f Petani tidak mempunyai tunggakan kredit pada saat menerima BPLM. g Petani bersedia mengikuti pertemuan kelompok dan bersedia melaksanakan
kegiatan yang ditetapkan kelompok.
2. Penyaluran Pencairan dana BPLM
Penyaluran dana dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN setempat dengan tata cara pembayaran langsung LS yaitu
pemindahan bukuan transfer dari dana rekening Kas Negara ke rekening Ketua kelompok tani pada kantor cabang unit bank penyalur kantor Pos.
a. Tata Cara Penyaluran Dana. - Rencana Usaha Kelompok RUK disahkan ditandatangani ketua kelompok
dan dua anggota kelompok. - Ketua kelompok membuka rekening tabungan pada kantor cabang unit
BRIBank Pos atau Bank lain terdekat dan memberitahukan kepada PUMK yang ditunjuk oleh Dinas Kabupaten.
- Ketua kelompok mengusulkan RUK setelah diverifikasi oleh penyuluh
pertanian yang telah disetujui oleh ketua tim teknis, kepada Kepala Satuan Kerja satker melalui pengendali kegiatan yang berada di Propinsi.
- Kepala Satuan Kerja Saker melalui pengendali kegiatan meneliti rencana usaha kelompok dari masing-masing kelompok yang akan dibiayai, selanjutnya
membuat dan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS kepada KPPN.
Pencairan dana pada kantor cabang Unit BRI Bank Pos atau Bank lain terdekat dilakukan sebagai berikut :
1. Berdasarkan RUK yang telah disepakati kelompok, ketua kelompok dapat mengajukan permintaan penarikan dana yang disetujui oleh ketua tim teknis.
2. Jumlah dana yang ditarik sesuai dengan kebutuhan dan sesuai jadwal pemanfaatannya.
3. Tim teknis bertanggung jawab atas pencairan dana dari cabang unit Bank tersebut dari pemanfaatan penggunaan dananya.
C. Pengendalian
56
Pengendalian dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan masyarakat agribisnis melalui penguatan modal usaha kelompok.
Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh tim teknis Kabupaten Kota, Tim pembina Propinsi dan Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran Satker Propinsi Satker Kab Kota. Proses pengendalian disetiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait seperti penyuluh
pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, KTNA, LSM, aparat instansi didaerah perangkat pemerintah mulai dari Desa sampai ke
Kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya.
D. Pemanfaatan dan Pengembalian Dana BPLM
1. Pemanfaatan Dana BPLM
Dana yang disalurakan ke petani kelompok tani merupakan penguatan
modal untuk terus dipupuk menjadi dana penguatan modal kelompok untuk
membangun usaha kelompok secara berkelanjutan. Dengan demikian petani harus mengembalikan dengan cara jangka waktu dan tingkat bunga yang telah
disepakati dengan mempertimbangkan keuntungan dan kelanjutan usaha dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing kelompok minimal 3 tahun, maksimal
5 tahun setelah penguatan modal kelompok betul-betul mampu. Bantuan Pinjaman Langsung tersebut diberikan kepada petanikelompok
tani dalam bentuk uang ditransfer ke rekening tabungan kelompok tani dan akan dipergunakan untuk penguatan modal usaha dan pengembangan sumberdaya
manusia serta : • Pengadaan benihbibit tanaman pangan dan hortikultura.
• Pupuk organik anorganik dan pupuk alternatif lainnya • Pestisida dan obat-obatan lainnya
• Alat dan mesin pertanian, pengelolaan hasil dan sarana lainnya.
Dana yang disalurkan kepada kelompok merupakan penguatan modal yang perlu dipupuk menjadi modal kelompok dan selanjutnya digulirkan kepada
kelompok lain yang ditunjuk setelah usaha kelompok yang bersangkutan mandiri.
57
Dengan demikian anggota kelompok harus mengembalikan dengan cara pola pengembalian, jangka waktu waktu dan tingkat bunga yang disepakati dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kelanjutan usaha dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing kelompok.
Pemanfaatan dana kelompok untuk modal usaha direncanakan bersama secara transparan oleh kelompok difasilitasi oleh pendamping pemanfaatan dana
kelompok untuk pengadaan saprotan dilaksanakan oleh kelompok secara langsung tanpa lelangtender. Pengadaan tersebut dilakukan secara transparan dengan jenis
dan jumlah sarana produksi yang dibutuhkan oleh kelompok. Penyaluran sarana produksi natura kepada anggota dilegimitasi dengan berita acara serah terima
barang. Pengurus kelompok membukukan seluruh aktivitas penarikan dana, pembelanjaan dan penyerahan barang kepada anggota kelompok..
2. Cara Pengembalian Dana BPLM
Mekanisme pengembalian dana BPLM untuk tanaman sayuran diatur dalam kelompok dengan waktu 1 satu tahun sudah mulai mengembalikan
sedangkan jangka waktunya diatur oleh musyawarah kelompok juga. Untuk pergulirannya diatur juga oleh kelompok paling lambat tahun ke III dana BPLM
sudah mulai digulirkan. Pengembalian dana BPLM Penguatan modal dilaksanakan sendiri oleh petani yang bersangkutan dan disetorkan ke Rekening
kelompok.
5.2. Kriteria Penerima PMUK
Kriteria penerima PMUK di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut:
1. Kelompok usaha yang sanggup dan mampu menerapkan Budidaya baik dan benar Good Agriculture Practice GAP Standar Operasional Prosedur SOP
atau menjadi peserta aktif dalam penerapan Manajemen Rantai Pasokan atau Suppy Chain Management SCM, yaitu kelompok tani yang telah menjalin
kemitraan usaha.
58
2. Kelompok usaha pertanian yang sudah ada minimal tiga tahun dan aktif, bukan merupakan bentukan baru, dapat dipercaya serta mampu
mengembangkan usaha melalui kerjasama kelompok. 3. Kelompok yang bersangkutan belum pernah mendapat penguatan modal,
BLM, BPLM atau fasilitasi dari kegiatan lain pada saat yang bersamaan atau pada tahun-tahun sebelumnya.
4. Kelompok yang bersangkutan tidak bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya.
5. Anggota kelompok adalah pelaku usaha yang berpotensi dan berminat menjadi penggerak dalam mendorong perkembangan usaha agribisnis
hortikultura secara luas. 6. Anggota kelompok memiliki kesulitan dalam mengakses sumber permodalan
komersial.
5.3 .
Keadaan Umum Responden
Pada keadaan umum responden ini dapat dijelaskan beberapa variabel antara lain umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas garapan
dan status pemilikan lahan. Umur rata-rata petani responden adalah 45 tahun untuk petani. Kondisi
umum petani kelihatannya tidak berbeda jauh, dan pada tingkat umur produktif ini petani masih dapat diharapkan untuk berbuat lebih baik dalam inovasi teknologi,
lebih dinamis dan lebih responsif terhadap tantangan yang datang. Pada umur ini petani juga masih memiliki tenaga yang lebih kuat. Dengan demikian apabila
ditinjau dari kegiatan petani maka penetapan petani peserta program dapat dikatakan sudah tepat.
Namun demikian apabila dilihat dari tingkat pendidikan petani responden rata-rata hanya tamat SD, dimana rata-rata lamanya mengikuti pendidikan untuk
petani peserta program PMUK adalah 9 tahun. Kondisi ini sesuai dengan kondisi umum masyarakat di Propinsi Riau dimana kurang lebih 60 penduduknya
hanya berpendidikan sampai dengan tamat SD. Kondisi tingkat pendidikan yang relatif rendah ini menyebabkan perobahan pola pikir melalui program
59