelola dana

tabarru’, melalui aktifitas investasi dan perusahaan mendapat ujrah (fee) atas

pengelolaan dana tersebut.

Oleh karena itu, dana tabarru’ disimpan dalam satu rekening khusus dimana apabila ada yang mendapat musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong.

Salah satu prinsip dasar pada asuransi syariah ialah prinsip saling melindungi dari berbagai kesusahan, para peserta asuransi syariah setuju untuk saling melindungi dari musibah, kesusahan, bencana dan sebagainya terutama melalui penghimpunan dana tabarru’ melalui perusahaan yang diberi kepercayaan untuk itu, yang imblasnya kepada masyarakat luas termasuk masyarakat non asuransi.

Dengan adanya dana tabarru’ ini dari peserta asuransi syariah maka semua dana untuk menanggung resiko dihimpun oleh para peserta sendiri. Premi yang terkumpul dari peserta (pemegang polis) merupakan milik peserta setelah

6

Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 53/DSN-MUI/III/2006 Tentang akad


(18)

7

dikurangi pembiayaan dan fee (ujrah) perusahaan. Sebab pada hakikatnya perusahaan hanya bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya dengan akad wakalah dalam kaitan ini al wakalah bil ujrah.7

Wakalah bil ujrah merupakan pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah (fee) dan dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur tabungan

(saving) maupun unsur tabarru’ (non saving).8

Oleh karena dana-dana yang terhimpun dan digunakan oleh dan dari peserta tersebut harus dikelola dengan secara baik, untuk itu peserta memberi kuasa kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang bertugas mengelola dana-dana tersebut secara baik

Dalam hal ini, yang menjadi potensi permasalahan adalah ketika dana

tabarru’ tersebut menggelembung seperti balon yang disebabkan karena dana

tabarru’ akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah premi dan

hasil investasi, sedangkan klaim yang dibayarkan dari dana tabarru’ kepada peserta lebih sedikit dari jumlah keseluruhan dana tabarru’, maka yang terjadi adanya surplus dalam pengelolaan dana tabarru’ yang kita pahami sebagai surplus underwriting dengan didasarkannya kontrak asuransi syariah (kerugian) atas akad tabarru’, perusahaan tidak diharuskan memberikan sesuatu kepada peserta. Namun, apabila perusahaan akan memberikan sesuatu berupa bonus atau

7

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 61.

8

Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 52/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.


(19)

hadiah sebagai tanda terima kasih, itu diperbolehkan asal tidak dijadikan sebagai keharusan.9 Oleh karena itu, bagi hasil karena surplus dana tabarru’ bukan merupakan kewajiban bagi pengelola karena dana tabarru’ adalah dana yang di ikhlaskan hanya untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT.

Lalu bagaimana perusahaan mengelola dana tabarru’ yang terhimpun dari dana peserta? Dan bagaimana metode perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan?

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari dan karena itu penulis merasa tertarik mengangkat sebuah judul:

Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru pada Asuransi Kerugian Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum

Bumiputera Muda 1967)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi maka dalam penulisan ini penulis memfokuskan dan mambatasi pembahasannya pada hal-hal berikut : Metode alokasi surplus dana tabarru’ dibatasi pada ketentuan dalam pembagian surplus dana tabarru‟ serta praktik yang dilakukannya pada asuransi syariah general umum di Unit Syariah PT. Asuransi Umum

9

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan kelebihannya di Tengah Asuransi konvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), hal. 81.


(20)

9

Bumiputera Muda 1967, data yang diteliti dibatasi hanya pada tahun 2009-2010.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana tingkat surplus underwriting dana tabarru’ pada Unit Syariah PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967 periode 2009 dan 2010 ? b. Bagaimana ketentuan dalam pembagian surplus underwriting dana

tabarru’?

c. Bagaimana surplus underwriting dana tabarru’ memberikan sumbangannya kepada profit perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan adanya semua perumusan masalah diatas, diharapkan adanya suatu kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat surplus underwriting dana tabarru’ pada periode 2009 dan 2010

2. Untuk mengetahui ketentuan yang digunakan dalam pembagian surplus dana

tabarru’

3. Untuk mengetahui peran surplus dana tabarru’ pada profit perusahaan Terkait dengan tujuan diatas, maka penulis ini memiliki manfaat bagi:


(21)

alokasi surplus dana tabarru’ pada asuransi syariah

2. Fakultas : Penelitian ini menambah khazanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, staf pengajar dan yang lainnya.

3. Perusahaan : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan atau masukan dalam metode alokasi surplus dana

tabarru’. Dan diharapkan metode yang dilakukan dalam

mengalokasikan surplus dana tabarru’ akan lebih baik dimasa mendatang.

4. Masyarakat : Merupakan sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya sangat penting

Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini dengan melihat beberapa penelitian skripsi:

1. Perspektif Hukum Islam terhadap Aplikasi Dana Tabarru di PT Asuransi Mubarakah (Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2009).


(22)

11

Penelitian ini membahas tentang perspektif hukum islam terhadap aplikasi dana tabarru’ di PT Asuransi Syariah Mubarakah, bagaimana aplikasi dana

tabarru’ dari segi pengumpulan, pengelolaan dan penggunaanya, serta apakah

ketiga aplikasi tersbut tidak bertentangan dengan hukum islam dan telah sesuai dengan apa yang telah termaktub dalam fatwa DSN.

2. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Pengelolaan Dana Tabarru pada PT Asuransi BRIngin Life Syariah, Ainun Najiebah, 102046225363 (Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Ainun yaitu membahas tentang konsep ekonomi islam terhadap dana tabarru’, serta mekanisme pengelolaan dana

tabarru’ pada PT Asuransi BRIngin Life

3. Konsep Dana Tabarru Operasional dan Aplikasinya pada Asuransi syariah (Tinjauan terhadap Praktek Takaful Keluarga) (Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2003).

Penelitian ini membahas tentang konsep serta pengelolaan dana tabarru’ dan bagaimana operasional dana tabarru’ pada Asuransi Takaful Keluarga.

Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan mengenai metode alokasi surplus dana tabarru’ pada asuransi syariah general umum yaitu di PT Asuransi Bumiputera Muda 1967. Penulis akan membahas tentang metode perhitungan yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru’, ketentuan dalam pembagian surplus dana tabarru’ dan praktik yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru’.


(23)

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Pada perusahaan asuransi syariah dana premi yang masuk merupakan dana peserta setelah dikurangi fee (ujrah) perusahaan atas jasa pengelolaan dana premi. Ketika terjadi klaim, perusahaan tidak lagi mengeluarkan dana apapun yang berasal dari kas perusahaan karena penggantian klaim diambil dari dana tabungan peserta (tabarru’)10

Dari dana tabarru’ pada asuransi kerugian apabila terjadi surplus dana

tabarru’ dibagikan baik kepada peserta maupun ke perusahaan pada setiap

periodenya dengan besaran prosentase (nisbah) yang telah disepakati perusahaan dan nasabah diawal perjanjian.

Penetapan besaran pembagian surplus dana tabarru’ tergantung kepada secara kolektif, regulator atau kebijakan manajemen.11

a. Seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru’

b. Sebagian sebagai cadangan dana tabarru’ dan sebagian lainnya didistribusikan kepada peserta

c. Sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian di distribusikan kepada peserta, dan sebagian lainnya didistribusikan kepada entitas pengelola.

10

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran, (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 68.

11


(24)

13

Landasan teori dari penelitian ini adalah metode alokasi surplus dana

tabarru’ yang meliputi metode perhitungan yang dilakukan, ketentuan

pembagian serta praktek yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru’? 2. Kerangka Konsep

Aliran Dana pada Asuransi Kerugian Syariah

Pada perusahaan asuransi syariah dana premi yang diterima oleh perusahaan asuransi syariah akan dipisah ke dana pengelola (ujrah) dan dana

tabarru’. Dana pengelola (ujrah) itu digunakan untuk biaya akuisisi (biaya agen, diskon, bomus, hadiah, dan kain-lain), biaya operasional (biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain). Ujrah reasuransi (ujrah R/A) dan

margin ujrah. Sedangkan dana tabarru’ digunakan untuk membayar klaim,

Kontribusi premi

Dana Tabarru

Beban Tabarr u

Surplus Tabarru

Cadangan Dana Tabarru

Bagian Peserta Ujrah Investasi

Hasil Investasi

Bagian Pendapatan Operator (perusahaan)

Deposit o

Reksa dana


(25)

membayar R/A, dan lain-lain, dari dana tabarru tersebut, perusahaan akan mendapatkan surplus tabarru’ yang dialokasikan untuk perusahaan, cadangan dana tabarru’ dan peserta asuransi syariah.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

deskriftif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk

kata-kata atau kalimat. metode penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal yang seperti apa adanya, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang situasi-situasi dilapangan apa adanya.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No. 63 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180, penulis beralasan memilih PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Unit Syariah karena perusahaan ini salah satu perusahaan yang mengalami perkembangan keuangan yang baik dan dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif karena data-data yang


(26)

15

diperoleh dalam bentuk angka pada sebuah laporan keuangan perusahaan asuransi syariah. Kualitatif karena data-data yang diperoleh berdasarkan buku-buku, majalah, koran, kajian pustaka terdahulu, serta artikel yang dikumpulkan penulis dan berhubungan dengan permasalahan dalam pembahasan skripsi ini.

4. Jenis data dan sumber data

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:

a. Sumber data primer

Data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

b. Sumber data sekunder

Merupakan sumber dari buku-buku, majalah, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

4. Tekhnik pengumpulan data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari buku-buku, jurnal, artikel, majalah dan internet yang mendukung serta berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini


(27)

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penulis mengumpulkan data secara langsung ke tempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan melalui dua cara, yaitu : 1) Observasi, yaitu dengan observasi ke Unit Syariah PT. Asuransi

Umum Bumiputera Muda 1967 untuk mendapatkan data yang valid bagi penelitian ini.

2) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak yang terlibat dengan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. 5. Teknik analisa data

Data-data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data-data kualitatif berupa kata-kata atau simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analysis (riset dokumen), karena pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui pengurusan arsip dan dokumen.

Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis, maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode

deskriftif analysis. Pada tahap ini, data disimpulkan dan dianalisis sedemikian

rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini. Dalam menganalisis Alokasi surplus Dana Tabarru yang didapat perusahaan dengan metode perhitungan surplus dana tabarru’, data yang digunakan adalah laporan keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967


(28)

17

selama tahun berakhir yaitu 2009-2010. 6. Teknik penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan buku pedoman penulisan skripsi fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini asalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, bab ini membahas tentang konsep asuransi syariah, pengertian asuransi syariah, landasan hukum asuransi syariah, prinsip dasar asuransi syariah, mekanisme operasional asuransi syariah. Konsep dana tabarru, pengertian dana tabarru, landasan hukum dana tabarru, mekanisme pengelolaan dana tabarru, tujuan dan manfaat dana tabarru‟ Implementasi akad tabarru dan wakalah bil ujrah pada asuransi umum syariah, surplus dana tabarru dan mekanisme pendistribusiannya

BAB III Gambaran Umum Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera


(29)

Umum Bumipuetra Muda 1967 produk yang dihasilkan, serta kinerja PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

BAB IV Hasil Penelitian, Bab ini membahas tentang metode yang digunakan dalam alokasi surplus dana tabarru‟ oleh perusahaan asuransi syariah, ketentuan pembagian dalam alokasi surplus dana tabarru serta praktik yang dilakukannya.


