Produk Asuransi kendaraan Bermotor

Tabel 1.1 Syariah Business Process 21 Kontribusi Premi Dana Tabarru Beban Tabarru Surplus Tabarru Ujroh Investasi Hasil Investasi Bagian Pendapatan Operator Perusahaan Cadangan Dana Tabarru’ Bagian Peserta

D. Produk Asuransi kendaraan Bermotor

22 Produk asuransi merupakan produk yang berbeda dengan produk-produk lainnya. Bila produk lain dapat dilihat dengan kasat mata, dirasakan dan dipegang, maka tidak demikian halnya dengan produk asuransi. Produk asuransi merupakan produk yang abstrak yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Produk asuransi dapat dirasakan manfaatnya ketika terjadi suatu musibah atau pun pada jangka waktu masa kontrak telah tercapai. 21 “Media Informasi Bumida”, Edisi No. 005V2010, h.22. 22 Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi Jakarta: Salemba Empat. 2003.,H.163. Produk asuransi harus dirancang sedemikian rupa supaya nasabah tertarik dan dapat bersaing dipasaran. Perusahaan harus dapat merancang suatu konsep produk yang dapat bersaing dengan konsep produk dari perusahaan asuransi lain. Salah satu lini usaha asuransi umum yang berkembang pesat adalah lini usaha asuransi kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan bermotor menjamin penggantian kerugian kepada pemilik kendaraan bermotor sebagai peserta asuransi terhadap kerugian atau kerusakan yang diderita akibat kendaraan bermotor tersebut mengalami kecelakaan atau hilang. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor atau mekanik, tidak termasuk kendaraan yang berjalan di atas rel. Jadi kendaraan bermotor adalah kendaraan yang berjalan di atas aspal atau tanah seperti mobil sedan, bis, truck, trailer, pick-up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan sebagainya. 23 Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang objeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya disini harta bendanya berupa kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi kebakaran umumnya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor. 24 Suatu perusahaan tidak bisa menetapkan tarif premi yang tidak didasarkan pada data risk and loss profile. Bila suatu perusahaan melakukan hal demikian, maka 23 A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2003, h.89 24 Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi Jakarta: Salemba Empat. 2003.,H.163. akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.74 tahun 2007 karena dianggap mengabaikan data statistik dan izin operasi perusahaan tersebut dapat dicabut. Bila suatu perusahaan mengabaikan data statistik, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan tersebut dan bagi para nasabah. Hal ini dikarenakan, asuransi merupakan bisnis yang mengelola risiko. Risiko itu tidak dapat kita ketahui sebelum risiko itu terjadi, maka untuk dapat mengukur risiko yang mungkin muncul di masa mendatang adalah dengan melihat kejadian sebelumnya yaitu data tentang risiko dan kerugian yang pernah terjadi. Dengan demikian, maka akan dapat diestimasi kerugian-kerugian yang mungkin akan muncul di masa mendatang. Jika suatu perusahaan tidak mendasarkan tarif preminya pada data statistik dan hanya mengejar keuntungan semata, maka ketika terjadi klaim dikhawatirkan tarif premi yang ditetapkan akan tidak cukup untuk membayarkan klaim-klaim yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini akan mengancam eksistensi perusahaan dan nasabah pun akan dirugikan karena klaimnya tidak dibayarkan. Oleh karena itulah pendasaran perhitungan tarif premi pada data statistik adalah sangat penting. Islam sangat melarang mendatangkan bahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini seperti hadis Nabi yang juga merupakan kaidah fiqh : لﺎ ْ ﺎ ا ْ ْةدﺎ ْ : ْ و ْ ﷲا ﻰ ﷲا لْﻮ ر ﻰ : ،راﺮ ﻻو رﺮ ﻻ ْنأ ﺎ قﺮ ْ أ ﻰ و ﱞ . روا أحمد Artinya : “Dari Ubadah bin Shamit, beliau berkata : “Rasulullah SAW telah memberikan keputusan bahwa seseorang tidak boleh membuat darar membuat kerusakan atau bahaya pada diri sendiri dan dirar melakukan hal yang merugikan pada orang lain . Sesungguhnya tidak ada hak bagi keringat orang yang zhalim 25 . HR. Ahmad Sesuai dengan ketentuan PMK No. 74 tahun 2007 tentang tarif asuransi kendaraan bermotor bahwa setiap perusahaan asuransi wajib menjaga dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada data risk and loss profile. Jika suatu perusahaan asuransi yang baru berdiri belum memiliki data statistik sendiri, maka dapat menggunakan data industri yang sejenis dan mendasarkan perhitungan tarif preminya pada tarif referensi yang telah diatur pada PMK tersebut. Perusahaan yang sudah memiliki data statistik mengenai risiko dan kerugian, maka dapat menetapkan tarif premi sendiri. Data statistik yang dibentuk oleh perusahaan sendiri paling tidak selama rentang waktu 5 tahun. 