2.2. Kinerja Perawat
Pada dasarnya, penilaian kerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efesien karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.Penilain kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut, kondisi kinerja perawat dapat diketahui Noviansyah dan Zunaidar, 2011.
Menurut Potter dan Perry 2005. Ada Standar Kinerja Profesional yaitu: 1.
Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan praktek keperawatan.
2. Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktek keperawatan yang
dilakukannya mengacu pada standar praktek profesionalan serta peraturan dan regulasi yang berlaku.
3. Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini dalam
praktek keperawatan. 4.
Perawat berkontribusi pada pengembangan profesional dari rekan-rekan, kolega dan orang lain.
5. Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang di tentukan
secara etis. 6.
Perawat berkolaborasi dengan klien dengan orang terdekat serta pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien.
7. Perawat menggunakan hasil penelitian di lahan praktek.
Universitas Sumatera Utara
8. Perawt mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan keamanan,
keefektipan dan biaya dalam merencanakan dan memberikan perawatan pada klien.
Menurut Prawirosentono 1999. Kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya
imbalanupah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Menurut Gibson, 2000 Syamsul Anggraini, 2013, secara teoritis ada tiga kelompok variabel
yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja perawat, yaitu: l.
Variabel Individu Variabel faktor individu meliputi kemampuan, ketrampilan, latar belakang
dan demografis merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja perawat.
2. Variabel Organisasi
Variabel faktor organisasi digolongkan dalam sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan serta sistem pengawasan
dan karir. 3.
Variabel Psikologis. Variabel faktor psikologi yang terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,
kepribadian, belajar, motivasi dan kepuasan kerja. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi
tencapaian kinerja, yaitu faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat empat tolak ukur kinerja yaitu : a.
Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan dan kecermatan. b.
Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan. c.
Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidak hadiran, keterlambatan, dan waktu kerja efektifjam kerja hilang.
d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja
Kinerja employee performance adalah tingkat dimana para perawat mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan Siti,2007. Kemudian Danuarta.A
2014 juga menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Sedangkan
menurut Keith Davis dalam Anwar prabu Mangkunegara 2009 dirumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah :Human
Performance = Ability + MotivationMotivation = Attitude + SituationAbility = Knowledge + Skill.
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan Ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + Skill. Artinya, pegawai yang
memiliki IQ rata-rata IQ 110 – 120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, perawat perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya the
right man on the right place, the right man on the right job.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang perawat dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja.
Kinerja sering sekali dikaitkan dengan motivasi Motivation dan kemampuan ability. Secara sederhana, kinerja = f ability x motivation. Namun,
faktor kesempatan opportunity hendaknya tidak dilupakan. Oleh karena itu, persamaaan kinerja menjadi sebagai berikut: kinerja = f ability x motivation x
opportunity. Gambar 2.1. Dimensi Kinerja.
Sumber: Stoner J.A, R.E. Freman dan D.R. Gilbert Jr 1995 dalam Wijayanto 2012
1. Motivasi Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting
dalam mendorong seorang perawat untuk bekerja.Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi
Stephen P. Robbins, 2001. Kemudian Yusuf.E.A 2008 mengatakan ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.
Upaya merupakan ukuran intensitas.
Kemampuan
Motivasi
Peluang Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan
kinerja yang tinggi. Motivasi adalah sebagai kesiapan khusus seseorang untuk melakukan atau melanjutkan serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk mencapai
beberapa sasaran yang telah ditetapkan. Motivasi kerja adalah sesuatu hal yang berasal dari internal individu yang menimbulkan dorongan atau semangat untuk
bekerja keras Ilyas, 2012. Motivasi kerja adalah motif yang mendorong perawat untuk melakukan
pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi jabatan yang di nilai atau diukur berdasarkan dimensi motivator dan faktor hygiene , Herzberg 1966 dalam Teck
Hong dan Wahed 2011. Untuk mengukur motivasi kerja, terdiri dari 9 sembilan indikator diantaranya:
1. Achievement Prestasi kerja adalah Keberhasilan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas.
4. Advancement pengembangan diri adalah suatu keinginanan seseorang
untuk mengembangkan karir dibidang keuangan. 5.
