Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Masa Transisi

55

3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Masa Transisi

Kepemimpinan Pada Senin, 6 Oktober 2014 Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah TapTeng berada dibawah kepemimpinan H. Sukran Jamilan Tanjung selaku pelaksana Bupati karena Bupati sebelumnya Raja Bonaran Situmeang, SH M.Hum tersandung permasalahan hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi KPK. Tepat pada tanggal 9 April 2015, Jabatan Pelaksana Tugas Plt Bupati Tapanuli Tengah resmi dipundak pria kelahiran Sibolga, 4 Maret 1967 ini setelah Gubernur Sumatera Utara menyerahkan SK Menteri Dalam Negeri Mendagri setelah Bupati sebelumnya, Raja Bonaran Situmeang diberhentikan sementara. Kewenangan bagi seorang Pelaksana tugas Plt seperti yang kini dipundak H Sukran Jamilan Tanjjung, Ada dua produk hukum yang dijadikan dasar untuk melihat kewenangan seorang kepala daerah dengan status Plt atau Pj. Pertama, sesuai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Kedua, Peraturan Pemerintah No. 49 tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. ayat 1 : Penjabat kepala daerah atau pelaksana tugas kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 ayat 1 dan ayat 3, serta Pasal 131 ayat 4, atau yang diangkat untuk mengisi kekosongan jabatan kepala daerah karena mengundurkan diri untuk mencalonkandicalonkan menjadi calon kepala 56 daerahwakil kepala daerah, serta kepala daerah yang diangkat dari wakil kepala daerah yang menggantikan kepala daerah yang mengundurkan diri untuk mencalonkandicalonkan sebagai calon kepala daerahwakil kepala daerah dilarang : a. melakukan mutasi pegawai; b. membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya danatau mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang dikeluarkan pejabat sebelumnya; c. membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan dengan kebijakan pejabat sebelumnya; dan d. membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan pejabat sebelumnya. Ayat 2 : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan Peraturan tersebut jelaslah bahwa kewenangan seorang pejabat sementara kepala daerah atau pelaksana tugas kepala daerah sangat terbatas terutama pelarangan untuk empat 4 hal tersebut diatas, sebagaimana yang diatur dalam pasal 132A ayat 1. Seorang pejabat kepala daerah sementara atau pelaksana tugas dapat melaksanakanmelanggar ketentuan ini jika mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri sesuai pada Ayat 2 pasal yang sama. 57

4. ISU STRATEGIS KABUPATEN TAPANULI TENGAH