42 penyerapan logam Pb. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pektin jenis
HMP dan LMP mengandung gugus grup karboksil dengan panjang gelombang 1627,06 cm
-1
untuk HMP dan 1624,19 cm
-1
untuk LMP. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengikatan logam berat Pb oleh pektin jenis HMP dan LMP
dipengaruhi oleh adanya gugus karboksil pada pektin. Pada gambar 4.9 dan 4.10 menunjukkan bahwa proses modifikasi
mengubah struktur kerangka dari biosorben pektin, yang ditandai dengan adanya perubahan di sudut fraksi pada keduanya dan juga peningkatan nilai persen
transmitansi cahaya infrared, dimana persen transmitansi pada pektin non- modifikasi lebih kecil daripada pektin modifikasi. Menurut Sherman [67], nilai
absorbansi berbanding terbalik dengan transmitansi. Sehingga jika transmitansi besar, maka nilai absorbansinya kecil. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa nilai absorbansi pektin modifikasi lebih kecil daripada pektin non- modifikasi.
4.8 ANALISA PENENTUAN DERAJAT ESTERIFIKASI PEKTIN
MODIFIKASI DAN NON-MODIFIKASI
Pada penelitian ini derajat esterifikasi pektin dilakukan untuk melihat penurunan derajat esterifikasi pektin markisa setelah dimodifikasi. Sebanyak 0,2
gram pektin kering di basahi dengan etanol dan dilarutkan dengan aquades dan diaduk sampai larut sepenuhnya. Lalu campuran ditambahkan 3 tetes phenoftalein
dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Hasil titrasi dicatat dan di sebut dengan initial titration. Initial titration menunjukkan jumlah group korboksil bebas. Lalu sampel
ditambahkan 10 ml 0,1 N NaOH untuk menetralkan polygalacturonic acid dan sampel sampel dikocok kuat, setelah itu didiamkan sselama 2 jam pada temperatur
kamar untuk de-esterify pectin. Setelah itu sampel ditambahkan HCl 0,1 N untuk menetralkan natrium hidroksida dan di kocok sampai warna pink sampel hilang.
Lalu sampel ditambahkan 3 tetes phenoftalein lagi dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Dicatat volume NaOH yang digunakan dan di sebut final titration. Final
titration menunjukkan jumlah group karboksil teresterifikasi. Tabel 4.1 menunjukkan hasil perhitungan derajat esterifikasi pektin non-
modifikasi dan pektin modifikasi.
43 Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Derajat Esterifikasi Pektin Non-Modifikasi
Dan Pektin Modifikasi
Jenis Pektin
Initial Titration
ml Final
Titration ml
Derajat Esterifikasi
Pektin Markisa Non Modif 2,5
2,8 52,83
Pektin Markisa Modif 4,1
3,6 46,75
Tabel 4.1 menunjukkan data hasil penentuan derajat esterifikasi pektin non- modifikasi dan modifikasi, dimana diperoleh melalui hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus : DE =
4.1 Keterangan:
DE = Degree of Esterification
Final Titration = jumlah NaOH yang digunakan pada titrasi terakhir ml Initial Titration = jumlah NaOH yang digunakan pada titrasi awal ml
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa derajat esterifikasi pektin non-modifikasi lebih besar dari pada pektin modifikasi.
Menurut Garnier, dkk. [69] yang dikutip oleh Dobies, dkk. [70] menyebutkan bahwa HMP High Methoxyl Pectin memiliki DE Degree of Esterification
sebesar 50 – 80 dan LMP Low Methoxyl Pectin memiliki DE Degree of
Esterification sebesar 25 – 50. Sehingga dapat disimpulkan nilai derajat
esterifikasi pektin non-modifikasi sebesar 52,83 menunjukkan bahwa pektin yang diperoleh adalah pektin jenis HMP High Methoxyl Pectin dan derajat
esterifikasi pektin modifikasi sebesar 46,75 menunjukkan bahwa pektin hasil modifikasi adalah pektin jenis LMP Low Methoxyl Pectin.
44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN