Hubungan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan

(1)

Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan Hajirun Ahmad Dalimunthe

141121010

Saya adalah mahasisiwa di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan. Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, Desember 2015


(2)

KUESIONER

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA MEDAN

Medan, Desember 2015

Kepada Bpk/Ibu/sdr/Sdri para perawat rumah sakit Permata Bunda yang terhormat,

Dengan hormat,

Memperbaiki keputusan di bidang SDM di Rumah Sakit ini seperti penempatan perawat, pengadaan fasilitas, evaluasi prosedur kerja, sdb. Kami sangt membutuhkan partisipasi Anda selaku perawat untuk mengisi kuesioner berikut. Anda memiliki peluang menyuarakan pendapat atau memberi masukan berharga. Oleh karena itu, gunakan kesempatan ini dengan memjawab terlampir secara jujur seperti yang Anda rasakan sebenarnya di Rumah Sakit ini.

Petunjuk pengisian kuesioner :

Kuesioner dibawah ini memuat sejumlah pernyataan. Silahkan tunjukkan seberapa besar tingkat persetujuan/ketidaksetujuan Anda terhadap setiap pernyataan dengan memberi tanda √ pada kotak jawaban yang Anda pilih. Tidak ada jawaban benar atau salah. Beberapa pernyataan tanpa memiliki arti yang hampir sama; hal ini tidak perlu Anda hiraukan. Anda cukup menjawab langsung sesuai dengan yang muncul pertama kali dalam pikiran Anda.

Selamat mengisi kuesioner berikut!

• Umur : ... • Jenis kelamin saya : Pria Wanita

• Pendidikan : S1/Ners D3 SPK


(3)

1-5 tahun

Lebih dari 5 tahun Kuesioner ini diisi oleh responden I. Stres Kerja

Petunjuk: berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang tersedia:

SL = Selalu saya dilakukan S = Sering saya dilakukan

KK = Kadang-kadang saya dilakukan TP = Tidak Pernah saya dilakukan A.Sumber Tekanan

No Pernyataan SL S KK TP

1. Saya terbebani dengan pekerjaan saya sekarang.

2. Saya merasa bekerja sendiri tanpa dibantu oleh rekan kerja yang lain.

3. Rekan kerja saya di rumah sakit menerima kritik tanpa kemudian sakit hati.

4. Kepala ruangan memiliki hubungan yang baik dengan saya.

5. Saya mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan.

6. Kepala ruangan memperlakukan saya secara adil dalam pekerjaan.

7. Rumah sakit ini sangat memperhatikan kesejahteraan saya.

8. Saya mendapat imbalan yang sesuai dengan pekerjaan yang telah saya lakukan.

9. Saya merasa kurang mendapatkan pelatihan untuk menambah pengetahuan .

10. Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja.


(4)

11. Saya mampu bekerja dalam tim.

12. Saya merasa tidak memiliki waktu untuk mengambil cuti.

B. Perbedaan Individual No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya menghabiskan waktu mengikuti rapat/pertemuan yang tidak penting dan menyita jam kerja saya.

2. Rekan kerja kurang membantu saya jika mengalami kesulitan saat bekerja.

3. Saya tidak menyukai rekan kerja yang tidak cekatan dalam bekerja.

4. Saya merasa kepala ruangan membeda-bedakan saya dengan rekan kerja yang lain.

5. Saya sering bekerja sama dengan rekan kerja saya untuk menyelesaikan pekerjaan

6. Kepala ruangan menuntut tanggungjawab lebih dari kemampuan yang saya miliki.

7. Pujian yang diberikan oleh kepala ruangan menambah semangat saya dalam bekerja.

8. Saya tidak diperbolehkan kepala ruangan untuk menyelesaikan sendiri masalah pekerjaan yang sebenarnya saya mampu melakukannya.

C. Akibat /Efek No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga pasien.

2. Saya merasa senang dan menikmati bekerja di rumah sakit ini.

3. Saya dapat mengatasi kesulitan yang saya alami dalam bekerja.

4. Kepala ruangan meminta pendapat/masukan kepada saya tentang masalah perawatan pasien.

5. Saya tetap semangat menjalankan pekerjaan walaupun pernah mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan.

6. Saya tetap terus bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.

7. Saya merasa karier saya tidak akan maju jika terus bekerja di rumah sakit ini.


(5)

10 Sesulit apapun masalah pasien yang saya tangani, saya tetap bekerja dengan baik.


(6)

II. Kinerja Perawat

Kuesioner ini diisi oleh responden

Petunjuk: berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang tersedia:

SL = Selalu saya dilakukan S = Sering saya dilakukan

KK = Kadang-kadang saya dilakukan TP = Tidak Pernah saya dilakukan A.Standart I: Pengkajian

No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya melakukan pemeriksaan fisik.

2. Saya melakukan wawancara kepada pasien.

3. Saya menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium untuk data dasar pengkajian pasien.

4. Saya memberikan penjelasan kepada keluarga agar mengikuti prosedur.

5. Saya mengkaji status psikososial-spritual pasien.

6. Saya melakukan pengkajian secara lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk.

7. Saya mengkaji dengan cara mengobservasi kondisi pasien.

8. Saya mendokumentasikan hasil pengkajian keperawatan pasien.

B.Standart II: Diagnosa Keperawatan No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Diagnosa keperawatan yang dibuat berdasarkan pada data pasien yang telah dikaji.

2. Diagnosa keperawatan yang saya tentukan berfokus pada respon actual atau resiko.

3. Diagnosa keperawatan sesuaidengan prioritas masalah pasien pada saat itu.

4. Diagnosa keperawatan yang dibuat berdasarkan pada masalah kebutuhan pasien saat itu.


(7)

C. Standart III: Perencanaan Keperawatan No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya menetapkan prioritas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien.

2. Saya merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan evaluasi diagnosa keperawatan pasien.

3. Saya merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan kegawatan masalah pasien.

4. Saya melibatkan pasien dan keluarganya saat menetapkan tujuan rencana keperawatan.

5. Saya menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

6. Rencana asuhan keperawatan yang saya buat bersarkan pada tindakan independen.

7. Rencana asuhan keperawatan yang saya buat bersarkan pada tindakan dependen.

8. Rencana asuhan keperawatan yang saya buat bersarkan pada kolaborasi.

9. Rencana asuhan keperawatan yang saya buat bersarkan pada pendidikan kesehatan.

10. Saya mendokumentasikan rencana keperawatan yang saya tentukan.

D. Standart IV: Pelaksanaan (Implementasi) Keperawatan No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada standart prosedur.

2. Saya menggunakan kemampuan kognitif dalam pengambilan keputusan klinis.

3. Saya membangun hubungan kepercayaan dengan rekan kerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 4. Saya berkolaborasi dalam melakukan tindakan

keperawatan.

5. Saya melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien. 6. Saya menyampaikan masalah pasien secara jelas


(8)

7. Saya menyampaikan kebutuhan pasien secara jelas dalam memberikan asuhan keperawatan.

8. Saya mendokumentasikan implementasi keperawatan yang saya lakukan.

E. Standart V: Evaluasi Keperawatan No.

Pernyataan SL S KK TP

1. Saya mengevaluasi respon pasien terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi yang saya tentukan berdasarkan pada tujuan yang diharapkan/kriteria hasil.

