15
Secara garis besar menurut Martono dan Agus 2007 ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas likuidity ratio, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
2. Rasio aktivitas activity ratio atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
3. Rasio leverage financial financial leverage ratio, yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang pinjaman.
4. Rasio keuntungan profitability ratio atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya.
2.1.5 Struktur modal
Menurut Brighman dan Houston 2012:179, teori struktur modal modern yang pertama adalah teori struktur Modigliani dan Miller teori MM.Mereka
berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
S
truktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan returnpengembalian sehingga dapat
memaksimumkan harga saham Engkos Kosasih, S.E., M.M. et al.Sturuktur modal capital structure adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
16
terhadap sumber modal Keown, 2008 dalam Annisa 2015. Penggunaan struktur modal dalam perusahaan diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar
daripada biaya asset dan juga diharapkan adanya penambahan sumber dana yang akan membuat keuntungan pemegang saham ikut meningkat.
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar
tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalakan nilai perusahaan tercapai, Warsono 2003:235.
Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, kerena biaya ini secara potensial
akan mengurangi pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai akan dibayarkan meningkat, dan
hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham. Penentuan struktur modal, yang menyangkut bauran pendanan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang
akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkutpenentuan berapa banyak utang leverage keuangan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivitasnya.
Jensen dan Meckling 1967 dalam Meythi 2007 yang dikutip dari Widyaningrum 2009 telah mengembangkan teori agensi yang menjelaskan tentang
pola hubungan anatara principal dan agen. Penunjukkan manajer oleh pemegang
Universitas Sumatera Utara
17
saham akan memunculkan perbedaaan kepentingan karena manjen diberi kekuasaan untuk membuat keputusan yang dapat menciptakan konflik potensial. Masalah agen
timbul karena adanya hubungan bukan saja antara pemilik dan manajer, tatapi juga hubungan anatara pemilik dan pemberi pinjaman Manurung, 2011. Pemberi
pinjaman menyediakan dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pengeluran modal sekarang, yang akan datang dan struktur modal bagi
perusahaan. Jika pemeberi pinjaman memeberikan dana pada perusahaan, bunga dibebankan berdasarkan penilaian pemeberi pinjaman atas resiko perusahaan. Jika
investasi yang beresiko tidak berhasil, maka pemeberi pinjaman menanggung biayanya. Jelas ada isentif di mana manejer bertindak atas nama pemegag saham
untuk mengambi keuntungan dari pinjaman.
Untuk menghindari situasi ini, pemberi pinjaman melakukan monitoring dan teknik pengendalian pada yang diberi pinjaman yang disebut dengan biaya agen.Jika
pinjaman yang ada hanya sedikit, maka pengawasan monitoring yang dilakukan pemberi oinjaman pun tidak terlalu ketat. Biaya pengawasan tersebut, seperti halnya
biaya kebangkrutan, cenderung meningkat pula dengan leverage keuangan. Jansen menegmukakan bahwa arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku
manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan demi kepentingan pemegang saham bias perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk
memegang arus kas bebas dan “bermain” dengannya, bukan mengelolanya, misalnya menjadi pembayaran tunai yang lebih tinggi. Tapi tidak semuanya hilanh, Ini
Universitas Sumatera Utara
18
mengarah pada ang disebut Jense sebagai hipotesis kontrolnya untul penciptaan utang peningkatan utang.
Dengan meningkatkan leverage, pemegang saham akan menikmati pengawasan “kontrol” yang lebih atas tim manajemennya. Contohnya, jika
perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk memebeli kembali saham yang terutang, maka manajemen wajib embayar tunai unyuk menutupi
utang.Ini berarti mengurangi jumlah arus kas yang ada pada majemen untuk dipermainkan. Motif penggunaan leverage keuangan ini bias disebut sebagai
hipotesis ancaman, karena manajemen berada dibawah ancaman kegagalan keuangan. Karenya, sesuai dengan teori agensi pada struktur modal, manajer mbekerja lebih
efisien dan disiplin Keown, 2005:558.
2.1.6 Jenis Rasio Keuangan