(30)

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam literatur arab (fikih islam), asuransi dikenal dengan sebutan “

al-takaful” dan al-tadhamun. Secara literal, al-takaful artinya “pertanggungan

yang berbalasan,” atau hal “saling menanggung”, sedangkan at-tadhamun

secara harfiah berarti “solidaritas” atau hal saling menanggung hak/kewajiban yang berbalasan.

Sebutan lain bagi asuransi/takaful ialah at-ta’min. Kata ini terambil dari akar kata amina, artinya aman, tenang dan tentram. Maksud kata aman disini ialah ketenangan jiwa dan hilangnya rasa takut/was-was. Asuransi itu dinamakan at-ta’min disebabkan pemegang polis sedikit banyak telah merasa aman begitu ia mengikatkan dirinya sebagai anggota/nasabah sebuah asuransi. Dengan menjadi anggota asuransi, paling tidak secara teoritis yang bersangkutan merasa terhindar atau paling sedikit terkurangi rasa cemas akan menanggung beban berat manakala terjadi sesuatu terhadap diri dan atau harta bendanya.1

Husain Hamid Hisan mengatakan bahwa asuransi adalah sikap ta‟awun

yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih antara sejumlah besar

1

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 40.


(31)

mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut, dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh peserta yang tertimpa musibah.2

Ahli fiqh kontemporer Wahhab Az-Zuhaili mendefinisikan asuransi dalam dua bentuk yaitu At-Ta’min At-Tawuni (asuransi tolong menolong) dan At-Ta’min biqist sabit (asuransi dengan pembagian tetap). Sedangkan Mustafa Ahnad Az-Zarqa memaknai asuransi sebagai suatu cara atau metode untuk memelihara manusia dalam menghindari risiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya. Ia berpendapat bahwa sistem asuransi adalah sistem Ta’awun dan Tadhamun yang bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-musibah oleh sekelompok tertanggung kepada orang yang tertimpa musibah tersebut. Penggantian tersebut berasal dari premi mereka.

Sedangkan di Indonesia asuransi syariah lebih dikenal dengan istilah

Takaful yang berarti menjamin atau saling menanggung.Asuransi syariah

menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X?2001, adalah:

2

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan System Operasional. (Jakarta: MUI,2006), hal. 29.


(32)

21

Asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Dengan akad takaffuli dan dana tabarru‟ tersebut menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lainnya.3

Pengertian ini berbeda dengan asuransi menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1992, yaitu: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut Juhaya S. Praja, pengertian asuransi syariah adalah saling memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko lainnya. Saling pikul risiko itu dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru’) yang ditujukan untuk

3

Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/IX/2001Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.


(33)

Suhrawardi K. Lubis mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan asuransi syariah adalah pertanggungan yang berbentuk tolong menolong atau disebut juga dengan perbuatan kafalah, yaitu perbuatan saling menolong dalam menghadapi sesuatu risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya.5

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah merupakan penjaminan diantara para peserta asuransi dalam menghadapi risiko didasarkan atas tabarru’ melalui perjanjian yang sesuai dengan syariah. 2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki fondasi hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk keputusan mentri keuangan (KMK).Hal ini turut mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi syariah yang masih terpaku dan tunduk pada pelaturan (hukum positif).6 Kerangka acuan asuransi syariah dalam operasionalnya antara lain:

a. Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Operasional Asuransi Syariah.

b. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

4

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.99.

5

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam(Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hal. 82.

6

Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek


(34)

23

c. Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

d. Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabarru Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

e. Pelaturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.

f. Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

g. Peraturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor 11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.

h. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor Kep.4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Dengan Sistem Syariah.7

Peraturan-peraturan tersebut yang selama ini menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya.Selain itu, landasan hukum normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam menjalankan usahanya secara syariah yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul.

7

Gemala Dewi, SH.,LL.M. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006).,cet.3 hal. 142-143.


(35)

praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam, yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul, maka landasan yang dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian ahli hukum.8

a. Al-Qur‟an

Apabila dilihat sepintas keseluruhan ayat Al-Qur‟an, tak terdapat satu ayatpun yang menyebutkan istilah asuransi seperti yang kita kenal sekarang

ini, baik istilah “al-ta’min” ataupun “al-takaful”. Namun demikian, walaupun tidak menyebutkan secara tegas, terdapat ayat yang menjelaskan tentang konsep asuransi dan yang memiliki muatan nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik asuransi. Diantara ayat-ayat Al-Qur‟an tersebut antara lain:

1) Perintah Allah untuk mempersiapkan hari esok

                                

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr : 18) 2) Perintah Allah untuk saling menolong dan bekerja sama

8

AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Teori Analisis Historis Teoritis dan Praktik(Jakarta: Kencana, 2004), hal. 104.


(36)

25                    

Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak

menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu

mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185) 3) Perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah

          

Artinya: yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Al-Quraisy: 4)

b. Sunnah Rasul

يف ْي مْؤ ا ثم م س ي ع ها ص ها سر اق اق ريشب ب ابْع ا ْ ع

يعا ت ضع م ي تسا ا ا سج ا ثم م فطاعت م دا ت م دا ت م حارت

اس

ئ

رحس ا ي ح اب سج ا ر

.

)

م س ا ا ر

)

Artinya: “Dari Nu’man bin basyir ra, Rasulullah SAW bersabda,

perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak

tidur atau ketika demam.” (HR. Muslim)

Hadits itu menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong dalam masyarakat islam. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan bantuan.Dan terkadang bantuan yang diterima jumlahnya melebihi „biaya‟


(37)

musibah.Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem asuransi syariah. 3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

Asuransi syariah harus dibangun diatas fondasi dan prinsip dasar yang kuat serta kokoh. Dalam hal ini prinsip utama dalam asuransi syariah adalah

ta’awanu’ ala al birr wa al-taqwa (tolong-menolonglah kamu sekalian dalam

kebaikan dan taqwa) dan al-ta’min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para

anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan menanggung risiko.Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling menanggung), bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukatan pembayaran premi dengan uang pertanggungan.9

Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah ialah sebagai berikut : a. Prinsip ikhtiar dan berserah diri; Allah adalah pemilik mutlak atas segala

sesuatu, karena itu menjadi kekuasaannya pula untuk memberikan atau mengambil sesuatunya kepada/dari hamba-hambanya yang ia kehendaki. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar) sesuai dengankesanggupannya, tetapi pada saat yang bersamaan manusia juga

9

Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,


(38)

27

harus berserah diri (tawakkal) hanya kepada Allah.10 b. Prinsip tolong-menolong (ta’awun)

Prinsip paling utama dalam melaksanakan kegiatan harus didasari dengan semangat tolong-menolong antara anggota.Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang pada suatu ketika mendapatkan musibah / kerugian.

c. Prinsip bertanggung jawab

Para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggung jawab antara satu sama lain, dan harus melaksanakan kewajiban dibalik menerima yang menjadi hak-haknya. 11

d. Prinsip kerja sama

Prinsip kerja sama atau saling membantu, yang berarti diantara peserta asuransi syariah yang satu dengan yang lainnya saling bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita. Sebagaimana hadits Nabi yang yang

membicarakan perkara seperti ini yang artinya : “Sesiapa yang memenuhi

hajat saudaranya, Allah akan memenuhi hajatnya” (H.R. Bukhari, Muslim dan Abu Daud).

10

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal.58.

11

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system, aplikasi dan pemasaran, hal. 59.


(39)

Para peserta asuransi syariah setuju untuk saling melindungi dari musibah, kesusahan, bencana, dan sebagainya. Terutama melalui penghimpunan

dana tabarru‟ melalui perusahaan yang diberi kepercayaan untuk itu. Asas saling melindungi ini dijunjung tinggi dalam ajaran islam, sebagaimana dapat dipahami dari ayat al-Qur‟an Q.S Al-Baqarah ayat 279

                               

Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya

dan tidak (pula) dianiaya”.(Q.S Al-Baqarah : 279)

B. Konsep Dana Tabarru

1. Pengertian Dana Tabarru

Dana tabarru’ terdiri dari kata dana dan tabarru‟. Dalam kamus bahasa Indonesia kata dana adalah uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud, derma, sedekah, pemberian atau hadiah. Sedangkan

tabarra‟ berasal dari kata tabarra’a-yatabarro’u-tabarrau’an, artinya

sumbangan hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberikan sumbangan disebut mutabarri’ “dermawan”. Tabarru’ merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi.


(40)

29

Tabarru’ dalam arti luas adalah mengerahkan segala daya dan upaya untuk memberikan harta atau manfaat kepada orang lain baik langsung atau dimasa yang akan datang tanpa mengharapkan kompensasi dengan tujuan semata-mata untuk kebaikan dan perbuatan amal shaleh.12

Jumhur ulama mendefinisikan tabarru’ dengan akad yang mengakibatkan pemilik harta, tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela.

Niat tabarru’ (dana kebajikan) dalam akad asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara‟ dalam melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah SWT.13

Menurut jumhur ulama, menunjukkan (hukum) anjuran untuk saling membantu antar sesama manusia, oleh sebab itu islam sangat menganjurkan seseorang yang mempunyai kelebihan harta untuk menghibahkannya kepada saudara-saudara yang memerlukan. Sedangkan dalam konteks akad dalam asuransi syariah, tabarru’ memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada diantaranya mendapat musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening danatabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong-menolong.

12

http://bataviase.co.id/node/330210 Diakses pada tanggal 29 Desember 2010

13


(41)

Didalam Al-Qur‟an kata tabarru‟ tidak ditemukan. Akan tetapi,

tabarru’ dalam arti dana kebajikan dari kata (Al-Birr)14 dapat ditemukan dalam Al-Qur‟an:

                                                                                     

Artinya:“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang

bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177).

Dana tabarru‟ ini merupakan realisasi perintah Al-Qur‟an

                             

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya.” (QS: Al-Maidah: 2)

14

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan System Operasional (Jakarta: MUI, 2006), hal. 35-36.


(42)

31

3. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru

Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dasar didirikan asuransi syariah adalah penghayatan terhadap semangat saling bertanggung jawab, kerjasama dan perlindungan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat demi terciptanya kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Pengelolaan dana dalam istilah asuransi adalah cara kerja suatu perusahaan asuransi dalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul dengan cara menginvestasikannya. Kelembaga-lembaga keuangan lain untuk persediaan pembayaran ganti rugi pertanggungan.

