Pemberdayaan Masyarakat Strategi Peningkatan Peran Program Penguatan Modal Kelompok (PMUK) Dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Sayur di Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau
Pemberdayaan masyarakat memiliki dua makna pokok dalam kegiatannya yaitu: 1 meningkatkan kemampuan masyarakat to give ability or
enable melalui program pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan yaitu mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, agar kondisi
kehidupan masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan, 2 memberikan kewenangan secara proporsional kepada masyarakat untuk
mengambil keputusan dalam upaya membangun diri dan lingkungan secara mandiri Sihombing, 2004.
Rencana program pengembangan masyarakat biasanya dibuat di tingkat pusat atas dan dilaksanakan oleh instansi propinsi dan kabupaten. Masyarakat
sering kali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi masukan. Hal ini biasanya disebabkan adanya anggapan bahwa untuk mencapai
efisiensi dalam pembangunan bagi masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisis kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhan-
kebutuhannya Sandra, 2002. Program yang dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah sering
tidak berhasil dan kurang memberi manfaat kepada masyarakat, karena masyarakat kurang terlibat sehingga mereka merasa kurang bertanggung jawab
terhadap program dan keberhasilannya. Bantuan yang diberikan menciptakan ketergantungan yang pada gilirannya akan lebih menyusahkan masyarakat
daripada menolongnya. Bantuan tersebut kadang tidak sesuai kebutuhan dan prioritas masyarakat Saharia, 2003.
Sebaliknya ada pola pendekatan yang dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan.
Pendekatan tersebut lebih bersifat memberdayakan masyarakat. Pemerintah Indonesia telah menguji coba pendekatan ini, namun belum diterapkan secara
luas. Salah satu model yang dikembangkan adalah pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang terpinggirkan,
misalnya masyarakat sekitar hutan yang terabaikan. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.
24
Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan nilai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai penilaian kegiatan yang dikembangkan oleh
dan untuk mereka. Partisipasi masyarakat ini merupakan inti proses pemberdayaan masyarakat Sihombing, 2004.
Selain itu, proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan
pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan
kebutuhan kepada instansi-instansi pemberi layanan. Dengan demikian instansi dapat menyesuaikan dan memperbaiki pelayanannya.
Saharia 2003, menyatakan bahwa dalam menyikapi perubahan paradigma pembangunan terutama di wilayah pedesaan, ada beberapa langkah
yang harus dipertimbangkan yakni: 1 menghubungi tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh petani; 2 menjelaskan latar belakang dan tujuan dari program yang akan
diterapkan; 3 menumbuhkan motivasi pada diri tokok-tokoh masyarakat dan tokoh petani agar mendiskusikan bersama-sama alasan dan tujuan dari
pelaksanaan program tersebut. Sesuai dengan pendapat Saharia 2003 tadi, didukung juga oleh Vitalaya
2000 menjelaskan bahwa ada beberapa metode pendekatan yang telah dikembangkan untuk memposisikan masyarakat yang ada di pedesaan dalam hal
ini masyarakat tani, bukan hanya sebagai objek atau penonton tetapi harus secara aktif ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati
pembangunan. Metode yang dimaksud diantaranya adalah: 1 pendekatan secara partisipatif dan dialogis, dilakukan antar petani dimana mereka secara bersama-
sama menganalisis masalah dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata sehingga pengambilan keputusan diambil secara
musyawarah dan mufakat sesuai aspirasi dan kepentingan petani dalam mengatasi permasalahan; 2 memadukan pendekatan dari bawah dan dari atas bottom-up
and up-bottom approach.