BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Belum maksimalnya keberhasilan Program PMUK petani sayur di Kabupaten Pelalawan dikarenakan tingkat pendidikan yang masih rendah
yaitu 9 tahun, kondisi tingkat pendidikan yang relatif rendah ini menyebabkan perubahan pola pikir melalui program pembangunan akan
berjalan lambat, karena pada umumnya orang yang berpendidikan rendah akan lambat dalam pengambilan keputusan.
2. Luas garapan untuk petani responden peserta program PMUK rata-rata 0,47 ha dan 89,6 petani responden peserta program PMUK status
lahannya adalah pinjam ini juga merupakan penghambat keberhasilan program PMUK karena jangka waktu pemanfaatan lahan pinjaman 2-3
tahun setelah itu diambil kembali oleh pemilik lahan.Dari angka-angka yang didapatkan darikeadaan umur petani responden dapat disimpulkan
bahwa sebagaian besar petani sayuran peserta program PMUK adalah petani kecil atau buruh tani dengan meminjam lahan orang lain.
3. Bila dibandingkan pendapatan usaha tani petani yang tidak mendapatkan program PMUK lebih kecil dari pada petani penerima PMUK ini terlihat
dari selisih pendapatan usaha tani penerima program PMUK dengan pendapatan petani yang tidak mendapatkan program yaitu sebesar sebesar
Rp.1.909.491. 4. Tingkat kesejahteraan petani responden berdasarkan kriteria BKKBN,
46,67 termasuk kriteria keluarga sejahtera I sampai dengan sejahtera II dan 53,33 termasuk kriteria keluarga sejahtera III dan II plus hal ini
berarti bahwa petani peserta program tersebut telah memenuhi kebutuhan dasarnya.
5. Dari hasil analisis SWOT dan QSPM maka didapatkan tiga prioritas utama Strategi untuk meningkatkan peran Program PMUK bagi petani sayur di
Kabupaten Pelalawan yaitu : a. Mempercepat sertifikasi lahan petani PMUK
b. Mempercepat peningkatan akses jalan pemasaran c. Pemberdayaan kelembagaan penyuluhan di Kabupaten Pelalawan guna
mendukung program PMUK.
7.2. Implikasi Kebijakan.
Implikasi kebijakan yang disarankan untuk meningkatkan peran Penguatan Modal Usaha Kelompok PMUK dalam pemberdayaan Kelompok
Tani sayur di Pelalawan adalah : 1. Perlu penyusunan RTRW oleh Pemerintah Kabupaten pelalawan melalui
instansi terkait, untuk menumbuhkan dan memantapkan kawasan sayuran serta memberikan penguatan hak atas tanah kepada petani.
2. Laksanakan koordinasi antara pemerintah provinsi dengan Kabupaten dalam penyusunan rencana program pengembangan agribisnis hortikultura sayuran
melalui Perluasan areal tanam sharing program. 3. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia melalui pelatihan, magang dan
studi banding ke daerah yang telah berhasil, yang paling diperhatikan sekali yaitu Identifikasi calon petani dan calon lokasi.
4. Perlu pemberdayaan kelembagaan dengan cara menumbuh kembangkan serta pembinaan kelembagaan yang ada oleh pemda melalui instansi terkait seperti
dinas Tanaman Pangan, Koperasi, memberdayaan KUD dalam hal penyediaan sarana produksi serta perlu peran pemerintah guna menfasilitasi ketersediaan
modal bagi petani.
DAFTAR PUSTAKA
Badariah. 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. Penerbit FEUI. Jakarta. BKKBN Propinsi Riau. 2003. Data Kemiskinan Penduduk Riau. Pekanbaru.
David, F.R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep, Edisi Kesembilan. PT
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Direktorat Jenderal Hortikultura 2007. Pedoman Khusus Pelaksanaan Kegiatan
Utama Pengembangan Hortikultura Tahun 2007. Departemen Pertanian Jakarta.