Perusahaan asuransi syariah sangat memperhatikan masalah pengelolaan dana, karena hal ini merupakan hal yang penting dalam memulai dan mengembangkan sebuah perusahaan. Cara yang ditempuh dalam mengelola dana harus sesuai dengan syariah islam yaitu dengan cara menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadi unsur gharar (ketidakpastian), maisir (untung-untungan), dan riba.

Dana yang dibutuhkan perusahaan bersumber dari:

a. Dana pemegang saham yaitu dana yang disiapkan oleh para pemegang saham sebagai modal setor bagi perusahaan, baik pada tahap awal berdiri perusahaan maupun penambahan setelah perusahaan berjalan, beserta hasil investasi atas dana tersebut.


(43)

Dalam melaksanakan perjanjian antara perusahaan dengan peserta harus dilandasi dengan akad. Adapun akad yang melandasi asuransi syariah adalah akad tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah merupakan semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial misalnya mudharabah, wadiah dan wakalah. Sedangkan akad tabarru’ merupakan semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong tidak untuk komersial.

Dana tabarru’ bisa diinvestasikan sepanjang tidak menghalangi

pembayaran klaim. Jika hasil investasi diterima maka hasil (returnnya) tidak dibenarkan dialihfungsikan ke dana lain. Hasilnya harus semata-mata dimanfaatkan untuk dana tabarru’ untuk memperbesar kemampuan dalam membantu sesama pemegang polis. Dana tabarru’ ini harus dikelola sendiri terpisah dari dana tijarah. Dalam hal ini perusahaan sebagai pengelola harus membuat laporan periodik atas dana tabarru’ ini. Setiap periode dana

tabarru’ ini akan menghasilkan apakah surplus atau defisit tabarru’. Surplus

artinya total dana yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya untuk mengelola dana ini dalam satu periode. Sebaliknya kalau defisit artinya total klaim dan biaya lebih besar dari dana tabarru’ yang masuk.15

Sebagaimana diatur dalam PMK No. 18/PMK.010/2010 tentang penerapan prinsip dasar penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi

15


(44)

33

dengan prinsip syariah.maka Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) adalah sebagai berikut :16

a) Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana tabarru’ dari kekayaan dan kewajiban perusahaan.

b) Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi dengan prinsip syariah yang mengandung unsur investasi wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana investasi peserta dari kekayaan dan kewajiban perusahaan maupun dari kekayaan dan kewajiban dana

tabarru’

c) Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk kekayaan dan kewajiban perusahaan, dana tabarru‟ dan dana investasi peserta.

Kekayaan dan kewajiban dana tabarru’ merupakan kekayaan dan kewajiban dana peserta secara kolektif, untuk itu perusahaan wajib menggunakan dana tabarru‟ hanya untuk :

a) Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak.

b) Pembayaran reasuransi

c) Pembayaran kembali Qardh ke perusahaan, dan

d) Pengembalian dana tabarru’ akibat pembatalan polis dalam periode yang diperkenankan .

Dalam pengelolaan dana / investasi, baik dana tabarru‟ maupun

16

Peraturan Mentri Keuangan nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, pasal 3.


(45)

akad wakalah bil ujrah perusahaan asuransi syariah sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi selain berupa fee atau ujrah karena akad yang digunakan adalah akad wakalah, fee yang didapat juga harus ditetapkan dalam jumlah yang sewajarnya atau tidak berlebihan dan telah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari peserta.

Dalam praktiknya kedudukan perusahaan asuransi syariah dalam transaksi asuransi kerugian adalah sebagai (mudhorib), pemegang amanah. Sedangkan peserta sebagai (shahibul mal). Mudhorib berkewajiban untuk membayarkan klaim, apabila ada salah satu dari peserta mengalami musibah, juga berkewajiban menjaga dan menjalankan amanah yang diembannya secara adil, transparan dan propesional dalam mengelola dana peserta yang terkumpul pada kumpulan dana tabarru’mudhorib diawasi secara tekhnis dan

operasional oleh komisaris dan secara syar‟i diawasi oleh Dewan Pengawas

Syariah (DPS).

Dalam pengelolaan dana setiap premi yang akan diterima akan dimasukan kedalam rekening tabarru’ yaitu rekening yang akan diniatkan derma/tabarru‟ dan digunakan untuk membayar klaim kepada peserta apabila terjadi musibah/harta benda peserta itu sendiri.Kemudian diinvestasikan

kedalam lembaga keuangan yang dibenarkan secara syar‟i dan premi asuransi

akan dikelompokan kedalam “kumpulan dana peserta” untuk syariah. Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukan ke dalam kumpulan


(46)

35

asuransi). Bila terdapat keuntungan dibagikan menurut prinsip mudharabah bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak mengalami musibah sesuai dengan penyertaannya. Sedangkan bagian keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.17

Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariah islam. Keuntungan bagi hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta.18

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam praktik asuransi paling tidak ada dua akad yang membentuknya, yaitu akad tabarru’ dan akad mudharabah. Akad tabarru’ terkumpul dalam rekening dana sosial yang tujuan utamanya digunakan untuk saling menanggung peserta asuransi yang mengalami musibah kerugian, sedangkan akad mudharabah terwujud tatkala dana yang terkumpul dalam perusahaan asuransi itu di investasikan dalam wujud usaha yang diproyeksikan menghasilkan keuntungan (profit). Asuransi kerugian yang tidak mengandung unsur tabungan (saving) terjadi akad mudharabah antara peserta dan perusahaan (pengelola). Landasan yang

17

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, hal. 140-141.

