BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Krakatau Steel
PT Krakatau Steel sebagai perusahaan baja terpadu yang terbesar dan pertama di Indonesia
merupakan salah satu asset negara yang patut dikelola dengan baik. PT. Krakatau Steel merupakan industri baja
yang berdiri dan beroperasi di Kota Cilegon. Lokasi PT. Krakatau Steel berada pada tempat yang strategis, yaitu
berada dekat pelabuhan yang merupakan sarana transportasi untuk mendapatkan bahan baku dan
pendistribusian produk baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan Merak, sebelah barat
terdapat pelabuhan Cigading, sebelah timur dan selatan terdapat Kabupaten Serang, yang semuanya masuk
dalam Provinsi Banten. Penjelasan mengenai sejarah, visi-misi perusahaan, struktur organisasi, sertifikasi,
lokasi pabrik, hingga kegiatan produksi akan diuraikan pada sub-bab berikut.
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Krakatau Steel
PT Krakatau Steel Cilegon merupakan pemilik industri baja terintegrasi yang pertama di Indonesia. PT
Krakatau Steel didirikan pada 31 Agustus 1970 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
no. 35 tahun 1970. Menurut pasal 1 PP no. 35 tahun 1970, PT Krakatau Steel didirikan dengan tujuan
11
menyelesaikan dan mengoperasikan proyek industri baja bekas bantuan Rusia dan mengembangkan industri baja
di Indonesia dalam arti luas. Gagasan didirikannya industri baja ini berasal dari Perdana Menteri Ir. Juanda
tahun 1956. Namun gagasan ini baru terealisasi pada tahun 1960 dengan ditandatanganinya kontrak
pembangunan pabrik baja Cilegon antara RI dengan All Export Import Corporation Tjazpromex Pert of Moscow,
dengan kontrak nomor 080 tanggal 7 Juni 1960.
Usaha untuk membangun industri besi baja di tanah air sebenarnya telah dimulai dengan mendirikan
dua proyek, yaitu proyek besi Lampung dan proyek baja Cilegon. Besi yang dihasilkan di Lampung dilebur
bersama-sama dengan besi tua di Cilegon serta baja yang dihasilkan pada proses lebih lanjut menjadi barang-
barang baja jadi yang berupa besi beton, besi profil dan kawat. Namun proyek besi Lampung dihentikan karena
bahan baku yang berasal dari bijih besi setempat tidak cukup banyak. Sedangkan proyek baja Cilegon sempat
terhenti karena adanya pemberontakan G30SPKI.
Pemerintah melalui PP No. 35 tahun 1970 pada tanggal 30 Agustus 1970 menetapkan kelanjutan proyek
Pabrik Baja Cilegon dengan merubahnya kedalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas. Sejak saat itu
pabrik baja Cilegon berubah menjadi PT Krakatau Steel. Sementara itu pada tanggal 23 Oktober 1971 akte
pendirian PT Krakatau Steel ditandatangani dihadapan notaris.
PT Krakatau Steel dengan bantuan konsultan Inggris mengadakan perubahan rencana dengan
membatalkan pemasangan dapur peleburan baja karena teknologinya sudah tidak sesuai. Sementara proyek
bekas bantuan Rusia belum selesai dibangun, PT Krakatau Steel dengan bantuan Pertamina pada tahun
1974 memutuskan untuk memperluas produksi agar dapat membuat billet, bahkan dapat langsung membuat
baja lembaran, slab, dan hot strip.
12
Teknologi yang dipilih adalah pembuatan besi dengan Direct Reduction dengan peleburan di dapur
listrik Elektric Arc Furnace, yang bahan bakunya berasal dari bijih besi import. Peningkatan kapasitas
produksi baja dari rencana semula yang hanya 100.000 tontahun ditingkatkan menjadi 500.000 tontahun untuk
pembuatan billet, dan 1,5 juta tontahun untuk pembuatan slab. Berdasarkan proyeksi kebutuhan baja
dalam negeri dan hasil negosiasi dengan kontraktor- kontraktor dari Jerman, disusunlah rencana untuk
pengembangan PT Krakatau Steel selanjutnya untuk jangka waktu 1975-1985. Pembangunan yang
dilaksanakan sampai sekarang masih mengikuti rencana induk tersebut, hanya beberapa proyek yang diatur
kembali jadwal pembangunannya untuk disesuaikan dengan keadaan penyelesaian dari tiap-tiap tahap selalu
ditandai dengan peresmian oleh presiden yaitu:
1. Peresmian HSM, Bulan Februari 1983 2. Peresmian CRM, Tahun 1985
Peletakan batu pertama perluasan PT Krakatau Steel dilaksanakan pada 10 November 1990 oleh
Menteri Muda Perindustrian RI, Ir. Tungky Ariwibowo selaku Direktur Utama PT Krakatau Steel. Proyek
perluasan ini direncanakan selesai sekitar tahun 19931994. Diantara proyek perluasan adalah pabrik
besi sponge, DR IHYL III, SSP dan HSM. Sasaran program perluasan dan modernisasi pabrik PT Krakatau
Steel adalah:
1. Peningkatan kapasitas produksi dari 1,5 juta tontahun menjadi 2,5 juta tontahun.
2. Peningkatan kualitas. 3. Peragaman jenis baja yang dihasilkan.
4. Efisisensi produksi.
Peresmian perluasan kedua tahap pertama PT Krakatau Steel tanggal 18 Februari 1993 oleh Presiden
yang meliputi :
13
1 Modernisasi dan perluasan HSM 1,2 juta – 2
juta ton per- tahun 2 Modernisasi HSM peningkatan mutu dan
efisiensi produksi 3
Perluasan pelabuhan pellet bijih besi kapasitas pembongkar-an dari 3 juta menjadi
6 juta per tahun
4.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Budaya Perusahaan