Gunarto, Toto. 2001. Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan di Propinsi Lampung. Jurnal Sosio Ekonomika Desember 2001. Fakultas
Pertanian. Universitas Lampung. Hernanto, Fadholi. 1991. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hubeis, Aida Vitalaya Syafri. 2000. Program Pembangunan Manusia. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta. Kadariah. 1994. Teori Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Muchtar Ahmad. 1995. Membangun Ekonomi dan Pendidikan Petani Riau. Riau
Mandiri Press. Pekanbaru. Priyono, E. 1999. Mengapa Angka Pengangguran Rendah di Masa Krisis
Ekonomi? Lembaga Demografi FEUI. Jakarta. Rasyid, Soetrisno. 1980. Paradigma Bagi Pembangunan Pertanian Sebuah
Tinjauan Sosiologis. Cetakan I. Kanisius. Jakarta. Saharia. 2003. Pemberdayaan Masyarakat di Pedesaan Sebagai Satu Upaya
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Manusia Secara Optimal. Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains PPS702. Sekolah Pascasarjana S3
Institut Pertanian Bogor.
Sandra. 2002. Memberdayakan Industri Kecil Berbasis Agroindustri di Pedesaan Skripsi, tidak dipublikasikan.
Sihombing, R. 2004. Pengaruh Community Development terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Hutan PT. Arara Abadi di Desa Sungai Limau
Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Pekanbaru. Soekartawi, 1996. Pembangunan Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Supranto, J. Statistik, Teori dan Aplikasi Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Lampiran 1 : Kriteria tingkat kesejahteraan menurut BKKBN
a. Keluarga Pra Sejahtera Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya basic needs
secara minimal.
b. Keluarga Sejahtera I Yakni keluarga yang telah mampu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,
yakni sebagai berikut : 1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah bekerjasekolah dan bepergian;
3. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik; 4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
1. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayananan kontrasepsi.
2. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga sekolah
c. Keluarga Sejahtera II Yakni keluarga yang telah mampu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan,
yakni sebagai berikut : 1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah bekerjasekolah dan bepergian;
3. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik; 4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayananan kontrasepsi.
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga sekolah 7. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;
8. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah bekerjasekolah dan bepergian;
9. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik; 10. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
11. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayananan kontrasepsi.
12. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga sekolah 13. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing; 14. Paling kurang seminggu sekali seluruh anggota keluarga makan
dagingikantelor; 15. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian
baru dalam setahun;
2
unutk setiap penghuni rumah. 16. Luas lantai rumah paling kurang 8 m
17. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugasfungsi masing-masing;
18. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan;
19. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin; 20. Pasangan usia subur dengan anak dua tau lebih menggunakan alatobat
kontrasepsi.
d. Keluarga Sejahtera III
Yakni keluarga yang telah mampu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut :
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; 2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah
bekerjasekolah dan bepergian; 3. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik;
4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan. 5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayananan
kontrasepsi. 6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga sekolah
7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing;
8. Paling kurang seminggu sekali seluruh anggota keluarga makan dagingikantelor;
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun;
2
10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m unutk setiap penghuni rumah. 11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugasfungsi masing-masing; 12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan; 13. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin;
14. Pasangan usia subur dengan anak dua tau lebih menggunakan alatobat kontrasepsi.
15. Keluarga`berupaya meningkatkan pengetahuan agama; 16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang;
17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang sekali dalam seminggu dimanfaatkan untuk berkomunikasi;
18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; 19. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabarmajalahradioTV.
e. Keluarga Sejahtera III Plus
Yakni keluarga yang telah mampu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut :
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; 2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah
bekerjasekolah dan bepergian; 3. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang baik;
4. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan. 5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayananan
kontrasepsi. 6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga sekolah
7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing;
8. Paling kurang seminggu sekali seluruh anggota keluarga makan dagingikantelor;
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun;
10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m
2
unutk setiap penghuni rumah. 11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugasfungsi masing-masing; 12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan; 13. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin;
14. Pasangan usia subur dengan anak dua tau lebih menggunakan alatobat kontrasepsi.
15. Keluarga`berupaya meningkatkan pengetahuan agama; 16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang;
17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang sekali dalam seminggu dimanfaatkan untuk berkomunikasi;
18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; 19. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabarmajalahradioTV;
20.Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan untuk kegaitan sosial;
21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosialyayasaninstitusi masyarakat.