18

Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa: Kosep Sistem Ekonomi Syariah (tt.,MES,tth). hal. 116-118.


(47)

dalam investasinyamendapat keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagi bersama sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati. Sebaliknya, jikainvestasinya mengalami kerugian (loss atau negative return) maka kerugian tersebut dipikul bersama antara peserta asuransi dan perusahaan.19

Dengan demikian peserta dan perusahaan tidak ada yang terdzalimi, karena konsep dari asuransi syariah adalah tolong-menolong, saling melindungi dan saling bantu-membantu. Bentuk tolong-menolong dimasukkan kedalam dana tabarru’. Apabila salah satu peserta mendapat musibah, maka peserta yang lain ikut menanggung risiko, dimana kliamnya dibayarkan dari akumulasi dana tabarru’ yang terkumpul.

4. Tujuan dan Manfaat Dana Tabarru

Dalam tabarru’ orang menolong/memberi tidak bermaksud untuk mengharapkan penggantian dari apa yang ia berikan. Tetapi dari tabarru’ ini, para pesertanya mempunyai tujuan dan manfaat bagi peserta lainnya, yaitu: a. Untuk membayar klaim apabila terjadi musibah pada peserta lain

b. Untuk menghindari sikap mementingkan diri sendiri pada peserta asuransi c. Saling tolong-menolong antara peserta yang tertimpa musibah

d. Mempererat tali silatrurahim antara peserta yang tertimpa musibah

e. Menumbuhkan rasa bertanggung jawab sesama, dengan memberikan sebagian kecil uang yang diniatkan untuk peserta lain apabila terjadi

19

AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Teori Analisis Historis Teoritis dan Praktik(Jakarta: Kencana, 2004), hal. 141.


(48)

37

klaim. Hal ini menghindari perasaan mementingkan diri sendiri f. Saling bantu membantu antara peserta yang tertimpa musibah.

Sedangkan bagi perusahaan, dana tabarru’ ini mempunyai tujuan dan manfaat sendiri, yaitu:

a. Mengelola kembali dana tabarru’ dengan menginvestasikan pada lembaga keuangan syariah

b. Dapat digunakan untuk membentuk dana bersama yang digunakannya sebagai dana santunan bagi peserta lainnya. Dana bersama merupakan dana kumpulan peserta asuransi yang digunakan untuk mengcover kerugian yang diderita nasabah ketika mengalami musibah atau bencana. Setiap peserta memiliki hak yang sama dalam menerima ganti rugi yang sesuai dengan proporsinya yang telah ditentukan diawal.

Muhammad Fadzli Yusuf, direktur Syarikat Takaful Malaysia berkata dalam bukunya “Takaful Asuransi Islam” menjelaskan tentang manfaat dan batasan penggunaan dana tabarru‟ sebagai berikut:

Tabarru’ mempunyai pengertian luas.Dana tabarru’ boleh digunakan

untuk membantu siapa saja yang mendapat musibah.Tetapi dibawah bisnis

takaful karena telah melalui akad khusus, maka penggunaan tabarru’ harus

khusus pula yaitu hanya sebatas pada kemanfaatan peserta takaful saja.

Dengan kata lain bahwa kumpulan dana tabarru’ hanya digunakan untuk

kepentingan peserta takaful yang mendapat musibah. Apabila dana tabarru’

tersebut digunakan untuk kepentingan lain, berarti melanggar syarat akad.20

20

Muhammad Fadzli Yusuf, Takaful Sistem Asuransi Islam (Kuala Lumpur: Tinggi Press SDN.BHD, 1996), hal. 2.


(49)

C. Implementasi Akad Tabarru’ dan Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Umum Syariah

Perusahaan asuransi kerugian (umum) adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketuga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.21Dalam polis asuransi dan perjanjian reasuransi dengan prinsip syariah wajib mengandung akad tabarru’ dan akad tijarah.22

Akad yang menjadi fokus utama dalam business process Asuransi Umum Syariah adalah akad tabarru‟ dan akad wakalah bil ujrah. Adapun mengenai akad

mudharabah, mudharabah musyarakah merupakan akad yang diimplementasikan

dalam kegiatan investasi saja. Lain halnya dengan perusahaan asuransi jiwa yang memang dalam produk asuransinya ada yang mengandung unsur saving dan ada yang tidak.

1. Akad Tabarru’ pada Asuransi Umum Syariah

Premi tabarru‟, yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang polis dan digunakan untuk tolong-menolong dalam menanggulangi musibah kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal

21

Undang-Undang No. 2 tahun 1992, tentang perasuransian, Pasal 1 Ayat (5)

22

Peraturan Mentri Keuangan nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, pasal 7.


(1)

a.

Peringatan;

b.

Pembatasan/Pembekuan Kegiatan Usaha;

c.

Pencabutan Izin Usaha.

