SARAN Kinerja Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Masa Transisi Kepemimpinan (Studi Kasus: Kepemimpinan Plt. Sukran Jamilan Tanjung)

96 melihat isu yang berkembang di masyarakat Tapanuli Tengah dan mengerti terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun kendala yang kini dihadapi oleh Kabupaten Tapanuli Tengah adalah masih bergantungnya terhadap bantuan APBN dan Investasi karena Pendapatan Asli Daerah belum bisa terlalu banyak memberikan kontribusi. Program kerja yang diusung dan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah selain berorientasi kepada program yang menyentuh masyarakat namun secara tidak langsung juga mengarah kepada upaya penambahan Pendapatan Asli Daerah PAD seperti Penghasilan dari sektor Pariwisata, Pajak dan Retribusi Daerah.

2. SARAN

Dalam rangka mencapai kemajuan daerah dan mewujudkan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai salah satu wilayah pelayanan jasa di Kawasan Pantai Barat Sumatera Utara, maka perlu dilakukan pembenahan terhadap perbaikan infrastuktur daerah, pembangunan pusat-pusat pelayanan ekonomi, membangun kelembagaan regional serta pembenahan pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia SDM. Untuk itu, ruang gerak anggaran perlu lebih dioptimalkan tidak hanya melalui mobilasi sumber pendapatan, tetapi juga melalui upaya penggalian sumberpendapatan, tetapi juga melalui upaya penghasilan sumber pembiayaan antara lain dari pinjaman dan obligasi daerah serta melakukan efensiensi belanja. 97 Menurut hemat Penulis, Kepentingan yang terbaik saat ini adalah mengupayakan kinerja pemerintahan sebaik mungkin dengan bersinergi bersama lembaga legislatif dan gencar mencari investor yang bersedia membantu percepatan perwujudan Visi Kabupaten Tapanuli Tengah untuk menutupi kekurangan mendasar dari Kabupaten ini yang terindikasi pada 8 delapan faktor yang telah Penulis simpulkan yaitu: 1 Masih lemahnya infrastruktur Infrastruktur di Kabupaten Tapanuli Tengah, khusunya infrastruktur fisik, masih tergolong jelek dan belum memadai. Jalan-jalan poros desa, yang menghubungkan desa yang satu dengan desa yang lain dan antar perdesaan dengan perkotaan, belumtergolong baik. Selain itu, infrastruktur pokok lainnya, seperti Dam dan saluran irigasi juga perlu perbaikan-perbaikan. Padahal, infrastruktur demikian sangat dibutuhkan untuk ,meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan sektor-sektor terkait lainnya. 2 Minimnya sarana penunjang kapariwisatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, hal in dapat dilihat dari kurangnya sarana dasar di beberapa objek wisata. 3 Pembangunan yang masih belum merata Tingkat pembangunan di Kabupaten Tengah tidak merata. Terdapat disparitas antar daerah, kshusunya antara wilyah perdesaan dan perkotaan. Di tingkat kecamatan, pembangunan juga masih belum merata. Ada kecamatan-kecamatan tertentu yang memiliki dinamika pembangunan 98 ekonomi lebih baik, sementara itu kecamatan lain memiliki kelambatan dalam perkembangan ekonomi. 4 Nilai tambah produk-Produk pertanian rendah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki kelemahan berkaitan dengan pemanfaatan pasca panen. Beras, misalnya masih belum dimanfaatkan menjadi bahan-bahan olahan. Hal ini serupa juga pada sektor perikanan. Hasil ikan tangkapan para nelayanan itu masih belum dikelola secara maksimal yang memungkinkan adanya nilai tambah added values dari produk-produk tersebut untuk meningkatkan nilai suatu barang. 5 Kualitas SDM yang masih rendah Kalau dilihat dari IPM, Kabupaten Tapanuli Tengah masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari indeks IPM Kabpaten Tapanuli Tengah yang memang masih berada di bawah rata-rata Provinsi Sumatera Utara. Pada 2008, IPM Provinsi Sumatera Utara sudah mencapai 73,29 sementara itu IPM Kabupaten Tapanuli Tengah mencapai 70,48. 6 Masih tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran Angka kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Tengah memang mengalami penurunan. Tetapi, jumlah penduduk yang terkategori sangat miskin dan masih cukup besar. Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Tengah diakibatkan Sumber Daya Manusia yang tidak memiliki keahlian sehinggga mengakibatkan angka pengangguran yang tinggi pula. Tingkat 99 penganggguran di Kabupaten Tapanuli Tengah tergolong tinggi juga. Pada 2008, penduduk yang terkategori menganggur mencapai 11,37 persen. 7 Masih rendahnya pendapatan asli daerah Pendapatan Asli daerah PAD di kabupaten Tapanuli Tengah tergolong rendah. Hal ini membuat pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah masih belum bisa maksimal di dalam membiayai program-program pembangunan yang direncanakan. Selain itu, realitas demikian juga menunjukkan bahwa di dalam masalah sumber keuangan, Kabupaten Tapanuli Tengah masih sangat tergantung pada pemerintah pusat, baik melalui DAU maupun DAK. Untuk itu perlu digali lagi potensi-potensi daerah yang mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Tapanuli Tengah. 8 Cenderung ditinggalkannya budaya lokal Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki budaya lokal yang khas, mulai seni music, seni suara dan menari. Tetapi, budaya demikian mulai tidak lagi mempunyai daya tarik bagi kalangan muda. Sebagaimana di daerah-daerah lain, kalangan muda di Kabupaten Tapanuli Tengah lebih menyuai budaya modern, bahkan budaya asing. Ini diakibatkan karena arus globalisasi yang melenceng dimana kemajuan dianggap sebagai westernisasi bukan terhadap kemajuan untuk berpikir dan mandiri. 33 BAB II DESKRIPSI PENELITIAN

1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah