Ekstraksi Pektin Modifikasi Pektin Penentuan Waktu Optimum

17 10. Termometer 11. Batang pengaduk 12. Kertas saring 13. Hot plate 14. Corong gelas 15. pH meter 16. Pipet tetes 17. Atomic Absorption Spectrophotometry AAS 18. Fourier Transform Infra Red FTIR 3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1 Persiapan Analisis dan Kimia a. Buah markisa dicuci dan dipisahkan dari dagingnya. b. Kulit buah markisa dikeringkan dengan oven pada 105 o C. c. Kulit kering lalu diblender sampai halus.

3.3.2 Ekstraksi Pektin

Prosedur ekstraksi pektin diadopsi dari prosedur yang dilakukan Liew, dkk. [18] dan Simmaky dan Jaanaki [19] dengan sedikit modifikasi : 1. Tepung kulit markisa kering yang telah diperoleh ini kemudian ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 15 wv lalu campuran diaduk. 2. Campuran ditambahkan HCl 0,5 N sampai pH 2. 3. Campuran tersebut di panaskan diatas magnetic stirer pada kisaran suhu 60 – 70 o C selama 2 jam. 4. Campuran disaring dengan kain saring dan filtrat dibiarkan dingin sampai temperatur kamar. 5. Setelah itu ditambahkan alkohol 96 dengan perbandingan 1 : 2 vv dan dibiarkan selama 16 jam. 6. Campuran di saring dan didapatkan pektin basah. 7. Dicuci pertama dengan alkohol asam yang dibuat dengan cara 960 ml alkohol 96 ditambah HCl 4N sampai volumenya 1000 ml, lalu pencucian kedua dilakukan dengan alkohol 70 dan terakhir dengan alkohol 96. 18 8. Pektin kemudian dikeringkan dalam oven 40 o C selama 24 jam, lalu di ayak 60 mesh.

3.3.3 Modifikasi Pektin

Prosedur modifikasi pektin diambil dari Wong, dkk. [12] dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pektin dilarutkan dalam air suling sampai 1,5. 2. pH ditingkatkan menjadi 10,0 dengan NaOH 3N lalu diinkubasi pada 50 – 60 o C selama 1 jam. 3. Lalu didinginkan hingga temperatur kamar. 4. pH disesuaikan menjadi 3 dengan 3N HCl dan disimpan semalaman. 5. Sampel diendapkan dengan 95 etanol dan diinkubasi dengan es batu selama 2 jam 6. Lalu disaring dan dicuci dengan aseton. 7. Dikeringkan pada oven vakum pada 25 o C selama 8 jam. 8. Lalu diayak untuk mendapatkan ukuran 60 dan 100 mesh. 9. Selanjutnya ini diberi nama pektin dengan modifikasi.

3.3.4 Penentuan Waktu Optimum

Prosedur penentuan jumlah logam PbII yang terjerap dalam biosorben dengan variasi waktu pengadukan dilakukan dengan mengadopsi prosedur yang dilakukan oleh Sunarya [20] yaitu: 1. 1 gr biosorben dimasukkan dalam 50 ml larutan tunggal PbII dengan konsentrasi 15 ppm. 2. Campuran diaduk dengan magnetic stirrer 200 rpm selama selang waktu tertentu 30, 60, 90, dan 120 menit. 3. Disaring dan dianalisa dengan AAS pada panjang gelombang 283,3 nm. 4. Efisiensi PbII yang terjerap oleh setiap gram sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 100 x C C C Efisiensi 1 2 1 3.1 19 Keterangan : Efisiensi = Efisiensi logam PbII yang terjerap C 1 = konsentrasi larutan PbII awal ppm C 2 = konsentrasi larutan PbII akhir ppm

3.3.5 Pengaruh Bobot Biosorben