(3)

Tata cara dan waktu pengenaan sanksi administratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai ketentuan mengenai

sanksi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha

Perasuransian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Perusahaan wajib melakukan penyesuaian terhadap

ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini paling lambat

tanggal 31 Desember 2010.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 25 Januari

2010

MENTERI KEUANGAN,

SRI MULYANI INDRAWATI


(2)


(3)

LAMPIRAN II

Peraturan Ketua Bapepam dan LK Nomor : PER-06/8U201 1

Tanggal : 29 April 201 1

Halaman 1

PT.ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 UNIT SYARIAH DANA TABARRU'

I. NERACA

Per3l

Maret2011 dan 31 Desember2010

Triwulan

I

tahun

2011 Dan

Triwulan

lV

tahun

20i0

No. URAIAN R!NCIAN

Tahun 201

I

Triwulan I

Tahun 2010

Triwulan lV

SAK SAP SAK SAP

(1) (2',t (3) (5) (4)

'l 2 3 4 5 6 7 8

I

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2',| 22 23 24 ,5] 261 27t 281 2sl 301

,rl

32|| 331 341 351

"l

371 381 391 o0l 411 421 ASET lnvestasi Deposito Saham Syariah

Sukuk atau Obligasi Syariah Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah yang diterbitkan oleh Bank lndonesia Surat Berharga Syariah Yang Diterbitkan oleh Negara selain Negara Republik lndonesia

Surat Berharga Syariah Yang Diterbitkan oleh Lembaga Multinasional

Reksa Dana Syariah Efek Beragun Aset Syariah

Pembiayaan Melalui Kerjasama Dengan pihak Lain. Emas Murni

lnvestasi Lain

Jumlah lnvestasi Bukan lnvestasi

Kas dan Bank Tagihan Kontribusi Tagihan Reasuransi Tagihan lnvestasi Tagihan Hasil lnvestasi Aset Lain

Jumlah Bukan lnvestasi

JUMLAH ASET

KEWAJIBAN Utang Utang Klaim

Utang Reasuransi

Ulang Ujrah Kepada Perusahaan

Utang Alokasi Surplus Kepada Terlanggung

Utang Alokasi Surplus Kepada Perusahaan

Utang Bagi Hasil lnvestasi Dana Tabanu Kepada Perusahaan

Utang Zakat Utang Lain

Jumlah Utang

Penyisihan Teknis

Penyisihan Kontribusi

Penyisihan Kontribusi Yang Belum Menjadi Pendapatan/Hak Penyisihan Klaim

Jumlah Penyisihan Teknis

Jumlah Kewajiban Qardh

Ekuitas Peserta Akumulasi Dana Tabamt'

Kenaikan (Penurunan) Surat Berharga Selisih Penilaian Berdasar SAK & SAP Kekayaan Yang Tidak Diperkenankan

Jumlah Ekuitas Peserta

JUMLAH KEWAJIBAN, QARDH DAN EKUITAS PESERTA

M4

N4

o4

P4

Q4

R.4

s4

T4

A4

B4

c4

D4

E4

F4

G4

H4

t4

J4

K4

L4

U4

3,250.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

91 8.1

I

0.00 0.00 0.00 0.00 2,467.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 918.19 0.00 0.00 0.00 3,550.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 940.33 0.00 0.00 0.00 0.00 2,339.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 940.33 0.00 0.00 0.00

4,168.19 3,385.47 4,490.33 3.279.75

2,660.28 2,560.06 227.O7 0.00 25.07 0.00 2,660.28 2,560.06 227.07 0.00 25.O7 4,245.29 1,541.31 214.94 0.00 101.58 0.00 4,245.29 984.42 29.80 0.00 101 .58

I

5,361.09 .472.48 5,472.48 6,1 03.1 2

9,640.67 8.857.95 10.593.45 8,640.84

364.82 259.10 303.54 406.68 966.77 11.68 0.00 124.07 364.82 259.10 303.54 406.68 966.77 11.68 0.00 124.07 291.49 150.68 0.00 154.37 0.00 0.00 0.00 3,012.85 291.49 150.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3,012.85 2,436.66 2,436.66 3,609.39 3,455.02

4,289.68 1,553.97 4,289.68 1,553.97 4,'t92.44 749.71 4,192.44 749.7',!

5,843.65 5,843.65 4,942.16 4.942.16

8,280.31 8.280.31 8,55'1.55 8,397.18 0.00 2,296.26 (935.90' 0.00 2,296.26 (e35.e0) 0.00 (742.72\ 0.00 1,926.57 115.33 0.00 1,926.57

1 15.33

(587.66 (1 .210.58 1.360.36 577.64 2,O4't.90 243.67 9,640.67 8.857.95 10,593.45 8,640.85


(4)

KEMENTERIAN AGAMA

UNTVERSTTAS

rSLAM

NEGERT

(UrN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH

DAN

HUKUM

Jrn. rr. H. Juanda No. es ciputat Jakarta 15412,

rndonesia

#Ibs1f"';'*1i,i,1"'lLl3l:J.e*ff

!,,Yn . ersr_r

i$,_ffiiJl"t6;:f,31..".

rsAsl rgrqr rw,wril

Nomor

: Un.01 / F4

/

PP.0-t.1

/fu\!

/ 20t0

Lamp

: 1 (satu) Berkas Proposal

Jakarta, 29 Nopember 2010

M

22

Dzulhiljah

1431

H

Hal

:

Mohon

Kesediaan

Menjadi

Pembimbing

Skripsi

Yang

Terhormat

Bapak

Fahmi Basyah, ST,

AAIK

AAIS, QIP

Abdurrauf,

Lc,

M.A

Dosen Fakultas Syariah dan

Hukum UIN

Jakarta

A s s alamu al aikum w ar ahma fuII ah w ab ar akafuh

Pimpinan

Fakultas Syariah

dan

Hukum UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

mengharapkan kesediaan

Saudara

untuk

menjadi

pembimbing

skripsi mahasiswa:

Nama

NIM

:

Euis

Lia Karwati

:

'10604620]729

Prodi/Konsentrasi

:

Muamalat,/AsuransiSyariah

rudur

skripsi

y:#i,,"';;:;^r'i{*I:

r:;"L,Tioti#,,1'ii

X',:::,x',', Umum Bumiputera Muda L957)

Beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan

adalah sebagai

berikut:

1.