3. Evaluasi yang saya tentukan berdasarkan data subjektif dan objektif.

4. Saya menginterpretasi dan menyimpulkan kondisi pasien bersarkan pada analisa saya.

5. Saya merencanakan ulang tindakan keperawatan pasien.

6. Saya mendokumentasikan evaluasi keperawatan pasien.


(9)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL STRES

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.954 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

s1 3.10 .481 30

s2 3.00 .587 30

s3 2.60 .770 30

s4 3.13 .507 30

s5 2.53 .776 30

s6 3.07 .521 30

s7 3.07 .521 30

s8 2.57 .817 30

s9 3.00 .587 30

s10 3.20 .610 30

s11 3.17 .747 30

s12 2.90 .845 30

s13 3.00 .643 30

s14 2.97 .850 30

s15 3.13 .629 30

s16 3.13 .730 30

s17 2.80 .761 30

s18 3.23 .568 30

s19 2.83 .834 30

s20 3.13 .571 30

s21 3.37 .556 30

s22 2.90 .845 30

s23 3.13 .507 30

s24 3.33 .547 30


(10)

s26 2.90 .759 30

s27 3.07 .450 30

s28 2.90 .759 30

s29 3.13 .507 30

s30 3.17 .461 30

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

s1 87.57 160.530 .783 .952

s2 87.67 161.402 .573 .953

s3 88.07 154.685 .784 .951

s4 87.53 159.982 .784 .952

s5 88.13 156.464 .682 .952

s6 87.60 159.214 .823 .952

s7 87.60 159.214 .823 .952

s8 88.10 154.507 .744 .952

s9 87.67 163.195 .450 .954

s10 87.47 162.395 .484 .954

s11 87.50 159.362 .551 .954

s12 87.77 155.840 .652 .953

s13 87.67 163.678 .377 .955

s14 87.70 155.390 .669 .953

s15 87.53 160.878 .566 .953

s16 87.53 160.326 .510 .954

s17 87.87 154.533 .803 .951

s18 87.43 159.357 .740 .952

s19 87.83 154.764 .715 .952

s20 87.53 158.602 .790 .952

s21 87.30 160.286 .689 .952

s22 87.77 153.771 .755 .952

s23 87.53 163.085 .537 .954

s24 87.33 163.057 .497 .954

s25 87.47 161.016 .451 .955

s26 87.77 157.013 .668 .952

s27 87.60 163.490 .574 .953

s28 87.77 156.323 .706 .952

s29 87.53 164.671 .412 .954

s30 87.50 164.534 .469 .954

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 90.67 170.299 13.050 30


(11)

Karakteristik Perawat Frequency Table

U_kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid =<30 tahun 14 48.3 48.3 48.3

>30 tahun 15 51.7 51.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 4 13.8 13.8 13.8

Perempuan 25 86.2 86.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid S1/Ners 9 31.0 31.0 31.0

D3 20 69.0 69.0 100.0

Total 29 100.0 100.0

S_perkawinan Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kawin 22 75.9 75.9 75.9

Belum kawin 7 24.1 24.1 100.0


(12)

lama kerja kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Vali

d

Kurang dari 1

tahun 1 3.4 3.4 3.4

1-5 tahun 9 31.0 31.0 34.5

Lebih dari 5

tahun 19 65.5 65.5 100.0

Total 29 100.0 100.0

Stres Kerja Frequency Table

s1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 4 13.8 13.8 13.8

KK 4 13.8 13.8 27.6

S 18 62.1 62.1 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

s2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 16 55.2 55.2 62.1

S 11 37.9 37.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

s3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 20 69.0 69.0 75.9

S 7 24.1 24.1 100.0


(13)

Valid TP 3 10.3 10.3 10.3

KK 4 13.8 13.8 24.1

S 19 65.5 65.5 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

s5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 4 13.8 13.8 13.8

S 22 75.9 75.9 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

s6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 4 13.8 13.8 13.8

KK 12 41.4 41.4 55.2

S 11 37.9 37.9 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

s7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 3 10.3 10.3 10.3

KK 3 10.3 10.3 20.7

S 21 72.4 72.4 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0


(14)

s8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 13 44.8 44.8 44.8

S 16 55.2 55.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SL 1 3.4 3.4 3.4

S 10 34.5 34.5 37.9

KK 16 55.2 55.2 93.1

TP 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 3 10.3 10.3 10.3

KK 3 10.3 10.3 20.7

S 18 62.1 62.1 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

s11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 8 27.6 27.6 34.5

S 10 34.5 34.5 69.0

SL 9 31.0 31.0 100.0


(15)

Valid SL 3 10.3 10.3 10.3

S 6 20.7 20.7 31.0

KK 6 20.7 20.7 51.7

TP 14 48.3 48.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

s13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 14 48.3 48.3 48.3

KK 3 10.3 10.3 58.6

S 12 41.4 41.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

s14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 15 51.7 51.7 51.7

KK 7 24.1 24.1 75.9

S 7 24.1 24.1 100.0

Total 29 100.0 100.0

s15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 12 41.4 41.4 41.4

KK 2 6.9 6.9 48.3

S 15 51.7 51.7 100.0


(16)

s16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 14 48.3 48.3 48.3

KK 3 10.3 10.3 58.6

S 12 41.4 41.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

s17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 11 37.9 37.9 37.9

S 14 48.3 48.3 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

s18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 12 41.4 41.4 41.4

KK 4 13.8 13.8 55.2

S 13 44.8 44.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

s19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 11 37.9 37.9 44.8

S 10 34.5 34.5 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0


(17)

Valid SL 3 10.3 10.3 10.3

S 6 20.7 20.7 31.0

KK 8 27.6 27.6 58.6

TP 12 41.4 41.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

s21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 1 3.4 3.4 10.3

S 17 58.6 58.6 69.0

SL 9 31.0 31.0 100.0

Total 29 100.0 100.0

s22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 11 37.9 37.9 44.8

S 10 34.5 34.5 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

s23

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 1 3.4 3.4 10.3

S 22 75.9 75.9 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0


(18)

s24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 3 10.3 10.3 10.3

S 20 69.0 69.0 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

s25

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 3 10.3 10.3 10.3

KK 3 10.3 10.3 20.7

S 14 48.3 48.3 69.0

SL 9 31.0 31.0 100.0

Total 29 100.0 100.0

s26

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 7 24.1 24.1 31.0

S 16 55.2 55.2 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

s27

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SL 4 13.8 13.8 13.8

S 4 13.8 13.8 27.6

KK 9 31.0 31.0 58.6

TP 12 41.4 41.4 100.0


(19)

Valid KK 13 44.8 44.8 44.8

S 12 41.4 41.4 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

s29

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 15 51.7 51.7 51.7

S 12 41.4 41.4 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

s30

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 6.9 6.9 6.9

KK 6 20.7 20.7 27.6

S 17 58.6 58.6 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berat 6 20.7 20.7 20.7

Sedang 18 62.1 62.1 82.8

Ringan 5 17.2 17.2 100.0


(20)

Frequency Table

Sumber_Tekanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berat 7 24.1 24.1 24.1

Sedang 17 58.6 58.6 82.8

Ringan 5 17.2 17.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

Perbedaan_individual

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berat 4 13.8 13.8 13.8

Sedang 17 58.6 58.6 72.4

Ringan 8 27.6 27.6 100.0

Total 29 100.0 100.0

Akibat/efek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berat 15 51.7 51.7 51.7

Sedang 11 37.9 37.9 89.7

Ringan 3 10.3 10.3 100.0


(21)

k1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 11 37.9 37.9 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 10 34.5 34.5 75.9

SL 7 24.1 24.1 100.0

Total 29 100.0 100.0

k3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 11 37.9 37.9 37.9

S 12 41.4 41.4 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 12 41.4 41.4 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0


(22)

k5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 13 44.8 44.8 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

k6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 7 24.1 24.1 65.5

SL 10 34.5 34.5 100.0

Total 29 100.0 100.0

k7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 14 48.3 48.3 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 8 27.6 27.6 69.0

SL 9 31.0 31.0 100.0


(23)

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 11 37.9 37.9 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 12 41.4 41.4 41.4

S 14 48.3 48.3 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 17 58.6 58.6 58.6

S 9 31.0 31.0 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 17 58.6 58.6 58.6

S 5 17.2 17.2 75.9

SL 7 24.1 24.1 100.0


(24)

k13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 8 27.6 27.6 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 5 17.2 17.2 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 16 55.2 55.2 55.2

S 7 24.1 24.1 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 16 55.2 55.2 55.2

S 8 27.6 27.6 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0


(25)

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 7 24.1 24.1 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

k18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 9 31.0 31.0 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 8 27.6 27.6 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 16 55.2 55.2 55.2