26 Pada asuransi kendaraan bermotor, harga pokok produk barang dan jasa merupakan keseluruhan biaya produksi yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa tersebut kepada peserta asuransi. Untuk jasa asuransi biaya produksi meliputi biaya klaim, biaya akuisisi, dan biaya operasional. Premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, terdiri dari : 1. Premi risiko murni Biaya yang jumlahnya hanya mencukupi untuk menutupi kerugian yang dialami oleh peserta klaim selama keanggotaan satu tahun dalam asuransi syariah kendaraan bermotor. 25 Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi Kritis Hadits Nabi Pendekatan Sosio Historis, Kontekstual Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2001, h. 7 26 PMK No. 74 Tahun 2007 2. Biaya Akuisisi Biaya akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pemegang polis atau pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. Biaya akuisisi ini untuk biaya agen asuransi syariah, diskon, hadiah, dan lain-lain. 3. Biaya Operasional Biaya operasional ini untuk biaya administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain. Biaya operasional ditentukan besarnya yaitu tidak boleh melebihi 15 dari jumlah produksinya atau premi 4. Profit Margin Penetapan profit margin harus dengan wajar dan tidak boleh mengandung unsur- unsur keharaman dan kezhaliman dalam prakteknya. Secara umum struktur premi asuransi kendaraan bermotor dapat digambarkan dalam Gambar berikut ini : Gambar 2.1 Struktur Premi Asuransi Kendaraan Bermotor 27 Berkisar antara 40 - 60 Maksimum 25 Maksimum 15 Berkisar antara 0 - 10 Profit Margin Biaya Operasional Biaya Akuisisi Premi Risiko Murni = Perkiraan Biaya Klaim Menurut lampiran PMK 74 tahun 2007 unsur premi murni dapat mencapai 50 dari premi yang dibebankan kepada peserta asuransi, sedangkan yang 50 lainnya berupa loading yang terdiri dari biaya operasional sebesar 15, biaya akuisisi maksimal 25 dan profit margin sebesar 10. Mengingat premi resiko murni merupakan unsur dominan dalam struktur premi asuransi kendaraan bermotor maka sangatlah penting untuk dapat menetapkan 27 PMK No. 74 Tahun 2007 premi risiko murni dengan tepat yaitu dengan memperkirakan biaya klaim atas setiap peserta asuransi dengan tepat. Asuransi kendaraan bermotor pada prinsipnya menjamin dua macam risiko, yaitu : 28 I. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor. Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah : 1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang disebabkan oleh : a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir, dari jalan, termasuk juga akibat dari kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari kendaraan brmotor yang bersangkutan. b. Perbuatan jahat orang lain. c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman dengan kekerasan kepada orang dan atau kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, dengan tujuan mempermudah pencurian kendaraan bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. d. Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang berdekatan atau tempat penyimpanan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran. 28 Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,h.163-165. e. Sambaran petir. 2. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa sebagaimana diuraikan pada poin diatas dan sebab-sebab lainnya selama penyebrangan dengan kapal feri atau alat penyebrangan resmi lain yang berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 3. Kerusakan roda, bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan. 4. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk penjagaan atau pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggi- tingginya sebesar 0,5 dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri. II. Tanggung gugat, yaitu tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga yang berkaitan dengan penggunaan kendaraan bermotor. Dalam hal ini penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung atas : 1. Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, baik yang diselesaikan melalui musyarawah maupun melalui pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dala ikhtisar pertanggungan, yang meliputi: a. Kerusakan atas harta b. Cedera badan atau kematian 2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung gugat tertanggung, yang telah dahulu disetujui oleh penanggung secara tertulis. Risiko yang tidak di jamin dalam asuransi kendaraan bermotor 29 . Secara umum risiko yang tidak dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor adalah: a. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkuranganya nilai atau kerugian keuangan lainnya yang diderita tertanggung sebgai akibat tidak dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut karena suatu kecelakaan atau sebab lain. b. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam ikhtisar polis sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain. c. Kerugian atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik sebagian maupun seluruhnya sebagai akibat penggelapan. d. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung, suami atau istri atau anak tertanggung, orang yang disuruh tertanggung, orang yang bekerja pada tertanggung, orang yang sepengetahuan atau seizing tertanggung orang yang tinggal bersama tertanggung. 29 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia diakses pada tanggal 10 Juni 2010 dari mediadata.co.id e. Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang dipertanggungkan karena aus, sifat kekurangan sendiri pada bagian itu atau pada mesinnya disebabkan oleh salah mempergunakannya f. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan disebabkan karena : 30 1. Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong kendaraan lain; untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau perlombaan kecepatan, untuk memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu trailer, untuk karnaval atau untuk pawai atau untuk melakukan tindak kejahatan atau untuk sesuatu maksud lain dari yang ditetapkan di dalam polis 2. Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa; 3. Kendaraan bermotor tersebut dengan sepengetahuan tertanggung, dijalankan dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara teknis atau dalam perbaikan; 4. Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saat terjadinya kecelakaan tidak memiliki surat izin mengemudi SIM yang sah atau oleh seorang yang berada di bawah pengaruh minuman keras atau sesuatu bahan lain yang memabukkan; 5. Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang atau tidak diperuntukkan untuk kendaraan bermotor yang dipertanggungkan dengan polis; 30 Soeisno, Djojosoedarso. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,h.166. 6. Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar atau diangkut dengan kendaraan bermotor tersebut; 7. Reaksi atau radiasi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom bagaimana juga terjadinya, apakah terjadi di dalam maupun di luar kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. g. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh: 1 Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir, genangan air, atau gejala geologi atau meteorology lainnya. 2 Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai suasana perang baik dengan pernyataan perang maupun tidak, perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil huru-hara, yang dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umum, pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan, kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama atau sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan dengan kekerasan pemerintahan yang sah secara de jure atau de facto. 3 Kerusuhan, pemogokan, atau gangguan ketertiban umum lain dan semacamnya. h. Kerugian yang dialami pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, berupa : 1 Kerusakan harta benda miliki atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. 2 Kerusakan jalan, jembatan, bangunan-bangunan yang terdapat di bawah, di atas atau di samping jalan sebagai akibat dari getaran, berat kendaraan, atau muatannya. i. Cedera badan kematian terhadap : 1 Penumpang kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. 2 Tertanggung, suami atau istri dan anak tertanggung bila tertanggung adalah perorangan. 3 Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung merupakan CV atau Firma. 4 Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, yayasan atau usaha bersama dan bentuk lainnya. 5 Orang yang bekerja pada tertanggung dengan menerima imbalan jasa. 6 Orang yang tinggal bersama tertanggung. 7 Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat, dibongkar dari kendaraan bermotor yang diperanggungkan.

E. Prinsip-Prinsip Syariah dalam Penetapan Tarif Premi