memperoleh prioritas strategi yang kemudian disusun program dan rencana kegiatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat Community Development adalah perwujudan dari capacity building masyarakat yang bernuansa pada
pemberdayaan sumber daya manusia. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kelembagaan pembangunan mulai dari tingkat pusat sampai
tingkat pedesaan seiring dengan pembangunan sistem ekonomi rakyat, sarana dan prasarana serta pengembangan Tiga-P; Pendampingan yang dapat menggerakkan
partisipasi total masyarakat, Penyuluhan dapat merespon dan memantau ubahan- ubahan yang terjadi di masyarakat serta pelayanan yang berfungsi sebagai unsur
pengendali ketepatan distribusi asset sumberdaya fisik dan non fisik yang diperlukan masyarakat Vitalaya, 2000. Uraian tersebut diatas dapat memberikan
suatu acuan yang lebih efisien dan efektif di dalam pengembangan kelembagaan pembangunan, yang pada gilirannya petani akan lebih merespon semua hal-hal
yang berkaitan dengan penyuluhan. Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk memfasilitasi
masyarakat agar mampu: 1 menganalisis situasi perikehidupan dan masalah- masalahnya; 2 mencari pemecahan masalah berdasarkan kemampuan dan
keterbatasan yang mereka miliki; 3 mengembangkan usahanya dengan segala kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki sendiri; 4 mengembangkan sistem
untuk mengakses sumberdaya yang diperlukan. Pada intinya masyarakat adalah pengambil keputusan pada setiap kegiatan yang akan mereka lakukan dan menjadi
bagian dalam keseluruhan proses pembangunan nasional Indonesia. Sementara fungsi Pemerintah dan lembaga lainnya hanya sebatas memfasilitasi kebutuhan
yang tumbuh di lapangan sebagai perwujudan dari perannya sebagai abdi masyarakat Saharia, 2003.
23
Pemberdayaan masyarakat memiliki dua makna pokok dalam kegiatannya yaitu: 1 meningkatkan kemampuan masyarakat to give ability or
enable melalui program pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan yaitu mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, agar kondisi
kehidupan masyarakat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan, 2 memberikan kewenangan secara proporsional kepada masyarakat untuk
mengambil keputusan dalam upaya membangun diri dan lingkungan secara mandiri Sihombing, 2004.
Rencana program pengembangan masyarakat biasanya dibuat di tingkat pusat atas dan dilaksanakan oleh instansi propinsi dan kabupaten. Masyarakat
sering kali diikutkan tanpa diberikan pilihan dan kesempatan untuk memberi masukan. Hal ini biasanya disebabkan adanya anggapan bahwa untuk mencapai
efisiensi dalam pembangunan bagi masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisis kondisi dan merumuskan persoalan serta kebutuhan-
kebutuhannya Sandra, 2002. Program yang dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah sering
tidak berhasil dan kurang memberi manfaat kepada masyarakat, karena masyarakat kurang terlibat sehingga mereka merasa kurang bertanggung jawab
terhadap program dan keberhasilannya. Bantuan yang diberikan menciptakan ketergantungan yang pada gilirannya akan lebih menyusahkan masyarakat
daripada menolongnya. Bantuan tersebut kadang tidak sesuai kebutuhan dan prioritas masyarakat Saharia, 2003.
Sebaliknya ada pola pendekatan yang dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan.
Pendekatan tersebut lebih bersifat memberdayakan masyarakat. Pemerintah Indonesia telah menguji coba pendekatan ini, namun belum diterapkan secara
luas. Salah satu model yang dikembangkan adalah pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang terpinggirkan,
misalnya masyarakat sekitar hutan yang terabaikan. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi.
24