S 6 20.7 20.7 75.9

SL 7 24.1 24.1 100.0


(26)

k21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 11 37.9 37.9 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

k22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 15 51.7 51.7 51.7

S 11 37.9 37.9 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k23

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 12 41.4 41.4 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 12 41.4 41.4 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0


(27)

Valid KK 17 58.6 58.6 58.6

S 8 27.6 27.6 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

k26

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 17 58.6 58.6 58.6

S 10 34.5 34.5 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0

Total 29 100.0 100.0

k27

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 15 51.7 51.7 51.7

S 7 24.1 24.1 75.9

SL 7 24.1 24.1 100.0

Total 29 100.0 100.0

k28

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 19 65.5 65.5 65.5

S 8 27.6 27.6 93.1

SL 2 6.9 6.9 100.0


(28)

k29

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 10 34.5 34.5 96.6

SL 1 3.4 3.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

k30

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 12 41.4 41.4 89.7

SL 3 10.3 10.3 100.0

Total 29 100.0 100.0

k31

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 18 62.1 62.1 62.1

S 5 17.2 17.2 79.3

SL 6 20.7 20.7 100.0

Total 29 100.0 100.0

k32

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 13 44.8 44.8 44.8

S 11 37.9 37.9 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0


(29)

Valid KK 20 69.0 69.0 69.0

S 5 17.2 17.2 86.2

SL 4 13.8 13.8 100.0

Total 29 100.0 100.0

k34

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 13 44.8 44.8 44.8

S 16 55.2 55.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

k35

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 14 48.3 48.3 48.3

S 10 34.5 34.5 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

k36

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 16 55.2 55.2 55.2

S 8 27.6 27.6 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0

Total 29 100.0 100.0

k37

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 15 51.7 51.7 51.7

S 9 31.0 31.0 82.8

SL 5 17.2 17.2 100.0


(30)

Kinerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 7 24.1 24.1 24.1

Cukup 12 41.4 41.4 65.5

Kurang 10 34.5 34.5 100.0

Total 29 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stres * kinerja 29 100.0% 0 .0% 29 100.0%

stres * kinerja Crosstabulation kinerja

Total Baik Cukup Kurang

stres Berat Count 0 1 5 6

% within stres .0% 16.7% 83.3% 100.0% % within kinerja .0% 8.3% 50.0% 20.7%

% of Total .0% 3.4% 17.2% 20.7%

Sedang Count 5 10 3 18

% within stres 27.8% 55.6% 16.7% 100.0% % within kinerja 71.4% 83.3% 30.0% 62.1% % of Total 17.2% 34.5% 10.3% 62.1%

Ringan Count 2 1 2 5

% within stres 40.0% 20.0% 40.0% 100.0% % within kinerja 28.6% 8.3% 20.0% 17.2%

% of Total 6.9% 3.4% 6.9% 17.2%

Total Count 7 12 10 29

% within stres 24.1% 41.4% 34.5% 100.0% % within kinerja 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 24.1% 41.4% 34.5% 100.0%


(31)

Correlations

stres kinerja Spearman's rho stres Correlation Coefficient 1.000 -.511**

Sig. (2-tailed) . .005

N 29 29

kinerja Correlation Coefficient -.511** 1.000

Sig. (2-tailed) .005 .

N 29 29


(32)

(33)

(34)

LAMPIRAN

Lampiran I

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 1 Studi Kepustakaan

2 Penyusunan Proposal 3 Seminar Proposal

4 Uji valid dan Reliabilitas 5 Penelitian

6 Pengolahan Data 7 Seminar Skripsi 8 Perbaikan Skrisi


(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

1. Nama : Hajirun Ahmad Dalimunthe

2. Nim : 141121010

3. Temat/Tanggal Lahir : Padang Sidimpuan, 12 September 1986 4. Anak ke : 9 dari 9 bersaudara

5. Agama : Islam

6. Alamat : Ujunggurap Kec. Batu Nadua Kota Padang Sidimpuan.

7. Pendidikan :

- SD Negeri 142480 Padang Sidimpuan (1995-2000)

- SMP Swasta BM. Muda Plus Padang Sidimpuan (2000-2002) - SMA Negeri 4 Padang Sidimpuan (2002-2005)

- DIII Keperawatan Akper Suhada Padang Sidimpuan (2005-2008) 8. Tahun Masuk Universitas : 2014


(50)

AbuAlRub, R.F dan Al-Zaru, I.M. (2008). Job Stress, Recognition, Job

Performance and Intention to Stay at Work Among Jordanian Hospital Nurses. Journal of Management. 16 : 227-236.

Alanna, A.,(2007). Gambaran Umum Stres Kerja pada Pekerja Sosial Suku non

Aceh di Aceh Tahun 2007.http://www.repocitory usu.ac.id FAKULTAS

PSIKOLOGI Universitas Sumatera utara.

Anitawidanti, H.,(2010). Analisis Hubungan Antara Stress Kerja dengan

Kepuasan kerja Karyawan Berdasarkan Gender. Htpp://www.care.ac.uk

fakultas Ekonomi Universitas Diponegoo Semarang 2010.

Astuti.D.S., (2010). Model personal-organization (P-O FIT Model) Terhadap

Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan.Jurnal

Bisnis dan Ekonomi (JBE) Universitas Stikubank.Semarang.

Cooper, C.L. & Williams, S., (1998). “Measuring Occupational Stress :

evelopment of the Pessure Management Indicator”, Journal dari

Occupational Health Psychology, 3(4):306-321.

Farlen,F.,(2011). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan. http:// repository. upnyk. ac. id/ 1319/ 1/ 152090083.

pdf.Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional“VETERAN” Yogyakarta.

Febriani, R.N., 2009. Penderita Gangguan Jiwa Terus Meningkat. Diakses 19 April

Gibson, J.L. et.al. (2000). Orgnisasidan manejemen: Perilaku, Struktur, Proses. terjemahan Jarkasih Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Hidayat, A.A., (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Haryanto,D.W., (2014). Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Terhadap Kepuasan

Kerja (Studi Pada Perawat RSUD Kota Semarang). Skripsi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang,2014.

Hardjana,M.A., (1994). Stress Tanpa Distres:Seni Mengolah Stress. Yagyakarta: Kanisius.


(51)

Juniarta,I., (2015). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan KerjaTerhadap Kerja

Karyawan Koperasidi Denpasar.

Denpasar.

Joeharno, Natsir Erlin, 2008. Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan

Keperawatan di Rumah Sakit dan Faktor yang Mempengaruhinya.

http://www.blogjoeharno.blogspot.com, diakses 25 April 2009

Kristiyanti, M., 2012. Peran Indikator Kinerja dalam Mengukur Kinerja

Manajemen. Majalah Ilmiah Informatika. 3(3) ; 103-123.

Laschinger,S.K.H dkk, (2001).Promoting Nurses’ Health: Effect of empowerment

on Job Strain and Work Satisfaction.

April 2001/Vol.19/No.2.

Lu Luo, Kao S,Siu O, Lu C.2010. Work Stressors, Chinese Coping Strategies and

Job Performance in Greater China. International Journal of Psychology.

45 (4) : 294-302.

Mulyono, M.H., 2013. Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Perawat di

Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal AKK. 2(1); 18-26.

Muninjaya, G., (2013). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC Munandar, A.S., 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Nurhendar,S., (2007). Pengaruh stress Kerja dan Semangat Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Bagian produksi (Studi kasus pada CV.Aneka Ilmu Semarang). Jurnal

Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan

profesional. Jakarta ; Salemba Medika.

Notoatmodjo, S., (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Noviansyah dan Zunaidah.2011. Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja.Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 9 (18) : 43-58


(52)

Park Jungwee. 2007. Work Stress and Job Performance. Statistic Canada. No 75-001-XIE

PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesi) (2000).Standar Asuhan

Keperawatan.http://www.inna-ppni.or.id/index.php. Jakarta.

Potter dan Perry.,(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester, Ed.4. EGC. Jakarta.

Prihatini,D.L., (2007). Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja

Perawat Di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007.

Pratama dkk.,(2015). Kepuasan Kerja dan Stress Kerja.http:// herususilofia. lecture.ub.ac.id. Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijawa. Malang.