Work it self pekerjaan itu sendiri adalah variasi pekerjaan dan kontrol atas metode serta langkah-langkah kerja.
6. Recognition pengakuan artinya perawat memperoleh pengakuan dari
koperasi bahwa ia adalah orang, berprestasi baik diberi penghargaan, dan pujian.
7. Company policy kebijakan perusahaan adalah aturan yang ditetapkan
oleh koperasi sebagai pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
8. Relationship with peers hubungan dengan rekan kerja adalah
komunikasi antar perawat dalam menyelesaikan tugas. 9.
Work security keamanan kerja adalah persepsi individu perawat terhadap perawat variabilitas nilai imbalan, mutasi wilayah, peluang
pemutusan hubungan. 10.
Relationship with supervisor Hubungan dengan atasan merupakan unsur utama dari kepuasan kerja perawat.
11. Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh perawat meliputi upah,
premi bonus, dan tunjangan. Motivasi terbentuk dari sikap Attitude seorang perawat dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri perawat yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. Sikap
mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental yang siap secara psikofik
artinya, seorang perawat harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dalam mencapai
situasi kerja. 2. Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan realita, artinya perawat yang memiliki IQ yang rata-rata IQ 110-120
dengan memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan oleh
karena itu perawat perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya Gibson 2000.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan berkaitan dengan karakter individu karena setiap individu pasti memiliki kemampuan, hanya saja tingkat kemampuannya berbeda, meliputi
:pengetahuan, pengalaman, keterampilan, bakat, kepribadian dan pendidikan. Oleh karena itu perlu penyesuaian antara kemampuan individu dengan pekerjaan
yang diberikan akan meningkatkan kinerja individu sumber daya manusia organisasi public,Gibson 2000.
Kemampuan kerja adalah suatu kapasitas individu untukmengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan Robbins,1998. Salah satu faktor yang
sangat penting dan berpengaruhterhadap keberhasilan perawat di dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah kemampuan kerja. Kemampuan
merupakanpotensi yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sehingga memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Dalam fungsi operasional manajemen kemampuan kerja merupakan fungsi
pengembangan, karena dalam fungsi ini pengembangan kemampuan kerja perawat sangat diperhatikan. Kemampuan kerja pada dasarnya sangat berpengaruh
terhadap mutu atau bobot hasil kerja yang dicapai oleh perawat. Hal ini dapat dimengerti karena dalam kemampuan kerja terdapat berbagai potensi kecakapan,
keterampilan, serta potensi yang lainyang mendukung yang tercermin dalam kondisi fisik dan psikis. Demikian konsep kemampuan kerja mengandung
pengertian kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Farlen.F 2011 untuk meningkatkan kemampuan kerja perawat ada tiga komponen yang meliputi :
1. Upaya mengembangkan dan memelihara pertumbuhan rohani dan jasmani
serta usaha menjaga kesehatan. Jika seseorang memiliki pertumbuhan fisik dan psikis yang kuat maka ia akan memiliki potensi dan peluang yang
besar untuk ditumbuhkan dan dikembangkan kemampuan kerjanya. 2.
Upaya bukan hanya terbatas pada kemampuan ratio dan fisik untuk memecahkan masalah - masalah yang dihadapi dalam jangka pendek, akan
tetap mencakup ketahanan, keuletan fisik dan mental dalam mengatasi berbagai kesulitan dan tekanan dalam pekerjaan sehingga selesai dan
mencapai hasil. 3.
Upaya agar seseorang setelah memiliki kemampuan kerja adalah mempekerjakannya untuk membuat agar setiap organisasi yang memiliki
kemampuan dimanfaatkan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Kemampuan kerja sangat menentukan kinerja perawat dalam sebuah perusahaan atau rumah sakit tersebut. Keberhasilan dan kecakapan pelaksanaan
pekerjaan dalam suatu rumah sakit sangat bergantung pada kinerja perawatnya. Sehingga kemampuan kerja merupakan hal penting bagi seorang perawat untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan