20
dengan resep lokal. Disamping itu ,jika tergolong keluarga tidak mampu, dikhawatirkan keluarga tersebut akan menghemat agar makanan tidak cepat habis,
makanan diberi sedemikian sedikitnya, akan di beri air lebih banyak, tidak menuruti takaran yang semestunya. Akibatnya kebutuhan gizi bayi anak tidak terpenuhi
Arisman, 2006.
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Pemberian MP-ASI
Makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizianak, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan
dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan
merupakan salah satu proses pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat dan membiasakan selera-selera baru Soehardjo, 1992. Sedangkan
tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah sebagai berikut : 1.
Melengkapi zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI 2.
Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
4. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kalori energi yang
tinggi Depkes, 1992
2.5. Makanan Bayi Cukup Bulan dengan Kombinasi ASIMP-ASI
Bila produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi atau bila oleh suatu sebab ibu tidak dapat menyusukan bayi secara lengkap misalnya : ibu kerja, maka disamping
ASI perlu diberikan juga MP-ASI. MP-ASI dapat diberikan secara berselang-seling sesuai dengan ASI atau sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan pemberian MP-ASI
pada bayi sama dengan pengaturan pemberian ASI.
Universitas Sumatera Utara
21
2.6. Pola Pemberian Makanan Pada Bayi dan Balita
Pengaturan makanan adalah upaya yang penting dalam memelihara gizi bayi dan anak balita. Pengaturan makanan tersebut mencakup :
a. Penggunaan ASI secara tepat dan benar
ASI sangat baik mutunya sebagai makanan bayi, namun belum merupakan jaminan bahwa gizi selalu baik, kecuali apabila ASI tersebut diberikan secara tepat
dan benar. Karena itu dalam penggunaan ASI harus diperhatikan hal-hal berikut : 2.
Jumlah ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu 3.
Pemberian ASI secara benar b.
Pemberian makanan pendamping ASI dan makanan sapihan yang tepat waktu dan tepat mutu.
Baik makanan pendamping maupun makanan sapihan haruslah mendekati mutu ASI, dalam arti dapat memberikan semua unsur gizi essensial yang diperlukan bayi.
Pola pemberian makanan pada bayi dan anak menurut Maria dan Dina 2001, yaitu :
Tabel 2.4. Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI
Usia Bayi dan Balita
Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASI dalam Sehari Sari Buah
Buah Segar
Makanan Lumat
Makanan Lembek
Biskuit Telur
Makanan Dewasa
0-6 bulan 6-9 bulan
9-12 bulan 1-5 tahun
- 1-2 kali
1-2 kali -
- -
-
1-2 kali -
2 kali 1 kali
- -
1 kali 2 kali
- -
1 kali 1-2 kali
1-2 kali -
- -
3 kali Maria, Dina, 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta:Puspa Swara.
a. Buah-Buahan
Buah-buahan dapat diberikan setelah bayi berusia enam bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang berbentuk halussetengah cair yang diberikan pada bayi pada usia enam bulan dengan frekuensi dua kali dalam sehari
dan untuk 9-12 bulan dengan frekuensi satu kali dalam sehari. c.
Makanan Lembek Makanan lembek adalah bubur saring yang diberikan pada bayi usia diatas 6-9
bulan dengan frekuensi satu kali dalam sehari. Dan untuk 9-12 bulan dengan frekuensi dua kali dalam sehari.
d. Makanan Padat
Makanan padat adalah makanan pendamping berbentuk padat yang tidak dianjurkan terlalu cepat diberikan pada bayi mengingat usus bayi belum dapat
menerima dengan baik sehingga dapat mengganggu fungsi usus. Contoh makanan padat adalah biskuit, telur, dan buah-buahan. Sedangkan
menurut Depkes 2005, pola pemberian makanan pada bayi dan anak yaitu : 1.
Bayi baru lahir a.
Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar, jangan berhenti menyusui, karena isapan bayi akan merangsang pembentukan ASI
sekaligus ,merangsang bayi untuk mengecil kontraksi. Kontraksi rahim akan mengurangi pendarahan.
b. ASI yang pertama keluar kolostrum segera di berikan pada bayi, jangan di
buang, karna banyak mengandung zat gizi dan zat kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Usia 1-6 bulan
a. Bayi di susui sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya on
demand. Pemberian ASI minimal delapan kali sehari semalam.
Universitas Sumatera Utara
23
b. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI, bahkan air
putih sekali pun. ASI mengandung zat gizi yang cukup untuk kebutuhan bayi hingga usia enam bulan ASI eksklusif.
c. Bayi disusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
3. Usia 6-12 bulan
a. Pemberian ASI di teruskan. ASI diberikan lebih dahulu baru kemudian
makan pendamping ASI. b.
Makanan pendamping ASI di berikan tiga kali sehari. Makanan pendamping ASI dapat berupa bubur nasi yang dicampur telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, atau minyak. c.
Makanan selingan seperti kacang hijau, pisang, biscuit, naga sari, dan lain- lain diberikan dua kali sehari diantara waktu makan.
d. Bayi diajari makan sendiri dengan menggunakan piring dan sendok.