Ritonga,A., (2014). Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien Di ruang Rawat Inap Penyakit dalam Rindu A RSUP.H.Adam Malik Medan Tahun 2014. SkripsiProgram Studi Ners

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2

Susilo.H.,(2015).Kepuasan Kerja dan Stres Kerja.

Siahaan, D. N. (2011). Kinerja Perawat Dalam pemberian Asuhan Keperawatan

di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan. Skripsi Universitas Sumatera

Utara. Medan

Simarmata, J.N.; Syam, B.; Arruum, D., 2014.Hubungan Motivasi Perawat dalam

Supervisi Kepala Ruangan terhadap KInerja Perawat di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Tesis Pascasarjana Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Medan

Sregar, H.M., (2010). Redakan Stress dengan Makanan-makanan Khusus (Cara

Khusus cespleng Mengusir Stress). Jogjakarta: FlashBooks.

Syaiin, S., 2008. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Klinik

Spesialis Bestari Medan Tahun 2007. Tesis Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara. Medan

Tunjungsari,P., (2011). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Jurnal Komputer Indonesia. 1(1):1-14.


(53)

Wijono. 2006. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran terhadap Stres Kerja

Perawat. Jurnal Kesehatan Insan. 8(3): Surakarta

Yusuf,E.A., (2008). Pengaruh motivasi terhadap peningkatan kinerja. https://teknologikinerja.wordpress.com/2008/05/06/pengaruh-motivasi-terhadap-peningkatan-kinerja/. Jakarta.

Zunaidar dan Noviansyah, (2011).Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja


(54)

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penilitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penilitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penilitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap yang dipilh sesuai dengan indentifikasi masalahnya (Aziz, 2007).

Stres kerja yang dirasakan perawat akan berdampak kepada pelayanan kesehatan yang perawat berikan kepada pasien. Stres pada pekerjaan itu akan mempengaruhi kinerja perawat itu sendiri. Rumh sakit harus memperhatikan variabel yang mempunyai potensi menurunkan kinerja perawat, salah satunya adalah stres kerja.

Uraian diatas dapat diajukan kerangka pemikiran yang dapt dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Stress Kerja - Sumber Tekanan - Perbedaan Individual - Akibat

Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan

Keperawatan - Baik

- Cukup - Kurang


(55)

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007).

Table 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat ukur

Hasil ukur

Skala Ukur 1. Variabel

Independen: Stres Kerja

Kondisi ketegangan perawat pelaksana saat bekerja yang mempengaruhi emosi dan proses berpikir dari sumber tekanan, perbedaan individual dan akibat di rumah sakit Permata Bunda Medan.

Menggunakan Kuesioner yang terdiri dari 30

pernyataan dengan menggunakan skala

Likert Selalu (SL) diberi

nialai 4, Sering (S) diberi nilai 3, Kadang-kadang (KK) diberi nilai 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1. Berat = 90-120 Sedang = 60-89 Ringan = 30-59 Ordinal

2. Variabel dependen: Kinerja Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan Tindakan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi) di ruangan rumah sakit Permata Bunda Medan.

Kuesioner 37 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert Selalu (S) diberi nialai 4, Sering (S) diberi nilai 3, Kadang-kadang (KK) diberi nilai 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1.

Baik =113-148 Cukup = 75-112 Kurang =37-74 Ordinal


(56)

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kolerasi dengan desain potong lintang(cross sectional), yaitu untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan, dimana data yang menyangkut variabel independen dan dependen diukur dalam waktu yang bersamaan (sekali waktu).

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Permata Bunda berjumlah 29 orang tahun 2015.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang IGD dan ICU Rumah Sakit Permata Bunda berjumlah 29 orang dengan tehnik pengambilan sampel adalah total sampling.

4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi

Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang IGD dan ICU Rumah SakitPermata Bunda Medan.

4.3.2. Waktu


(57)

Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket, observasi, wawancara, test dan dokumentasi (Hidayat, 2007).

Cara pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa kuesioner dengan beberapa pernyataan. Penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pernyataan dan diajukan secara tertulis kepada responden penelitian untuk mendapatkan tanggapan, informasi serta jawaban. Sebelum dilakukan pengambilan data, kuesioner terdiri dari 67 item yaitu 30 item untuk stres kerja dan 37 item untuk kinerja perawat dengan menggunakan skala likert, masing-masing pernyataan berisikan 4 alternatif pilihan dengan menceck list jawaban yang dipilih.

Variable stres kerja yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah dan di uji cobakan di lapangan untuk menguji kelengkapan pertanyaan disamping itu untuk menguji validitas dan reabilitas daftar pertanyaan tersebut. Setelah di uji coba ternyata semua item pernyataan biasa di pergunakan. Cara penghitungan dengan melihat skor terkecil=30 dan jumlah skor terbesar=120 pada stres kerja sedangkan untuk kinerja perawat skor terkecil=37 dan skor terbesar=148. Data ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat. Sedangkan data skunder dikumpulkan dari surpey langsung ke lapangan dan pengisian data yang sudah disediakan oleh peneliti untuk di isi perawat pelaksana


(58)

sebelum mengisi kuesioner yang sudah di bagikan yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, dan lama bekerja.

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.1 Uji Validitas

Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas. Uji validitas dilakukan pada variabel stres kerja, sedangkan pada variabel kinerja sudah valid sebesar 0,95 (Simarmata; Syam; Arruum, 2014). Uji validitas dilakukan kepada 3 orang validator Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan komputer yang ditunjukkan dengan nilai Corrected Item- Total Correlation masing-masing butir pertanyaan pada

α

= 5%. Ketentuan item pertanyaan dikatakan valid pada penelitian ini, jika :

1. Nilai Corrected ItemTotal Correlation ≥ 0,361 dikatakan valid 2. Nilai Corrected ItemTotal Correlation < 0,361 dikatakan tidak valid

Hasil uji validitas di atas diperoleh bahwa seluruh item pertanyaan terlihat nilai Corrected item-Total correlation > 0,361, berarti semua item pertanyaan valid.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan pada variabel stres kerja, sedangkan pada variabel kinerja sudah reliabel sebesar 0,93 (Simarmata; Syam; Arruum, 2014). Uji reabilititas dilakukan kepada 30 perawat di Rumah Sakit Umum Islam


(59)

menunjukkan ketepatan dan dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s

Alpha, yaitu menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan

ketentuan, jika nilai r-Alpha>0,60, maka dinyatakan reliabel. Nilai r-Alpha untuk penentuan reliabilitas adalah :

1. Nilai Cronbanch’s Alpha ≥ r-tabel dikatakan reliabel 2. Nilai Cronbanch’s Alpha < r-tabel dikatakan tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas di atas diperoleh bahwa seluruh item pertanyaan terlihat nilai

Cronbach’s Alpha > 0,954, artinya variabel stres reliabel.

4.6. Instrumen Penelitian

Dalam mengukur hubungan stres kerja dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda, diberikan kuesioner dengan menggunakan skala Likert.

4.6.1. Stres Kerja

Untuk mengukur stres pada perawat di ruang IGD dan ICU diambil 30 pernyataan. Setiap jawaban “Selalu (SL)” diberi nilai 4, “Sering (S)” diberi nilai 3“Kadang-kadang (KK)” diberi nilai 2, dan “Tidak Pernah (TP)” diberi nilai 1. Maka skor tertinggi 120 dan skor terendah 30.

Maka stres kerja dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu: Berat = jika responden mendapat skor 90 - 120

Sedang = jika responden mendapat skor 60–89 Ringan = jika responden mendapat skor 30 – 59


(60)

4.6.2. Kinerja Perawat

Untuk mengukur kinerja perawat di ruang IGD dan ICU diambil dari 37 pernyataan. Setiap jawaban “Selalu (SL)” diberi nilai 4, “Sering (S)” diberi nilai 3 “Kadang-kadang (KK)” diberi nilai 2, dan “Tidak Pernah (TP)” diberi nilai 1. Maka skor tertinggi 148 dan skor terendah 37.

Maka kinerja perawat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu: Baik = jika responden mendapat skor 113–148

Cukup = jika responden mendapat skor 75–112 Kurang = jika responden mendapat skor 37–74 4.7. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan dan terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantanya:

4.7.1. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan pengisian formulir atau kuesioner. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

4.7.2. Coding

Setiap jawaban yang memudahkan peneliti dengan mengubah data yang sudah di edit dalam bentuk angka, dengan memberikan kode pada lama bekerja responden diberi tanda 1 untuk lama bekerja < 1 tahun, 2 untuk 1-2 tahun dan tanda 3 untuk > 2 tahun. Dan pada jenis kelamin beri tanda 1 untuk pria, 2 untuk wanita. Begitu juga pada status perkawinan `dimana diberi tanda 1 untuk kawin, 2 untuk belum kawin dan 3 untuk janda/duda dan pada pendidikan juga diberi kode 1 untuk lulusan S1, 2 untuk lulusan D3 dan 3 untuk lulusan SPK.


(61)

responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program

softwere computer (SPSS). 4.7.4. Tabulasi

Yakni membuat tabel-tabel sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

4.8. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini ada dua tahapan yaitu : 4.8.1. Analisis Univariat (analisis Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi, sedangkan untuk data kategori digunakan distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dimana variabel independen yaitu stres kerja dan variabel dependen yaitu kinerja perawat.

4.8.2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat UGD dan ICU menggunakan korelasi spearman. Apabila p<0,05 maka ada hubungan antara variable independen dengan variabel dependen, sedangkan apabila p>0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.


(62)

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Rumah Sakit Permata Bunda

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan pada bulan Desember 2016. Sebelum penelitian ini dimulai peneliti melakukan survey langsung dengan melakukan pengambilan data awal dengan mendapatkan izin dari direkrut rumah sakit dan Kabid Personalia dan melihat langsung keadaan rumah sakit tersebut.

Rumah sakit Permata Bunda adalah rumah sakit swasta kelas B yang beralamat di jl.Sisingamangaraja no. 07 Medan Sumatera Utara. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. IGD memiliki 12 perawat pelaksana dengan 10 tempat tidur pasien begitu juga ruang ICU memiliki 17 perawat pelaksana dengan 9 tempat tidur pasien. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten.

5.1.2 Karakteristik Perawat

Hasil penelitian pada karakteristik perawat yang bekerja di Ruangan IGD dan ICU diperoleh bahwa karakteristik perawat didapatkan tidak ada perbedaan perawat yang berusia kurang dari 30 tahun sebesar 48,3%, sedangkan besar dari 30 tahun sebesar 51,7%, yang berjenis kelamin paling banyak perempuan sebesar 86,2% dengan tingkat pendidikan tamat D3 sebesar 69,0%, dengan status perkawinan lebih banyak telah kawin sebesar 75,9% dengan lama kerja paling banyak lebih dari 5 tahun sebesar 65,5%.


(63)

Karakteristik F % Umur

≤30 tahun 14 48,3

>30 tahun 15 51,7

Jenis Kelamin

Laki-laki 4 13,8

Perempuan 25 86,2

Pendidikan

S1/Ners 9 31,0

D3 20 69,0

Status Perkawinan

Kawin 22 75,9

Belum kawin 7 24,1

Lama kerja

Kurang dari 1 tahun 1 3,4

1-5 tahun 9 31,0

Lebih dari 5 tahun 19 65,5

Jumlah 29 100,0

5.1.3 Stres Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang digunakan dalam pengukuran stres kerja adalah sumber tekanan, perbedaan individual dan akibat/efek yang dikembangkan dalam 30 item pertanyaan dengan kategori ringan, sedang dan berat. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 62,1% perawat di ruang ICU dan IGD yang mempunyai stres kerja kategori sedang, diikuti stres kerja perawat dengan kategori berat sebesar 20,7% dan kategori stres kerja ringan sebesar 17,2%. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Medan Tahun 2015

Stres Kerja F %

Berat 6 20,7

Sedang 18 62,1

Ringan 5 17,2


(64)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator stres kerja pada perawat yang terdiri dari sumber tekanan, perbedaan individual dan akibat/efek yaitu pada sumber tekanan perawat paling banyak mengalami tekanan sedang sebesar 58,6%, pada perbedaan individual paling banyak mengalami stres sedang sebesar 58,6%, sedangkan pada akibat/efek paling banyak perawat mengalami stres berat sebesar 51,7%. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pernyataan Stres Kerja di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Medan Tahun 2015

Stres Kerja F %

Sumber Tekanan

- Berat 7 24,1

- Sedang 17 58,6

- Ringan 5 17,2

Perbedaan Individual

- Berat 4 13,8

- Sedang 17 58,6

- Ringan 8 27,6

Akbibat/efek

- Berat 15 51,7

- Sedang 11 37,9

- Ringan 3 10,3

5.1.4 Kinerja Perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja perawat adalah pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan (implementasi) keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dikembangkan dalam 37 item pertanyaan dengan kategori baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 41,4% perawat di ruang ICU dan IGD yang mempunyai kinerja kategori cukup, diikuti kinerja perawat dengan kategori kurang sebesar 34,5% dan kategori kinerja baik sebesar 24,1%. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut:


(65)

Kinerja Perawat F %

Baik 7 24,1

Cukup 12 41,4

Kurang 10 34,5

Jumlah 29 100,0

5.1.5 Crosstabs Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit

Umum Swasta Permata Bunda Medan

Menurut Tabel 5.5, perawat yang memiliki stres kerja berat dengan kinerja baik tidak ada, kinerja cukup sebesar 16,7% dan kinerja kurang sebesar 83,3%, perawat yang memiliki stres kerja sedang dengan kinerja baik sebesar 27,8%, kinerja cukup sebesar 55,6% dan kinerja kurang sebesar 16,7%, sedangkan perawat yang memiliki stres kerja ringan dengan kinerja baik sebesar 40,0%, kinerja cukup sebesar 20,0% dan kinerja kurang sebesar 40,0%.

Tabel 5.5 Crosstabs Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Medan

Tahun 2015

Stres Kerja

Kinerja Perawat

Jumlah

Baik Cukup Kurang

F % F % f % F %

Berat 0 0 1 16,7 5 83,3 6 100

Sedang 5 27,8 10 55,6 3 16,7 18 100

Ringan 2 40,0 1 20,0 2 40,0 5 100

Jumlah 7 24,1 12 41,4 10 34,5 29 100

5.1.6 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Umum Swasta Permata Bunda Medan

Hasil uji korelasi spearman diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05) artinya bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Swasta Permata Bunda Medan. Diperoleh nilai r = -0,511 (>0,5) artinya stres kerja memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja perawat.


(66)

Tabel 5.6 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Permata Bunda

Medan Tahun 2015

Variabel P R

Stres*kinerja 0,005 -0,511

5.2 Pembahasan 5.2.1 Stres Kerja

Perawat yang bekerja di ruang IGD dan ICU mempunyai stres kerja yang lebih membutuhkan ketelitian dan kecermatan dibanding di ruang perawat lainnya. Kondisi prosedur kerja yang ketat dan kondisi pasien yang membutuhkan penanganan yang lebih ekstra dibanding pasien lainnya memungkinkan terjadinya stres kerja diri perawat.

Tingkat stres kerja perawat sebagian besar dalam kategori sedang, yang memberikan gambaran tentang bahwa masih adanya faktor yang mempengaruhi timbulnya stres pada perawat terkait dengan lingkungan kerja dan faktor beban kerja yang berlebihan dan kesulitan menjalin hubungan dengan staf yang lain yang dirasakan perawat Permata Bunda Medan. Terkait dengan sumber tekanan perawat tidak selalu melakukan asuhan keperawatan dalam bertanggung jawab terhadap pekerjaan, rumah sakit juga kurang memperhatikan kesejahteraaan perawat, kepala ruangan kurang memiliki hubungan yang baik dengan perawat, perawat sering terbebani dengan pekerjaan dan hubungan dengan rekan kerja, serta perawat kurang mendapat imbalan yang sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan. Hal tersebut diperlukan upaya peningkatan kerjasama antara kepala ruangan dengan perawat.


