39
ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedastistas. Untuk pengujian heteroskedastistas, penulisan menggunakan alat analisis grafik
Scatterolot, deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Sedangkan dengan analisis statistik, uji heteroskedastistas dilakukan
dengan uji Glejer dan memperhatikan hasil output Spss. Jika variabel independen signifikan secara statistik, tingkat signifikan berada dibawah
tingkat keprcayaan 5, maka ada indikasi terjadi heteroskedastistas.
3.8.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dpat dilakukan dari hasil output SPSS dengan melihat nilai tolerance dan Variance inflation factor
VIF. Nilai yang umum dipakai untuk medeteksi adanya gejala multikoliniearitas adalah jjika tolerance 0,1 sedangkan VIF10
Ghozali, 2005:92.
3.8.5Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan model statistika Analisis Korelasi Kanonikal Canonical Corelation yang merupakan model multivariate
Universitas Sumatera Utara
40
dengan mengidentifikasi dan menganallisis hubungan antar set variabel dependen dengan set variabel independen.
Analisis korelasi kanonikal harus memenuhi beberapa asumsi klasik, diantarana variabel dantiap-tiap fungsi dalam korelasi kanonikal harus memenuhi
asumsi normalitas agar hasil korelasi dapat mencapai hasil yang maksimum, tidak adanya gejala multikolinearitas dalam tiap fungsi korelasi kanonikal, tidak terjadi
heteroskedastistas, serta berhubungan secara linear terhadap masing-masing variabel dependen.Proses Korelasi Kanonik dalam SPSS dilakukan dengan
menggunakan Syntax Editor melalaui pembuatan perintah pada SPSS, kemusian dieksekusi run untuk menghasilkan output.
Persamaan korelasi kanonikal penelitian ini dinyatakan dalam persamaan berikut:
Y1+Y2=X1+X2+X3
Keterangan: Set variabel dependen
Y1 = ART Account Receivable Turnover Y2 = TATO Total Asset Turnover
Set variabel independen X1 = DAR Debt to Asset Ratio
Universitas Sumatera Utara
41
X2 = DER Debt to Equity Ratio X3 = LDER Longterm Debt to Equity Ratio
Setelah dapat persamaan korelasi tersebut, maka langkah yag akan dilakukan dalam analisis korelasi kanonikal selanjutnya adalah:
a. Mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal dengan melihat tingkat
signifikan Multivariate Test of Significance di bawah 0,05 dan besaran nilai korelasi kanonikal Canonical Correlation di atas 0,5.
b. Interprestasi Kanonikal Variate dengan menganalisis fungsi kanonikal yang
telah ditentukan dan menentukan pentingnya masing-masing variabel awal original di dalam hubungan kanonikal. Ada tiga metode yang digunakan,
yaitu : 1.
Cannonical Weight Bobot Kanonikal Variabel yang memiliki angka weight relative besar di atas 0,5 dianggap
memebrikan kontribusi lebih pada variat dan sebaliknya. 2.
Canonical Loading Muatan Kanonikal Muatan kanonikal mengukur korelasi linear sederhana antara variabel
awal original dengan variabel dependen atau independen set canonical variate.Metode ini juga menyaakan korelasi variabel terhadap variate di
mana variabel bergabung dalam setiap fungsi kanonikal.
Universitas Sumatera Utara
42
3. Canonical Cross Loading Muatan Silang Kanonikal
Muatan silang kanonikal dapat dianggap sebagai alternative canonical loading.Metode ini menyatakan korelasi variabel dalam suatu variat
terhadap variat kanonikal lainnya.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar
deviasi, dari variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, longterm debt to equity ratio, account receivable ratio dan total asset turnover. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Account Receivable Ratio dan Total
Asset Turnover
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Account Receivable Ratio Y1
72 .056
12.923 5.51035
2.814879 Total Asset Turnover Y2
72 .015
1.894 .93407
.442045 Debt to Asset Ratio X1
72 .040
1.795 .54933
.312089 Debt to Equity Ratio X2
72 .041
22.461 2.03410
3.318075 Longterm Debt to Equity Ratio X3
72 .024
13.646 .88937
2.331586 Valid N listwise
72
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui debt to asset ratio minimum adalah 0,040 dan maksimum 1,795. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari debt to asset ratio
adalah 0,54933 dan 0,312089. Diketahui debt to equity ratio minimum adalah 0,041, dan maksimum 22,461. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari debt to equity
Universitas Sumatera Utara