PEKTIN Pemanfaatan Pektin Yang Dimodifikasi Dari Kulit Markisa Kuning (Passiflora edulis flavicarpa) Untuk Menyerap Logam Pb(II)

6 Gambar 2.1 Buah Markisa [23] Klasifikasi markisa kuning menurut Rukmana [23] adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Passiflorae Famili : Passifloraceae Genus : Passiflora Spesies : Passiflora edulis var. flavicarpa Dalam proses pengolahan markisa untuk menghasilkan sari buah markisa, juga dihasilkan limbah. Makin meningkatnya produksi pengolahan markisa berarti akan meningkat pula limbah yang dihasilkan. Bila dikaitkan dengan produksi markisa Indonesia pada tahun 2010 dan 51 dari buah markisa terdiri dari kulit, maka terdapat limbah kulit markisa sebanyak 67.314 ton yang belum dimanfaatkan. Padahal kulit markisa mengandung pektin yang tinggi yaitu sebesar 14 [24].

2.2 PEKTIN

Pektin adalah polimer linier dari asam D-galakturonat yang berikatan dengan ikatan 1,4- α-glikosidik [25] [26]. Polisakarida, homogalakturonat, i- ramnogalakturonat adalah 3 jenis pektin yang terdapat pada dinding sel tanaman. Homogalakturonat HG adalah rantai linier dari ikatan 1,4- α-glikosidik, yang beberapa dari gugus karboksilnya adalah metil teresterifikasi [27]. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk struktur rantai molekul pektin. 7 O H OH H OH COOH H O H OH H OH COOCH 3 H O O O H OH H OH COOCH 3 H O O H OH H OH COOH H O O Gambar 2.2 Rantai Molekul Pektin [10] Pektin pertama kali diisolasi tahun 1825 oleh Heneri Bracannot. Kegunaan utamanya adalah sebagai gelling agent dan stabilizer pada berbagai industri pangan [28]. Selain dibidang pangan, pektin juga banyak digunakan pada bidang farmasi dan kedokteran misalnya sebagai penggumpal pada terapi darah [29]. Senyawa penyusun pektin yaitu: 1. Asam pektat, adalah pektin yang tidak mengandung gugus metil ester. Senyawa ini biasanya terdapat pada sayuran dan buah yang busuk atau yang terlalu matang. 2. Asam pektina pektin, adalah asam poligalakturonat, yaitu asam yang mengandung gugus metil ester, dapat terikat dengan air membentuk jelly dan gula dalam suasana asam. 3. Protopektin, adalah komponen yang tidak larut dalam air, dapat dihirolisa dan terdispersi menjadi pektin dan pektinat [30]. Hasil ekstraksi pektin adalah berbentuk bubuk berwarna putih hingga coklat terang. Pada proses ekstraksi, sebagian gugus karboksil pada polimer pektin akan mengalami metilasi menjadi gugus metoksil. Senyawa hasil ekstraksi inilah yang disebut dengan asam pektinat pektin. Nilai derajat metilasi menentukan suhu pembentukan gel, yakni semakin tinggi derajat metilasi maka suhu pembentukan gelnya juga akan semakin tinggi [31]. Sifat fisik pektin tergantung pada karakteristik kimianya. Pada pektin dengan kadar metoksil rendah, kemampuan membentuk gel dengan gula dan asam hilang. Namun sebaliknya, pektin dengan kadar metoksil rendah ini justru mampu membentuk gel dengan penambahan ion kalsium. Sedangkan pada pektin dengan kadar metoksil tinggi, pembentukan gelnya terjadi melalui ikatan hidrogen diantara gugus karboksil bebas dan antara gugus hidroksil [32]. 8 Tabel 2.1 menunjukkan standar mutu pektin berdasarkan standar mutu International Pectin Producers Association. Tabel 2.1 Standar Mutu Pektin Berdasarkan Standar Mutu Internasional Pectin Producers Association [33] Faktor Mutu Kandungan Kekuatan gel, grade min 150 Kandungan metoksil: Pektin metoksil tinggi, Pektin metoksil rendah, 7,12 2,5 – 7,12 Kadar asam galakturonat, min 35 Kadar air, maks 12 Kadar abu, maks 10 Derajat esterifikasi untuk: Pektin ester tinggi, min Pektin ester rendah, maks 50 50 Bilangan asetil, 0,15 – 0,45 Berat ekivalen 600 - 800

2.3 EKSTRAKSI PEKTIN