(67)

mempunyai beban kerja yang berat dan masih mempunyai konflik dengan teman sejawat sehingga menimbulkan stres pada perawat. Beban kerja yang terlalu berlebihan, masalah keterbatasan tenaga dan kesulitan menjalin hubungan dengan teman staf lain seperti mengalami konflik dengan teman sejawat.

Hasil penelitian sebelumnya yang di kemukakan oleh Febriani (2009) juga mengatakan bahwa semakin banyak jumlah pasien yang dirawat dan semakin beragamnya penyakit serta tingkat kebutuhan juga bisa memicu terjadinya stres. Perbedaan individual sebagian besar perawat tidak menyukai rekan kerja yang tidak cekatan dalam bekerja. Diharapkan agar perawat yang satu dengan perawat lainnya tetap dapat bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Namun, diharapkan juga kepala ruangan untuk meningkatkan komunikasi yang baik antar perawat, sehingga tidak mengganggu kondisi perawat saat bekerja. Demikian juga pada akibat/efek sebagian besar perawat dalam melakukan asuhan keperawatan hanya sering mengatasi kesulitan yang dialami dalam bekerja, kepala ruangan meminta pendapat/masukan kepada perawat tentang masalah perawatan pasien, berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga pasien dan juga sesulit apapun masalah pasien yang ditangani, tetap bekerja dengan baik, serta tetap terus bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Asumsi Peneliti, jika dilihat dari pendidikan perawat yang ada di RSU Permata Bunda yang mayoritas berpendidikan D3 maka dapat diasumsikan bahwa tingkat stres perawat dalam katagori sedang dipengaruhi oleh pendidikan perawat. Penelitian Wijono,(2006) menemukan bahwa subjek dengan tingkat


(68)

pendidikan Sarjana mengalami stres kerja rendah, sedangkan subjek dengan tingkat pendidikan Diploma mengalami stres kerja sedang. Menurut peneliti semakin tinggi tingkat pendidikan semakin luas wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien.

Hasil penelitian didapatkan stres kerja paling banyak dialami perawat dengan pendidikan diploma karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tindakan keperawatan sehingga perawat merasa kurang memahami dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

5.2.1 Kinerja Perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat sebagian besar pada keterangan cukup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joeharno, (2008) menunjukkan bahwa tingkat kinerja perawat pelaksana memiliki kategori cukup sebesar 64,8% dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Lansirang. Sejalan dengan penelitian Siahaan, (2011) di RS TKII Putri Hijau menunjukkan bahwa kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan lebih banyak yang kinerjanya baik sebesar 71,4% sedangkan kinerja yang buruk sebesar 28,6%.

Sejalan dengan penelitian Kristiyanti, (2012) menunjukkan bahwa pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dilakukannya pengukuran kinerja maka peneliti bisa memastikan apakah pengambilan keputusan dilakukan secara tepat dan obyektif. Selain itu peneliti juga bisa memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja periode berikutnya. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian


(69)

Indikator kinerja berdasarkan pengkajian cukup dikatagorikan dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pasien. Lebih banyak melakukan pengkajian daripada mendokumentasikan hasil. Perawatpun masih kurang dalam melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan dan kurang melibatkan pasien dalam menetapkan prioritas masalah untuk merencanakan perawatan yang akan diberikan kepada pasien.

Asumsi peneliti, seorang perawat dituntut untuk menggunakan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, sehingga dengan demikian dapat memberikan dampak yang positif sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Tenaga perawat perlu untuk memiliki kualitas profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien serta berkualitas yang akhirnya dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien di rumah sakit.

Perawat yang mempunyai kinerja yang baik maka asuhan keperawatan dapat dicapai bila kondisi pasien dilakukan mulai pengkajian sampai evaluasi. Tindakan perawat mulai dari pengkajian sampai evaluasi yang diberikan perawat di rumah sakit akan banyak berpengaruh terhadap kesehatan pasien. Hal yang menyebabkan kinerja perawat cukup di rumah sakit Permata Bunda yaitu masih belum optimalnya perawat dalam pengkajian sampai evaluasi keperawatan.


(70)

5.2.3 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan

Hasil penelitian pada hubungan stress kerja dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawaran diperoleh hasil terdapat adanya hubungan stres kerja dengan kinerja perawat ditunjukkan dengan hasil nilai p=0,005. Sesuai dengan penelitian Noviansyah dan Zunaidah, (2011) menunjukkan bahwa ada pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat dengan nilai p = 0,000. Stres kerja juga dapat mempengaruhi kinerja perawat, hal ini sudah terlihat dari beberapa penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Park, (2007), AbuAlRub, (2008) serta Lu, et al. (2010) mendapatkan hasil yang sama yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kinerja perawat.

Menurut Kahn, dkk (Munandar, 2001), stres yang timbul karena ketidakjelasan peran akhirnya mengarah kepada ketidakpuasan pekerjaan, kurang memiliki kepercayaan diri, rasa tak berguna, rasa harga diri menurun, depresi, motivasi rendah untuk bekerja, peningkatan tekanan darah dan delak nadi, dan cenderung untuk meninggalkan pekerjaan. Semakin kuat Stres Kerja pada perawat, maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja perawat.

Hasil penelitian Syaiin, (2008) menunjukkan bahwa kepuasan yang terdiri dari gaji (insentif) dan pengawasan (supervisi) berpengaruh terhadap kinerja perawat, sebagaimana telah dijelaskan bahwa yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kompetensinya karena sebagaian besar merasa belum diimbangi dengan peningkatan kompetensi (68.75%). Rumah Sakit perlu memberi kesempatan kepada perawat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif. Kemudian penting kiranya memberi kesempatan pada perawat untuk selalu berprestasi.


(71)

bekerja perawat yang memiliki stres ringan justru dapat melakukan tanggungjawab yang diembannya, dan sebaliknya perawat yang memiliki stres berat dan sedang cenderung dalam bekerja mengalami penurunan kemampuan. Hal ini adalah wajar, karena orang yang stres berat mempunyai kecenderungan kinerjanya kurang baik, sebaliknya bila stres nya ringan maka kinerja cenderung baik. Tingkat stres yang tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.


(72)

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja di ruang perawatan IGD dan ICU sebagian besar kategori sedang. Perawat merasa sering tertekan dalam melakukan asuhan keperawatan karena mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaan, perbedaan dalam bekerja yang tidak cekatan antar perawat yang satu dengan yang lainnya. Namun, perawat sering juga dapat mengatasi kesulitan dalam bekerja.

Kinerja perawat di ruang IGD dan ICU sebagian besar kategori cukup, disebabkan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan cukup mampu melakukan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi keperawatan dengan baik.

Terdapat hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Swasta Permata Bunda Medan dengan nilai p=0,005. Perawat yang stres berat dan sedang mempunyai kecenderungan kinerjanya kurang baik, sebaliknya bila stres nya ringan maka kinerja cenderung baik.Tingkat stres yang tinggi akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.

6.2 Saran

6.2.1. Untuk RS.Permata Bunda

Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan bagi perawat agar stres pada saat bekerja biasa mempengaruhi kinerjanya sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat diberikan secara optimal. Menjaga agar kinerja


(73)

Tingkat stres kerja yang sedang dan berat agar diminimalisasi dan tingkat stres kerja ringan agar dipertahankan pada perawat dengan meningkatkan kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan masalah internal dan eksternal sehingga perawat dapat menjalankan peran dan fungsinya terhadap pasien di rumah sakit dengan baik.

Perlu adanya pengembangan asuhan keperawatan dalambentuk reward (penghargaan) yang jelas baik penghargaan berupa materi ataupun peningkatan karir dan peningkatan pengetahuan sesuai dengan prestasinya, hal ini dapat memotivasi perawat untuk bekerja lebih optimal dan muncul kepuasan dalam diri perawat atas apa yang sudah dilakukan. Lebih meningkatkan hubungan kerja yang lebih baik antara atasan dan bawahan, sebaiknya pembagian tugas dan pekerjaan harus dilakukan lebih merata dan adil.

6.2.2. Untuk Penelitian selanjutnya

Bila melakukan penelitian selanjutnya hendaknya peneliti menganalisa hubungan stres kerja dengan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di beberapa rumah sakit berbeda sehingga hasilnya dapat di generalisasi. Peneliti lanjutan juga sebaiknya tidak hanya menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup tetapi dapat juga dilakukan dengan cara lain misalnya kuesioner dengan pernyataan terbuka, obsevasi atau wawancara.


(74)

2.1. Stres Kerja

2.1.1. Pengertian Stres Kerja

Stres adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau proses fisikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stres adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Lilis, 2007).

Seperti yang dikemukan oleh Handoko (2008) stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadpi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya berarti mengganggu prestasi kerjanya (Peni, 2011).

Noviansyah dan Zunaidah, (2011), mendefenisikan stres adalah interaksi individu dengan lingkungan, tetapi kemudian mereka memperinci defenisi sebagai berikut respon adaptif yag dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi, atau kejadian eksternal (lingkungan) yang menempatkan tuntutan psikologis dan yang berlebihan pada seseorang.


(75)

ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian memang sangat menekan, tetapi tidak memperhatikan perbedaan individual dan mengevaluasi kejadian. Sedangkan, definisi stres dari respon mengacu pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres, atau berada dalam keadaan dibawah stres (Lazarus dan Folkman,1984).

Definisi stres dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang, memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan andanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stressor (penyebab stress). Sedangkan, jika stres didefenisikan dari respons, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana saja yang akan menjadi stressor dan mana yang tidak. Untuk mengenali stressor, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi.Selain itu, banyak respons dapat mengindikasikan stres psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stres fsikologis.Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa respons tidak dapat secara reliable dinilai sebagai reaksi stres psikologis tanpa adanya referensi dari stimulus (Lazarus dan Folkman, 1984).

Mukhlidah (2010) Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi pemicu timbulnya stres pada manusia.Berikut adalah beberapa hal penyebab stres.

1. Terlalu banyak kerja tanpa keseimbangan

Tidak ada masalah jika workaholic itu berjalan seimbang dengan kehidupan kita yang lain, seperti melakukan olah raga, hobi, atau hal-hal diluar pekerjaan. Bekerja giat tanpa jeda juga sangat memungkinkan untuk membuat kita stres.


(76)

2. Tidak percaya terhadap rekan

Menumpuk tanggung jawab besar sangat mungkin membuat kita terbebani.Pemikiran seperti, jika anda cuti sehari maka semua pekerjaan berantakan sehingga justru membuat anda stres dan depresi. Pemikiran ini akan terusmembebani kita ketika kita tidak berada di temapat kerja. Idealnya, percayalah kepada rekan-rekan kerja kita.

3. Kurang dukungan sosial

Sama halnya rekan kerja yang bias meringankan beban tanggung jawab, anda juga membutuhkan seseorang untuk mencurahkan beban emosional. Hal ini akan menambah dukungan bagi kita ketika berada dalam masalah yang cukup pelik. Keterasingan tanpa memiliki seseorang sebagai tempat untuk bercerita ketika kita mengalami masalah juga bias menjadi faktor pendorong stres.

2.1.2. Macam-macam Stres menurut Psikologis Manusia

Menurut Mukhlidah (2010), ada beberapa macam penyebab stres, mulai dari masalah ekonomi,cinta, keluarga, pekerjaan, tetangga, selebriti, dan lain sebagainya. Orang stres biasanya mudah tersinggung, sensitif, gugup, agresif, emosi labil, sedih, dan emosional. Berikut adalah kategori pemicu stres yang umum terjadi:


(77)

seseorang yang berhubungan dengan cara pandang terhadap masalah dan kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan hidup maka risiko kemungkinan ia terkena stress kecil. Stress juga bisa terkait dengan masalah bentuk tubuh, kecantikan, kekayaan, ataupun tingkat pekerjaan. Dalam hal ini, semakin sering seseorang merasa pesimis, maka stres akan dengan mudah menyerang.

2. Stress Psikososial (Psychosocial Stress)

Stress Psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan relasi dengan orang lain di sekitarnya atau akibatsituasi social lainnya, seperti stres adaptasi dengan lingkungan baru, dan masalah cinta, keluarga, serta stres macet di jalan raya, ataupun diejek orang lain, dan lain sebagainya.

3. Stress Bioekologi (Bioecological Stress)

Stress bioekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Pertama, yaitu ekologi/lingkungan, seperti polusi dan cuaca, sedangkan kedua adalah akibat kondisi biologis, misalnya akibat dating bulan, demam, asma, jerawatan, penuaan, dan lain sebagainya.

4. Stres Pekerjaan (Job Stress)

Menurut Mukhlidah (2010) Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh pekerjaan seseorang. Persaingan jabatan, tekanan pekerjaan, deadline, terlalu banyak pekerjaan, ancaman pemecatan, target tinggi, usaha gagal, dan persaingan bisnis merupakan beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat karier pekerjaan.


(78)

2.1.3.Gejala-Gejala Stress

Mukhlidah (2010), gejala stres juga bias dikenali. Adapun 23 gejala stres yang wajib kita ketahui antara lain:

1) Merasa berkeringat atau sering menggigil 2) Jantung berdebar

3) Pergi ketoilet lebih sering dari biasanya 4) Mulut kering

5) Sakit perut (seperti sakit Maag)

6) Mudah lelahmengalami sakit yang tidak biasa 7) Lebih banyak merokok dan minum

8) Gampang lelah dalam kerja 9) Sakit kepala tanpa sebab

10)Takpunya waktu menjalankan hobi apapun 11)Tak punya waktu menjalankan hobi apapun 12)Mudah tersinggung

13)Selalu berfikir tidak biasa mengatasi apapun

14)Kehilangan selera terhadapmakanan, kesenangan,ataupun seks 15)Makan terlalu banyak atau sedikit

16)Kehilangan rasa humor

17)Tidak tertarik kepada orang lain

18)Tidak tertarik terhadap penampilan diri 19)Merasa segala sesuatu tidak berguana 20)Selalu dirundung kesedihan


(79)

bangun tidak fresh(segar).

Apabila kita mengalami lima (5) gejala diatas, sebaiknya kita cepat temukan sumber stres dan cari solusinya. Teori Terry Beehr dan Newman, 1978 (dalam Lisis, 2007) membagi gejala stres menjadi 3 aspek yaitu gejala Fsikologis, gejala fisik dan perilaku.

Gejala Fsikologis terdiri dari : a. Kecemasan, ketegangan b. Bingung, marah, sensitif. c. Memendam perasan.

d. Komunikasi tidak efektif, menurunya fungsi intelektual. e. Mengurung diri, ketidakpuasan bekerja.

f. Depresi, kebosanan, lelah mental.

g. Merasa terasing dan mengasingkan diri, daya konsentrasai. h. Kehilangan spontanitas dan kreativitas.

i. Kehilangan semat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri Gejala Fisik :

a. Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah. b. Meningkatnya sekresi adrenalin dan non Adrenalin. c. Gangguan Gastroentritis, misalnya gangguan lambung. d. Mudah terluka, kmatian, gangguan kardiovaskuler. e. Mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan. f. Lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit.


(80)

g. Kepala pusing, migraine, kanker. h. Ketegangan otot, problem tidur. Gejala Perilaku :

a. Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas. b. Penurunan prestasi dan produktivitas.

c. Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk d. Perilaku sabotase

e. Meningkatnya frekuensi absensi f. Perilaku makan yang tidak normal

g. Kehilangan napsu makan dan penurunan drastis berat badan

h. Kecenderungan prilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut, berjudi i. Meningkatnya agresitivitas dan kriminalitas

j. Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman k. Kecenderungan bunuh diri.

2.1.4. Elemen Stres Kerja

Menurut Williams Stephen dan Cooper Cary L (1998), bahwa indikator tekanan manajemen (PMI) menyediakan ukuran yang terintegrasi dari dimensi utama stres kerja. Hasil skala mengukur kepuasan kerja, kepuasan organisasi, keamanan organisasi, komitmen organisasi, kecemasan depresi, ketahanan, khawatir, gejala fisik, dan kelelahan.Model transaksional stres di mana kuesioner PMI dan indikator Stres Kerja (OSI) didasarkan pada identifikasi tiga elemen kunci dari pengaruh proses stres, sumber, dan perbedaan individu dan tempat-tempat penilaian di tengah proses.