Topik

bahasan dan out

line

dimana

perlu

dapat

diadakan

perubahan dan PenyemPurnaan.

2.

Teknik

penulisan supaya

merujuk

kepada

buku

"Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum UIN

Syarif

Hidayatullah

Jakarta"

Demikianlah

atas kesediaan saudara

kami

ucapkan terima kasih.

" jll{qs's alamu al aikum w ar ahm atull ahi w ab ar akatuh .. - tt :,.

, "$pt,ie Plogra

di

Muamalat (Ekonomi

Islam)

(

Tembusan

Disampaikan dengan hormat kepada:

1.

Kasubag

Akademik &

Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan

Hukum

2.

Sekretaris Program

Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum


(5)

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

(UII9

SYARIF

I{IDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH

DAN

IIUKUM

Jln.lr.H.JuandaNo.gS

CiputatJakartal14l1,tndonesia

Telp'(62-21)74711537.7401925Fax.(62-21)7491821

Itr"b.it",*"i",k

Nomor

: Un.01

/

F4lKM.0(\.02/8Ett-/2010

Larrrpiran

:

-Hal

:

Mohon

Data

/

Wawancara

Kepacla

Yth,

Ketua

Heacl

Of

Slraria Departemen

PT.

Asuransi Urnuum

Bur-niputra

Mr:da

19(r7 cii

Jakarta

A ssn lnu nt' ln i h t t r t

r

W

r.lNIt.

Dengan

hormat,

Pinrpinan Fakultas

svariah

cla^

Hukum

ulN

svarif

Hidayatullah

Jakarta menerangkar-i

balrwa

..

Narna

Nomor

Pokok

Ternpat/Tanggal Lahir

Semester'

Jurusan/

Korrsentrasi

Alarnat

Telp

Tembusan :

l.

Yth.Del<arr Fal<Lrltas

Svarialr dan

Hrrl<unr t

IIN

.lakarta. 2.

Arsip.

Jakarta,

Desember

2010

f

uis Lia Karwati

706046201729

Tasikmalaya.25

Oktobe

r

7987

IX

(Sembilan)

Mua

mlat/ Asuransi

Svariah

Jl,

Abciul

Wahab

Rr.l8l07

No.18

Cinaugka

Keclaur-rg

Sawangan

Depok

16516

027-9444.fi4960

aqdalal-r

benar

rnahasiswa Fakultas

svariah dan

Hukum UIN syarif

-Hiclavatullah Jakarta

sehubr-rngarl

aeigun hal

tersebut

di

atas, mohon

kiran,r,'a

bapak/ibu

ciaprat claPal

111._.,-,rizirrkan

yang

bersangkutan untuk

rlelakukan observasi/wawancara yang berkaitan

dengarr

luclui/skripsi

:

" Metode

Alokasi

surplus Dana

Tabbru pada

Asuransi Kerugiansyariah

(Studi pada Unit Syariah

LLmum

Bumiputra Mucla

19:67

)

,,

Untuk

melengkapi bal'ran/clata

yang

berkaitan

c1e^gan

penulisan

pembalrasan

Topik/Juciul

di

atas,

dirnohon

kiranya

Vapak/lbu/Saudaraf

t

clapa

t rnernbantu

/

ner-rerirna

vang

Lrersarr

gku

tan

un

tuk berwawancara.

Atas

kesecliaan

Bapak/Ibu/Sauclara/i, karni ucapkan banyak terima

kasih.

Mukri Aji,

MA.


(6)

014-E/DrV-SYNV2}tt

Kepada

Yth.

Dekdn Fakultas

Syariah

dan

Hukum UIN

Jakarta

Di

Tempat.

HaI : SURAT

KETERANGAN

Assalamu'alaikum Wr.

Wb.

Bersama

ini

kami Kepala

Divisi

Syariah

PT Asuransi Umum Burniputeramuda

1967

menerangkan bahwa

:

Narna

Nomor Pokok

Tempat/TanggalLahir

Mahasiswa

Semester

Jurusan/Konsentrasi

Alamat

Telp.

:

Euis

Lia Karwati

:106046201729

.

Tasikmala,va,25 Oktober

1987

:

X

(Sepuluh)

:

Mu'amalat /Azuransi Syari'ah

:

Jl. Abdul

Wahab

RT.18/07 No.18 Cinangka Kedaung

Sawangan,

Depok 16516.

:021^94404960

Adalah benar telah rnelakukan wawancara dan penelitian

di pT

Buniputera

Muda

1967

Unit

Syariah

{ibawah

bimbingan

staff kami

Sdr.Saiful

Hadi

(Kepala Bagian

Kena'gan dan

SDM

syariah) untuk

melengkapi bahan

skripsi yang

bersangkitan

derganjudul:

Metode

Alokasi

Surplus

llnderwriting

Dana

Taborru'pada

Asuronsi

Kerugian

Syarioh

i

(studi pada

llnit

syariah pr.

Asuransi rJmum

Bumiputera

Muda

1967)

Demikian

Keterangan

ini

dibuat

untuk

dipergunakan sebagaimana urestinya.

M/assalamu'alaikurn Wr.

Wb

l

Jakarra,

15

.luni

201I

5

Kadiv

Syariah

Tembusan:

r

Direktur

Pernasaran

&

Syariah

r

File

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Unit Syariah

Head Office:

Jl. Wolter Monginsidi NG 43 Kebayoran Baru. Jakarta 12180

Te I p. : (02 1 ) 7 280O9O4, 7 268039, F ax. : (021 ) 7 2 43624 E-mail : syariah@bumida.co.id Website : http://www_bumida.co. id