Lampiran 2. Identitas Responden Petani Program PUMK
Status Lahan No
Sampel Kelompok Tani
Tingkat Pendidikan
Tahun Jumlah
Tanggungan Keluarga Jiwa
Umur Tahun
Sewa Milik
Pinjam Luas Lahan Ha
1 Sidomulyo
53 9
4 1
0,5 2
Sidomulyo 54
4 6
1 0,5
3 Sidomulyo
30 12
2 1
0,5 4
Tani Makmur 43
9 4
1 0,5
5 Tani Makmur
37 12
4 1
0,5 6
Tani Makmur 49
6 4
1 0,5
7 Simpang Teladan
53 6
7 1
0,2 8
Simpang Teladan 50
6 2
1 0,15
9 Simpang Teladan
34 12
4 1
0,25 10
Simpang Empat 45
12 6
1 0,2
11 Simpang Empat
40 12
5 1
1 12
Simpang Empat 35
6 5
1 0,25
13 Karya Makmur
43 12
3 1
1 14
Karya Makmur 52
6 4
1 0,5
15 Karya Makmur
55 6
5 1
0,5 Total 673
130 65 2
13 7,05
Rata 44,87 8,67 4,33
0,00 13,33
86,67 0,47
Lampiran 3. Pendapatan dan Pengeluaran Responden
Petani Program PUMK No
Total Penerimaan RpTahun
Kelompok Tani Total Pengeluaran RpTahun Selisih RpTahun
1 Sidomulyo
9.915.000,00 11.017.000,00
1.102.000,00 2
Sidomulyo 12.590.000,00
10.836.000,00 1.754.000,00
3 Sidomulyo
13.890.000,00 14.760.000,00
870.000,00 4
Tani Makmur 41.941.000,00
15.357.700,00 26.583.300,00
5 Tani Makmur
44.990.000,00 27.730.000,00
17.260.000,00 6
Tani Makmur 41.997.375,00
22.607.500,00 19.389.875,00
7 Simpang Teladan
14.110.000,00 27.460.000,00
13.350.000,00 8
Simpang Teladan 5.880.000,00
19.450.000,00 13.570.000,00
9 Simpang Teladan
8.800.000,00 12.370.000,00
3.570.000,00 10
Simpang Empat 10.610.000,00
10.836.000,00 226.000,00
11 Simpang Empat
11.690.000,00 10.485.000,00
1.205.000,00 12
Simpang Empat 31.375.000,00
30.570.000,00 805.000,00
13 Karya Makmur
17.970.000,00 57.632.000,00
39.662.000,00 14
Karya Makmur 6.995.000,00
10.355.000,00 3.360.000,00
15 Karya Makmur
7.390.000,00 7.801.000,00
411.000,00 Total
280.143.375,00 289.267.200,00
9.123.825,00 Rata-rata
18.676.225,00 19.284.480,00
608.255,00
Lampiran 4. Pendapatan Petani dari sektor tani utama dan sampingan
Petani Program PUMK No
Total Penerimaan RpTahun
Kelompok Tani
1 Sidomulyo 2.415.000
2 Sidomulyo 11.640.000
3 Sidomulyo 10.690.000
4 Tani Makmur 29.141.000
5 Tani Makmur 5.990.000
6 Tani Makmur 5.997.375
7 Simpang Teladan 1.110.000
8 Simpang Teladan 300.000
9 Simpang Teladan 300.000
10 Simpang Empat 4.610.000
11 Simpang Empat 5.690.000
12 Simpang Empat 21.375.000
13 Karya Makmur 2.970.000
14 Karya Makmur 5.995.000
15 Karya Makmur 5.390.000
113.613.375
Total
7.574.225 Rata-rata
Lampiran 5. Matriks IFEEFE a. Matriks IFE
No Faktor Strategi Internal
Bobot Rating
Bobot Skor Kekuatan
1 Adanya dana PMUK
0.14 4
0.560 2
Adanya kelembagaan penyuluhan tingkat kabupaten 0.19
3 0.570
dan tingkat kecamatan 3
Adanya Pedum, Juklak dan Juknis PMUK 0.16
4 0.640
Total Kekuatan
0.49 1.770
Kelemahan
1 Jumlah Petugas terbatas
0.17 2
0.340 2
Sarana mobilitas petugas terbatas 0.17
1 0.170
3 Masih kurangnya kemampuan petugas dalam
0.17 2
0.340 Alih
teknologi Total
Kelemahan 0.51
0.85
Jumlah 1.00
2.620
b. Matriks EFE No FaktorStrategi