(81)

1.1.4.1. Sumber tekanan;

yaitu beban kerja, hubungan, pengakuan/penghargaan, Lingkungan kerja, tanggung jawab individu, peran manajer, keseimbangan pekerjaan, gangguan sehari-hari.

1) Beban Kerja (Workload)

Menurut Mukhlidah (2010), para perawat umumnya akan merasa stres jika beban pekerjaan mereka terlalu sedikit atau terlalu berat. Disinilah manager harus bisa membagi-bagi pekerjaan dan tanggung jawab, serta memberikan prioritas, pekerjaan mana saja yang harus diselesaikan terlebih dahulu.Jika ingin menyerahkan atau mengalihkan pekerjaan, pastikan terlebih dahulu bahwa mereka tidak memilki banyak pekerjaan.Gaoron (2000) mengatakan beban kerja ini berkaitan dengan fungsi kognitif, “seperti persepsi, monitoring, evaluasi, komunikasi, dan pemecahan masalah.

2) Hubungan (Relationship)

Cooper (1973), hubungan yang baik antar anggota dari satu kelompok kerja diangap sebagai faktor utama dalam kesehatan perawat dan rumah sakit itu sendiri. Hubungan kerja yang tidak baik, percaya diri perawat akan terlihat diluar atau dipermukan. Taraf support yang rendah dan minat yang rendah dan pemecahan masalah dalam organisasi.


(82)

3) Pengakuan/Penghargaan (Recognition)

Cooper dkk, (2003), penghargaanyaitu faktor yang berhubungan dengan kemajuanpekerjaan individu, misalnya kurangnya promosi, kemampuan tidak dihargai/dikembangkan, kehilangan kesempatan, kurang dukungan sosial, kekhawatiran penurunan pendapatan, dan tingkat pembayaran.

Menurut Mukhlidah (2010), penghargan terhadap perawat bisa menurunkan produktifitas kerja perawat. sebenarnya, banyak cara yang bisa ditempuh untuk menunjukkan penghargaan tersebut. Yang paling efektif ialah mengatakan dengan tulus bahwa mereka sangat berarti bagi anda dan perusahaan.

4) Lingkungan Kerja (Organizational Climate)

Cooper dkk, (2003), kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab perawat mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja perawat.

5) Tanggungjawab Perawat ( Personal Responsibility)

Ivancelich et.al (2007) menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.


(83)

kebijakan manajemen, misalnya dipromosikan terlalu tinggi, iklim dan semangat organisasi, dan keharusan mengerjakan atau mengawasi pekerjaan lain.

7) Keseimbangan pekerjaan (work Balance)

Menurut Cooper dkk (2003), keseimbangan yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur dari organisasi tempat pekerja berada, misalnya pembagian waktu kerja, waktu libur, dan kurangnya kebebasan. 1.1.4.2. Perbedaan individual

Topik tentang perbedaan individu ini mengkaji mengenai karakteristik manusia sebagai individu yang utuh tidak dapat dibagi (undivided), tidak dapat dipisahkan dan memiliki ciri-ciri yang khas. Karena adanya ciri-ciri yang khas ini yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainya dikatakan individu yang berbeda.Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (her

edity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik

bawaan merupakan karakter keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan biologis cenderung lebih bersifat tetap sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu tipe kepribadian, sabar/tidak sabar, kontrol, pengaruh pribadi, fokus masalah, keseimbangan kehidupan pekerjaan, dukungan sosial.


(84)

Sedangkan menurut Garry mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut :

a. Perbedaan fisik : Usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan dan tingkah laku.

b. Perbedaan sosial : Status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.

c. Perbedaan kepribadian : Watak, motif, minat, dan sikap. d. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.

e. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di lingkungan kerja.

Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Adapun bidang-bidang dari perbedaannya yakni:

a. Perbedaan kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.


(85)

penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).

c. Perbedaan kecakapan motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.

d. Perbedaan Latar Belakang

Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untukmenguasai bahan.

e. Perbedaan bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.


(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang telah menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan (support) dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan. 3. Ibu Diah Arruum, S.Kep, NS, M.Kep selaku dosen pembimbing yang

menyediakan waktu dan memberikan masukan-masukan yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Lutfiani, S.Kep,NS, M.Kes selaku dosen penguji I dan Bapak Raymond H.S, S.Kep.Ns, M.Kep selaku penguji II telah benyak memberi saran dan masukkan.

5. Ibunda tercinta yang selalu berdo’a dan menyayangi penulis, serta memberi dukungan baik moril maupun materil selama ini, juga calon istri yang saya cintai, abang dan kakak yang selalu mendukung dalam do’a, memberikan motivasi dan perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.


(2)

6. Rekan satu bimbingan Yudi, Prima dan Randy yang saling mendukung dalam penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat penulis Johana Saoria, Amd.Kep., Adil Zain, Amd.Kep., dan Akbar Paruntungan, Yudi Akbar, Frima Yani, dan Randy yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis, dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namun sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Semoga segenap bantuan, bimbingan, dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat dalam melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.

Medan, Januari 2016 Penulis,

Nim: 141121010 Hajirun Ahmad dalimunthe


(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

2.1.1. Tujuan Umum ... 7

2.1.2. Tujuan Khusus ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ... 9

2.2.Stres Kerja ... 9

2.2.1. Pengertian Stres Kerja ... 9

2.2.2. Macam-macam Stres menurut Fsikologis manusia... 11

2.2.3. Gejala Stres Kerja ... 13

2.2.4. Elemen Stres Kerja ... 15

2.2.5. Penyebab stress di Lingkungan Kerja ... 22

2.3.Kinerja Perawat ... 28

2.4.Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan ... 36

2.5.Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan ... 38

BAB III. KERANGKA PENELITIAN ... 41

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 41

3.2. Defenisi Operasional ... 42

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 43

4.1. Desain Penelitian ... 43

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

4.3. Populasi dan sampel ... 43

4.3.1. Populasi ... 43

2.5.1. Sampel ... 43

4.4. Jenis data dan Cara Pengumpulan data... 44

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

4.5.1.Uji Validitas ... 45

4.5.2.Uji Reliabilitas ... 46


(4)

4.6. Instrumen Penelitian ... 47

4.7. Pengolahan Data ... 48

4.8. Analisa Data ... 49

BAB V. METODE PENELITIAN ... 50

5.1.Hasil Penelitian ... 50

5.1.1.Gambaran Rumah Sakit Permata Bunda ... 50

5.1.2.Karakteristik Perawat ... 50

5.1.3.Stres Kerja ... 51

5.1.4.Kinerja Perawat ... 52

5.1.5.Crosstabs Stres Kerja dan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan . 53 5.1.6.Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan ... 53

5.2.Pembahasan ... 54

5.2.1.Kinerja Perawat ... 54

5.2.2.Stres Kerja ... 56

5.2.3.Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Medan ... 58

BAB VI. Kesimpulan dan Saran ... 60

4.9. Kesimpulan ... 60

6.2.Saran ... 60

6.2.1.Untuk RS.Permata Bunda ... 60

6.2.2.Unutuk Penelitian Selanjutnya ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi operasional ... 42 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 46 Tabel 4.2. Hasil Uji Reabilitas ... 47 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di Rumah

Sakit Permata Bunda Medan………..… ... 51 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit

Umum Permata Bunda Medan ... 51 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Item Pernyataan Stres Kerja

di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Medan ... 52 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat di Rumah Sakit

Permata Bunda Medan ... 53 Tabel 5.5 Crosstabs Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam

Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit

Permata Bunda Medan ... 53 Tabel 5.6 Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam

Memberikan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit

Permata Bunda Medan ... 54


(6)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Dimensi Kinerja ... 31 Skema 2.2. Model proses keperawatan lima tahap ... 36 Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 41