4. Usia 1-2 tahun
a. Pemberian ASI diteruskan sampai usia 24 bulan.
b. Bayi di beri nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau tiga kali sehari. c.
Makanan selingan dua kali sehari diantara waktu makan. Anak dibantu untuk makan sendiri. Depkes-Didjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2005.
c. Cara Pemberian Makanan Untuk Anak Usia 0-24 Bulan
1. Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambung anak belum
mampu mengakomodasi porsi makan tiga kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6 kali sehari tiga
kali makan ”berat“ di tambah cemilan sehat.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Berikan porsi kecil. Anak usia 0-24 bulan dikenal sebagai anak yang
mempunyai napsu yang naik-turun. Kadang suka makan, kadang hanya makan sedikit, namun tetap tumbuh dengan sehat. Berikanlah makanan
dalam porsi kecil, anak anda akan memberikan sinyal jika ia ingin nambah. 3.
Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman bisa mempengaruhi napsu makan anak usia 0-24 bulan. Agar anak usia 0-24
bulan tumbuh dengan baik, ia membutuhkan 2-3 cangkir susu atau 2-3 porsi susu dan produk olahan per hari. Apabila anak usia 0-24 bulan anda
minum lebih dari 2-3 cangkir sehari, maka anak usia 0-24 bulan anda akan selalu kenyang untuk mengkomsumsi makana yang mengandung nutrisi
penting, seperti zat besi dan vitamin. Untuk menghindarinya, berikan susu setelah anak usia 0-24 bulan makan. Demikian halnya dengan jus, batasi
pemberian jus menjadi maksimal 120ml per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak anda akan kehilengan napsu makan dan atau diare. Biarkan
anak mengeksplorasi makanan dan memutuskan makanan yang mereka inginkan.
4. Tumbuhkan keterampilan makan. Saat anak usia 0-24 bulan mulai
mengetahui cara makan sendiri, mereka biasanya menjadi terlalu bersemangat ingin makan tanpa bantuan. Walaupun mereka mungkin
mengalami kesulitan untuk mengambil makanan yang licin atau menyendokin makanan tertentu, meraka akan cenderung menolak untuk di
bantu. Jadi jangan biasakan anak untuk selalu di suapin oleh orang tua atau pengasuhnya, biarkan anak anda mengekplorasi keterampilan makan tanpa
bantuan.
Universitas Sumatera Utara
25
5. Berikan makanan kaya zat besi. Kekurangan zat besi atau anemia sering
kali ditemukan pada anak anak usia 0-24 bulan. Anemia berdampak negatif pada kesehatan anak juga poada kemampuannya untuk belajar. Untuk
pencegahan, berikan anak usia 0-24 bulan anda makanan kaya zat besi seperti daging, unggas, ikan, dan sereal yang di perkaya zat besi.
6. Jadikan waktu makan sebagai saat yang menyenangkan. Membuat waktu
makan sebagai saat yang menyenangkan memang susah, terlebih lagi jika orang tua kawatir anaknya tidak cukup makan. Situasi ini dapat di cegah
dengan melakukan beberapa hal: a. Jangan paksa anak usia 0-24 bulan untuk makan.
b. Pastikan anak usia 0-24 bulan didudukan dengan nyaman saat makan gunakan kursi dan makan di ruang makan.
c. Kurangi kegiatan sertra sumber suara atau visual yang biasa menggangu perhatiannya seperti makan sambil bermain, menonton TV, dan lainnya.
d. Bantu anak usia 0-24 bulan anda untuk menikmati saat makannya, senyumlah atau berbicaralah saat anak usia 0-24 bulan anda makan,
makan bersama dan anda menunjukkan ekspresi bahwa anda sangat menikmati makanan tersebut.
7. Jadikan waktu makan sebagai kesempatan untuk belajar. Belajar kebiasaan
makan yang baik. Orang tua dapat membuat waktu makan sebagai proses pembelajaran bagi anak usia 0-24 bulan dan sebagai waktu yang
menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Makan bersama keluarga memberikan kesempatan bagi anak usia 0-24 bulan
untuk belajar makan dengan mengobservasi anggota keluarga lain. Mereka belajar cara menggunakan peralatan makan dan bagaimana cara memakan makanan tertentu
Universitas Sumatera Utara
26
seperti sate, jagung, dan sebagainya. Mereka melihat ada makanan yang dicocolkan dengan sambalsaus, ada yang diolesi, ada yang dimakan dengan tangan, dan
lainnya. Melihat orangtua dan saudara-saudaranya minum dengan gelas membuatnya tertarik untuk mencoba.
Anak usia 0-24 bulan juga pandai belajar sejumlah keterampilan sosial yang penting. Mereka mulai mengerti konsep bahwa makan dimakan sambil duduk bukan
berlarian atau digendongan, meminta makan atau susu tambahan sambil berkata “tolong” dan “terima kasih”.
Di usia muda, anak lebih suka memakan makanan yang dimakan orangtuanya. Saat usia mereka bertambah, mereka ingin makan apa yang dimakan
teman-temannya yang ada di iklan TV. Oleh karena itu, orangtua bisa memberikan model atau contoh bagi anak dengan memilih makanan yang sehat Dian, 2006.
2.7 Status Gizi